Anda di halaman 1dari 39

BAB I PENDAHULUAN

I.1. MAKSUD Mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan berdasarkan sifat-sifat fisik suatu mineral. Mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral. I.2. TUJUAN Dapat mengetahui sifat sifat fisik dari suatu mineral. Mampu mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan berdasarkan sifat-sifat fisik suatu mineral. Mampu mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral.

Mengetahui sifat sifat fisik dari suatu mineral.

BAB II DASAR TEORI


II.1. Definisi Mineral Mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat dan homogen dan hasil bentukan alam yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia tertentu serta umumnya berbentuk kristalin. Meskipun demikian ada beberapa bahan yang terjadi karena penguraian atau perubahan sisa-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan ke dalam mineral, seperti batubara, minyak bumi, tanah diatome. Untuk menjadi mineral dalam pengertian geologi, suatu zat atau benda harus memenuhi 4 syarat : Harus berupa zat padat ( solid ) Harus terbentuk secara natural atau alami ( naturally occurred ) Harus anorganik Harus memiliki komposisi kimia tertentu Disamping arti di atas, masih ada pengertian lain tentang kata mineral yang berlainan dengan definisi secara geologis. Kata mineral pada kemasan makanan misalnya, tidak ada hubungannya dengan yang dimaksud mineral menurut ahli geologi maupun ahli kimia. Demikian pula halnya dengan pengertian mineral menurut ahli pertambangan. Bagi ahli pertambangan, mineral berarti semua yang bernilai komersial yang ditambang dari bumi. ( Diktat Geologi Fisik UPN, 2001 ) Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang

mempelajari mengenai mineral baik dalam bentuk individu maupun

dalam bentuk kesatuan antara lain mempelajari tentang sifat sifat fisis, sifat sifat kimia, cara cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. ( Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000 ) II.2. Definisi Mineralogi Fisik Mineralogi fisik adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang sifat sifat fisik dari suatu mineral yang meliputi warna, perawakan kristal, kilap, kekerasan, gores, belahan, pecahan, daya tahan terhadap pukulan, berat jenis, rasa dan bau, kemagnetan, derajat ketransparan, dan nama mineral serta rumus kimianya. ( Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000 ) II.3. Sifat - Sifat Fisik Mineral Sifat sifat fisik suatu mineral sangat diperlukan di dalam pengenalan mineral secara megaskopis, yaitu mengenal dan mendeterminasi mineral tanpa pertolongan mikroskop. Dengan cara ini seseorang dapat mendeterminasi sekitar ratusan mineral. Sifat sifat suatu mineral tersebut antara lain : warna, kilap, kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, sifat dalam, kemagnetan, dan sifat sifat lain. II.3.1. Warna ( Colour ) Warna adalah warna yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena cahaya, atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral. Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : 1. Warna idiokhromatik : apabila warna mineral selalu tetap, pada umumnya dijumpai pada mineral - mineral yang tidak dapat ditembus cahaya (opaque) atau berkilap logam. Contoh : magnetite, galena, pyrolusite, dan lain lain.

2.

Warna allokhromatik : apabila warna mineral tidak tetap tergantung pada material pengotornya, pada umumnya dijumpai pada mineral yang tidak tembus cahaya ( trasparant/translucent ) atau berkilap non logam. Contoh: kuarsa, gypsum, kalsit, dan lain-lain. Beberapa mineral terkadang dinamakan menurut warnanya, seperti : Albit ( albus = putih ) Klorite ( hijau ) Rhodopsite ( merah ) Melanite ( hitam ) Erythrite ( merah darah ) (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.2. Kilap ( luster ) Kilap adalah kesan mineral yang akan ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang dikenakan padanya, atau intensitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan kristal. Kilap mineral dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : a. Kilap logam ( metallic luster ) Bila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan seperti logam. logam ), pyrite Contoh : galena ( abu abu ( kuning emas ), graphite,

pyrolusite, chalcopyrite, arsenopyrite ( putih timah ), dan lain lain. b. Kilap non logam ( non metallic luster ) Bila terkena cahaya, mineral tidak memberikan kesan seperti logam. Kilap non menjadi 7 macam, yaitu : logam dapat dibedakan

1. Kilap kaca ( vitreous luster ) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : kuarsa, kalsit. 2. Kilap intan ( adamantin luster ) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : intan 3. Kilap sutera ( silky luster ) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti sutera dan pada umumnya terdapat pada mineral yang berserat. Contoh gypsum. 4. Kilap damar ( resinous luster ) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar. Contoh : sphalerite. 5. Kilap mutiara ( pearly luster ) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara 6. atau bagian dalam dari kulit kerang. Contoh : talk, muskovit, dolomite. Kilap lemak ( greasy luster ) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lemak atau sabun. Contoh :talk,serpentine. 7. Kilap tanah ( earthy luster ) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti tanah lempung.Contoh:kaolin, limonite, bauxite. : actinolite,

Kilap mineral penting untuk diketahui, karena sifat fisik ini dipakaii dalam menentukan mineral yang diselidiki secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lain, walaupun kadang kadang akan dijumpai kesulitan, karena batas kilap satu dengan yang lain tidak begitu tegas. (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995) II.3.3. Kekerasan ( hardness ) Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan secara relatif dapat ditentukan dengan menggunakan SKALA MOHS yang dimula dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras. Skala MOHS 1 2 3 4 5 Mineral Skala MOHS Mineral

