Anda di halaman 1dari 3

1.

Ore Body : massa atau badan yang mengandung bijih dapat berupa veins,bedns,massif

Veins : suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk tabular atau seperti meja atau urat dan umumnya
mempunyai kemiringan ,terjadi karena proses magmatis.
Bedns : endapan bijih sedimen yang letaknya horizontal atau sedikit miring dan sejajajr dengan stratigrafi
batuan sekelilingnya.

Massive : badan bijih yang besar dengan tepi-tepi meruncing tidak teratur

a) Proses terbentuknya endapan bahan galian adalah komplek dan sering lebih dari satu proses yang bekerja bersama-sama.
meskipun dari satu jenis bahan, misalnya logam, kalau terbentuk oleh proses yang berbeda maka akan menghasilkan tipe
endapan yang berbeda pula. Contohnya adalah endapan bijih besi, endapan ini dapat dihasilkan oleh proses diferensiasi
magmatik oleh larutan hidrotermal, oleh proses sedimentasi ataupun oleh proses pelapukan. Tiap-tiap proses akan
menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda-beda baik dalam mutu, besarnya cadangan, maupun jenis mineral-mineral
ikutannya.

b) 1. Konsentrasi magmatik

Beberapa dari mineral yang terdapat dalam batuan beku banyak yang mempunyai nilai ekonomis, tetapi pada umumnya
konsentrasi terlalu kecil untuk dapat diproduksi secara komersial, oleh karena itu diperlukan suatu proses konsentrasi untuk
dapat mengumpulkan bahan-bahan tersebut dalam suatu deposit yang ekonomis. Konsentrasi tersebut terjadi pada saat batuan
beku masih berupa magma, karenanya disebut konsentrasi oleh proses magmatik

2. Sublimasi

Proses sublimasi merupakan proses yang tidak begitu berarti dalam pembentukan bahan galian, tetapi memang ada bahan
galian yang terbentuk oleh proses ini. Proses sublimasi menyangkut perubahan langsung dari keadaan gas atau uap menjadi
keadaan padat, tanpa melalui fase cair. Belerang adalah bahan galian yang terjadi sebagai akibat proses sublimasi, yang secara
lokal sering cukup menguntungkan untuk ditambang. Disamping belerang sering juga dapat dijumpai garam-garam klorida
dari besi, tembaga, seng dan garam-garam dari logam alkali lainnya

3. kontak Metasomatisme

Bahan galian hasil kontak metasomatisme terjadi karena adanya proses rekristalisasi, penggabungan unsur, pergantian ion,
maupun penambahan unsur-unsur baru dari magma ke batuan yang diterobosnya. Dari proses rekristalisasi batugamping
misalnya, akan dihasilkan batu marmer, sedangkan rekristalisasi batupasir kuarsa akan menghasilkan batu kuarsit. Pada saat
magma yang pijar dan sangat panas menerobos lapisan batuan, magma tersebut makin lama akan makin kehilangan panasnya
akhirnya akan membeku menjadi batuan beku intrusif. Proses tersebut dapat terjadi pada keadaan yang dangkal, menengah
ataupun pada kedalaman yang besar, sehingga dikenal adanya batuan beku intrusif dangkal, menengah ataupun dalam.

4. Konsenterasi Hidrotermal

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut larutan sisa magma, yang mungkin dapat
mengadung konsenterasi logam yang dulunya berada dalam magma. Larutan sisa magma ini yang juga disebut larutan
hidrotermal, banyak mengandung logam-logam yang berasal dari magma yang sedang membeku dan diendapkan ditempat-
tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi. Larutan ini makin jauh letaknya dari magma makin kehilangan panasnya,
sehingga dikenal adanya deposit hidrotermal suhu tinggi di tempat yang terdekat dengan intrusi, deposit hidrotermal suhu
menengah ditempat yang agak jauh, dan deposit hidrotermal suhu rendah di tempat yang terjauh.

Syarat-syarat penting untuk terjadinya deposit hidrotermal adalah :

1. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral-mineral.


2. Adanya tekanan atau rongga pada batuan yang dapat dilewati larutan.
3. Adanya tempat dimana larutan dapat mendepositkan kandungan mineralnya.
4. Ada reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral baru.
5. Konsentrasi mineral yang cukup dalam deposit sehingga menguntungkan kalau ditambang.
5. Sedimentasi

Proses-proses sedimentasi tidak saja menghasilkan batuan-batuan sedimen, tetapi dapat juga menghasilkan deposit-deposit
mineral berharga seperti mangan, besi, tembaga, batubara, karbonat, tanah lempung, belerang, lempung pemurni (fuller’s
earth atau bleekarde), lempung bentonit, tanah diatome, dan secara tidak langsung deposit vanadium-uranium. Meskipun
demikian deposit-deposit tersebut sebenarnya juga batuan sedimen, yang kebetulan karena sifat-sifat kimiawi dan fisikanya
kemudian menjadi sangat berharga. Karenanya, cara terbentuknya juga sama dengan cara terbentuknya batuan sedimen, harus
ada batuan yang bertindak sebagai sumber (asal), harus ada suatu proses yang mengangkut dan mengumpulkan bahan-bahan
hasil rombakan batuan asal, dan akhirnya pengendapan hasil rombakan tersebut pada suatu cekungan pengendapan tertentu

6. Pelapukan

Proses pelapukan yang meskipun berjalan lambat tetapi terus-menerus dalam jangka waktu lama, sehingga pada akhirnya
batuan dan mineral-mineral yang dikandungnya akan mengalami disintregasi sebagai akibat pelapukan fisik dan dekomposisi
sebagai akibat pelapukan kimiawi. Pelapukan fisika dan kimiawi terdiri dari bermacam-macam proses yang dapat bekerja
sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama. Pelapukan kimiawi banyak terjadi di daerah yang beriklim basah dan panas
seperti di Indonesia ini, sedang pelapukan fisik lebih menonjol di daerah yang beriklim kering.

