Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

Acara Petroleum System

COVER

Disusun Oleh :
MUHAMMAD HAFIDH
111.160.114
PLUG 5

LABORATORIUM GEOLOGI MINYAK BUMI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
I.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................... 3
I.2. Maksud dan Tujuan......................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
METODE ............................................................................................................................ 4
II.1. Langkah Kerja ................................................................................................. 4
II.2. Diagram Alir ................................................................................................... 4
BAB III ............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
III.1. Formasi ........................................................................................................... 5
III.1.1. Basement ..................................................................................................... 5
III.1.2. Formasi Talang Akar .................................................................................. 5
III.1.3. Formasi Gumai ............................................................................................ 6
III.1.4. Formasi Air Benakat ................................................................................... 6
III.2. Satuan Batuan ................................................................................................. 7
III.2.1. Satuan Batuan Batulempung ....................................................................... 8
III.2.2. Satuan Batuan Serpih .................................................................................. 8
III.2.3. Satuan Batuan Batupasir / Batupasir Kuarsa .............................................. 8
III.2.4. Satuan Batuan Metavulkanik ...................................................................... 8
III.3. Petroleum System ........................................................................................... 8
III.3.1. Source Rock ................................................................................................ 8
III.3.2. Seal Rock .................................................................................................... 9
III.3.3. Reservoir Rock............................................................................................ 9
III.3.4 Overbudden ................................................................................................. 9
III.4. Zona Target ................................................................................................... 10
BAB IV ............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
IV.1. Kesimpulan ................................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian


Berdasarkan Teori Organik, minyak dan gas bumi menurut J.P
Lesley (1865) adalah senyawa hidrokarbon atau gabungan komposisi dari
hidrogen dan karbon yang berasal dari bahan organik dalam batuan induk
yang mengalami proses pematangan. Kata petroleum berasal dari bahasa
latin, yaitu petra yang berarti batuan dan oleum yang memiliki arti minyak.
Berdasarkan arti tersebut minyak dan gas bumi merupakan material yang
didapat pada batuan di dalam kerak bumi. Minyak dan Gas Bumi biasanya
terdiri atas campuran antara senyawa hidrokarbon (80-85% unsur karbon dan
15-20% unsur hidrogen) dan senyawa lain yang mengandung nitrogen, sulfur,
oksigen, dan unsur-unsur lain (biasanya kurang dari 5%)
Pengertian dari petroleum system adalah Sistem alami yang
mencakup batuan sumber aktif dan semua yang terkait dengan minyak dan
gas dan yang mencakup semua unsur geologi dan proses yang penting untuk
akumulasi adanya hidrokarbon. ( Magoon and Dow 1994 ).
Pada kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, diperlukan beberapa
analisis dari data mudlog untuk mengidentifikasi batuan dan membuktikan
adanya indikasi hidrokarbon di tempat kegiatan eksplorasi.

I.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas praktikkum Geologi Minyak Bumi pada acara Petroleum System.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menentukan satuan
batuan, kemudian formasi batuan, petroleum system dan zona target
eksplorasi dan juga agar dapat menginterpretasi data berdasar dari data log
sumur.

3
BAB II
METODE

II.1. Langkah Kerja


Langkah kerja analisis sebagai berikut :
1. Menentukan batas satuan batuan dari data log, dilihat dari dominasi
batuan.
2. Menentukan batas – batas formasi berdasarkan data log dan melihat juga
dari satuan batuan yang sudah ditentukan.
3. Menentukan Petroleum System berupa Seal Rock, Reservoir Rock,
Source Rock, Overbudden lalu memberi garis batas – batas unsur
Petroleum System pada data log dengan memperhatikan litologi dan
deskripsi batuan yang ada.
4. Menentukan Zona Target Eksplorasi.
5. Membuat Laporan.

II.2. Diagram Alir

Analisis Data Menentukan Membuat


Data Well Log
Well Log Zona Target Laporan

Gambar 1 Diagram Alir

4
BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Formasi

III.1.1. Basement
Bagian ini merupakan batuan dasar (basement rock) dari
Cekungan Sumatra Selatan. Batuan Dasar tersusun atas batuan beku
Mesozoikum, batuan metamorf Paleozoikum Mesozoikum, dan
batuan karbonat yang termetamorfosa. Hasil dating pada beberapa
tempat menunjukkan bahwa beberapa batuan berumur Kapur Akhir
sampai Eosen Awal.

Batuan metamorf Paleozoikum-Mesozoikum dan batuan


sedimen mengalami perlipatan dan pensesaran akibat intrusi batuan
beku selama orogenesa Mesozoikum Tengah.