Talk 6 Feldspar Gypsum 7 Quartz Calcite 8 Topaz Fluorite 9 Corundum Apatite 10 Diamond Gambar.2.1. Tabel Skala mosh

Dalam menggunakan skala MOHS harus dimulai dari mineral yang terkeras dan digoreskan pada bagian yang rata pada mineral yang akan diselidiki. Sebagai pembanding juga dapat digunakan benda lain, seperti di bawah ini : No 1 2 3 4 Benda Kuku jari Jarum Koin Kekerasan 2,5 3,0 3,5 No 5 6 7 Benda Pisau baja Kaca Kikir baja Kekerasan 5,5 5,5 6,0 6,0 7,0

tembaga Paku besi 4,5 8 Amplas(kasar) 8,0 9,0 Gambar.2.2. Tabel alat uji kekerasan skala mosh Pengujian akan dihentikan apabila mineral yang kita selidiki tidak tergores oleh benda yang paling keras. Jadi

kekerasan mineral tersebut sama dengan kekerasan benda pembanding yang digunakan untuk mengujinya. II.3.4. Cerat ( streak ) Cerat atau warna goresan adalah warna mineral dalam bentuk serbuk atau goresan. Cerat dapat sama atau berbeda dengan warna mineral. Pada umumnya warna cerat suatu mineral adalah tetap. Cerat diperoleh dengan menggoreskan mineral pada bagian belakang dari keping porselen ( bukan bagian yang licin ). Bila mineralnya lebih keras dari porselen, maka dapat digoreskan pada skala kekerasan yang lebih keras dari mineral tersebut. Contoh : Belerang berwarna kuning cerah bercerat putih kekuningan Pirite berwarna kuning emas akan bercerat hitam kecoklatan. Dengan demikian warna cerat adalah khas bagi senyawa atau mineral tertentu. (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995) II.3.5. Belahan ( cleavage ) Belahan adalah kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi : a) Belahan sempurna ( perfect cleavage ) Ada bidang belahan dan mudah dibelah. Contoh : muskovit, biotit b) Belahan baik ( good cleavage ) Ada bidang belahan tetapi tidak mudah dibelah. Contoh: kalsit, ortoklas, gypsum.

c) Belahan tidak jelas ( indistinct cleavage ) Bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contoh : plagioklas. d) Belahan tidak menentu Tidak ada bidang belahan. Contoh : kuarsa, opal, kalsedon. Apabila ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dibedakan menjadi : a) Belahan satu arah. Contoh : muskovit b) Belahan dua arah. Contoh : feldspar c) Belahan tiga arah. Contoh : halite dan kalsit. (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995) II.3.6. Pecahan ( fracture ) Pecahan adalah kenampakan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak teratur. Pecahan mineral dapat dibedakan menjadi 5, yaitu : a) Pecahan konkoidal ( choncoidal fracture ) : memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contoh : kuarsa. b) Pecahan berserat (Splintery/Fibrous ) : menunjukkan gejala seperti serat atau daging. Contoh : serpentine, asbes, augit. c) Pecahan tidak rata ( uneven fracture ) : menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. Contoh : garnet. d) Pecahan rata ( even fracture ) : permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : mineral lempung ( bentonit dan kaolin )

e) Pecahan runcing ( hackly fracture ) : permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing runcing. Contoh : mineral kelompok logam native element, seperti gold, copper. II.3.7. Bentuk Bentuk mineral ada 2 macam, yaitu : 1. Bentuk kristalin : apabila mineral mempunyai bidang kristal yang ideal dan biasanya terdapat pada mineral yang mempunyai bidang belahan. Bentuk mineral kristalin dapat dibedakan lagi menjadi 3, yaitu : a. b. c. 2. Bangun Kubus. Contoh : Galena, Pirit Bangun Prismatik. Contoh : Amphibol, Piroksen Bangun Dodecahedron. Contoh : Garnet Bentuk amorf : apabila mineral tidak mempunyai batas batas kristal yang jelas. Contoh : opal (SiO2), dolomite (MgCaCO3 ). (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995) II.3.7. Berat Jenis ( specific gravity ) Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Penentuan berat jenis mineral dapat digunakan alat Timbangan Jolly, piknometer, atau Neraca Analitik. Hasil tersebut dapat tepat apabila mineralnya dalam keadaan murni, homogen, padat, dan tidak berongga serta dalam keadaan segar. Perhitungan berat jenis memakan waktu yang lama dan juga memerlukan peralatan yang khusus.

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995) II.3.8. Sifat Dalam ( tenacity ) Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, pembengkokan, penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu : 1) Rapuh (brittle) Bila digores menjadi tepung, tetapi bubuknya tidak meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Contoh : kuarsa, kalsit, feldspar. 2) Dapat diiris (sectile) Dapat diiris dengan pisau dan memberikan kenampakan yang halus dan rata pada bekas irisannya. Contoh : gypsum 3) Dapat dipintal (ductile) Bila mineral dapat dipintal seperti kapas. Contoh : asbes 4) Dapat ditempa (malleable) Bila mineral dipukul dapat menjadi lebih tipis dan melebar. Contoh : gold, copper 5) Lentur (elastic) Bila dibengkokkan dapat kembali seperti semula kalau dilepaskan 6) Fleksibel Bila dibengkokkan dapat tetapi tidak dapat kembali seperti semula kalau dilepaskan lagi. Contoh : copper (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995) lagi. Contoh : mika emas dan tembaga. Contoh : seperti penekanan, pemotongan, maupun pematahan, pemukulan,

