1. Scope.
Mencakup : Skema Sampling Manual, Metode Sampling Manual, Peralatan, Handling dan
Penyimpanan Sampel
Berdasarkan inc yang diambil : Continuous Sampling (pengambilan sampel batubara dari setiap sub-
lot yang berurutan pada titik pengambilan sampel. sehingga incremen diambil pada interval yang
seragam kapan pun batubara ditangani) dan Intermittent Sampling (pengambilan sampel batubara
hanya dari sub-lot tertentu dari keseluruhan batubara yang ditangani)
3. Skema Sampling
Syarat Umum berdasarkan standar ISO : Sampler terlatih, IK sanping harus selengkap dan
sesederhana mungkin, titik sampling dan waktu pengambilan harus ditentukan (tertulis)
berdasarkan standar, sehingga meminimalkan campur tangan (pendapat pribadi) dari petugas
sampling.
Skema Sampling :
Tentukan parameter kualitas yang akan ditentukan dan jenis sampel yang dibutuhkan.
Tentukan jumlah Lot (tonase)
Tentukan presisi yang diinginkan
Tentukan atau Asumsikan Vpt dan Vi
Tentukan/lihat Top size sampel untuk menentukan bobot minimal incremen
Gunakan alat sampling yang sesuai
Tetapkan jumlah sub-lot dan jumlah inkremen per sub-lot yang diperlukan untuk mencapai
presisi yang diinginkan
Tentukan Interval sampling (Mass basis atau Time Basis)
Tetukan Poin sampling/titik pengambilan sampel.
Dimana :
P : Presisi
Vi : Variance Incremen
Vpt : Variance prep and test
Replicate sampel = sampel ke-2 yang diambil dengan cara yang sama dan di lokasi yang sama.
Pengambilan sampel kontinyu (Continuous Sampling)
Vi V
P L=2 .
√ + pt
N SL . n N SL
Untuk mencari jumlah incremen : Asumsikan dulu presisi yang diinginkan kemudian tentukan
jumlah sub-lot sampel. Lakukan dengan berbagai simulasi jumlah sub-lot untuk mendapatkan
jumlah incremen yang realistis. Jika didapat inkremen kurang dari 10, bulatkan menjadi 10.
4 Vi
n= 2
P N SL −4 Vpt
L
Jika didapat nilai n yang negatif atau tidak terhingga maka terindikasi ada kesalahan dalam
menentunkan Vpt (sehingga tidak dapat mencapai presisi yang diinginkan dengan berbagai variasi
sub-lot), Atau jika n terlalu besar, bisa mengganti nilai Vpt atau menambahkan jumlah sub-lot
dengan cara :
Ubah jumlah sub-lot sampai didapat n yang realistis (sampel akan tertangani dengan baik).
Tentukan jumlah inkremen maksimum (realistis) kemudian hitung jumlah sub-lotnya
4(Vi+ n .Vpt )
N=
n. P2L
N V
P L=2.
√ Vi Vpt
+
N SLS . n N SLS (
+ 1− SLS . SL
N SL N SLS )
4. Vi
n=
N
(
N SLS . P2L −4 1− SLS . V SL−4.V pt
N SL )
N=
4. N ( Vin +V SL +Vpt )
N . P2L +V SL
5. Variance Increment
Diperoleh dengan cara :
Nilai asumsi, biasanya diasumsikan 20 (manual) atau untuk mekanikal (3 washed coal; 5
unwashed and blended coal) kemudian cek setelah pelaksanaan.
Pengujian langsung : 50 incremen analisa kadar abu (db) atau TM (ar)
2
( Σ xi )
Vi=
1
n−1 [
Σ x 2i −
n ]
−Vpt
∑ d 2i
Vpt =
2 np
Cara lain dengan membagi dari 1 sub-lot atau lebih menjadi minimal 20 sampel, preparasi
dan analisa (abu) dengan cara yang sama.
2
( Σ xi )
Vpt =
1
n−1 [
Σ x 2i −
n ]
7. Jumlah Sub-Lot dan inkremen taip sub-lot
Dalam suatu proses pengambilan sampel, sampel bisa didapat dari keseluruhan lot menjadi 1 sampel
atau membagi menjadi bebrapa sub-lot dan menjadikan sampel sub-lot yang berdiri sendiri. Manfaat
mebagi sampel dalam beberapa sub-lot yaitu untuk menjaga integritas sampel (mencegah hilangnya
moisture) karena pengambilan sampel yang memerlukan waktu yang lama dan untuk menjaga
sampel tetap tertangani.
9. Bobot minimal
sampel
Values for the minimum mass
of samples are shown in Table
3 and for the reduced
minimum sample mass in Table
4.
