Anda di halaman 1dari 15

Sifat sifat Fisik Mineral

POSTED ON 16 OKTOBER 2013 BY AMITAMEININDA

0
1. Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara
alamiah dengan komposisi kimia tertentu yang memiliki atom
yang teratur, dan bersifat anorganik. Mineral termasuk dalam
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai dengan
silikat yang memiliki susunan sangat kompleks dengan ribuan
bentuk mineral yang diketahui.
2. Sifat-sifat Fisik Mineral
Penamaan mineral dapat ditentukan dengan membandungkan
sifat fisiknya dengan mineral lain. Sifat-sifat fisiknya meliputi:
warna, cerat, kilap, kekerasan bentuk kristal, belahan, pecahan,
berat jenis, sifat dalam, diaphanety dan special properties.
A. Warna
Warna adalah yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan
mineral oleh mata telanjang. Warna biasanya lebih bersifat umum
daripada menunjuk yang spesifik.
Pada umumnya warna mineral ditimbulkan karena penyerapan
beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya
putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari cahaya putih yang
dikurangi oleh beberapa panjang gelombang yang terserap.
Mineral berwarna gelap adalah mineral yang secara merata dapat
menyerap seluruh panjang gelombang pembentuk cahaya putih.

Mineral-mineral yang mempunyai warna-warna tetap dan tertentu


disebut Idiochromatic, sedangkan mineral yang mempunyai
warna yang dapat berubah-ubah disebut Allochromatic.
Warna

Contoh

Kuning
Belerang (S)
Emas
Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au)
Hijau
Klorit ((MGFe)5Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (Cu2Co3(OH)2)
Biru
Azurit (2CuCo3 Cu(OH0)2), Beril (B3Al2 (Si6O18))
Merah
Jasper, Hematit (Fe2O3)
Cokelat
Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu
Gelena (PbS)
Hitam
Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
Putih
Kaolin (Al3O3.2SiO2.2H2O), Gypsu (CaSO4.2H2O)
Adapun faktor-faktor yang menimbulkan warna dalam
mineral antara lain :
-

Komposisi Kimia

Contoh : warna biru dan hijau pada mineral-mineral Copper


sekunder.

Struktur Kristal dan Ikatan Atom

Contoh : Polymorph dari Carbon : Intan tidak berwarna dan


transparant sedangkan Graphite berwarna hitam dan opaque.
Polymorph adalah suatu unsur atau senyawa yang dapat
membentuk lebih dari satu susunan atom. Tiap-tiap susunan
mempunyai sifat-sifat fisik dan struktur kristal yang berbeda. Jadi
atom-atom/ion-ion disusun secara berbeda dalam polymorph
yang berbeda untuk zat yang sama. (bentuk lain, rumus kimia
analog)
-

Pengotoran Mineral

B. Kilap
Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat
mineral terkena cahaya. Secara garis besar, kilap dibedakan
dengan:
1. Kilap Logam (Metallic Luster), Mineral-mineral yang dapat
menyerap pancaran secara kuat, disebabkan oleh sifat
opaque atau hampir opaque walaupun mineral-mineral ini
terbentuk sebagai fragmen-fragmen yang tipis. Mineralmineral ini mempunyai indeks bias sebesar 3 ke atas.
Mineral tersebut memiliki kilapan seperti logam. Contoh:
Galena, Pirit, Magnetite, Kalkopirit, Granite, Hematite.
1. Kilap Non Logam (Non-Metallic Luster), terbagi atas :
Kilap Intan (Adamantine Luster), kilapannya cemerlang
seperti intan.
Kilap Kaca (Viteorus Luster), misalnya kilapan pada kuarsa
dan kalsit.
Kilap Sutera (Silky Luster), kilapannya menyerupai sutera.
Biasanya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur
serat seperti asbes, alkanolit, dan gypsum.

