Anda di halaman 1dari 44

MINERALOGI

Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang sifat
- sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya.
Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan
dengan mineral maka arti Mineralogi adalah Ilmu tentang Mineral.

DEFINISI MINERAL MENURUT BEBERAPA AHLI:

L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang
tersusun secara teratur.

D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau
dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu
kehidupan.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 1


UU Republika Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan
kimia tertentu, serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik
dalam bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu.

SIFAT FISIK MINERAL:

Warna (colour)
Warna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh
cahaya atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk
membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli dari
mineral itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit
yang berwarna biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll.
Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Warna Isiokhromatik
Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada umumnya dijumpai
pada mineral - mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau berkilap logam.
Contoh : Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit, dll.
2. Warna Allokhromatik
Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral pengotornya, pada
umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus cahaya (transparan/translucent)
atau berkilap non logam. Contoh : Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll.

Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa
Susu) (SiO2)
Kuning : Belerang (S)
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 2


Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral yang erat
hubungannya itu dengan sifat pemantulan dan pembiasan. Intensitas kilap tergantung dari
indeks bias dari mineral, apabila semakin besar indeks bias mineral, semakin besar pula
jumlah cahaya yang dipantulkan . Nilai ekonomik mineral kadang - kadang ditentukan oleh
kilapnya. Macam - macam kilap antara lain :

Jenis-jenis kilap pada mineral:


a. Kilap logam (luster metalic)
b. Kilap setengah logam (luster sub metalic)
c. Kilap bukan Logam
- Kilap kaca ( Vitreous luster)
- Kilap intan (Diamond luster)
- Kilap lemak (Greasy luster)
- Kilap lilin ( Waxy luster)
- Kilap sutera (Silky luster)
- Kilap mutiara (Pearly luster)
- Kilap damar ( Resineous luster)

1. Kilap Logam (Metallic Luster)


Mineral - mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih.
Contoh : Galena, Native Metal, Sulfit, Pirit, dll.
2. Kilap Kaca (Vitreous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : Kuarsa, Kalsit, dll
3. Kilap Intan (Diamond Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : Intan
4. Kilap Sutera (Silky Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan sutera dan umumnya terdepat pada
mineral yang berserat. Contoh : Asbes, Aktinolit, Gipsum, dll

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 3


5. Kilap Damar (Resinous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar atau kekuning -
kuningan. Contoh : Spalerit, Sulfonit, dll
6. Kilap Mutiara (Pearly Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari
kulit kerang. Contoh : Muskovit, Talk, Dolomit, dll
7. Kilap Lemak (Greasy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contoh : Serpentinit, dll
8. Kilap Tanah (Earthy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contoh : Kaolin,
Limonit, Pauksit, dll

Cerat (Streak)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama
dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya
tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

Pecahan (Fracture)
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak
teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari
sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 4


halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan,
seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,
hipersten
Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh
pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar,
contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang yang rata, halus, dan
licin, serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi :
1. Belahan Sempurna (Perfect Cleavage)
Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya dengan
memperlihatkan bidang permukaan yang halus. Contoh : Biotit, Muskovit, dll
2. Belahan Baik (Good Cleavage)
Merupakan mineral lebih mudah belah yang menurut bidang di dalam belahannya bila
dibandingkan dengan belahannya kearah lain. Contoh : Kalsit, Orthoklas, Gipsum, dll
3. Belahan Tidak Jelas (Indistinct Cleavage)
Merupakan bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya.
Contoh : Plagioklas, dll
4. Belahan Tidak Tentu
Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal, Kalsedon, dll
5. Belahan Jelas (Distinct)
Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan tetapi juga terpecah
kearah lain. Contoh : Hornblende
6. Belahan Tidak Sempurna (Inperfect Cleavage)

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 5


Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk diamati. Contoh :
Apatit, Native Metal, dll

Ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi :


1. Belahan satu arah

2. Belahan dua arah

3. Belahan tiga arah

4. Belahan empat arah

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 6


Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut
mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf
(Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
Bangun kubus : galena, pirit.
Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
Bangun doecahedon : garnet
Mineral amorf misalnya : chert, flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami
gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi
sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri
sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral
dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang
mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya
dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan
mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut
begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur
berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-
jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-
individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran
dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain.
Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

Kekerasan (hardnes)

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 7


Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral
dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10
skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

Skala Kekerasan Mohs


Skala
Mineral Rumus Kimia
Kekerasan
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :
Alat Penguji Derajat Kekerasan
Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 6
Pisau Baja 5,5 6
Kikir Baja 6,5 7
Kuarsa 7

Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Ferromagnetik : tertarik kuat oleh magnet seperti magnetit dan pirotit.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 8


2. paramagnetik : tertarik lemah oleh magnet seperti pirit.
3. Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet.

Sifat Dalam
Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap gaya seperti memberi penekanan,
pemotongan, pembengkokan, pematahan, atau penghancuran. Sifat dalam dibedakan menjadi
enam, yaitu:
1. Rapuh (Brittle)
Bila digores menjadi tepung, tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala arah dan
mudah untuk dihancurkan.
2. Dapat Diiris (Sectile)
Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan kehalusan.
3. Dapat Dipintal (Ductile)
Dapat dibentuk layaknya kapas.
4. Lentur (Elastic)
Bila dibengkokkan dapat kembali keseperti semula.
5. Fleksible
Bila dibengkokkan tidak dapat kembali lagi keseperti semula.
6. Dapat Ditempa
Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau melebur.

Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat
kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

Berat Jenis
Berat jenis mineral merupakan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap
volumenya didalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume
air yang sama dengan berat mineral tersebut.

Diapaneaty
merupakan sifat yang dimiliki beberapa mineral, yaitu kemampuan suatu mineral
untuk memindahkan cahaya.

Diapaneaty dapat dikelompokan menjadi:


a. Transparant : apabila benda diletakan di bawah suatu mineral, maka benda
tersebut dapat dilihat dengan jelas.
TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 9
b. Translucent : suatu mineral dapat memindahkan cahaya, tetapi benda yang berada
di bawahnya tidak dapat dilihat dengan jelas.
c. Opaque : sifat suatu mineral yang tidak dapat memindahkan cahaya.

Kelistrikan (Electricity)
kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang berhubungan dengan arus atau aliran listrik.
Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konduktor, yaitu mineral yang mampu menghantarkan listrik.
2. Non-Konduktor atau Isolator, yaitu suatu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Sifat-sifat yang lain:


a. Rasa
Mineral-mineral yang dapat larut dalam air dapat memberikan rasa yang khas bagi
mineral-mineral yang bersangkutan, antara lain:
- Asin seperti pada Halite (NaCL)
- Pahit seperti pada Ensonit (MgSO4 7H2 O)
- Dingin seperti pada Tawas (KAl3(OH)6(SO)4)2
b. Bau
Kebanyakan meneral dalam keadaan kering atau baru/segar tidak memberikan bau, tetapi
pada beberapa mineral akan memberikan bau khususnya kalau mineral itu digosok,
dibasahi, direaksikan dengan asam-asam, dll seperti:
- Bau bawang putih pada mineral arsen (AS)
- Bau belerang pada mineral Belerang (S)
- Bau arang seperti pada batu bara dan aspal.
c. Rabaan
- Rabaan seprti lemak pada mineral Talk
- Rabaan kasar pada kapur
- Rabaan licin pada sepioli
- Melekat kalau diraba seperti pada mineral Kaolin

SIFAT KIMIA MINERAL:

Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 10


1. Golongan Native Element
Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll
b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll
c. Golongan Non Logam. Contoh : O2

2. Golongan Sulfida
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan persenyawaan kimia,
unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi logam. Sulfida dilapisi oleh
hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena
(PbS), dll

3. Golongan Oksida dan Hidroksida


Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen,
maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan juga kompleks.
Contoh : Kuarsa (SiO2 ) untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan
oksida tersusun oleh unsur - unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini
amat banyak dan biasanya logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah
oksigen . Sifat golongan oksida berubah - ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan
tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya.

4. Golongan Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan unsur -
unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion halogen
elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl).

5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates


Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi
logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk ketika kalsium bersenyawa
dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya suatu gugus anion yang
kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara
lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur logam atau
semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini adalah mudah larut di
TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 11
dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat
(NaNO3)
Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates
radikal.

6. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam bersenyawa
dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anioin S04, terbentuk dari
larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit (CaSO4), dll

7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa dengan
fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya
berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna.
Contoh Vivianit (Fe3(PO4)3), dll\
8. Golongan Silika
Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan salah satu dari
SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika merupakan suatu golongan mineral yang
paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan
beku dan metamorf. Contoh : ortoklas (KAlSi3O8).

SISTEM KRISTAL

1. Sistem kristal kubus


sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta memiliki sudut
( = = ) sebesar 90. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus
sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan kubus
berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:
Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok)
kubus.
TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 12
Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan terdapat
satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru).
Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga
terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan dengan
atom warna merah).

2. Sistem Kristal tetragonal


Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a = b c)
dan semua sudut ( = = ) sebesar 90. Pada sistem kristal tetragonal ini hanya memiliki
dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan.
Pada bentuk tetragonal sederhana, mirip
dengan kubus sederhana, dimana masing-
masing terdapat satu atom pada semua
sudut (pojok) tetragonalnya.
Pada tetragonal berpusat badan, mirip
pula dengan kubus berpusat badan, yaitu
memiliki 1 atom pada pusat tetragonal
(ditunjukkan pada atom warna biru), dan
atom lainnya berada pada pojok (sudut)
tetragonal tersebut.

3. Sistem kristal Ortorombik

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 13


Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4
bentuk, yaitu : ortorombik sederhana,
body center (berpusat badan) (yang
ditunjukkan atom dengan warna merah),
berpusat muka (yang ditunjukkan atom
dengan warna biru), dan berpusat muka
pada dua sisi ortorombik (yang
ditunjukkan atom dengan warna hijau).
Panjang rusuk dari sistem kristal
ortorombik ini berbeda-beda (a b c),
dan memiliki sudut yang sama ( = = )
yaitu sebesar 90.