10

II.3.9. Kemagnetan Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Kemagnetan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1) 2) 3) Feromagnetik : tertarik kuat oleh magnet, seperti magnetite, pyrrhotite Paramagnetik : tertarik agak kuat oleh magnet, seperti pyrite. Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet, seperti kuarsa, gypsum, dll. Untuk melihat apakah mineral mempunya sifat magnetic atau tidak, kita gantungkan pada seutas benang sebuah magnet dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya, berarti mineral tersebut magnetic. Kuat tidaknya bisa kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang terhadap garis vertical. Pada umumnya mineral mineral yang mengandung unsur Fe dan Ni dalam rumus kimianya akan bersifat magnetic. (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995) II.3.10. Sifat sifat lain Adalah sifat sifat khas yang dimiliki oleh mineral, di luar sifat sifat fisik yang telah diuraikan di atas. Contohnya : Belerang : baunya menyengat seperti bau korek api Halite : rasanya asin seperti garam Grafit : membekas bila digoreskan di atas kertas Disamping sifat sifat fisik mineral yang telah diuraikan di atas, sifat fisik yang lain misalnya kelistrikan dan daya lebur. 11

Sifat sifat fisik mineral seperti warna, kilap, dan cerat merupakan sifat sifat fisik mineral yang ditentukan oleh penyinaran atau cahaya. Sedangkan sifat sifat fisik mineral seperti kekerasan, belahan, pecahan, bentuk/struktur, berat jenis, sifat dalam, kelistrikan, dan daya lebur merupakan sifat sifat fisik yang berhubungan erat dengan ikatan ikatan molekul atau atom di dalam mineral. (Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

BAB III HASIL DESKRIPSI


III.1. No Peraga 1

12

Rumus kimia Komposisi

: Fe2O3 : berat molekul = 100,09 gm Fe 70% O3 30%

Warna Cerat Kekerasan Berat jenis Kilap Belahan Pecahan Sifat dalam Golongan

: Hitam : Hitam : 5-6 : 5,26 : Metallic :: Sub-concoidal, Irregular : rapuh ( brittle ) : Oksida Magnesite, Magnetite

Transparansy : Opaque

Bentuk kristal : trigonal Mineral asosiasi: Quartz, Calcite, Albite, Biotite, Barite, Pyrite, Kemagnetan : paramagnetic

Nama mineral : Hematit

Gambar.3.1. Mineral Hematit

Hematit

III.2. No Peraga 23 Rumus kimia : (Mg,Fe2+)2[SiO4] Komposisi : berat molekul = 153.31 gm Magnesium Mg 25,37% 42,06% MgO

13

Warna Cerat

Iron 14.57 % Fe 18.75 % FeO Besi Fe 14,57% 18,75% FeO Silicon Si 18,32% 39,19% SIO 2 Oxygen 41.74 % O : putih kehijauan : putih : 6,5-7 : 3.27-3.37 : non logam (seperti kaca) : ada : concoidal : rapuh ( brittle ) : silikat

Kekerasan Berat jenis Kilap Belahan Pecahan Sifat dalam Golongan

Transparansy : Tembus (Transparant)

Bentuk kristal : Orthorombic Mineral asosiasi: berasosiasi dengan hampir setiap mineral Kemagnetan : diamagnetik Nama mineral : Olivin Mineral Olivine

Gambar.2.2. Mineral Olivin

II.3. No Peraga 45 Rumus kimia : FeS2

14

Komposisi Warna Cerat Kekerasan Berat jenis Kilap Belahan Pecahan Sifat dalam Golongan

: besi sulfida, terkadang mengandung sejumlah kecil kobalt, nickel, perak, dan emas : kuning mengkilap : hitam :6 : 4.9 - 5.2 : logam : tidak ada : hackly : rapuh ( brittle ) : sulfida Hornblende, Barite, Chalcopyrite, Silver, Sphalerite

Transparansy : tidak tembus (opaque))

Bentuk kristal : isometric Mineral asosiasi: Quartz, Azurite, Microcline, Biotite, Albite, Kemagnetan : paramagnetik Pirit

Nama mineral : pirit

Gambar.II.3. Mineral Pirit

II.4. No Peraga 13 Rumus kimia : CaCO3 15

Komposisi

: berat molekul = 100,09 gm ( Ca ) Kalsium 40,04 % (C) Karbon 12,00 % ( O ) Oksigen 47,96 %

Warna Cerat Kekerasan Transparansy Berat jenis Kilap Belahan Pecahan Sifat dalam Bentuk kristal Golongan

: Putih Kecoklatan : Putih :3 : Tembus (Transparant) : 2.7 : non logam : 3 arah : concoidal : rapuh ( brittle ) : hexagonal : karbonat Dolomite ,

Mineral asosiasi: Fluorite, Apatite, Barite, Albite, Gypsum, Quartz, and Wollastonite Kemagnetan : diamagnetic kalsit Nama mineral : Kalsit