III.1.2. Formasi Talang Akar


Nama Talang Akar berasal dari Talang Akar Stage (Martin,
1952) nama lain yang pernah digunakan adalah Houthorizont
(Musper, 1937) dan Lower Telisa Member (Marks, 1956). Formasi
Talang Akar pada Sub Cekungan Jambi terdiri dari batulanau,
batupasir dan sisipan batubara yang diendapkan pada lingkungan laut
dangkal hingga transisi. Menurut Pulunggono, 1976, Formasi Talang
Akar berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal dan diendapkan
secara selaras di atas Formasi Lahat. Bagian bawah formasi ini terdiri
dari batupasir kasar, serpih dan sisipan batubara. Sedangkan di bagian
atasnya berupa perselingan antara batupasir dan serpih. Ketebalan
Formasi Talang Akar berkisar antara 400 m – 850 m.
Umur dari Formasi Talang Akar ini adalah Oligosen Atas-
Miosen Bawah dan kemungkinan meliputi N 3 (P22), N7 dan bagian
N5 berdasarkan zona Foraminifera plangtonik yang ada pada sumur
yang dibor pada formasi ini berhubungan dengan delta plain dan
daerah shelf.

5
.

III.1.3. Formasi Gumai


Formasi Gumai tersebar secara luas dan terjadi pada zaman
Tersier, formasi ini terendapkan selama fase transgresif laut
maksimum, (maximum marine transgressive) ke dalam 2 cekungan.
Batuan yang ada di formasi ini terdiri dari napal yang mempunyai
karakteristik fossiliferous, banyak mengandung foram plankton.
Sisipan batugamping dijumpai pada bagian bawah.
Formasi Gumai beda fasies dengan Formasi Talang Akar dan
sebagian berada di atas Formasi Baturaja. Ketebalan dari formasi ini
bervariasi tergantung pada posisi dari cekungan, namun variasi
ketebalan untuk Formasi Gumai ini berkisar dari 6000 – 9000 feet (
1800-2700 m).
Penentuan umur Formasi Gumai dapat ditentukan
dari dating dengan menggunakan foraminifera planktonik.
Pemeriksaan mikropaleontologi terhadap contoh batuan dari beberapa
sumur menunjukkan bahwa fosil foraminifera planktonik yang
dijumpai dapat digolongkan ke dalam zona Globigerinoides
sicanus, Globogerinotella insueta, dan bagian bawah zona Orbulina
Satiralis Globorotalia peripheroranda, umurnya disimpulkan Miosen
Awal-Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan Laut Terbuka,
Neritik.

III.1.4. Formasi Air Benakat


Formasi Air Benakat diendapkan selama awal fase siklus
regresi. Komposisi dari formasi ini terdiri dari batupasir glaukonitan,
batulempung, batulanau, dan batupasir yang mengandung unsur
karbonatan. Pada bagian bawah dari Formasi Lower Palembang
kontak dengan Formasi Telisa. Ketebalan dari formasi ini bervariasi
dari 3300 – 5000 kaki (sekitar 1000 – 1500 m ). Fauna-fauna yang
dijumpai pada Formasi Lower Palembang ini antara lain Orbulina
Universa d’Orbigny, Orbulina Suturalis Bronimann, Globigerinoides

6
Subquadratus Bronimann, Globigerina Venezuelana Hedberg,
Globorotalia Peripronda Blow & Banner, Globorotalia
Venezuelana Hedberg, Globorotalia Peripronda Blow &
Banner,Globorotalia mayeri Cushman & Ellisor, yang menunjukkan
umur Miosen Tengah N12-N13. Formasi ini diendapkan di
lingkungan laut dangkal.

Gambar 2. Kolom staritgrafi cekungan Sumatra Selatan (Van Bemmelen, 1973)

III.2. Satuan Batuan


Setelah dilakukannya identifikasi, data log ini disusun oleh beberapa
satuan batuan, satuan batuan tersebut antara lain :

7
II.2.1. Satuan Batuan Batulempung
Satuan batuan ini terdapat pada bagian teratas dari data log,
berkisar pada kedalaman 5-72 meter.

II.2.2. Satuan Batuan Serpih


Satuan batuan ini terdapat hampir disepanjang data log,
dimana satuan batuan ini berselingan dengan satuan batuan batupasir.

II.2.3. Satuan Batuan Batupasir / Batupasir Kuarsa


Satuan batuan ini terdapat disepanjang data log yang
berselingan satuan batuan serpih, sedangkan satuan batuan batu pasir
kuarsit ditemukan pada bagian bawah dari data log (kedalaman 1179-
1302 meter)

II.2.4. Satuan Batuan Metavulkanik


Satuan batuan metavulkanik terdapat hanya pada bagian
terbawah dari data log, berselingan dengan batupasir kuarsa.

III.3. Petroleum System

II.3.1. Source Rock


Source Rock merupakan suatu endapan sedimen yang
mengandung bahan-bahan organik yang cukup untuk dapat
menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan tersebut terkena
panas dan tekanan yang cukup, dan dapat mengelurakan minyak dan
gas bumi tersebut dalam jumlah yang ekonomis.

