Anda di halaman 1dari 26

KLASIFIKASI DAN PEMBENTUKAN

ENDAPAN BAHAN GALIAN

*
*
*
*

Materi-03

Perkembangan konsep genesa endapan.


Beberapa klasifikasi endapan.
Fluida pembawa bijih.
Proses Pembentukan Endapan.

Materi Perkuliahan

Sejarah Konsep Genesa Bahan Galian


(Georgius Agricola, 1556)
* Konsep dasar dimulai pada abad ke-16 oleh Georg Bauer (dengan
nama latin Georgius Agricola) pada buku De re Metallica (1556).
* Menurut Agricola, mineral bijih dapat diklasifikasikan berdasarkan
proses terbentuknya, yaitu INSITU dan ALLUVIAL.
* Endapan insitu terdiri dari fissure veins, bedded, impregnations,
stringers, seams, dan stockworks.
* Endapan alluvial merupakan endapan-endapan yang berasal dari
perombakan endapan insitu.
* Menurut Hoover & Hoover (penerjemah De re Metallica), Agricola
mendasarkan pengelompokan pada dua prinsip dasar, yaitu :
A Endapan yang terbentuk secara sekunder, sehingga lebih muda
daripada batuan induknya
A Endapan yang terbentuk akibat sirkulasi larutan dalam channels.

Materi-03

Materi Perkuliahan

Sejarah Konsep Genesa Bahan Galian


(Charpentier, 1778-1799; Gerhard, 1781)
*

Charpentier : vein-vein terbentuk akibat alterasi pada


batuan samping keberadaan vein yang bergradasi
dengan batuan samping.
* Gerhard : vein-vein terbentuk pada suatu bukaan (open
fissures filled) oleh mineral-mineral yang terlindikan
(leached) dari batuan samping.
* Berdasarkan Charpentier dan Gerhard tsb, maka muncul
teori lateral secretion, yaitu : kandungan suatu endapan
mineral sehingga menjadi suatu endapan bijih yang berasal
dari batuan-batuan samping yang berdekatan akibat dari air
(tidak harus air meteorik).
* Teori ini menjadi referensi utama selama lebih dari 100 tahun.
Materi-03

Materi Perkuliahan

Sejarah Konsep Genesa Bahan Galian


(Others)
* Hutton (1788 & 1795) ; batuan beku dan mineral
bijih berasal dari magma dan ditempatkan dalam kondisi
cair (liquid) untuk menjadi kondisi sekarang.
* Pendapat-pendapat bahwa endapan bijih berasal dari
magma juga didukung oleh Joseph Brunner (1801)
dan Scipione Breislak (1811) teori magma
differentiation and magma segregation.
* Spurr (1933) menyempurnakan teori tersebut bahwa
jenis mineral yang terbentuk tergantung pada jenis
batuan asalnya.
* Teori-teori tsb terus berkembang, hingga Waldemar
Lindgren (1907, 1913 dan 1922) menghasilkan suatu
klasifikasi endapan berdasarkan proses genetik-nya.
Materi-03

Materi Perkuliahan

Klasifikasi Endapan Bahan Galian


*
*
*
*
*

Berdasarkan kesamaan karakteristik dan


deskripsi.
Persamaan proses genesa dan letak endapan.
Kesesuaian teori-teori dan lingkungan
pengendapan.
Dibuat se-sederhana mungkin sehingga mudah
dalam penerapan serta fleksibel.
Sampai saat ini, hanya endapan sedimenter
dan endapan yang berasosiasi dengan batuan
beku yang dapat dibedakan dengan jelas.

Materi-03

Materi Perkuliahan

Klasifikasi Niggli (1929)


O Mengelompokkan endapan epigenetik menjadi volcanic
(untuk dekat permukaan) dan plutonic (untuk yang
jauh di bawah permukaan).
O Berdasarkan sumber/asal endapan berupa liquids atau
gases atau yang ter-kristalisasi langsung dari magma,
maka endapan plutonik dikelompokkan lagi menjadi :
hydrothermal,
pegmatitic-pneumatolytic, dan
orthomagmatic.

O Pengelompokan yang lebih kecil didasarkan pada


komposisi kimia mineral dan mineral-mineral assosiasi.
Materi-03

Materi Perkuliahan

Klasifikasi
Niggli (1929)

Materi-03

Materi Perkuliahan

Klasifikasi Schneiderhorn (1941)


* Dikelompokkan berdasarkan :
A Asal dari fluida pembawa bijih,
A Assosiasi mineral (mineral associations),
A Letak/posisi lingkungan pengendapan (terendapkan dekat
permukaan dan terendapkan jauh di bawah permukaan),
A Tipe endapan, host rock, dan gangue mineral.

