Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA BATUAN

HAMMER TEST

OLEH :

NAMA : SERLY SILOMBA

NIM : 190930386

KELOMPOK : I (SATU)

GELOMBANG : 2 (DUA)

LABORATORIUM MEKANIKA BATUAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

NOVEMBER

2021
PERCOBAAN I

HAMMER TEST

A. Tujuan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan angka pantul tanpa merusak
batuan.

B. Landasan Teori
Alat Hammer Test berguna untuk mengetahui keseragaman batuan pada
struktur karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini
sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu
yang singkat.

1. Definisi Pengujian Hummer Test


Hammer Test adalah suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa
merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan
diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan
biaya yang murah. Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan
beban intact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan
suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya
tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi
tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi
kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah
jenis "Hammer". Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman
material beton pada struktur.

Sumber : Andrew Sembiring, 2019

Gambar 1.1 Bagian-bagian alat Hummer Test

1 LABORATORIUM MEKANIKA
Keteragan :

1. Felt washer 12. Hammer guide bar


2. Impact plunger. 13. Pushbutton complete
3. Cap. 14. Disk
4. Two-part ring 15. Pin
5. Guide sleve 16. Pawl
6. Retaiig spring 17. Pawl spring
7. Impact spring 18. Trip Screw
8. Hammer pass 19. Lock nut
9. Printed on windows 20. Housing complete
10 Plexiglass window scalee 21. Compressing spring
11. Rider wdhite guide rock 22. Rear cover

2. Pengujian dengan Hammer Test


Selain pengujian secara kimiawi, pengujian tidak merusak lainnya
juga dapat dilakukan dengan alat yaitu dengan Hammer Test. Cara ini
paling sederhana, ringan, murah dan mudah dilakukan. Jarak pantulan
suatu massa terkalibrasi (yang digerakkan oleh pegas) yang mengenai
permukaan beton uji digunakan sebagai kriteria kekerasan beton.
Kemudian kekerasan beton ini dihubungkan dengan kuat-tekan beton
normal, sehingga apabila kekerasan beton tidak relevan dengan kekuatan
tekan beton normal, maka hasil pengujian dengan alat ini perlu dilakukan
kalibrasi tersendiri. Alat ini menganggap bahwa beton cukup homogen,
sehingga perubahan mutu beton di bagian dalam tidak dapat ditunjukkan
oleh alat ini. Semakin banyak titik pengamatan, semakin baik hasil yang
diperoleh.Secara umum alat ini bisa digunakan untuk:

1. Memeriksa keseragaman kwalitas beton pada struktur.


2. Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
3. Mengoreksi hasil pengujian benda uji beton (silinder/kubus)

2 LABORATORIUM MEKANIKA
Kelebihan Hammer Test yaitu :

1. Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat.


2. Mudah diaplikasikan.
3. Tidak merusak struktur/bangunan.
4. Murah dari segi biaya.
Kekurangan dalam penggunaan alat uji Hammer yaitu:

1. Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban


beton,
2. sifat-sifat dan jenis agregat kasar, derajad karbonisasi, umur beton dan
titik pengambilan sampel pengetesan.
3. Sulit mengkalibrasi hasil pengujian.
4. Tingkat keakurasian hasil pengujiannya rendah.
5. Hanya memberikan informasi kekuatan karakteristIk beton pada
permukaan struktur,
(Weka Indra Dharmawan,2016).
3. Beton
Beton dibentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen, dan air
dengan perbandingan tertentu. Beton merupakan salah satu bahan
konstruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan struktur di Indonesia.
Mulai dari rumah, tiang listrik, tiang pancang, pondasi, bendungan,
jembatan, gedung bertingkat, dan sebagainya. Hal tersebut menunjukan
bahwa beton merupakan material bangunan yang paling banyak digunakan
di era modern ini. (Angga Josua Sumarjouw,2018).
a. Sejarah Perkembangan Beton
Bangunan yang paling banyak diminati adalah beton. Hal ini
disebabkan karena lain oleh kemudahan untuk dibuat menjadi
berbagai bentuk dan dari segi ekonomi bahan beton adalah paling
murah bila dibandingkan konstruksi baja atau kayu, lebih tahan
terhadap bahaya kebakaran, serta relatif kaku. Di samping itu beton
mempunyai beberapa kekurangan seperti kekuatan fisik tarik yang
rendah, memerlukan bekisting dan penumpu saat konstruksi,

3 LABORATORIUM MEKANIKA
perbandingan kekuatan terhadap berat yang relatif lebih rendah dan
stabilitas volumenya relatif rendah. Pemakaian beton telah dimulai
sejak zaman Romawi. Namun baru pada awal abad 19 bahan beton
mengalami banyak perkembangan.