Berdasarkan hasil interpretasi pada data log geomagic,


source rock terdapat pada formasi talang akar pada kedalaman 1050-
1170m. Ini dibuktikan dengan data chromatolog dan total gas yang
cukup tinggi dan berbeda serta adanya lapisan batubara yang
menandakan pada satuan batuan tersebut terdapat endapan material
organik sebagai syarat terbentuknya minyak bumi. Terlebih pada
formasi tersebut didominasi dengan batuan berbutir halus.

8
II.3.2. Seal Rock
Seal Rock biasanya tersusun atas batuan yang mempunyai
porositas dan permebilitas yang kecil. Berdasarkan dari data log dapat
diinterpretasi batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas kecil
terdapat pada formasi Gumai terletak pada kedalaman 72-194m, 306-
348 m, 414-420m, 470-694 m, dan 718-1035 m.

II.3.3. Reservoir Rock


Reservoir Rock merupakan batuan yang memiiki porositas
dan permeabilitas yang baik sehingga mampu menyimpan dan mampu
mengalirkan hidrokarbon. Keadaan ini akan memenuhi syarat ketika
batuan tersebut harus memiliki porositas sebagai penyimpan
hidrokarbon dan permeabilitas sebagai tempat mengalirnya
hidrokarbon. Berdasarkan data log yang telah diinterpretasi, beberapa
satuan batuan ada yang mengandung minyak dan gas sehingga dapat
dikategorikan sebagai reservoir rock. Didapatkan beberapa spot pada
batupasir yang mengandung gas dan beberapa diantaranya
mengandung hidrokarbon dilihat dari cut fluoresence sehingga diduga
merupakan reservoir, yaitu Formasi Gumai batupasir dan serpih yang
mengandung gas sehingga diduga merupakan reservoir yang
mengandung minyak dan gas bumi pada kedalaman 420-468m, 695-
717m. Dan Reservoar Rock yang tidak terdapat tanda tanda minyak
dan gas bumi terdapat pada kedalaman 350-415m, 282-306m, 259-
276m.

Sedangkan pada Formasi Talang Akar di kedalaman 1032-


1053m. Dan pada Basement terdapat reservoir pada kedalaman yaitu
sekitar , 1170-1236m yang terdapat pada Satuan Batuan Batupasir
Kuarsa.

II.3.4 Overbudden
Overbudden didalam petroleum system ini menjadi lapisan
penutup ang berada pada Formasi Air Banakat. Data satuan batuan
yang diinterpretasi berupa Satuan Batuan Batulempung.

9
III.4. Zona Target
Setelah ditentukannya satuan batuan, formasi, dan petroleum system
yang terdapat di Lapangan Bosand ini kita dapat menentukan zona target dari
eksplorasi minyak dan gas bumi pada lapangan ini.

Zona target yang ditentukan adalah reservoar yang terletak pada


basement dengan Satuan Batuan Batupasir Kuarsa dan pada Satuan Batupasir
pada Formasi Talang Akar. Zona ini berada pada kedalaman 1170 m – 1233
m dan pada kedalaman 1033-1053 m. Zona ini dijadikan target eksplorasi
dikarenakan deskripsi – deskripsi litologi yang terdapat pada satuan ini
menunjukan adanya indikasi minyak bumi ( oil show ) ditunjang dengan data
nilai kurva chromatolog dan total gas yang cukup tinggi.

10
BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
Dari analisis data log yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
 Ditemukan 5 satuan batuan yang terdapat pada Lapangan Bosand
yaitu Satuan Batuan Metavulkanik, Satuan Batuan Batupasir
Kuarsa, Satuan Batuan Serpih, Satuan Batuan Batupasir, dan Satuan
Batuan Batulempung. Satuan Batuan Serpih merupakan satuan
batuan yang paling dominan.
 Ditemukan 3 formasi dan satu basement pada lapangan ini yaitu dari
yang paling tua adalah Formasi Talang Akar, lalu diatasnya
diendapkan Formasi Gumai, dan diatasnya lagi diendapkan Formasi
Air Benakat. Formasi Gumai merupakan formasi yang paling tebal
dari hasil data log.
 Pada Lapangan Bosand terdapat sebuah petroleum system,
dibuktikan dengan ditemukannya batuan induk berupa serpih pada
Formasi Talang Akar, batuan reservoir pada Formasi Gumai dan
Formasi Air Benakat, Reservoar pada basement, dan batuan tudung
pada Formasi Gumai dan Formasi Air Benakat.
 Zona target yang mengandung hidrokarbon berada pada Satuan
Kuarsit di kedalaman 1170 m – 1233 m dan pada kedalaman 1033-
1053 m. Hal ini dikarenakan ditemukannya oil pada deskripsi
litologi sepanjang kedalaman tersebut dan juga nilai kurva
chromatolog dan total gas yang tinggi.

11

Anda mungkin juga menyukai