* Kategori pengelompokan utama adalah berdasarkan


assosiasi mineral.
* Dalam klasifikasi ini, telah dikategorikan kelompok
endapan berdasarkan mineral bijih (ore), batuan induk
(host rock) dan mineral gangue (gangue minerals).
Materi-03

Materi Perkuliahan

Klasifikasi
Schneiderhorn
(1941)

Materi-03

Materi Perkuliahan

Sub klasifikasi Schneiderhorn (1941) untuk Grup IIIA

Materi-03

Materi Perkuliahan

10

Klasifikasi Lindgren (1933)


O Sampai saat ini merupakan klasifikasi terbaik yang dapat
digunakan (Park and MacDiarmid, 1975).
O Modifikasi oleh Graton (1933), Buddington (1935) dan Ridge
(1968).
O Klasifikasi ini sebagian besar didasarkan pada tekanan
dan temperatur.
O Skema temperatur dan tekanan merupakan parameter yang
terus diteliti untuk disempurnakan.
O Klasifikasi ini digunakan sebagai klasifikasi standart di USA.
O Klasifikasi secara genetik ini berhubungan erat dengan
zoning dan paragenesis, dimana secara teoritis zona-zona PT berhubungan erat dengan zona-zona mineral-mineral
tertentu.
Materi-03

Materi Perkuliahan

11

Klasifikasi Lindgren (1933)

Materi-03

Materi Perkuliahan

12

Klasifikasi Lindgren (1933)

Materi-03

Materi Perkuliahan

13

Klasifikasi Lindgren (1933)

Materi-03

Materi Perkuliahan

14

Fluida Pembawa Bijih


O How do ore deposits form ?
Sumber dan karakteristik fluida pembawa bijih,
Sumber dari mineral bijih dan bagaimana
mekanisme keterdapatannya dalam fluida atau
larutan,
Proses migrasi fluida pembawa bijih,
Kontrol (penyebab) pengendapan mineral bijih dari
fluida pembawa bijih.

Materi-03

Materi Perkuliahan

15

Proses Pembentukan Endapan


O Merupakan rangkaian urutan-urutan kejadian
dari magma hingga proses dipermukaan bumi
akan menghasilkan type-type endapan tertentu.
O Berdasarkan urutan proses magmatik :
Aktivitas magma (endapan magmatik cair)
Injeksi larutan sisa magma pada dekat pemukaan
(endapan hidrothermal).

O Berdasarkan proses eksternal :


Endapan lateritik dan
Endapan sedimenter.
Materi-03

Materi Perkuliahan

16

Pengelompokan fluida pembawa bijih


O Silicate-dominated magma atau larutan magma yang
kaya dengan oksida, karbonat atau sulfida.
O Water-dominated fluida hidrothermal yang terpisah dari
magma.
O Air meteorik (yang berasal dari atmosfir)
O Air laut.
O Air connate (terperangkap dalam pori batuan sedimen).
O Fluida-fluida yang berasosiasi dengan proses-proses
metamorfik.
Materi-03

Materi Perkuliahan

17

Magma dan Fluida Magmatik


O Magma adalah suatu rock melt atau suatu larutan dengan
temperatur tinggi yang berupa cairan (liquid) dan kristal-kristal.
O Umumnya memiliki komposisi yang tidak homogen; setempat dapat
kaya akan ferromagnesian, silika, sodium dan potassium;
mengandung volatiles, xenoliths (inclusions atau un-melted
fragment), dll.
O Bersifat tidak statik atau bukan dalam suatu sistem yang tertutup,
dapat bergerak secara konvektif.
O Pada saat pendinginan, dapat mengalami kristalisasi dan terpisahterpisah menjadi fraksi-fraksi tertentu melalui proses fractional
crystallization atau magma differentiation.
O Unsur-unsur logam dapat terkonsentrasi melalui mekanisme
pembentukan batuan dalam komposisi yang bervariasi sesuai dengan
kandungan logam-nya.
Materi-03

Materi Perkuliahan

18

Skema proses magmatik awal dan


lingkungan pengendapannya.

Materi-03

Materi Perkuliahan

19

Konsentrasi unsur pada proses differensiasi


magma
O Pada magma mafic (ferromagnesian rock forming
silicates - SiO4) chromium, nickel, platinum, dll.
O Pada magma silicic (kaya akan silica - SiO2)
timah, zirconium, thorium, dll.
O Titanium dan Iron dapat terbentuk dalam range
komposisi magma yang lebar.
O Proses-proses kristalisasi seperti differentiation and
crystal settling, secara gradual meningkatkan
konsentrasi volatile pada larutan-larutan sisa
magma.