Kilap Damar (Resinous Luster), kilapannya menyerupai


damar seperti pada sphalerite.
Kilap Mutiara (Pearly Luster), kilapannya seperti lemak atau
sabun, misalnya serpentin, opal, nepelin.
Kilap Tanah (Earthy Luster), kilapannya seperti tanah
lempung, misalnya kaolinite, bauxit dan limonite.
C. Cerat/Goresan (Streak)
Cerat merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut
ditumbuk sampai halus. Cerat ini dapat lebih
dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk
membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya
berbeda. Cerat ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral
pada permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral
mempunyai kekerasasn lebih dari 6, maka dapat dicari dengan
cara menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung.
Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores
berwarna putih.
Contoh : Quartz

= putih / tak berwarna

- Gypsum

= putih / tak berwarna

- Calcite

= tak berwarna

Mineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap


akan memberikan gores yang lebh terang daripada warna
mineralnya sendiri.
Contoh :
- Dolomite

Leucite

= warna abu-abu / gores hitam.

= warna kuning sampai merah jambu / gores putih

Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang


mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya
sendiri.
Contoh :

Pyrite

= warna kuning loyang / gores hitam

- Copper

= warna merah tembaga / gores hitam

- Hematite

= warna abu-abu kehitaman / gores merah

Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan


warna yang sama.
Contoh :

Cinnabar

= warna dan gores merah

- Magnetite

= warna dan gores hitam

- Azurite

= warna dan gores biru

D. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu
mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan
mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs.
Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk
mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan

Mineral

Talc

Rumus Kimia

H2Mg3 (SiO3)4

Gypsum
CaSO4. 2H2O

Calcite
CaCO3

Fluorite
CaF2

Apatite
CaF2Ca3 (PO4)2

Orthoklase
K Al Si3 O8

Quartz
SiO2

Topaz
Al2SiO3O8

Corundum
Al2O3

10

Diamond

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah


ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar :
Alat Penguji

Derajat Kekerasan Mohs


2,5

Kuku manusia
3
Kawat Tembaga
5,5
Paku
5,5 6
Pecahan Kaca

5,5 6
Pisau Baja
6,5 7
Kikir Baja
7
Kuarsa
E. Bentuk Kristal
Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur
yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang
tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut Mineral Kristalin.
Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang khas
disebut Amorf (tidak berbentuk kristal) (Danisworo, 1994). Bentuk
kristal bermacam-macam, antara lain:
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a. Bangun kubus
: Galena, Pyrite.
b.

Bangun pimatik

: Piroksen, Ampibole.

c.

Bangun decahedron

: Garnet

Mineral amorf misalnya

: Chert, Flint.

Dan adapun bentuk khas dari mineral lainnya :

Tetragonal/Balok
Heksagonal
Ortorombik
Monoklin
Triklin

: Wilfenit, Apophyllite
: Kalsit, Vanadinit, Kuarsa
: Topaz, Barit, Staurolit
: Gypsum, Mika
: Microcline

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan


kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu
mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya

mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik


yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok.
Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan
dalam struktur sebagai berikut:
Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari
butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama,
isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat
dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral
dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal
berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan
ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus
dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur
berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi
menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang
(stelated) dan radier.
Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaranlembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut
struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan
menjadi struktur konsentris, foliasi.
Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan
bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri
sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat
dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral
(Sapiie, 2006).
F. Belahan
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas
elastisitas dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan
pecah. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang
permukaan kristal yang rata karena belahan merupakan

gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan tersebut akan


menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang
setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan
dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan
dapat dibagi menjadi :
a.

Sempurna ( Perfect )

Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya


yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui
bidang belahannya.
Contoh :

Calcite

- Muscovite
- Galena
- Halite
b. Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya
yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang
belahannya .
Contoh : Feldspar
- Hyperstene
- Diopsite
- Rhodonite
c. Jelas ( Distinct )

Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi


mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan
tidak rata.
Contoh : Staurolite
- Scapolite
- Hornblende
- Anglesite
- Feldspar
- Scheelite
d. Tidak Jelas ( Indistinct )
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi
kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama
besar.
Contoh :

Beryl

- Corundum
- Platina
- Gold
- Magnetite
e. Tidak sempurna ( Imperfect )
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan
mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.