1. Tahun 1801, F. Coignet menemukan bahan beton mempunyai


kekuatan tarik yang rendah.
2. Tahun 1824, Aspidin penemu Portland semen.
3. Tahun 1850, J.L. Lambot berhasil membuat perahu kecil dari
bahan semen.
4. Tahun 1867, J. Monier, petani Perancis, mempatenkan rangka baja
sebagai tulangan untuk gentong beton yang ia buat.
5. Tahun 1888, Kolnen untuk pertama kali memperkenalkan teori dan
perencanaan struktur beton.
6. Tahun 1906, C.A.P. Turner memperkenalkan pelat rata tanpa
balok.
7. Tahun 1938, teori kekuatan batas (ultimate strength design) di
USSR.
8. Tahun 1956, teori kekuatan batas di USA dan Inggris.

Perkembangan lebih lanjut dari teknologi beton adalah


diperkenalkannya beton mutu tinggi dengan kuat tekan dapat mencapai
13,5 Mpa dan kuat tarik sebesar 12,5 Mpa. Selain itu dikenal pula jenis-
jenis beton lainnya seperti beton berserat (fiber concrete), beton ringan
(light weight concrete), beton polimer (polymer concrete), latex modified
concrete, gap-graded concrete, no-fines concrete dan lain-lain.

4. Kuat Tekan Beton


Kuat tekan beton adalah perbandingan antara tingkatan beban yang
diberikan dengan luas penampang. Kuat tekan beton biasanya
berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya apabila kuat tekan beton
tinggi, sifat-sifat lainnya juga baik. Kekuatan tekan beton dapat dicapai
sampai atau lebih, tergantung pada jenis campuran, sifat-sifat agregat,

4 LABORATORIUM MEKANIKA
serta kualitas perawatan. Kekuatan tekan beton yang paling umum
digunakan adalah sekitar 2 . Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui
tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara
memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban
tertentu dengan benda uji berupa kubus 150 x 150 mm. Selanjutnya,
benda uji ditekan dengan mesin tekan sampai pecah. Beban tekan
maksimum sampai benda uji pecah dibagi dengan luas penampang benda
uji merupakan nilai kuat tekan beton yang dinyatakan dalam Mpa atau
Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah ASTMC39 atau menurut
yang disyaratkan Peraturan Beton Indonesia (PBI) tahun 1989.
Kuat tekan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
1. Pengaruh mutu semen Portland
2. Pengaruh dari perbandingan adukan beton
3. Pengaruh air untuk membuat adukan
4. Pengaruh umur beton
5. Pengaruh waktu pencampuran
6. Pengaruh perawatan
7. Pengaruh bahan campuran tambahan
(Ika Sulianti,2018).

5 LABORATORIUM MEKANIKA
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1.Hummer Test
2.Alat Kalibrasi Anvil
3.Modul
4.Pulpen
5.Spidol

1 1 1

1 1

Sumber : Dokumentasi Anash.s, 2021.

Gambar 1.2 Alat-alat yang digunakan pada pengujian Hummer Test

b. Bahan

-Beton

Sumber : Dokumentasi Anash.s, 2021.

Gambar 1.3 Bahan yang diunakan pada pengujian Hammer Test

6 LABORATORIUM MEKANIKA
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan untuk
pengujian Hammer Test

2. Sampel digosok dengan alat kalibrasi anvil

3. Kemudian, diberikan tanda pada sampel (titik a,b


dan c).