Pb
m s =m0.s ( )²
Pr
10. Penentuan presisi yang diperoleh dengan mereplikasi sampling
Dengan menggunakan prosedur replicate sampling, adalah mungkin untuk menguji presisi dari
sampling yang diperoleh dengan suatu skema sampling tertentu. Dengan prosedur yang sama,
incremen yang sama seperti biasanya dikumpulkan tetapi increment berturut-turut ditempatkan ke
dalam sejumlah wadah sampel yang berbeda untuk memberikan sejumlah ulangan sub-sampel. Dari
masing-masing sub-sampel laboratorium yang terpisah disiapkan dan pengujian dilakukan pada:
masing-masing sehingga pada akhirnya ada sejumlah nilai sub-sampel yang berbeda untuk abu atau
karakteristik lainnya diuji. Perlu dicatat bahwa setiap sub-sampel ulangan terdiri dari jumlah
kenaikan yang lebih kecil dari biasanya.
Cara Menentukan :
Tetapkan parameter yang akan dianalisis, mis. abu (basis kering), dan buat skema pengambilan
sampel untuk presisi yang dibutuhkan sesuai dengan 4.3.(skema sampling)
Alih-alih membentuk sampel dari setiap sub-lot, kombinasikan jumlah total incremen, nT, sebagai
replicate sampel. Jumlah sampel replicat, NRS, tidak boleh kurang dari jumlah sub-lot, NSL, yang
digunakan dalam perhitungan dan tidak kurang dari 10. Jika ada sepuluh sampel dan wadah sampel
diberi label A,B, C, D, E, F, G, H, I, J,… maka increment replicat masuk ke wadah sebagai berikut: A, B,
C, D, E, F, G, H, I,J,...
Contoh :
Preal=
√
2728,26−
9
10
2 s 2 x 0,8
=
=0,800
=0,506
√ N √ 10
11. Size analysis
Faktor-faktor ini harus diperhitungkan ketika menerapkan teknik untuk menghitung jumlah
inkremen untuk presisi tertentu (lihat 4.4.2). Dengan tidak adanya informasi tentang varians
inkremen, dll., awalnya mengambil 24 inkremen per sampel.
Bobot minimal sampel ada di tabel bobot minimal sampel analisa ayak.
a) Stopped belt;
b) Falling stream;
c) Moving belt;
d) Stockpiles (building/reclaiming);
e) Grabs/front-end loaders;
f) Barges/trucks/railcars (loading/unloading).
Lampiran B menyajikan metode pengambilan sampel yang informatif dari bahan bakar di lot
stasioner dan pengambilan sampel dari bahan bakar besar (>150mm). Pengambilan sampel dari lot
yang terdiri dari bahan bakar yang berbeda dijelaskan pada 5.8; penggunaan pemilihan acak dari
kenaikan dijelaskan dalam 5.9.
Interval sampling :
60. m sl
Time Basis : ∆ t ≤
qmax n
Msl : bobot sub-lot (ton)
n : jumlah inc
msl
Mass Basis : ∆ m=
n
Bisa time basis atau mass basis : misal time basis tiap 2 menit, pada sampling teratur maka inc
diambil tiap 2 menit (tepat), tetapi jika dilakukan dengan stratified random sampling maka
pengambilan ke-1 pada interval 0-2 menit; pengambilan ke-2 pada interval 2-4 menit, dst. Begitu
juga jika dengan mass basis.
Stopped belt
Cara pengambilan paling baik tetapi tidak praktis (sulit diterapkan)
Falling stream
Harus dapat mencapai seluruh penampang
Flow rate maksimal 100 ton/jam flow rate diatas 100 t/h tidak boleh menggunakan
cara manual ini.
Kecepatan pengambilan sampel <0,6 m/s dan konstan
Moving belt
Sampling manual dari moving belt tidak direkomendasikan.
Stockpile (building/reclaiming)
Harus dilakukan saat proses building/reclaiming, tidak dianjurkan saat stockpile diam
Jika tetap dilakukan dalam kondisi stockpile diam, diperlukan alat berat untuk
membantu mengambil inc yang fresh.
Sekop atau auger
Auger dan Probe tidak boleh digunakan jika ada analisa ayak
Auger dan probe hanya untuk maksimal ukuran 25mm
Lihat lampiran B
Grabs/front-end loaders
Barges/trucks/railcars (loading/unloading)
Tidak boleh hanya mengambil dipermukaan (pengaruh segregasi dan cuaca)
Lebih baik saat bongkar muat.