Gambar.2.4. Mineral Kalsit

II.5. No Peraga 100 Rumus empiris : KMg2.5Fe2+0.5AlSi3O10(OH)1.75F0.25 16

Komposisi

: Berat molekul = 433.53 gm Potassium 9.02 % K Magnesium 14.02 % Mg Aluminum Iron Silicon Oxygen Fluorine 6.22 % Al 6.44 % Fe 19.44 % Si 0.41 % H 43.36 % O 1.10 % F 1.10 % F 10.86 % K2O 23.24 % MgO 11.76 % Al2O3 8.29 % FeO 41.58 % SiO2 3.64 % H2O

Hydrogen

Warna Cerat Kekerasan Berat jenis Kilap Belahan Pecahan Sifat dalam Golongan

: hitam : abu - abu : 2.5 - 3 : 3.09 : kaca : 1 arah : uneven : rapuh ( brittle ) : silikat

Transparansy : tidak tembus (opaque))

Bentuk kristal : monoclinic - prismatic Mineral asosiasi: phlogopite, siderophyllite and eastonite Kemagnetan : diamagnetik Nama mineral : biotit biotit

Gambar.2.5. Mineral Biotit

II.6. No Peraga 211 Rumus kimia : SiO2 17

Komposisi

: berat molekul = 60,08 gm (Si) Silikon 46,74 % (O) Oksigen 53,26 % SiO = 100,00 %

Warna putih, Cerat putih, Kekerasan 7, Kilap non logam (kaca), Belahan tak ada, Sifat dalam Golongan Kemagnetan : rapuh ( brittle ) : silikat : diamagnetik Bentuk kristal : hexagonal Mineral asosiasi: berasosiasi dengan hampir setiap mineral Nama mineral : Kuarsa

Gambar.2.6. Mineral Kuarsa

II.7. No Peraga 211 Rumus kimia Komposisi : CaMn3+(SiO4)(OH) : Molecular Weight = 204.11 gm Calcium Silicon Oxygen 19.64 % 13.76 % 0.49 % 39.19 % 18 Ca Si H O 27.47 % CaO 29.44 % SiO2 4.41 % H2O Manganese 26.92 % Hydrogen Mn 38.67 % Mn2O3

Warna Cerat Kekerasan Berat jenis Kilap Belahan Pecahan Sifat dalam Golongan

: Cokelat kemerahan : Cokelat :6 : 3.64 : tanah - lemak : tak ada (tak terlihat sama sekali ) : concoidal : rapuh : silikat

Transparansy : Tidak tembus ( opaque )

Bentuk kristal : orthorombic Mineral asosiasi: mozartite Keradioaktifan : tidak radioaktif Kemagnetan : diamagnetic Chert Nama mineral : chert

Gambar.2.7. Mineral Chert

II.8. No Peraga 26 Rumus kimia : S8 Komposisi Warna Cerat Kekerasan : berat molekul = 60,08 gm Sulfur ( S ) 100.00 % : kuning : putih : 1 - 2

Transparansy : Tidak tembus ( opaque ) 19

Berat jenis Kilap Belahan Pecahan Sifat dalam Golongan

: rata rata = 2.06 : non logam (kilap minyak) : tak ada (tak terlihat sama sekali ) : concoidal : rapuh ( brittle ) : native element, nonmetallic elements

Bentuk kristal : orthorombic Mineral asosiasi: Realgar, Cinnabar, Barite, Celestine Kemagnetan : diamagnetic Nama mineral : sulfur / belerang Sulfur

Gambar.2.8. Mineral Sulfur

BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. HEMATIT Hematit merupakan mineral yang mempunyai ciri warna hitam, hal ini diakibatkan oleh kandungan magma didalamnya bersifat magma basa. Rumus kimia mineral hematite ini adalah

20

Fe2O3, dimana susunan komposisi unsur-unsur kimianya sebagai berikut : Fe2 O3 70% 30%

Apabila mineral ini digores dengan alat yang lebih keras dari mineral ini maka akan menghasilkan cerat atau serbuk yang berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh magma penyusun mineral ini yang merupakan magma bersifat bassa. Berdasarkan Skala Mosh mineral ini digolongkan ke dalam mineral yang mempunyai kekerasan 5-6, hal ini dibuktikan dengan kita menggoreskan kaca ke mineral ini maka akan nampak tergores. Apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut tidak akan menembus mineral ini, karena mineral ini termasuk mineral yang mempunyai transparansi Opaque, yaitu tidak tembus cahaya. Berat jenis mineral ini adalah 5,26. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kenampakan mineral ini apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka akan memperlihatkan kenampakan seperti metal atau logam. Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan karena tidak ada kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita melakukan pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat pecahannya yaitu Sub-concoidal karena memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu rapuh (brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai 21

bentuk mineral trigonal kerena memiliki tiga sumbu horizontal yang sama panjangnya dan membentuk sudut tidak saling tegak lurus atau 90 dan ada sumbu tegak C yang berbeda panjangnya. Mineral ini termasuk golongan Oksida yaitu mineral yang dihasilkan dari reaksi senyawa logam dengan O2. Mineral-mineral yang berhubungan dengan mineral hematit ini antara lain kuarsa, kalsit, albite, biotit, pyrite, magnetite. Sifat kemagnetan mineral ini yaitu paramagnetic karena tertarik agak kuat oleh magnet. Proses berhubungan terjadinya erat cebakan adanya bahan galian bijih besi pra-

dengan

peristiwa

tektonik

mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya. Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya disertai juga dengan kontak metamorfosa. samping Kontak sehingga metamorfosa melibatkan batuan

menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih besi. Kegunaan mineral ini adalah dengan jumlah yang sangat besar ditambang dalam waktu yang lama untuk produksi industri. Biji besi sebagian besar digunakan di masa lalu sebagai pigmen coklat dan merah, walaupun sekarang ini sumber lebih murah telah diganti/ digantikan. Mineral ini menarik para kolektor untuk mengkoleksinya karena mempunyai bentuk yang menawan dan 22

harganya murah.

