Anda di halaman 1dari 10

Pengeboran berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 3, yaitu pengeboran eksplorasi,

pengeboran deliniasi, dan pengeboran eksploitasi. Apa perbedaanya? Simak yang di


bawah ini.
1. Pengeboran Eksplorasi

    Tujuan dari pengeboran eksplorasi adalah untuk membuktikan ada tidaknya minyak atau gas bumi
di dalam cekungan. Pengeboran eksplorasi ini belum memiliki data-data akurat mengenaai sifat
batuan yang akan ditembus. Jadi, proses pengeboran eksplorasi memiliki tingkat masalah yang
tinggi. Karena itu, sumur eksplorasi sering juga mendapat julukan Wild Cat. Artinya, selama operasi
pengeboran akan didapati banyak masalah yang berdampak pada lamanya waktu dan tingginya
biaya pengeboran.

    Pada umumnya, titik lokasi pengeboran ini berada di atas puncak reservoir yang
berbentuk Anticlinal Trap seperti gambar di bawah ini.

Anticline Trap

Lapisan Reservoir

     Pada gambar lapisan reservoir di atas, tampak ada tiga lapisan fluida yang
tersusun dari atas ke bawah sesuai dengan densitasnya. Lapisan pertama atau
paling atas adalah gas yang memiliki densitas paling ringan kemudian disusul
minyak dan air. Umumnya, di bawah lapisan minyak terdapat air sebagai batas
bawah suatu reservoir minyak. 

     Pada ketiga fluida tersebut terdapat lapisan-lapisan yang menyekat misalnya
garis batas antara fluida gas dengan fluida minyak disebut dengan Gas Oil
Contact (GOC) dan batas antara fluida minyak dengan air disebut Water Oil
Contact (WOC). Bila pengeboran pada puncak trap tidak menemukan hidrokarbon
maka reservoir tersebut dinilai kosong atau dry hole.
  
2. Pengeboran Deliniasi

    Jenis pengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran reservoir, mencari


batas-batas, serta ketebalan reservoir. Pada pengeboran ini sudah ada data sumur
dari hasil pengeboran eksplorasi. Untuk menentukan batas-batas reservoir maka
dilakukan pengeboran dengan jarak-jarak tertentu dari sumur yang pertama.
Misalkan akan ada tiga sumur yang akan di bor untuk menentukan batas-batas
reservoir, dengan sumur pertama adalah sumur minyak dengan ketebalan deposit
yang tinggi.

    Pengeboran sumur yang kedua diharapkan menembus zona minyak dengan
ketebalan yang sangat tipis dan zona air yang tebal. Hal ini dapat dikatakan sebagai
batas reservoir minyak. Namun, bila pengeboran masih menembus zona minyak
yang tebal dengan ketebalan air yang tebal juga maka hal ini tidak dapat dikatakan
sebagai batas reservoir. Maka, perlu dilakukan pengeboran sumur yang ketiga. Bila
sumur ketiga tidak menemukan minyak dan hanya menemukan air yang sangat
tebal, maka batas reservoir adalah antara sumur kedua dan sumur ketiga.

   Untuk menentukan batas-batas reservoir minyak adalah berdasarkan ketebalan


minyak dari setiap sumur yang di bor. Selanjutnya, berdasarkan data-data ketebalan
minyak tersebut dapat dibuat peta isopach yang digunakan untuk menghitung
volume batuan yang mengandung minyak. 
 
3. Pengeboran Eksploitasi 

    Pengeboran ini bertujuan untuk mengambil cadangan minyak yang tersimpan dalam reservoir.
Pengeboran eksploitasi ini biasanya memerlukan biaya yang lebih terjangkau karena sudah memiliki
data seperti ketebalan reservoir, jenis dan sifat batuan, dan lainnya. Sumur eksplorasi dapat dialihkan
menjadi sumur eksploitasi asalkan sumur eksplorasi tersebut ekonomis untuk diproduksi. 
Onshore Rig milik PetroVietNam

   Pengelompokkan berikutnya adalah berdasarkan lokasinya. Berdasarkan letak dari titik lokasi,


pengeboran dibedakan menjadi:

1. Pengeboran Darat (onshore)


    Pengeboran darat adalah semua aktivitas pengeboran yang titik lokasinya berada di daratan.
Biasanya disebut onshore drilling.
 

Onshore Rig di Texas


 2. Pengeboran Lepas Pantai (offshore)
    Pengeboran lepas pantai adalah kegiatan pengeboran yang titik lokasinya berada di laut lepas
pantai sampai perairan dalam. Tetapi, bila titik lokasi pengeborannya pada lingkungan berair seperti
di sungai, rawa, ataupun danau dengan kedalaman tertentu juga dapat dikategorikan
sebagai offshore drilling. 
Onshore  dan offshore drilling

     Pengelompokkan yang ketiga dari aktivitas pengeboran adalah berdasarkan bentuk lubang yang
dibuat selama proses pengeboran. Pada kelompok ini, pengeboran dibagi menjadi dua yaitu
pengeboran tegak (straight hole drilling/vertical drilling) dan pengeboran berarah (directional and
horizontal drilling).