4. Alat dipegang dengan kuat pada posisi A, tegak


lurus pada permukaan sampel,

5. Dilakukan pembacaan angka pantul pada alat


Hammer Test

7 LABORATORIUM MEKANIKA
6. Hasil yang didapat kemudian dicatat pada tabel
hasil

7. Kemudian, sketsa gambar sesuai dengan titik a,b


dan c yang telah ditandai sebelumnya

Sumber:Laode Abdul Samad,2021

Gambar:1.4 Dokumentasi pengujian Hammer Test

Diagram alir pengujian Hammer Test

Persiapkan alat dan bahan

Pengamplasan Bahan

Hammer Test

Sampel Kasar

Sampel Halus

Pembacaan Hasil

Gambar 1.5 Diagram alir pengujian Hammer Test

8 LABORATORIUM MEKANIKA
LABORATORIUM MEKANIKA
Teknik Pertambangan
Mekanika Batuan

HAMMER TEST
Nama sampel : Batuan Tanggal pengujian: 14/11/2021
No.sampel : BHT Jeni alat : Hammer Test
Angka kalibrasi anvil : 80 R koreksi : 80/60
Tabel 1.1 Hasil pengujian Hammer Test

Angka Pantul Faktor R


Kode N ∑R Ṝ ket
1 2 3 Koreksi Koreksi
Sampel
Halus_01 25 28 30 3 83 27.7 1.333 36.889  
Sampel
Halus 02 25 22 19 3 66 22 1.333 29.333  
Sampel
Halus_03 18 22 14 3 54 18 1.333 24  
Sumber : hasil pengujian hammer test kelompok I
Sketsa gambar :

A A A
C
C C
B
b
B
@ @

ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKAN

HESEKIEL SIMAMORA SERLY SILOMBA

9 LABORATORIUM MEKANIKA
LABORATORIUM MEKANIKA
Teknik Pertambangan
Mekanika Batuan
HAMMER TEST
Nama sampel : Batuan Tanggal pengujian : 14/11/2021
No.sampel : BHK Jeni alat : Hammer Test
Angka kalibrasi anvil : 80 R koreksi : 80/60
Tabel 1.2 Hasil pengujian Hammer Test

Angka Pantul
R
Kode N ∑R Ṝ Faktor Ket
1 2 3 Koreksi
Koreksi
Sampel kasar
01 21 26 21 3 68 22.7 1.333 30.222
Sampel kasar
02 21 19 19 3 59 19.7 1.333 26.222
Sampel kasar
03 21 22 20 3 63 21 1.333 28
Sumber : hasil pengujian hammer test kelompok I
Sketsa gambar :

A
A
C A
C
C
B @ c
B @ B

@
ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKAN

HESEKIEL SIMAMORA SERLY SILOMBA

10 LABORATORIUM MEKANIKA
1. Sampel Halus 01
Tabel 1.3 Hasil pengujian titik A
Kuat Tekan Beton
R F̅c R - F̅c (R - F̅c)2
(F'c)
25 16 2 4
28 25 5 25
23
30 28 7 49
83 69   78

Standar Deviasi 2.20794

Kuat Tekan Beton


Ak 2.94392
Sumber : Serly silomba, 2021


Standar deviasi = 2.20794

Kuat tekan beton Ak = 2.94392

Angka pantul
R1 = 25
R2 = 28
R3 = 30
Total = 83

Kuat tekan beton
F’c 1 = 16
F’c2 = 25
F’c3 = 28
Total = 69

Rata-rata kuat tekan beton

F̅c =

F̅c = 23

R - F̅c 1 = 25 – 23

11 LABORATORIUM MEKANIKA
=2

R - F̅c 2 = 28 – 23
=5
R - F̅c 3 = 30 – 23
=7

(R - F̅c)2 = (25 – 23)2
=4
(R - F̅c)2 = (28 – 23)2
= 25
(R - F̅c)2 = (30 – 23)2
= 49

2. Sampel Halus 02
Tabel 1.4 Hasil pengujian titik B
Kuat Tekan Beton
R F̅c R - F̅c (R - F̅c)2
(F'c)
25 21 12 144
22 17 9 81
13
19 0 6 36
66 38   261

Standar Deviasi 4.038874

Kuat Tekan Beton


Ak 5.385165
Sumber : Serly silomba 2021


Standar deviasi = 4.038874

Kuat tekan beton Ak = 5.385165

Angka pantul
R1 = 25
R2 = 22

12 LABORATORIUM MEKANIKA
R3 = 19
Total = 66

Kuat tekan beton
F’c 1 = 21
F’c2 = 17
F’c3 =0
Total = 38

Rata-rata kuat tekan beton

F̅c =

F̅c = 13

R - F̅c 1 = 25 – 13
= 12
R - F̅c 2 = 22– 13
=9
R - F̅c 3 = 19-13
=6

(R - F̅c)2 = (25 – 13)2
= 144
(R - F̅c)2 = (22– 13)2
= 81
(R - F̅c)2 = (19-13)2
= 36