Oksid besi juga mempunyai permata tulen

didaptkan dengan cara dipotong dan disemir ke dalam cabochons untuk barang barang perhiasan. Kemudian dimasukkan ke dalam manik-manik untuk kalung dan gelang, dan diukir untuk figura yang berhubungan dengan perhiasan. IV.2. OLIVIN Mineral olivine merupakan mineral yang umumnya berwarna hijau. Rumus kimianya yaitu (Mg,Fe2+)2[SiO4], serta komposisi unsure-unsur kimia yang menyusun mineral ini diantaranya : Magnesium Mg 25,37% 42,06% MgO Iron 14.57 % Fe 18.75 % FeO Besi Fe 14,57% 18,75% FeO Silicon Si 18,32% 39,19% SIO 2 Oxygen 41.74 % O Mineral ini mempunyai berat molekul 153.31 g. Apabila kita menggoreskan benda yang lebih keras dari mineral ini ke permukaan mineral tersebut maka akan menghasilkan serbukserbuk yang berwarna putih, oleh karena itu kita sebut mempunyai cerat berwarna putih. Berdasarkan penggolongan tingkat kekerasan mineral skala Mosh maka mineral ini mempunyai kekerasan 6,5-7, hal ini dibuktikan dengan alat uji tingkat kekerasan skala Mosh memaki paku baja, mineral ini kelihatan tergores. . Apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut akan menembus permukaan mineral ini, karena mineral ini termasuk mineral yang mempunyai transparansi transparant atau tembus cahaya,. Berat jenis mineral ini adalah 3.27-3.37. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan

23

volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kenampakan mineral ini apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka akan memperlihatkan kenampakan seperti kaca atau gelasan. Mineral ini mempunyai bidang belahan karena terdapat kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita melakukan pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat pecahannya yaitu concoidal karena memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu rapuh (brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai bentuk mineral Orthorombic kerena memiliki tiga sumbu dimana ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90 atau saling tegak lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah dan sumbu c terpanjang. Mineral ini termasuk golongan silikat karena, dicirikan oleh adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende, kaolin, dll. Mineral-mineral ini hampi berasosiasi dengan semua mineral. Sifat kemagnetan mineral ini yaitu diamagnetic tidak tertarik oleh magnet, seperti kuarsa, gypsum, dll. Proses terbentuknya mineral olovin ini yaitu merupakan salah satu mineral pembentuk batuan beku basa, ultrabasa dan rendah kandungan silika (gabbro, basalt, peridotit, dunit; Kegunaan mineral ini jika dilihat dari cirri-ciri fisiknya dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena kekerasan yang cukup

24

tinggi. Dengan warna yang cukup menarik mineral ini dapat digunakan untuk campuran perhiasan seperti untuk pembuatan akik, gelang, kalung dan untuk dibuat manic-manik. IV.3. PIRIT Pirit merupakan mieneral yang sangat unik karena jika kita melihatnya secara langsung tanpa melakukan pendeskripsian secara jelas, maka akan nampak seperti minerak emas. Orang awam mungkin akan bingung dengan kenampakan pirit yang mirip dengan emas sehingga sulit membedakan antara pirit dengan emas. Sebenarnya pirit dan emas adalah dua mineral yang jelas berbeda. Karena itulah, banyak orang yang menyebut pirit dengan sebutan Fools Gold . Cara membedakan pirit dengan emas adalah dengan kita melakukan deskripsi yang cukup mudah yaitu dimana pirit jauh lebih ringan, tetapi lebih keras dan tidak bisa digores dengan kuku ataupun pisau lipat. Apabila kita meninjau dari cirri-ciri fisik suatu mineral maka akan nampak jelas perbedaannya. Pirit memiliki warna kuning keemasan. Pirit biasanya terbentuk pada urat batuan dan hasil dari larutan hidrotermal.. Pirit memiliki komposisi utama besi kecil kobalt, nickel, perak, dan emas. Apabila kita menggoreskan dengan alat yang lebih keras dari mineral ini maka akan menghasilkan serbuk-serbuk yang berwarna hitam sehingga pirit memiliki cerat berwarna hitam.,. Berdasarkan pengklafisikasian dalam tingkat kekerasan skala Mosh, pirit memiliki derajat kekerasan 6 - 6 , sehingga untuk menggoresnya kita bisa menggunakan mineral kuarsa ( yang memiliki kekerasan 7 ) atau dengan amplas yang memiliki permukaan kasar ( kekerasan 8 9 ). Kenampakan pirit jika kita memantulkan cahaya kepermukaan mineral ini maka akan memperlihatkan Kilap yang rumus kimia FeS2 , dengan sulfida, terkadang mengandung sejumlah