1. Pengeboran Tegak (straight hole drilling/vertical drilling)


    Pengeboran lurus disebut juga dengan pengeboran vertikal atau straight hole drilling yang artinya
pengeboran yang dilakukan dari titik awal di permukaan dipertahankan kelurusannya hingga
mencapai target. Pengeboran memenuhi kriteria pengeboran vertikal bila:

    a. Pengeboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5 o untuk ketinggian kerucut 10000 kaki.
Kerucut ini dibentuk dari titik awal pengeboran di permukaan sampai kedalaman 10000 kaki dengan
kemiringan kerucut sebesar 5o. Selama lubang yang dibentuk pada operasi pengeboran masih dalam
lingkup kerucut, maka pengeboran tersebut dikategorikan sebagai pengeboran vertikal.

    b. Sebenarnya, meskipun lubang masih di dalam kerucut 5 o, akan tetapi sangat sulit untuk
mempertahankan kelurusan lubang. Kenapa? Salah satu faktor adalah formasi batuan di dalam yang
mungkin akan sangat berbeda dari satu lapisan ke lapisan berikutnya. Tentu saja ini akan
mempengaruhi proses pengeboran. Lubang boleh saja belok atau tidak lurus asal tidak lebih dari
3o setiap 100 kaki dan masih berada di dalam kerucut. Pembelokan lubang ini sering disebut  dog
leg karena bentuknya yang mirip dengan kaki anjing.
Diagram Pengeboran Vertikal
 
2. Pengeboran Berarah (directional and horizontal drilling)
 
   Pengeboran berarah dalam hal ini adalah proses pengeboran yang lubang sumurnya diarahkan
dengan sudut tertentu untuk mencapai target. Biasanya, rig atau platform tidak berada secara vertikal
dengan reservoir. 
     Melakukan proses pengeboran suatu formasi memang idealnya mempertahankan konsep vertikal
drilling. Karena dengan mempertahankan kelurursan lubang sumur selain dalam operasinya jauh
lebih mudah, biayanya juga lebih murah. Namun, ada beberapa alasan dan faktor yang memaksa
untuk dilakukannya pengeboran berarah. Berikut alasan-alasannya:

a. Inaccessible Location Drilling


     Beberapa reservoir berada di bawah permukaan yang tidak mungkin dilakukan pengeboran
secara vertikal akan tetapi sangat cocok bila dijangkau dengan teknik pengeboran horizontal. Teknik
ini sangat umum digunakan untuk melakukan pengeboran di reservoir yang sulit dijangkau
seperti reservoir  di bawah kota, lahan pertanian/perkebunan, dll.

Horizontal Drilling
Horizontal Drilling di Tepi New York

b. Multiple Well Drilling


     Selain karena faktor posisi reservoir yang sulit dijangkau, pengeboran berarah juga dilakukan
karena ada banyak reservoir namun adanya keterbatasan area di permukaan sehingga tidak
memungkinkan untuk membangun rig atau platform dalam jarak berdekatan. Maka, dilakukanlah
pengeboran multiple well yang hanya menggunakan plaform tunggal dengan metode pengeboran
berarah untuk menjangkau semua reservoir. Biasanya teknik ini dilakukan pada pengeboran lepas
pantai/offshore.

Multiple Well Drilling

c. Salt Dome Drilling


     Pada daerah yang didapati kubah garam (salt dome) yang letaknya berada di atas reservoir,
melakukan pengeboran secara vertikal sangatlah beresiko karena potensi untuk terjadi blow out lebih
besar. Karena itu, mengambil sisi samping dari salt dome menuju reservoir bisa menjadi pilihan bijak.
Salt Dome Drilling Process

d.  Side Tracking  atau  Straightening


     Kadang dalam melakukan operasi pengeboran lurus terjadi deviasi atau pembelokan yang
parah pada lubang sumur sehingga arah pengeboran menjauhi target, sehingga perlu untuk
kembali meluruskan lubang sumur tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan  side tracking  untuk
mengembalikan arah lubang sumur ke target semula. 

 
Sidetracking Process

e. Relief Well Drilling 


     Relief well sebenarnya adalah proses mitigasi bencana dalam proses pengeboran. Sumur-sumur
minyak yang mengalami blow out akan ditangani dengan metode ini. Relief well merupakan sumur
yang dibuat di dekat sumur yang mengalami blow out dengan tujuan untuk mengurangi fluida di
dalam sehingga menekan efek blow out. Membuat relief well  ini biasanya menggunakan metode
pengeboran berarah.  
Relief Well

Relief Well
     Itulah pembagian atau klasifikasi pengeboran minyak dan gas bumi berdasarkan tujuan, lokasi,
dan bentuk lubangnya.

Anda mungkin juga menyukai