13 LABORATORIUM MEKANIKA
3. Sampel Halus 03
Tabel 1.5 Hasil pengujian titik C

R Kuat Tekan Beton (F'c) F̅c R - F̅c (R - F̅c)2

18 0 12 144
22 18 16 256
6
14 0 8 64
54 18   464

Standar Deviasi 5.385165

Kuat Tekan
Beton Ak 7.18022
Sumber : Serly silomba, 2021


Standar deviasi = 5.385165

Kuat tekan beton Ak = 7.18022

Angka pantul
R1 = 18
R2 = 22
R3 = 14
Total =54

Kuat tekan beton
F’c 1 =0
F’c2 = 18
F’c3 =0
Total = 18

Rata-rata kuat tekan beton

14 LABORATORIUM MEKANIKA
F̅c =

F̅c =6

R - F̅c 1 = 18-6
= 12

R - F̅c 2 = 22-6
= 16
R - F̅c 3 = 14-6
=8

(R - F̅c)2 = (18-6)2
= 144
(R - F̅c)2 = (22-6)2
= 256
(R - F̅c)2 = (14-6)2
= 68

4. Sampel Kasar 01
Tabel 1.6 Hasil pengujian titik A
(R -
R Kuat Tekan Beton (F'c) F̅c R - F̅c
F̅c)₂
21 11 5 25
26 22 10 100
16
21 15 5 25
68 48 150

Standar Deviasi 3.061862

Kuat Tekan Beton Ak 4.082483


Sumber : Serly silomba, 2021


Standar deviasi = 3.061862

Kuat tekan beton Ak = 4.082483

15 LABORATORIUM MEKANIKA

Angka pantul
R1 = 21
R2 = 26
R3 = 21
Total = 68


Kuat tekan beton
F’c 1 = 11
F’c2 = 22
F’c3 = 15
Total = 48

Rata-rata kuat tekan beton

F̅c =

F̅c = 16

R - F̅c 1 = 21 – 16
=5
R - F̅c 2 = 26 – 16
= 10
R - F̅c 3 = 21 – 16
=7

(R - F̅c)2 = (21– 16)2
= 25
(R - F̅c)2 = (26 – 16)2
= 100
(R - F̅c)2 = (26 – 16)2
= 25

16 LABORATORIUM MEKANIKA
5. Sampel Kasar 02
Tabel 1.7 Hasil pengujian titik B

R Kuat Tekan Beton (F'c) F̅c R - F̅c (R - F̅c)2

21 11 17 196
19 0 15 225
4
19 0 15 225
59 11   646

Standar Deviasi 6.354133

Kuat Tekan Beton


Ak 8.472177
Sumber : Serly silomba, 2021

Standar deviasi = 6.354133

Kuat tekan beton Ak = 8.472177

Angka pantul
R1 = 21
R2 = 19
R3 = 19
Total = 59

Kuat tekan beton
F’c 1 = 11
F’c2 =0
F’c3 =0

17 LABORATORIUM MEKANIKA
Total = 11


Rata-rata kuat tekan beton

F̅c =

F̅c =4

R - F̅c 1 = 21 – 4
= 17
R - F̅c 2 = 19 – 4
= 15
R - F̅c 3 = 19 – 4
= 15

(R - F̅c)2 = (21 – 4)2
= 196
(R - F̅c)2 = (19 – 4)2
= 225
(R - F̅c)2 = (19 – 4)2
= 225
6. Sampel Kasar 03
Tabel 1.8 Hasil pengujian titik C

R Kuat Tekan Beton (F'c) F̅c R - F̅c (R - F̅c)2

21 11 10 100
22 7 11 121
11
20 15 9 81
63 33 302

Standar Deviasi 4.344537

Kuat Tekan
Beton Ak 5.792716
Sumber : Serly silomba, 2021

18 LABORATORIUM MEKANIKA

Standar deviasi = 4.344537

Kuat tekan beton Ak = 5.792716

Angka pantul
R1 = 21
R2 = 22
R3 = 20
Total = 63


Kuat tekan beton
F’c 1 = 11
F’c2 =7
F’c3 = 15
Total = 33

Rata-rata kuat tekan beton

F̅c =

F̅c = 11

R - F̅c 1 = 21 – 11
= 10
R - F̅c 2 = 22 – 11
= 11
R - F̅c 3 = 20 – 11
=9

(R - F̅c)2 = (21 – 11)2
= 100
(R - F̅c)2 = (22 – 11)2
= 121
(R - F̅c)2 = (20 – 11)2
= 81