10

Vesiculation

Diffusion

Skematik
proses

Flotation
Crystal rising

differensiasi
magma

Thick horizontal sill


Assimilation of wall rock
Crystal settling
Gravity settling
Thick horizontal sill
Assimilation of wall rock

Materi-03

Materi Perkuliahan

21

Skematik proses differensiasi magma


1. Vesiculation, magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur
(S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air
soda.
Gelombang
(buih) cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.
2. Diffusion, pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan yang mengelilingi reservoir
magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain.
Walaupun demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan disirkulasi
dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
3. Flotation, kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya magma yang terletak
pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.
4. Gravitational Settling, mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi, cenderung memperkaya
resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal
badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineralmineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5. Assimilation of Wall Rock, selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan
magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika
batuan dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon, magma akan berubah menjadi komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya
akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi gabroik.
6. Thick Horizontal Sill, secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak
dengan dinding reservoir. Jika bagian sebelah dalam membeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat
yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dari mineral silikat yang lebih ringan.

Materi-03

Materi Perkuliahan

22

11

Materi-03

Materi Perkuliahan

23

Materi -03

Mater i Perku liahan

24

12

Materi -03

Mater i Perku liahan

25

Materi -03

Mater i Perku liahan

26

13

Materi -03

Mater i Perku liahan

27

Materi -03

Mater i Perku liahan

28

14

Materi -03

Mater i Perku liahan

29

Materi -03

Mater i Perku liahan

30

15

Materi -03

Mater i Perku liahan

31

Materi -03

Mater i Perku liahan

32

16

Materi -03

Mater i Perku liahan

33

Proses Pembentukan Endapan


O Proses internal

Kristalisasi dan segregrasi magma


Hydrothermal
Lateral secretion
Metamorphic Processes

O Proses eksternal

Materi-03

Mechanical Accumulation
Sedimentary precipitates
Residual processes
Secondary or supergene enrichment
Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative)
Materi Perkuliahan

34

17

Proses internal

Kristalisasi dan segregrasi magma


Hydrothermal
Lateral secretion
Metamorphic Processes

Materi-03

Materi Perkuliahan

35

Proses pembentukan endapan (internal)


UNSUR YANG MUDAH MENGUAP
UNSUR YANG SUKAR MENGUAP
Muskovit
Labradorit

Andesin Oligoklas
Ortoklas

Magma
Gabro

Olivin

Augit

ENDAPAN
MAGMATIKCAIR

Materi-03

Magma
Diorit

Hornblende

Magma
Granit

Kuarsa

PEGMATIT

ENDAPAN
PNEUMATOLITIK

ENDAPAN
HIDROTERMAL

Biotit

KEADAAN SUPERKRITIS
(FASE CAIRAN)

Materi Perkuliahan

36

18

M AGMA

100 0 C

KURVA
PEMISAHAN B
b2

STADIUM
MAGMATIK
CAIR

t1

KURVA
TEKANAN UAP

b1

b1
STADIUM
PEGMATITIK
PNEUMAT OLITIK

T
c

b2

t2
t3

t4

STADIUM
HIDROTERMAL
Pa III

50 -10 0 0C

X4

A
Un sur yan g
m udah
meng ua p
(a ir)

X3

X2

Konse ntrasi X

X1 B
Unsu r ya ng
su kar
men gu ap
( sil i kat )

DIAGRAM
TEMPERATUR - KONSENTRASI

Pa II

Pa I

TEKANAN

DIAGRAM
TEMPERATUR - TEKANAN

Proses pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi larutan, temperatur, dan


Materi -03tekanan pada kondisi kristalisas
37
dariliahan
magma induk Diagram Niggli
Mater iiPerku

Materi -03

Materi Perkuliahan

38

19

Kristalisasi and segregasi magma


* Pengendapan mineral bijih sebagai komponen utama atau
minor dalam batuan beku.
* Kristalisasi magma merupakan proses utama dari
pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.
* Terminologi endapan segregasi magma atau
orthomagmatic-deposit dapat digunakan untuk endapanendapan yang terbentuk (mengkristal) secara langsung dari
magma

Materi-03

FRACTIONAL CRYSTALLIZATION ; proses-proses yang terjadi


sepanjang differensiasi magma
LIQUATION ; Terpisah dari magma berupa sulfide, sulfide-oxide atau
larutan oxide yang kemudian terakumulasi dibawah larutan silikat.
Materi Perkuliahan

39

Hydrothermal Processes
O Hot aqueous solutions (hydrothermal solutions)
larutan 3 fase (liquid + gas + solid).
O Penting pada pembentukan beberapa type endapan
(stockwork, vein, volcanic-exhalative, dll).
O Range pembentukan endapan berada diperkirakan
pada temperatur 50 650 0C (sinter
porfiri/mesothermal).
O Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu
fluida pembawa bijih utama yang kemudian
terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.
Materi-03