25

seperti logam yang berwarna uning keemasan.. Selain itu, pirit juga bersifat tidak tembus cahaya, sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang opaque. Pirit memiliki berat jenis 4.9 - 5.2, yang berarti berat kalsit ketika di luar air lebih besar 4.9 - 5.2 x dibanding ketika di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Pirit tidak memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak adanya bidang belahan. Pirit memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Bentuk kristal kristal dari mineral pirit ini adalah isometric, karena memilki tiga sumbu yang sama panjangnya dan membentuk sudut 90 atau saling tegak. Sifat dalam ( tenacity ) dari pirit adalah rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya isometric, dengan kelas simetri Diploidal. Pirit bersifat paramagnetic, sehingga dapat tertarik agak kuat oleh magnet. Mineral pirt ini berasosiasi dengan miner Kuarsa, Azurite, Microcline, Biotite, Albite, Pirit tergolong di dalam mineral sulfida, dicirikan oleh adanya gugus anion ( S2- ). Golongan ini merupakan kombinasi antara logam atau semi logam dengan belerang ( S ). Contoh lainnya: kalkosit ( Cu2S ), galena ( PbS ), arsenopirit ( FeAsS ) Pirit memiliki kegunaan di dalam pembuatan patung ornamental. Terkadang juga menjadi buruan bagi para kolektor, karena tampilannya yang menyerupai emas. Juga dipakai di dalam

26

industri perhiasan sebagai bahan pencampur emas di cincin, kalung, ataupun gelang. IV.4. KALSIT Kalsit merupakan mineral yang pada umumnya menyusun semua batua Mineral ini memiliki beragam bentuk dan warnawarna yang kompleks. Dilihat dari ciri ciri fisiknya, kalsit memiliki warna bervariasi, yang bahkan terkadang memiliki multi warna. Kalsit juga bisa muncul dengan warna putih. Hal ini bisa disebabkan karena magma yang menyusun mineral tersebut bersifat asam. Kalsit memiliki rumus kimia CaCO3, berat molekul 100,09 gm. Komposisi unsur kimia yang menyusun mineral ini adalah : ( Ca ) Kalsium 40,04 % (C) Karbon 12,00 %

( O ) Oksigen 47,96 % Berdasarkan penggolongan pada tingkat kekerasan minerak

skala Mosh, mineral kalsit memiliki tingkat kekerasan 3, hal ini dapat kita buktikan dengan menggoresnya menggunakan mineral fluorite ( yang memiliki kekerasan 4 ) atau cukup dengan koin yang terbuat dari tembaga. Kilap dari kalsit adalah kaca. Apabila kita memantulkan seberkas cahaya pada permukaan mineral kalsit ini maka kilap yang dihasilkan memberikan kesan seperti kaca. Selain itu mineral kalsit ketika kita memberikan pantulan cahaya pada tertembus oleh cahaya tersebut bidang luarnya maka akan

sehingga bersifat tembus atau Transparant. Kalsit memiliki rumus kimia yang sama dengan aragonite, yaitu sama sama CaCO3. Perbedaan keduanya terletak pada sistem kristalnya. Kalsit bersistem kristal trigonal, sedangkan

27

aragonite

bersistem

orthorhombic.

Umumnya

kalsit

juga

mengandung material material pengotor seperti besi, magnesium, mangan, dan terkadang dengan zinc dan cobalt. Apabila kita menggoreskan lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada mineral kalsit ini , maka warna dari serbuk kalsit yang tergores tersebut akan berwarna putih sehingga Kalsit memiliki cerat berwarna putih. Kalsit memiliki berat jenis 2,7, yang berarti berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,7 x dibanding ketika di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kalsit memiliki belahan 3 arah, dengan kualitas yang baik ( good cleavage ). Belahan kalsit dikenal juga dengan belahan rhombohedral. Kalsit memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Namun, pada kalsit pecahannya sulit dilihat karena kalsit memiliki belahan yang baik ( good cleavage ). Sifat dalam ( tenacity ) dari kalsit adalah rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya trigonal, muncul dengan berbagai macam variasi bentuk, bentuk yang paling umum adalah kristal rhombohedral dan scalenohedral. Kalsit bersifat diamagnetic, yang berarti tidak dapat tertarik oleh magnet. Kalsit tergolong di dalam mineral karbonat, dicirikan oleh adanya gugus anion yang kompleks, yaitu CO3
2-

. Untuk

mengidentifikasi apakah suatu mineral termasuk golongan karbonat atau bukan, kita dapat meneteskan larutan asam ( seperti HCl ) di atas permukaannya. Hadirnya ion H + akan menyebabkan mineral mineral menjadi tidak stabil dan akan memutuskan ikatannya untuk

28

membentuk air dan CO2, sehingga akan timbul gelembung gas dan mendesis. Reaksinya disebut Fizz Test . REAKSI : CaCO3 + H2O + CO2 Kalsit CaH2(CO3)2 asam bikarbonat

