yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap
penghabluran kembali pada permukaan batu gamping, sehingga terbentuk hablur kalsit.
Dibeberapa daerah endapan batu gamping seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah
tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara
maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah
dapat melarutkan batu gamping yang dilaluinya.
Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan
batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama
perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam.
Kalsit adalah sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa
bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu
gamping, dan juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan
batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah daerah tropis ,
batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegununganpegunungan batu gamping yang indah.
B. Mineralogi Batu Gamping
Batu gamping merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan diindustri
Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan Kalsit (CaCO 3) tetapi berbeda dengan
struktur kristalnya, merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu tertentu dapat
berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir sama satu sama
lain, maka tidak mudah untuk mengidentifikasinya.
C. Identifikasi Batu Gamping
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak
jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping
klastik.
a. Batugamping non-klastik
Merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa
dan Foraminifera atau batugamping ini sering juga disebut batugamping koral karena
penyusun utamanya adalah koral.
b. Batugamping Klastik
Merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses erosi oleh
air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi. Selama proses tersebut banyak mineralmineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya
variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abuabu tua, coklat, merah bahkan hitam.
Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang
pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah
batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3.
Adapun sifat dari batugamping adalah sebagai berikut :
Warna
Kilap
Goresan
Bidang belahan
Pecahan
Kekerasan
Berat Jenis
Ketahanan
: Uneven
: 2,7 3,4 skala mohs
: 2,387 Ton/m3
: Keras, Kompak, sebagian berongga
Preheating Zone
Pada daerah ini muatan padat batu kapur dan kokas akan mengalami pemanasan
sampai temperatur sekitar 800 celcius oleh gas panas yang bergerak berlawanan dari
bawah ke bagian atas tungku. Pada daerah ini, belum terjadi reaksi kalsinasi maupun
reaksi pembakaran dari kokas.
Reaction Zone
Pada daerah ini terjadi reaksi pembakaran kokas dan dekomposisi dari batu kapur.
Cooling Zone
Pada daerah ini kapur bakar didinginkan dengan udara yang bergerak berlawanan dari
bagian bawah tungku. Pada daerah ini kapur bakar didinginkan sampai temperatur sekitar
100 celcius.
Agar terjadi pembakaran sempurna dari kokas, maka udara yang dihembuskan mencapai
25 persen berlebih dari yang diperlukan.
F. Reaksi Kalsinasi Batu Kapur
Selama proses kalsinasi, Batu kapur, CaCO3 akan terurai menjadi kapur bakar dengan
rumus kimia CaO (kalsium oksida) dan gas karbon dioksida, CO2 sesuai dengan reaksi
berikut:
CaCO3 CaO + CO2(g), H298 = 177,8 kJ
Proses kalsinasi meliputi pelepasan air, carbon dioksida atau gas-gas lain yang terikat
secara kimiawi. Proses Kalsinasi lebih endotermik daripada proses drying. Sehingga panas
harus dipasok dari sumber dengan temperatur relatif tinggi.
G. Manfaat Batu Kapur
Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :
Bahan bangunan
Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk
Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai
serbuk belerang untuk disemprotkan.
sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta
untuk menggemburkan tanah. Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada
kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya
Penjernihan air
Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan bersama-sama
dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.