Materi Perkuliahan

40

20

Tipe batuan, differensiasi magma dan fluida hydrothermal

Materi-03

Materi Perkuliahan

41

Hydrothermal Processes
O Larutan berasal dari larutan sisa magma dengan temperatur yang
lebih rendah sebagai sisa dari kristalisasi pada fase pegmatit
mengandung base metals dan elemen-elemen lain yang tidak ikut
ter-kristal-kan pada pendinginan magma (W, U, Mo, Cs, Rb, Li, Be,
B dan P).
O Larutan sisa magma ini diasumsikan ter-injeksi-kan sepanjang
fractures atau media (channel) lain ke tempat yang lebih dingin di
dekat permukaan dimana tipe-tipe endapan hidrothermal terdapat.
O Kandungan volatile : H2S, HCl, HF, CO2, SO2 dan H2.
O White (1955) menyatakan bahwa sistim geothermal kemungkinan
merupakan pembentuk utama endapan-endapan epigenetik
dibuktikan lebih lanjut oleh peneliti lain endapan umumnya
berhubungan dengan (terdapat pada) ancient geothermal system.
Materi-03

Materi Perkuliahan

42

21

Hydrothermal Processes

Materi-03

Materi Perkuliahan

43

Hydrothermal Processes

Sketsa yang memperlihatkan struktur


dari sistem hidrothermal system
(Henley and Ellis, 1983).
Sirkulasi air panas kemungkinan
bereaksi dan mengandung kandungan
terlarut dari batuan samping atau
intrusi magma.
Materi-03

Materi Perkuliahan

44

22

Hydrothermal Processes

Sistem geothermal sebagai heat engine (biasanya


magmatik) pada kedalaman beberapa kilometer
berinteraksi dengan air meteorik dalam. Sirkulasi
dalam air meteorik (A). Aliran panas (BD) dan
outflow yang lebih lambat (C).

Lapisan yg jenuh air endapan skarn Sn-Fe (I).


Kristalisasi lanjut dengan kontribusi air meteorik
membentuk endapan Sn-Cu vein (III dan IV).
Type II adalah pegmatitik.

Materi-03

Materi Perkuliahan

45

Proses Lateral Secretation


O Merupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan
urat kuarsa pada batuan metamorf.
O Terjadi pengisian zona regangan atau fractures oleh
silika yang migrasi dari batuan sekitarnya, termasuk
komponen-komponen sulfida dan sulfur dari batuan
samping.
O Mineral utama ; kuarsa, karbonat, serisit, pirit,
arsenopirit, stibnite, kalkopirit, sphalerit, sulphosalts,
galena dan emas.
O Ada 2 kemungkinan proses.
Silika berasal dari larutan magma dan difusi pada batuan
samping,
Silika berasal dari batuan membentuk vein.
Materi-03

Materi Perkuliahan

46

23

Proses Lateral Secretion

Silika berasal dari larutan magma dan difusi pada batuan samping (kiri) dan silika
berasal dari batuan membentuk vein (kanan).

Materi-03

Materi Perkuliahan

47

Proses Metamorfik
O Umumnya merupakan hasil
dari contact dan regional
metamorphism.
O Proses pembentukan
umumnya mirip dengan
lateral secretion.
O Dalam proses metamorfik,
perubahan-perubahan secara
metamorfik akibat dari
rekristalisasi dan redistribusi
material melalui proses diffusi
(umumnya material yang
mobile).
Materi-03

Materi Perkuliahan

48

24

Proses eksternal
*
*
*
*
*

Mechanical Accumulation
Sedimentary precipitates
Residual processes
Secondary or supergene enrichment
Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative)

Materi-03

Materi Perkuliahan

49

Proses eksternal
O Mechanical Accumulation ; Konsentrasi dari mineral berat dan
lepas menjadi endapan placer (placer deposit)
O Sedimentary precipitates ; Presipitasi elemen-elemen tertentu
pada lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme
biologi.
O Residual processes ; Pelindian (leaching) elemen-elemen
tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen
yang tidak mobile dalam material sisa.
O Secondary or supergene enrichment ; Pelindian (leaching)
elemen-elemen tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral
dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan endapan
dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
O Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative) ;
Exhalations dari larutan hydrothermal pada permukaan, yang
terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya
menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.
Materi-03

Materi Perkuliahan

50

25

References
O Ore geology and Industrial Minerals (An Introduction)., Anthony
M. Evans., 1994 (Chapter 4, p. 52-83).
O The Geology of Ore Deposits., Guilbert, J.M., Park, C.F., W.H.
Freeman & Company, 1985.
O Economics Mineral Deposits., Jense, M., Bateman, A.M., 1981.
O Getting gold from granites., Craig J.P. Hart., Handout SEG Gold
Workshop., SGA Meeting, Beijing, 2005.

Materi-03

Materi Perkuliahan

51

26

Anda mungkin juga menyukai