Poin tambahan berikut harus dipertimbangkan saat pengambilan sampel untuk moisture :
Batubara yang disimpan, atau Washing coal
Uap air bebas (FM)
Lama waktu pengambilan sampel yang terlalu lama.
a) Hasilkan nomor acak untuk setiap inc yang diperlukan dari satu set yang sesuai dengan total
yang diidentifikasi; atau
b) Sediakan satu set disk bernomor, satu disk sesuai dengan setiap area pengambilan sampel,
dan kemudian lanjutkan dengan cara sbb :
18. Peralatan sampling
a) Bukaan device = 3 x Top size (mm); minimal 30 mm
b) Kapasitas harus sesuai dengan bobot minimal inc, sehingga tidak terjadi tumpahan atau over
fill
c) Alat sampling Falling stream harus memiliki lebar yang bisa menampung lebar jatuhan
d) Bongkahan tidak boleh disidihkan.
Bebas bias
Terawat, sehingga terhindar dari kerusakan saat sampling
Kapasitas yang memenuhi untuk menghindari tumpahan
Terhindar dari blocking
Terhindar dari kontaminasi
Tidak membuat sampel terdegradasi (untuk analisa ayak)
Terhindar dari kehilangan moisture dan fine coal.
Ladles
Shovels
Scoops
Probes
Augers
Manual Cutter
Stopped belt sampling frame
19. Lampiran B Methods of sampling large fuels and fuels from stationary lots
Umum
Pengambilan sampel lot stasioner tidak memberikan sampel uji yang representatif. Ketika dianalisis,
sampel-sampel ini hanya memberikan hasil tes indikatif; oleh karena itu, penggunaan metode ini
tidak sesuai dengan Internasional Standar ini.
Jika ada ukuran >150mm termasuk dalam batubara yang disampling, bisa dijadikan sebagai sub-
sampel terpisah. Dan dianalisa terpisah kemudian dihitung/dikumulatifkan berdasarkan proporsi dari
sampel (hasil analisa ayak), atau sebagai alternatif bisa dihancurkan kemudian digabungkan sesuai
proporsi.
Lihat sampling stock pile, bagi rata dengan garis imajiner. Tidak ada ketetapan kedalaman
pembukaan permukaan, intinya harus fresh coal (yg tidak terekspose) atau menggunakan dengan
alat berat.
20. Lampiran B Methods of sampling large fuels and fuels from stationary lots
Contoh Soal :
1. Kargo 20000 ton dimuat dengan kereta kapasitas 5000 ton. Presisi yang diinginkan
(PL)=0,25%. Diketahui Vi=0,5 dan Vpt=0,05, setiap kereta menjadi 1 sublot. Berapa inc yang
diambil?
4 vi 4∗0,5
n= = =40inc
( Nsl∗P )−( 4∗Vpt ) ( 4∗0,25∗0,25 )−( 4∗0,05 )
2
2. Kargo 100000 dimuat 5000 ton/hari. Presisi yang diinginkan =0,25%. Diketahui Vi=5;
Vpt=0,2. Berapa inc yang diambil jika jumlah sublotnya adalah 20 dan 40
4 vi 4∗5
n= = =45inc
( Nsl∗P )−( 4∗Vpt ) (20∗0,25∗0,25 ) −( 4∗0,2 )
2
4 vi 4∗5
n= = =12inc
( Nsl∗P )−( 4∗Vpt ) ( 40∗0,25∗0,25 )−( 4∗0,2 )
2
3. 100000 ton washed coal dimuat dengan conveyor dengan flow rate 10000 t/h.Presisi yang
diinginkan = 0,2%, Vi=3 (estimated for washed coal), Vpt=0,05, sub lot =10, berapa inc?
4 vi 4∗3
n= = =60 inc
( Nsl∗P )−( 4∗Vpt ) (10∗0,2∗0,2 )−( 4∗0,05 )
2
4. Kargo 8000 t, P=0,5%, Vi=5, Vpt=0,2, konsumen memeinta 2 sub-lot, berapa inc?
4 vi 4∗5
n= = =−66,7 inc
( Nsl∗P )−( 4∗Vpt ) (2∗0,5∗0,5 )− ( 4∗0,2 )
2
Tanda minus menandakan bahwa dengan Vpt yang ada tidak mencukupi dengan sub-lot
yang diminta. Maka atur ulang jumlah sub-lot atau jumlah incnya. Misal jumlah inc tiap sub-
lot =50, maka jumlah sub-lot adalah :
4(Vi+ n .Vpt )
N= =4 ¿ ¿
n. P2L
Atau bisa kita naikkan jumlah sub-lot sampai Nsl*P 2>4*vpt