Kalsit merupakan mineral utama dari kalsium. Kalsit sangat diperlukan terutama di dalam industri konstruksi, karena merupakan bahan dasar dari semen. Selain itu, juga penting di dalam industri pupuk, logam, gelas, karet, dan cat. Kalsit juga merupakan komponen utama dari kapur tulis, dan juga dapat dijadikan bahan ornament untuk kerajinan tangan. IV.5. BIOTIT Mineral biotit memiliki warna hitam, yang bisa disebabkan karena bahan magma yang menyusunnya bersifat basa. Biotit memiliki rumus empiris KMg2.5Fe2+0.5AlSi3O10(OH)1.75F0.25, memiliki berat molekul = 433.53 gm.Komposisi unsure-unsur senyawa yang menyusunnya yaitu : Potassium 9.02 % K Magnesium 14.02 % Mg Aluminum Iron Silicon Oxygen Fluorine 6.22 % Al 6.44 % Fe 19.44 % Si 0.41 % H 43.36 % O 1.10 % F 1.10 % F 10.86 % K2O 23.24 % MgO 11.76 % Al2O3 8.29 % FeO 41.58 % SiO2 3.64 % H2O

Hydrogen

Apabila kita menggoreskan mineral ini pada lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada biotit, maka warna dari serbuk kuarsa yang menggores tersebut akan berwarna abu abu, oleh karena itu biotit memiliki cerat berwarna abu - abu.

29

Biotit memiliki berat jenis 3.09, yang berarti berat biotit ketika di luar air lebih besar 3.09x dibanding ketika di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Biotit memiliki belahan, 1 arah. Belahan pada biotit termasuk belahan sempurna ( perfect cleavage ) karena terdapat bidang belahan dan mudah dibelah. Biotit permukaan yang tidak teratur dan kasar Berdasarkan penggolongan tingkat kekerasan dalam skala Mosh, mineral biotit memiliki tingkat kekerasan 2,5 - 3, sehingga untuk menggoresnya kita bisa menggunakan mineral kalsit ( yang memiliki kekerasan 3 ) atau fluorit (kekerasan 4 ) atau dengan koin tembaga. Kilap dari biotit adalah kaca. Jika kita pantulkan seberkas cahaya pada kuarsa, maka kilap yang dihasilkan memberikan kesan seperti kaca. Mineral opaque. Sifat dalam ( tenacity ) dari biotit adalah rapuh ( brittle ), karena bila digores menjadi tepung, tetapi bubuknya tidak meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Contoh : kuarsa, kalsit, feldspar. Bentuk kristalnya monoklin, dengan kelas simetri prismatic dimana sumbu b dan c juga sumbu a dan b membentuk sudut 90. Sedangkan sudut yang dibentuk oleh sumbu a dengan c disebut sudut yang mana besar sudut tersebut untuk setiap mineral berlainan. Biotit bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat tertarik oleh magnet. Biotit tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan dicirikan oleh adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan biotit memiliki sifat tidak tembus cahaya, sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang memiliki pecahan ( fracture ) uneven, yaitu menunjukkan kenampakan

30

gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende, kaolin. Biotit dapat dijadikan bahan ornament untuk kerajinan tangan. Selain itu, biotit juga dapat digunakan dalam industri keramik. IV.6. KUARSA Semua jenis batuan pada umumnya mengandung mineral kuarsa. Mineral kuarsa dapat ditemukan diberbagai lingkungan. Kuarsa juga merupakan mineral yang memiliki bentuk dan warna yang bervariasi. Contohnya adalah mineral Chalcedony yang merupakan salah satu varietas dari kuarsa. Juga dikenal sebagai Microcrystalline Quartz, karena bentuk kuarsanya yang hanya dapat dilihat secara microscopic, compacted crystals. Dilihat dari ciri ciri fisiknya, seperti kalsit, kuarsa juga memiliki warna yang bervariasi, umumnya putih, ungu, dan coklat. Sebagian jenis mineral ini ada yang memiliki multiwarna atau bahkan bercampur ( seperti putih keunguan ). Hal ini karena magma yang menyusun mineral tersebut bersifat asam. Kuarsa memiliki rumus kimia SiO2 , berat molekul 60,08 gm. Komposisi unsure-unsur kimia yang menyusun mineral ini antara lain : (Si) Silikon 46,74 % (O2) Oksigen 53,26 % Berat jenis dari mineral ini adalah 2,6 - 2,7, yang berarti berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah 31

berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kuarsa tidak memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak adanya bidang belahan. Kuarsa memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Kuarsa memiliki cerat yang berwarna putih, sehingga jika mineral kuarsa ( apapun warnanya ) digoreskan pada lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada kuarsa, maka warna dari serbuk kuarsa yang menggores tersebut akan berwarna putih.Berdasrkan pembacaan pada skala Mosh, kuarsa memiliki derajat kekerasan 7, sehingga untuk menggoresnya kita bisa menggunakan mineral topaz ( yang memiliki kekerasan 8 ) atau dengan amplas yang memiliki permukaan kasar. Apabila kita memantulkan seberkas cahaya pada permukan mineral ini maka akan nampak kilap dari mineral ini seperti kaca atau gelasan. Selain itu, kuarsa juga bersifat tembus cahaya, sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang Transparant.. Sifat dalam ( tenacity ) dari kuarsa adalah rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya hexagonal, dengan kelas simetri dihexagonal bypiramidal. Kuarsa bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat ditarik oleh magnet. Kuarsa tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende, kaolin, dll.