4. Sistem kristal monoklin


Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk,
yaitu : monoklin sederhana dan berpusat muka
pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan
atom dengan warna hijau).
Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang
rusuk yang berbeda-beda (a b c), serta
sudut = = 90 dan 90.

5. Sistem kristal triklin


Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem
kristal ini memiliki panjang rusuk yang berbeda (a b c), serta
memiliki besar sudut yang berbeda-beda pula yaitu
90.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 14


6. Sistem kristal rombohedral atau trigonal
Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b
c). sedangkan sudut-sudutnya adalah = = 90dan =120.

7. Sistem kristal heksagonal


Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya
heksagonal (heksa = enam), maka system ini memiliki 6
sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai
sudut yaitu 90 dan 120 ( = = 90dan =120) ,
sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a = b c.
semua atom berada pada sudut-sudut (pojok) heksagonal
dan terdapat masing-masing atom berpusat muka pada
dua sisi heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan
warna hijau).

Secara keseluruhan, dapat dilihat pada tabel berikut :


No. Sistem Kristal Kisi Bravais Panjang rusuk Besar sudut-sudut
Sederhana
1. Kubus Berpusat badan a=b=c = = = 90
Berpusat muka
Sederhana
2. Tetragonal a=bc = = = 90
Berpusat Badan
Sederhana
Berpusat badan
3. Ortorombik Berpusat muka abc = = = 90

Berpusat muka A, B, atau


C
Sederhana = = 90, 90
4. Monoklin abc
Berpusat muka C

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 15


5. Triklin Sederhana abc 90
Rombohedral = = 90, =
6. Sederhana a=bc
atau trigonal 120
= = 90, =
7. Heksagonal Sederhana a=bc
120
Total = 7 Sistem Total = 14 Kisi Bravais
Kristal

PETROLOGI

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi
pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku,
metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra,
yang berarti "batu".
Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan
seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan
beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen
(batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel
sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf
(batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 16


beku tetapi telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan
kondisi ekstrem dari tekanan, suhu, atau keduanya)

LAPISAN BUMI
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak bumi (crush),
selimut (mantle), dan inti ( core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu
cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi.

1. KERAK BUMI (CRUSH)


Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal 6-50 km. Tebal lapisan ini tidak
sama di setiap tempat, di benua tebalnya 20-50 km, samudra 0-5km atau bersamaan dengan
air diatasnya sekitar 6-12 km. Tersusun dari materi-materi padat yang kaya silisium dan
uluminium. Kerak bumi ini dapat dibagi 2 yaitu:
Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 0-5km atau bersamaan dengan air
diatasnya sekitar 6-12 km. Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan kerak
bumi yang menyusun lantai dasar samudera. Kerak ini menyusun sekitar 65% dari
luas kerak bumi. Kedalaman dai kerak oseanik ini rata-rata sekitar 4000 meter dari
permukaan air laut, meskipun pada beberapa palung laut kedalamannya ada yang
mencapai lebih dari 10 km. Batuan yang menyusun kerak samudera adalh batuan
yang bersifat basa atau mafik. Bagian atas dari kerak samudera dengan ketebalan
sekitar 1,5 km disusun oleh batuan yang bersifat basa atau basaltik, Sedangkan bagian
bawahnya disusun oleh batuan metamorf dan batuan beku gabbro. Permukaan kerak
samudera ditutupi oleh endapan sedimen dengan ketebalan rata-rata sekitar 500 meter.
TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 17
Kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-50 km. Batuan penyusun kerak benua
yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak benua atau kerak
kontinen, merupakan kerak bumi yang menyusun daratan atau benua. Kerak benua
mempunyai ketebalan antara 30 sampai 35 km dengan ketebalan rata-rata sekitar 35
km. Kerak benua ini menyusun sekitar 79% dari volume kerak bumi. Ketinggian
permukaan dari kerak benua rata-rata sekitar 800 meter dari permukaan laut,
meskipun ada daerah yang ketinggiannya mencapai lebih dari 8000 meter. Batuan
yang menyusun kerak benua pada umumnya adalah batuan granitik atau yang bersifat
asam. Bagian atas dari kerak benua ini disusun oleh batuan beku, batuan metamorf
dan batuan endapan. Sedangkan secara keseluruhan batuan beku dan batuan metamorf
menyusun sekitar 95% , sisanya yang 5% merupakan batuan endapan.

Kerak Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total
kurang lebih 80 km. Suhu dibagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 C. Unsur-unsur kimia
utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%),
Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%),
Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).

Berdasarkan materi-materi penyusunnya, kerak bumi masih dikelompokkan menjadi


beberapa lapisan yaitu :
Lapisan atas, pada lapisan ini merupakan tempat dimana makhluk hidup
berkembangbiak. Lapisan atas terdiri atas pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk
hidup yang sudah mati. Lapisan ini disebut sebagai tanah humus.
Lapisan tengah, lapisan ini merupakan lapisan yang sedikit gersang dan terdiri atas
air serta pelapukan batuan. Lapisan tengah disebut dengan nama lapisan tanah liat.
Lapisan bawah, lapisan bawah merupakan lapisan batuan yang masih belum
sempurna pembentukannya.
Lapisan batuan induk, pada lapisan ini terdapat bebatuan padat sebagai
penyusunnya.