Contoh :

Apatite

- Cassiterite
- Native sulphur
Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami
disintegrasi sepanjang bidang lemahnya. Belahan dapat dibagi
menjadi:

1
2
3
4

arah:
arah:
arah:
arah:

Mika, Muskovit
Feldspar, Amphibole
Halit, Kalsit
Flourit

G. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami
disintegrasi tidak pada titik lemahnya. Pecahan dapat dibagi
menjadi:
Konkoidal, permukaan halus dan melengkung seperti
kenampakan kerang atau pecahan botol. Contoh: Kuarsa
Splintery, permukaan seperti serat atau abon. Contoh:
Asbes, Gypsum dan Augite.
Even, bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan
bidang pecahan halus. Contoh: Muscovite, Galena.
Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh: Pirit,
Kalkopirit, Hematite.
Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan runcing.
Contoh: Silver, Gold, dan Platinum.
H. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan
volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis
adalah dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu,

misalnya beratnya X gram. kemudian mineral ditimbang kembali


dalam keadaan didalam air, misalnya Y gram. Berat terhitung
dalam keadaan didalam air adalah berat mineral dikurangi
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir
mineral tersebut. Contoh: Galena (SG: 7,5), perak (SG: 10-12).
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu
mineral di bandingkan dengan berat air pada volume yang sama.
I. Sifat Dalam (Tenacity)
Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah.
Tenacity ini dapat dibagi menjadi:
1. Brittle, bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing.
Contoh: Kuarsa
2. Malleable, dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa
pecah. Contoh: Emas
3. Sectile, dapat dipotong dengan pisau menjadi kepingkeping tipis. Contoh: Gipsum
4. Flexible, dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan
kembali jika gaya ditiadakan. Contoh: Talc, selenit
5. Elastic, dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali
seperti semula. Contoh: Muskovit

J. Diaphanity
Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan
cahaya. Diaphanety dapat dibagi menjadi:
1. Trasparent, benda dapat tampak bila dipandang melalui
suatu mineral. Contoh: Kuarsa, Kalsit, Biotit.
2. Translucent, cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun
benda dibalik mineral tidak tampak jelas. Contoh: Gipsum.

3. Opaque, tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada


keping tertipis. Contoh: Magnetik, Pirit.
K. Special Properties
Special Peoperties

Mineral
Rasa

Asin

Halit

Pahit

Epsomit
Feel

Soapy / Seperti sabun

Talk, Bentonit

Greasy / Berminyak

Grafit
Bau

Bawang putih

Mineral As

Lobak

Mineral-mineral Se

Belerang

Arang

Batubara, Lignit

Tanah

Kaolin basah
Kelistrikan

Bermuatan listrik jika digosok dengan kain

Intan, Topaz, Turmalin

Bermuatan listrik jika dipanasi

Turmalin, Kuarsa

Bermuatan listrik jika ditekan

Kuarsa

Berdaya hantar listrik

Cu, Fe
Kemagnetan

Bersifat magnetik

Magnetit, Pirotit,
Ferroplantin

Serbuknya tertarik magnet

Magnetit, Pirotit
Daya Hantar Panas

Konduktor

Cu, Fe

Isolator

Asbes, Mika
Keradioaktifan

Mineral bersifat radioaktif

Uranitit, Pitchblende
Fesforisensi

Dapat bercahaya/bersinar setelah terkena sinar


matahari

Barium sulfida, Kalsium


sulfida

Fluorisensi
Dapat bercahaya bila mineral terkena cahaya

Fluorit, Barium, Willemite

K. Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnet.
Dalam determinasi mineral berdasarkan sifat kemagnetannya
dibagi menjadi :
1. Ferromagnetik
Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dengan mudah
tertarik oleh gaya magnet, seperti mineralMagnetit dan Phyrhotit.
1. Diamagnetik
Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika tidak tertarik oleh gaya
magnet.
1. Paramagnetik

Mineral dikatakan memiliki sifat ini karena dapat tertarik oleh


gaya magnet tapi tidak sekuat ferromagnetik.
Cara mengetahui sifat kemagnetan mineral dapat dilakukan
dengan metode sederhana, yaitu dengan mendekatkan magnet
batang ke mineral dengan perlahan-lahan kemudian perhatikan
gejala yang diperlihatkan oleh mineral selanjutnya sesuai dengan
sifat kemagnetan seperti yang disebutkan diatas.

Anda mungkin juga menyukai