32

Kuarsa merupakan mineral yang memiliki banyak kegunaan. Kuarsa sangat penting di dalam industri keramik, gelas, ataupun kaca. Dalam industri komputer, kuarsa digunakan untuk bahan semikonduktor silikon. Dalam industri perhiasan, kristal kuarsa yang cerah juga digunakan sebagai bahan perhiasan, seperti mata kalung ataupun cincin. IV.7. CHERT Chert merupakan mineral yang mempunyai ciri warna coklat, hal ini diakibatkan oleh kandungan magma didalamnya bersifat magma basa. Rumus kimia mineral hematite ini adalah CaMn3+
(

SiO4)(OH), dimana susunan komposisi unsur-unsur kimianya 19.64 % 13.76 % 0.49 % 39.19 % Ca 27.47 % CaO Mn 38.67 % Mn2O3 Si 29.44 % SiO2 H O 4.41 % H2O

sebagai berikut : Calcium Silicon Oxygen Manganese 26.92 % Hydrogen

Apabila mineral ini digores dengan alat yang lebih keras dari mineral ini maka akan menghasilkan cerat atau serbuk yang berwarna coklat, hal ini disebabkan oleh magma penyusun mineral ini yang merupakan magma bersifat bassa. Berdasarkan Skala Mosh mineral ini digolongkan ke dalam mineral yang mempunyai kekerasan 6, hal ini dibuktikan dengan kita menggoreskan kaca ke mineral ini maka akan nampak tergores. Apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut tidak akan menembus mineral ini, karena mineral ini termasuk mineral yang mempunyai transparansi Opaque, yaitu tidak tembus cahaya. Berat jenis mineral ini adalah 3,64. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah

33

berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kenampakan mineral ini apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka akan memperlihatkan kenampakan seperti tanah - lemak. Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan karena tidak ada kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita melakukan pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat pecahannya yaitu concoidal karena memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu rapuh (brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai bentuk mineral Orthorombic kerena memiliki tiga sumbu dimana ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90 atau saling tegak lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah dan sumbu c terpanjang. Mineral ini termasuk golongan Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan. Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende, kaolin, dll. Mineral-mineral yang berhubungan dengan mineral Chert ini adalah mozartite. Kegunaan mineral ini adalah untuk dibuat perhiasan dan dapat pula diadikan komoditi campuran bahan bangunan.

34

IV.8. SULFUR
.

Mineral sulfur pada umumnya terbentuk melalui aktivitas

vulkanik sebagai hasil sublimasi gas gas vulkanik yang terasosiasi dengan Realgar, Cinnabar dan mineral mineral lainnya. Sulfur juga bisa ditemukan di beberapa urat deposit mineral dan sebagai produk alterasi dari mineral mineral sulfida. Sulfur juga bisa terbentuk secara biogenetica. Mineral sulfur yang memiliki warna kuning cerah, terbentuk oleh magma yang mempunyai sifat basa asam. Sulfur terbentuk pada urat batuan dan hasil dari larutan hidrotermal.. Sulfur memiliki rumus kimia S8 ,berat molekul = 60,08 gm, dengan komposisi utama Sulfur ( S ) 100.00 %. Sulfur memiliki berat jenis 2,6 , yang berarti berat sulfur ketika di luar air lebih besar 2,6 x dibanding ketika di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Sulfur tidak memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak adanya bidang belahan. Sulfur memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Sulfur memiliki cerat berwarna putih, sehingga jika mineral pirit digoreskan pada lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada sulfur itu sendiri, maka warna dari serbuk sulfur yang menggores tersebut akan berwarna putih. Dalam skala MOHS, sulfur memiliki derajat kekerasan 1 - 2, sehingga untuk menggoresnya kita bisa menggunakan mineral kalsit ( yang memiliki kekerasan 3 ) atau dengan jarum ( kekerasan 3 ). Kilap dari sulfur adalah kaca. Jika kita pantulkan seberkas cahaya pada

35

sulfur maka kilap yang dihasilkan memberikan kesan seperti kaca. Selain itu, sulfur juga bersifat tidak tembus cahaya, sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang opaque Sifat dalam ( tenacity ) dari sulfur adalah rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya orthorhombic kerena memiliki tiga sumbu dimana ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90 atau saling tegak lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah dan sumbu c terpanjang, dengan kelas simetri Dipyramidal. Sulfur bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat tertarik oleh magnet. Sulfur tergolong di dalam mineral : native element, nonmetallic elements, dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia dan unsurnya merupakan non logam. Contoh lainnya: intan, graphit ( hanya tersusun dari C ) Kegunaan dari mineral sulfur adalah sebagai bahan tambang yang sangat potensial, yaitu tambang belerang.

36

BAB V KESIMPULAN
V.1. Sifat sifat fisik dari suatu mineral adalah wana mineral, kekerasan, Warna, Cerat, Kekerasan, Transparansy, Berat jenis, Kilap, Belahan, Pecahan dan Sifat dalam. V2. Setiap batuan disusun oleh mineral yang bermacam-macam dan kegunaan mineral pada umumnya adalah sebagai bahan perhiasan

37

LAMPIRAN

38

DAFTAR PUSTAKA
Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000. Buku Petunjuk Kristalografi dan Mineralogi. Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran : Yogyakarta Setia, Dody.1987.Batuan dan Mineral. Penerbit Nova:Bandung Staf Asisten Mineralogi. 1995 . Buku Petunjuk Praktikum Mineralogi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi UGM : Yogyakarta. www.webmineral.com www.mindat.org www.minerals.net

39

Anda mungkin juga menyukai