7. Deposit oleh Proses Metamorfisme

Metamorfisme adalah suatu proses dimana batuan dan mineral mengalami ubahan akibat adanya tekanan dan suhu yang tinggi
yang ditimpakan kepadanya, disamping itu kadang-kadang disertai pula dengan penambahan air dan karbon dioksida. Ubahan
ini dapat dalam bentuk kristalisasi maupun rekombinasi dari kandungan-kandungan batuan yang menimbulkan mineral-
mineral bukan logam baru yang berharga. Deposit mineral yang terjadi oleh proses metamorfisme terutama adalah grafit,
asbes, talk, batusabun, garnet dan bahan-bahan abrasif.

8. Konsentrasi oleh Proses Air Tanah

Yang dimaksud dengan air tanah adalah air di bawah permukaan tanah dan di bawah muka air tanah, semua pori batuan terisi
jenuh dengan air. Sedangkan air tanah yang berada di atas muka air tanah disebut air gravitasi (gravity water). Muka air tanah
ini biasa juga disebut water table.

Air tanah dapat dibedakan antara yang berasal dari curah hujan dan merembes ke dalam tanah yang akhirnya masuk ke dalam
lapisan pembawa air (aquifer) dan air tanah yang terjebak di dalam lapisan batuan bersamaan dengan waktu batuan sedimen
itu terbentuk. Air tanah jenis pertama disebut air meteorik (meteoric water) dan yang kedua disebut air konet (connet water)

c. Metode Ekplorasi Tak Langsung


Metode eksplorasi tak langsung adalah eksplorasi yang kegiatan pengamatannya tidak berhubungan langsung dengan objek
yang di eksplorasi. Informasi keterdapatan bahan galian diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik atau kimia dari
endapan yang dapat diketahui melalui anomali-anomali yang diperoleh dari hasil pengamatan/pengukuran. Metode-metode yang
digunakan dalam kegiatan eksplorasi tak langsung adalah penginderaan jarak jauh, survei geokimia dan survei geofisika.
Metode Eksplorasi Langsung
Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik
dengan kondisi permukaan/bawah permukaan dari endapan yang dicari. Kegiatan eksplorasi langsung memungkinkan dapat
dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran dan sampling terhadap objek yang di eksplorasi. Metode eksplorasi
langsung ini dapat diterapkan pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal sampai detail). Beberapa metode yang sehubungan
dengan metode eksplorasi langsung adalah Pemetaan Geologi, Tracing Float, Paritan dan Sumur Uji.

d. Studi Literatur.

Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta yang sudah ada (dari survei-survei
terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan d||,, lalu dipilih daerah yang akan di survei.

Survei dan Pemetaan

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, make survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau
gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1:50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu
dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu.

Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar
awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak.
Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
Studi Kelayakan

Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan sebelumnya sebagai penemu apakah kegiatan
penambangan endapan bahan galian tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi
pertimbangan teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada saat ini, dan dengan memperhatikan keselamatan kerja serta
kelestarian lingkungan hidup. Bila tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan.

2. B. Hal-hal yang Dilakukan dalam Penelitian Lapangan

Ketika peneliti melakukan penelitian lapangan, ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan:
• Mengamati kejadian sehari-hari yang biasa/tidak biasa dalam setting kehidupan sehari-hari.[1]
• Terlibat langsung apakah orang yang diteliti.[1]
• Memperoleh sudut pandang orang yang diteliti sekaligus mempertahankan perspektif analitis orang luar.[1]
• Menggunakan beragam teknik dan keterampilan sosial secara luwes.[1]
• Menghimpun data berbentuk catatan rinci, bagan, peta, maupun gambar untuk keperluan deskripsi.[1]
• Memandang gejala dalam konteks sosial.[1]
• Mengembangkan empati dengan orang yang diteliti.[1]
• Memperhatikan aspek-aspek kebudayaan.[1]
• Tidak memaksakan sudut pandang sebagai orang luar.[1]
• Mampu mengatasi stres, ketidakpastian, dan masalah-masalah etis.[1]
C. 1. Penyelidikan Umum (Prospecting)
2. Eksplorasi (Exploration)
3. Studi Kelayakan (Feasibility Studies)
4. Persiapan penambangan
5. Penambangan
6. Pengolahan Bahan Galian
7. Pengangkutan
8. Pemasaran
9. Reklamasi Lahan Pascatambang

1. bijih primer (hipogen), yakni bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses pelogaman
2. bijih sekunder (supergen), yakni bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh proses pelapukan
dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.

3. a. Mineral logam dapat dicairkan untuk mendapatkan produk baru.

b. Beberapa contoh mineral logam adalah besi, tembaga, bauksit, timah, dan mangan.

c. Mineral logam ini umumnya dikaitkan dengan batuan beku.

d. Mineral logam biasanya keras dan dapat bersinar atau berkilau.

e. Mineral logam bersifat elastis dan lentur.

f. Mineral logam ketika dipukul-pukul tidak akan rusak.

Anda mungkin juga menyukai