2. SELIMUT BUMI (MANTLE)


Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya dibawah lapisan kerak
bumi. Lapisan ini sebagian besar berupa silikat/besi dan magnesium. Sesuai dengan namanya,

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 18


lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Selimut bumi tebalnya mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan
magnesium. Suhu dibagian bawah selimut mencapai 3.000C,tetapi tekanannya belum
mempengaruhi kepadatan batuan.

Selimut bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer dan mesosfer.
Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi
padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan
kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan
utama , yaitu laipsan sial dan lapisan sima.
Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan alumunium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO 2 dan Al2O3.. Batuan yang terdapat
dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
Lapisan Sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan magnesium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SIO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima
lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan
sima mengandung besi dan magnesium.

Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang teletak dibawah lapisan litosfer. Lapisan ini
tebalnya 100-400km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Astenosfer
ini terdiri dari materi dalam keadaan cair atau semi-cair. Astenosfer suhu normalnya adalah
antara 1.400 sampai 3.000 derajat Celcius derajat Celcius. Yang sangat tinggi suhu dalam
segala hal menyebabkan lapisan, termasuk batu, mencair. Hal ini terutama terdiri dari silikat
besi dan magnesium. Suhu astenosfer bervariasi dengan bahwa dari barysphere atau inti. Pada
daerah tertentu di permukaan bumi di mana suhu inti lebih tinggi, masalah membangun
astenosfer dapat ditemukan dalam keadaan cair. astenosfer memainkan bagian integral dalam
gerakan lempeng tektonik dari kerak bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer
yang mengapung di atas astenosfer semipadat bawah. Hal ini lempeng-lempeng yang
bertanggung jawab untuk perubahan geologis besar seperti pembentukan pegunungan,
lembah keretakan, dataran tinggi dan juga gempa bumi dan letusan gunung berapi.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 19


Mesosfer merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan astenosfer.
Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.

3. INTI BUMI (CORE )


Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi yang terdiri dari material cair,
dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2900 5200 km.

Lapisan ini dibedakan menjadi dua, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam.

Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti
bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman
antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan
suhu 3900C.
Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat
juga disebut inti bumi. Inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km.
Inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat
mencapai 4800C.

Berdasarkan Susunan Kimianya, Bumi Dapat Dibagi Menjadi Empat Bagian, Yakni
Lithosfer, Hidosfer, Atmosfer,Dan Biosfer
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni
bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan;
bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut,
danau dan sungai;
bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi
bagian yang ditempati oleh berbagai jenis Organisme (biosfer).

Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam
siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan
perpindahan materi padat.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 20


PENGERTIAN BUMI MENURUT BEBERAPA AHLI

# CHRISTI WARDANI & DODO HERMANA


Bumi merupakan satu - satunya planet pada sistem tata surya yang dihuni oleh makhluk
hidup

# HARTONO
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari

# AHMAD YANI & MAMAT RUHIMAT


Bumi merupakan salah satu dari empat planet berbatu selain merkurius, venus, dan mars

# H. P. BLAVATSKY
Bumi adalah suatu tubuh magnetis; dalam kenyataan, seperti ditemukan oleh beberapa
ilmuan, ini suatu magnet yang sangat luas seperti yang ditegaskan Paracelcus 300 tahun
lampau

# UMBERTO ECO
Bumi adalah sebuah magnet raksasa, dan kekuatan dan arah arusnya dipengaruhi bidang
angkasa itu, siklus musimnya, perubahan siang - malam, dan silus kosmk itu.
# LELA FONY SULISTYOWATI & DODO HERMANA
Bumi merupakan satu-satunya planet pada sistem tatasurya yang dihuni oleh mahluk hidup,
karena bumi mengandung air da udara.

# TIM PENA CENDEKIA


Bumi merupakan sebuah bola batu besar di alam yang menjadi tempat tinggal manusia dan
mahluk hidup lainnya

Bumi merupakan bagian dari alam semesta yang memiliki unsur-unsur alam yaitu litosfer,
hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer

# CHRIS OXLADE & ANITA GANERI


Bumi adalah satu-satunya planet di tata surya yang dapat dihuni tumbuhan dan binatang

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 21


# NEIL MORRIS
BumI merupakan planet yang mengelilingi matahri di salah satu bagian alam semesta yang
dinamakan Galaksi Bimasakti

BATUAN

Mineral utama penyusun kerak bumi adalah batuan. Batuan adalah suatu agregat
atau beberapa mineral dan atau mineraloid yang terjadi secara alamiah dan menyusun
lapisan kulit bumi. Batuan memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu dengan yang lain.
Batuan penyusun kerak bumi terbagi menjadi tiga, yaitu :

Igneous Rock ( Batuan Beku )

Sedimentary Rock ( Batuan Sendimen )

Metamorphic Rock ( Batuan Metamorf )

IGNEOUS ROCK ( BATUAN BEKU )


Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila
membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku
dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku
plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku,
terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

BATUAN BEKU DALAM (intrusi)


Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat
(dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan
sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di
sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui
rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 22


Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan,
termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.
Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya
tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian
geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30
km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada
rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan
yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang
bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik
melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap.
Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak
semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.Stock, seperti batolit,
bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak
lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.

Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar,
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. Jenjang Volkanik, adalah pipa
gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudaian setelah
batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih
silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur
batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.Lakolit, sejenis dengan sill. Yang
membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau
cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku
dapt tersingka di permukaan.Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas
TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 23
dan bawahnya cekung ke atas.Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh
intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral
pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok
batuan beku fanerik.
afanitik.

BATUAN BEKU LUAR


Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan
gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif.
Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada
umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya,
menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang
kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng,
sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava
terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat
terbentuknya.Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal
(pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam
klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku
afanitik.

KLASIFIKASI BATUAN BEKU


Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan
komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan
magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma
induk dan lingkungan krsitalisasinya.

TEKSTUR BATUAN BEKU


Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur mencakup
tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas,
tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.

Tingkat Visualisasi Granularitas


Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakai loupe, maka tekstur batuan
beku dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 24
AFANITIK adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga
mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan loupe.
FANERIK (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat
mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir
(kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku
mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun
gelas/kaca, dapat diamati.

Menurut Sapiie (2006), beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
1. Gelas (Glassy) tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (amorf).
2. Afanitik (aphanitic) (fine grain texture)
3. berbutir sangat halus, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
4. Faneritik (phaneritic) ( coarse grain texture)
5. Berbutir cukup besar, dapat dilihat tanpa mikroskop.
6. Porfiritik (porphyritik) mempunyai dua ukuran kristal yang dominan.
7. Piroklastik (pyroklastik) mempunyai fragmen material volkanik.

Tingkat kristalisasi atau kristalinitas


HOLOKRISTALIN, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.
HOLOHIALIN, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.
HIPOKRISTALIN, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa
kristal.

Tingkat Keseragaman Butir


EQUIGRANULAR, apabila kristal penyusunnya berukuran butir relatif seragam.Tekstur
sakaroidal adalah tekstur dimana ukuran butirnya seragam seperti gula pasir atau gula
putih.
INEQUIGRANULAR, jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.
Ukuran butir kristal :
<1 mm berbutir halus
1 5 mm berbutir sedang

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 25


5 30 mm berbutir kasar
> 30 mm berbutir sangat kasar

Bentuk Kristal
o EUHEDRAL, jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang kristal yang
ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir semuanya tersusun oleh mineral
dengan bentuk kristal euhedral, disebut bertekstur idiomorfik granular atau panidiomorfik
granular.

o SUBHEDRAL, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas,
sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku dengan mineral penyusun
umumnya berbentuk kristal subhedral disebut hipidiomorfik granular atau subidiomorfik
granular.

o ANHEDRAL, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.
Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral disebut
alotriomorfik granular atau xenomorfik granular.

Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :


- Kubus atau equidimensional, apabila ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari satu dimensi yang
lain.
- Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu dimensi yang
lain. Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan prismatik panjang (kurus,
kadang-kadang seperti jarum).
Di dalam batuan beku bertekstur holokristalin inequigranular dan hipokristalin
terdapat kristal berukuran butir besar,disebut FENOKRIS, yang tertanam di dalam
masadasar (groundmass). Kenampakan demikian disebut tekstur porfir atau porfiri atau
firik.Tekstur holokristalin porfiritik adalah apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal
besar (fenokris) yang tertanam di dalam masadasar kristal yang lebih halus.Tekstur
hipokristalin porfiritik diperuntukkan bagi batuan beku yang mempunyai fenokris tertanam di
dalam masadasar gelas. Karena tekstur holokristalin porfiritik dan hipokristalin porfiritik
secara mata telanjang dapat diidentifikasi maka kenampakan tersebut dapat disebut bertekstur
faneroporfiritik. Sebaliknya,apabila fenokrisnya tertanam di dalam masadasar afanitik maka

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 26


batuannya bertekstur porfiroafanitik.Tekstur vitrofirik adalah tekstur dimana mineral
penyusunnya secara dominan adalah gelas, sedang kristalnya hanya sedikit (< 10 %).

Tekstur diabasik adalah tekstur dimana kristal plagioklas berbentuk prismatik panjang
(lath-like),berarah relatif sejajar dan di antaranya terdapat butir-butir lebih kecil daripada
kristal olivin dan piroksen. Tekstur gabroik adalah tekstur holokristalin,berbutir sedang
kasar (1 30 mm),tersusun secara dominan oleh mineral mafik (olivin, piroksen, amfibol)
dan plagioklas basa. Tekstur granitik adalah tekstur holokristalin berbutir sedang-kasar
tersusun oleh plagioklas asam, alkali felspar, dan kuarsa. Tekstur pegmatitik adalah tekstur
holokristalin kasar sangat kasar ( 5 mm), tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa.Tekstur
dioritik sebanding dengan tekstur gabroik dan granitik tetapi biasanya untuk batuan beku
menengah.