b. Pembahasan

19 LABORATORIUM MEKANIKA
1. Sampel halus
 Titik A
Pada sampel halus dengan titik A memiliki angka pantul rata-rata
23, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
36.889, sehingga didapat standar deviasi yaitu 2.20794 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 2.94392.
 Titik B
Pada sampel halus dengan titik B memiliki angka pantul rata-rata
13, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
29.333, sehingga didapat standar deviasi yaitu 4.038874 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 5.385165.
 Titik C
Pada sampel halus dengan titik C memiliki angka pantul rata-rata
6, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu 24,
sehingga didapat standar deviasi yaitu 5.385165 dan kuat tekan beton
Ak yang didapatkan yaitu 7.18022.
2. Sampel kasar
 Titik A
Pada sampel halus dengan titik A memiliki angka pantul rata-rata
16, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
30.222, sehingga didapat standar deviasi yaitu 3.061862 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 4.082483.
 Titik B
Pada sampel halus dengan titik B memiliki angka pantul rata-rata
4, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
26.222, sehingga didapat standar deviasi yaitu 6.354133 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 8.472177.
 Titik C
Pada sampel halus dengan titik C memiliki angka pantul rata-rata
11, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu 28,
sehingga didapat standar deviasi yaitu 4.344537 dan kuat tekan beton
Ak yang didapatkan yaitu 5.792716.

20 LABORATORIUM MEKANIKA
D. Penutup
1. Kesimpulan
a. Pada sampel halus memiliki tiga titik yaitu titik A,B, dan C yang
masing masing memiliki standar deviasi dan kuat tekan beton Ak
yaitu, pada Titik A memiliki standar deviasi 2.20794 dan kuat tekan
beton Ak yang dimiliki yaitu 2.94392, pada titik B memiliki standar
deviasi 4.038874 dan kuat tekan beton Ak yang dimiliki 5.385165,
dan pada titik C memiliki standar deviasi yaitu 5.385165 dan kuat
tekan beton Ak yang dimilikinya yaitu 7.18022.
b. Pada sampel kasar memiliki tiga titik yaitu titik A,B, dan C yang
masing masing memiliki standar deviasi dan kuat tekan beton Ak
yaitu, pada Titik A memiliki standar deviasi 3.061862 dan kuat tekan
beton Ak yang dimiliki yaitu 4.082483, pada titik B memiliki standar
deviasi 6.354133 dan kuat tekan beton Ak yang dimilikinya yaitu
8.472177, dan pada titik C memiliki standar deviasi 4.344537 dan
kuat tekan beton Ak yang dimilikinya yaitu 5.792716.

2. Saran
a. Saran saya untuk lab yaitu semoga kedepannya peralatan yang akan
digunakan saat praktikum bisa dilengkap supaya setiap praktikan yang
akan melakukan percobaan tidak lama menunggu untuk mencoba
melakukan percobaan.

21 LABORATORIUM MEKANIKA
b. Saran untuk asdos yaitu semoga kedepannya lebih baik dari
sebelumnya dan untuk asdos sekarang semoga tetap semangat.
c. Saran untuk teman kelompok semoga jangan cuman jadi beban
kelompok kalua biasa kerja samanya.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew Sembiring, 2019 . Pemanfaatan Teknologi Hammer Test dan Ultrasonic


Pulse Velocity pada Pengujian Kualitas Mutu Elemen Struktur Bangunan
Gedung. Politeknik Negeri Manado. Manado.
Ika Sulianti, 2018. Analisis Pengaruh Besar Agregat Kasar Terhadap Kuat Tekan
Beton Normal.Uji Portal Beton Bertulang Dan Menggunakan Mesin uji
kuat tekan pada benda uji kubus. Universitas sam ratulangi.Manado.
Weka Indra Dharmawan,2016. Analisa Perbandingan Hammer Test Dan
Compression Testing Machine Terhadap Uji Kuat Tekan Beton
. Universitas Islam Sumatera Utara. Sisingamangaraja Medan.

22 LABORATORIUM MEKANIKA

Anda mungkin juga menyukai