STRUKTUR BATUAN BEKU


Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku luar yang
cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.
Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada saat
pembekuan.
Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan.Struktur ini
sangat khas terbentuk pada batuan beku luar.Namun pada batuan beku intrusi dekat
permukaan struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai. Bentuk lubang sangat
beragam, ada yang berupa lingkaran atau membulat, elip, dan meruncing atau menyudut,
demikian pula ukuran lubang tersebut.Vesikuler berbentuk melingkar umumnya terjadi
pada batuan beku luar yang berasal dari lava relatif encer dan tidak mengalir
cepat.Vesikuler bentuk elip menunjukkan lava encer dan mengalir. Sumbu terpanjang elip
sejajar arah sumber dan aliran.Vesikuler meruncing umumnya terdapat pada lava yang
kental.
Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk membulat
atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.
Struktur batuapung (pumiceous structure) adalah struktur vesikuler dimana di dalam
lubang terdapat serat-serat kaca.
Struktur amigdaloid (amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang telah terisi
oleh mineral-mineral asing atau sekunder.
Struktur aliran (flow structure), adalah struktur dimana kristal berbentuk prismatik
panjang memperlihatkan penjajaran dan aliran.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 27


KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku terdapat
mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral tambahan (accessory minerals)
dan mineral sekunder (secondary minerals).
Mineral Primer
Merupakan mineral hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku, terdiri atas:
- Mineral Utama (essential minerals) : yaitu mineral yang jumlahnya cukup banyak
(>10%). mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, dalam jumlah
melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku.
- Mineral tambahan (accessory minerals) : yaitu mineral-mineral yang jumlahnya
sedikit (<10% ) dan tak menentukan nama batuan. Mineral ini misalnya kromit,
magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon.Mineral esensiil dan mineral tambahan di dalam
batuan beku tersebut sering disebut sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung
sebagai hasil pembekuan daripada magma.

Mineral Sekunder: Merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari mineral primer.

Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau amorf.
Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya terjadi pada
batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca gunungapi
(volcanic glass).
Mineral felsik (bersifat asam) adalah adalah mineral primer atau mineral utama
pembentuk batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K,
dan Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid) dan kuarsa. Di
dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya.
Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali felspar dan plagioklas.
Mineral mafik (bersifat basa) adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh
unsur-unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya
jenis hornblende), biotit dan muskovit.

PENAMAAN / KLASIFIKASI
Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi batuan
beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi menjadi

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 28


batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat permukaan. Berdasarkan komposisi
mineral pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
batuan beku ultramafik, batuan beku mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik.
Istilah mafik ini sering diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun
tidak tepat.

Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit
dan norit.Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh piroksen dan
anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral olivin dan piroksen; norit secara
dominan terdiri dari piroksen dan plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya
bertekstur gelas atau vitrofirik dan disebut pikrit.

Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan plagioklas
basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan beku dalam menengah
disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan plagioklas menengah, sedang batuan beku
luarnya dinamakan andesit. Antara andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebut
andesit basal (basaltic andesit). Batuan beku dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau
granodiorit, sedangkan batuan beku luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip
dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara palgioklasnya
secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan kuarsanya semakin bertambah
dan palgioklasnya semakin asam maka sebagai batuan beku dalam asam dinamakan granit,
sedang batuan beku luarnya adalah riolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral mafik yang
mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam
sangat asam, dimana alkali felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang
pegmatit hanyalah tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang tersusun oleh
gelas saja disebut obsidian, dan apabila berstruktur perlapisan disebut perlit.

Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah dengan aspek tekstur,
struktur dan atau komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai contoh, andesit porfir,
basal vesikuler dan andesit piroksen. Penambahan nama komposisi mineral tersebut
umumnya diberikan apabila persentase kehadirannya paling sedikit 10 %.

Batuan Beku Fragmental (PIROKLASTIK)


TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 29
Batuan beku fragmental juga dikenal dengan batuan piroklastik (pyro=api, clastics=
butiran/pecah) yang merupakan bagian dari batuan volkanik. Batuan fragmental ini secara
khusus terbentuk oleh proses vulkanik yang eksplosif (letusan). Bahan-bahan yang
dikeluarkan dari pusat erupsi kemudian mengalami lithifikasi sebelum atau sesudah
mengalami perombakan oleh air dan es.

Secara genetik batuan beku fragmental dapat dibagi menjadi 4 tipe utama, yaitu:

1. Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastik fall deposits)


2. Endapan Aliran Piroklastik (pyroklastik flow deposits)
3. Pyroclastik Surge Deposits
4. Lahar

Klasifikasi batuan piroklastika.


Ukuran butir Nama butiran (klastika) Nama batuan
> 64 mm Bom gunungapi Aglomerat
Blok/bongkah gunungapi Breksi piroklastika
2 64 mm Lapili Batulapili
1 2 mm Abu gunungapi kasar (pasir kasar) Tuf kasar
< 1 mm Abu gunungapi halus Tuf halus

Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal
dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan
fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit,
sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau
skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat
batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan
batulapili skoria.

SEDIMENTARY ROCK ( BATUAN SEDIMEN )

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 30


Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975 ).

SIFAT SIFAT UTAMA BATUAN SEDIMEN :


1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi.
2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada
golongan detritus.
3. Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan
rijing.

CIRI BATUAN SEDIMEN


Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan dengan adanya
perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1) perbedaan besar butir, seperti
misalnya antara batupasir dan batulempung; (2) Perbedaan warna batuan, antara batupasir
yang berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman.
Disamping itu, struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur
silang siur atau struktur gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang
tersusun dari fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan
menjadi batuan sedimen klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi penciri dari
batuan sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang terperangkap
ketika batuan tersebut diendapkan.

DIAGENESA BATUAN SEDIMEN ( Pettjohn, 1975).

1. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di
atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang
lain menjadi rapat.
2. Sementasi

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 31


Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat
butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan
pada ruang butir makin besar.
3. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari
pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum
terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
4. Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut
merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui
sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.
5. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan
volume asal.

Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan
menjadi 2 macam :

Batuan Sedimen Klastik; Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran
batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami
diagenesa.
Batuan Sedimen Non Klastik; Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses
transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.

BATUAN SEDIMEN KLASTIK

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Pada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar butir / mineral yang terdapat di dalam
batuan. Sebagaimana diketahui bahwa tekstur yang terdapat dalam batuan sedimen terdiri
dari fragmen batuan / mineral dan matrik (masa dasar). Adapun yang termasuk dalam tekstur
pada batuan sedimen klastik terdiri dari :

Besar Butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan sedimen diukur
berdasarkan klasifikasi Wentword.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 32


Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi : Rounded (Membundar ), Sub-
rounded (Membundar tanggung), Sub-angular (Menyudut tanggung), dan angular
(Menyudut).
Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan /
mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu :
-Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen butiran yang kontras
sehingga terlihat fragmen butiran mengambang diatas masa dasar batuan.
-Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen butiran yang relatif seragam, sehingga
menyebabkan masa dasar tidak terlihat).
Pemilahan (Sorting) adalah keseragaman ukuran butir dari fragmen penyusun batuan.
Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan.
Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan
oksida besi.
Porositas adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada pada batuan.
Jenis porositas pada batuan sedimen adalah Porositas Baik, Porositas Sedang,
Porositas Buruk.
Permeabilitas adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan air. Jenis
permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas sedang,
permeabilitas buruk.

PENAMAAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Batuan sedimen klastik dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis batuan atas
dasar ukuran butirnya. Klasifikasi ukuran butir yang dipakai dalam pengelompokkan batuan
sedimen klastik menggunakan klasifikasi dari Wentword seperti yang diperlihatkan pada
Tabel berikut :

Skala Ukuran Butir (Wentword)


SKALA WENTWORD
Ukuran Butir Nama
>256 Boulder
64 256 Cobble
4 64 Pebble
24 Granule
1/16 2 Sand
1/256 1/16 Silt
1/256 < Clay

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 33


Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Klastik (berdasarkan ukuran dan
bentuk butir)

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan
Klastik Gravel > 2 mm Fragmen batuan membundar Konglomerat
Fragmen batuan menyudut Breksi
1/16 - 2 mm Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa
Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose
Kuarsa, felspar, lempung dan Batupasir Graywacke
fragmen batuan
< 1/256 mm Laminasi Serpih
masif Lempung

BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK


Evaporit
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan
(evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya
bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air
manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini
memerlukan sinar matahari yang cukup lama.

Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).


Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)
Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan karbonat.
Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air
panas (hot springs).

Batuan Sedimen Karbonat


Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses
biokimia. Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit. Mineral
utama pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit(Calcite)(CaCO3)dan Dolomit(Dolomite)
(CaMg(CO3)2)

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 34


Nama-nama batuan karbonat:
- Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai
warna kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga
dikenali sebagai calcilutite.
- Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya
terdiri dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat
- Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari
proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan
bahan utama yang membentuk batuan ini.
- Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen
- Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes
readily in acid
- Batugamping kristalin (Crystalline limestone)
- Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses
kimia
- Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone.

Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari
proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi
silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat
menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti
kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
- DIATOMITE, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal
dari organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
- RIJANG (CHERT), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses
lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah
hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme
bersilika, atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.

Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana
sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di
atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 35


batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau
timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

KLASIFIKASI BATUBARA :
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang
dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari
beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air
35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.

Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan genesa
pembentukannya).

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK


Kelompok Tekstur Komposisi Nama Batuan
An-organik Klastik atau Non- Calcite, CaCO3 Batugamping Klastik
klastik
Klastik atau Non- Dolomite, CaMg(CO3)2 Dolomite
klastik
Non-klastik Mikrokristalin quartz, SiO2 Rijang (Chert)
Non-klastik Halite, NaCl Batu Garam
Non-klastik Gypsum, CaSO4-2H2O Batu Gypsum
Biokimia Klastik atau Non- Calcite, CaCO3 Batugamping Terumbu
klastik
Non-klastik Mikrokristalin Quartz Rijang (Chert)
Non-klastik Sisa Tumbuhan yang terubah Batubara

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 36


METAMORPHIC ROCK ( BATUAN METAMORF )

Batuan metamorf adalah batuan ubahan dari batuan yang sebelumnya ada, pada
tekanan padat, akibat pengaruh suhu ( T ), dan tekanan ( P ), atau keduanya, dan larutan yang
aktif secara kimiawi. Proses tersebut disebut metamorfisme yang berlangsung pada
komdisi bawah permukaan.

Proses metamorfisme meliputi :


- Rekristalisasi
- Reorientasi
- Pembentukan mineral baru, dari unsur yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan pengaruh terbentuknya, proses metamorfisma dapat dibagi menjadi tiga


macam, yaitu:
1. Metamorfisma Kontak adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan batuan
metamorf dengan factor utama yang mempengaruhinya adalah berupa suhu tingg, dan
biasanya terjadi disekitar tubuh batuan intrusi.
Contohnya : hornfesl ( batu tanduk )
2. Metamorfisma Dinamik adalah proses metamorfisma yang menghasilkan batuan
metamorf dengan factor utama yang mempengaruhi adalah berupa tekanan tinggi.
Batuan ini berupa setempat-setempat dan dapat dijadikan indikasi struktur geologi
(cermin sesar).
Contohnya : batuan milonit.
3. Matemorfisma Regional adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan
batuan metamorf dengan factor utama yag mempengaruhinya adalah berupa suhu dan
tekanan yang tinggi.
Contohnya : schist ( sekis ).

Metamorfosa kontak dominan pengaruh suhu


Metamorfosa dinamik dominan pengaruh tekanan
Metamorfosa Regional kedua-duanya (P dan T) berpengaruh

KOMPOSISI MINERAL

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 37


Mineral-mineral penyusun batuan metamorf dapat dibedakan menjadi mineral-mineral yang :
Mineral yang berbentuk kubus: kuarsa, feldsfar,kalsit, garnet dan piroksin.
Berbentuk bukan kubus : mika, klorit, amfibol (hornblende), hematit, grafit dan
talk.Susunan mineral (fabrik)

Dari kenampakan tiga dimensional, fabrik dapat dibedakan menjadi :


Isotropik : susunan butir ke segala arah tampak sama.
Anisotropik : kenampakan susunan butir mineral tidak sama ke segala arah.

TEKSTUR
Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan menjadi :
Fanaretik : butiran cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.
Afanitik : butiran terlalu kecil untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.

STRUKTUR
Struktur dalam batuan metamorf dikenal ada tiga :
Granular : bila butir-butiran minerla yang berhubungan saling mengunci (inter
locking).
Foliasi : bila mineral-mineral pipih menbentuk rangkaian permukaan subparalel.
Lineasi : bila mineral-mineral prismatik membentuk kenampakan penjajaran pada
batuan, seperti genggaman pensil.

Di alam, batuan yang hanya mempunyai struktur lineasi sangat jarang, dan sebagian besar
selain berlineasi juga berfoliasi. Foliasi mungkin tidak teratur, melengkung atau terlipat bila
terdeformasi.

Derajat
Mineral khas
metamorfosis
Rendah ( Low grade
Klorit, Biotit
Metamorphism )
Menengah (Medium
Grade Kianit, Almandit
Metamorphisme)

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 38


Tinggi (High Grade
Silimanit
Metamorrphism)

Zona Derajat Metamorfisma

SYMBOL BATUAN

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 39


TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 40
SIKLUS BATUAN

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 41


RING OF FIRE

Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik.
Indonesia terletak diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa
Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra
Atlantik. Inilah sebabnya di Indonesia DISEBUT RING OF FIRE KARENA banyak gunung
berapi aktif. Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling aktif dalam jajaran
gunung berapi pada Ring of Fire. Kebanyakan daratan yang dilewati RING OF FIRE adalah
daratan yang berbatasan langsung dengan laut dan memiliki gunung api yang masih aktif.

Sekitar 12 lokasi di Indonesia termasuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik (RING OF FIRE).
Mereka adalah:
Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat)
Toba-Sibayak-Sinabung-Tarutung (Gunung api dan sesar tektonik di Sumatera Utara)
Gunung Krakatau (Gunung api bawah laut di Selat Sunda)
Gunung Agung-Batur-Rinjani (Bali, Lombok)
Gunung Semeru-Penanggungan-Bromo-Ijen-Kelud (Jawa Timur)
Gunung Merapi-Merbabu-Lawu-Sindoro-Sumbing-Dieng (Jawa Tengah)
Gunung Tangkuban Perahu-Salak-Papandayan-Galunggung (Jawa Barat)
Gunung Kerinci-Dempo-Sorik Merapi (Sumatera)
Gunung Rokatenda-Egon-Lewo-Tobi-Ende-Larantuka (Nusa Tenggara Timur)
Sangihe-Ambon-Ibu-Saputan (Kepulauan Ambon)
Liwang-Padang-Aceh-Palu (Sesar Darat)
Mentawai-Nias-Simeulue (Pulau di batas benua)

MANFAAT RING OF FIRE :

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 42


1. Indonesia salah satu zona ring of fire, Indonesia memiliki banyak sekali potensi
sumberdaya yaitu geothermal panas bumi . Indonesia salah satu sumberdaya energy
terbesar di dunia.
2. Terdapatnya mineral mineral baru yang terdapat di permukaan
3. Terdapatnya area seperti adanya belerang sulfur dan banyak lainya
4. Area panas bumi ini salah satu energi yang terbaharukan yang dapat di jdikan energy
panas listrik yang maha dahsyat.

TEUKU M. IQBAL / TRISAKTI-073.13 | 43

Anda mungkin juga menyukai