Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

MINERALOGI OPTIK
(PREPARASI SAMPEL BATUAN)

Kelompok :2

Nama : 1. Raisa Maulani (F1D214022)

2. Dinda Satari Latifa (F1D214023)

3. Sigit Isharyadi (F1D214026)

4. Esa Habi Nugraha (F1D214028)

5. Padlina (F1D214029)

6. Seprian (F1D214030)

7. Fitriarini Budiningsing (F1D214033)

8. Zio Pardanu Fauzi (F1D214006)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2017
Modul-01

PREPARASI SAMPEL BATUAN

I. Tujuan
1. Mengetahui tahapan penghalusan bahan batuan (preparasi sampel) menjadi
bubuk
2. Dapat menjelaskan cara kerja jaw crusher, pulverizer, dan sieving shaker
sebagai alat penghalus bahan batuan
3. Memperoleh bahan batuan dengan kehalusan 100 mesh dan bebas dari air
sehingga dapat dikarakterisasi dengan menggunakan scanning electron
microscope (SEM) dan X-ray diffraction (XRD)

II. Dasar Teori


Mineralogy merupakan cabang ilmu yang mempelajari mengenai mineral,
antara lain sifat-sifat fisik, sifat kimia, keterdapatannya, cara terjadinya dan
kegunaannya. Sedangkan mineral merupakan benda padat homogen yang terdapat di
alam yang terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu dan
mempunyai susunan atom yg teratur. Mineral tersusun oleh kristal-kristal
didalamnya. Kristal merupakan suatu padatan dengan susunan atom yang berulang
secara tiga dimensi yang dapat mendifraksi sinar X.
Mineral-mineral terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistematis. Kebanyakan dari mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam
keadaan padat sebagai perwujudan dari susunan yang teratur dari atom-atom
penyusunnya.
Ada dua cara agar bisa mengenal mineral. Dimana yang pertama yaitu dengan
cara mengenal sifat fisiknya seperti bentuk kristal, berat jenis, bidang belah, warna,
kekerasan, goresan dan kilap. Sedangkan cara yang kedua yaitu melalui analisa
kimiawi seperti analisa scanning microscope electron (SEM) dan X-ray diffraction
(XRD).
Berdasarkan senyawa kimiawi penyusunnya, mineral dapat dikelompokkan
menjadi mineral silikat dan mineral non-silikat. Kelompok mineral non-silikat terdiri
dari kelompok mineral oksida, sulfida, sulfat, native element, halid, karbonat,
hidroksida dan phospat.
Dalam mempelahari mineral, penting dikarenakan hampir semua mineral yang
berada dialam berbentuk kristalin, sifat-sifat optis mineral ditentukan oleh sistem
kristalnya, dan sifat-sifat difraksi mineral tergantung pada struktur kristal dan jarak
antar kisi-kisi kristal.
Berdasarkan struktur atomnya, kristal dibagi menjadi tiga macam yaitu :
Kristal tunggal (monocrystal) : Atom penyusunnya mempunyai struktur tetap
karena atom atau penyusunannya tersusun secara teratur dalam tiga dimensi dan
pola ini berulang secara periodik dalam rentang yang panjang tak terhingga
Polikristal (polycrysta) : Kumpulan dari kristal-krital tunggal yang memiliki
ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk benda padat
Amorf : Menyerupai pola hampir sama dengan kristal, akan tetapi pola susunan
atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang dimiliki tidak teratur dengan
jangka yang pendek

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
1. Jaw Crusher
2. Pulverizer
3. Sieving Shaker
3.2 Bahan
1. Batubara

IV. Prosedur Percobaan


4.1 Tahap 1 (Jaw Crusher Tipe 5E-JCA 150 x 125)
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol start
2. Masukkan sampel batuan kedalam alat
3. Sampai bunyi penghancuran berhenti, lalu tekan tombol stop
4. Keluarkan hasil sampel batuan dari alat
5. Masukkan sampel yang telah dihancurkan kedalam kantung sampel
6. Beri label nama sampel
7. Bersihkan alat

4.2 Tahap 2 (Jaw Crusher Tipe 5E-JCA 100 x 60)


1. Hidupkan alat dengan menekan tombol start
2. Masukkan sampel batuan yang telah melalui tahap pertama kedalam alat
3. Sampai bunyi penghancuran berhenti, lalu tekan tombol stop
4. Keluarkan hasil sampel batuan dari alat
5. Bersihkan alat

4.3 Tahap 3 (Pulverizer Tipe 5E-PCM 1 x 100)


1. Masukkan sampel batuan yang telah melalui tahap kedua kedalam lumpang
untuk menumbuk sampel batuan tersebut
2. Masukkan lumpang kedalam alat
3. Tutup pintu alat
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol start
5. Tunggu selama 3 menit, lalu alat akan berhenti bekerja
6. Keluarkan lumpang dari alat
7. Keluarkan hasil sampel batuan dari lumpang
8. Bersihkan alat

4.4 Tahap 4 (Sieving Shaker Tipe 5E-SSB 200)


1. Untuk memisahkan sampel batuan yang berukuran 100 mesh dan ukuran
sampel batuan 100 mesh
2. Masukkan sampel batuan yang telah melalui tahap ketiga kedalam saringan
atau ayakan
3. Tutup saringan atau ayakan
4. Masukkan saringan atau ayakan tersebut kedalam alat
5. Pastikan terkunci dengan kuat
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol start
7. Tunggu selama 3 menit, lalu alat akan berhenti bekerja
8. Buka pintu alat
9. Keluarkan saringan atau ayakan
10. Keluarkan hasil sampel ayakan
11. Masukkan hasil sampel ukuran 100 mesh kedalam kantung sampel, beri
label nama
12. Masukkan hasil sampel ukuran 100 mesh kedalam kantung sampel, beri
label nama
13. Bersihkan alat

V. Hasil

Gambar 1. Hasil Preparasi Sampel Batubara

VI. Pembahasan
Pada praktikum mineralogy optic ini mengenai preparasi sampel, praktikan
akan melakukan preparasi sampel batubara agar kemudian bisa dikarakterisasi
menggunakan SEM maupun XRD.
Dimana sampel batubara terlebih dahulu dimasukkan kedalam alat jaw
crusher. Didalam alat itu, batubara yang besar dank eras dihancurkan menjadi partikel
kecil dengan ukuran tertentu dimana dipengaruhi oleh kekuatan mekanik dari mesin.
Kemudian sampel batubara yang telah melalui tahap pertama dimasukkan kedalam
alat pulverizer. Sampel batubara dalam alat ini dihancurkan menjadi partikel yang
lebih halus atau bubuk sampai berukuran lebih kecil dari 13 mm. Setelah melalui
tahap kedua, sampel batubara tersebut dimasukkan kedalam alat sieving shaker
dimana agar menyaring batubara tersebut sehingga ukuran partikelnya lebih seragam
dan tidak ada partikel yang lebih besar. Tahap terakhir dimana, sampel batubara
dikeringkan diruang vakum sehingga tidak ada unsur air yang terkandung dalam
sampel batubara.
Dari melalui tiga tahap pemprosesan utama preparasi sampel tersebut,
diperolehlah sampel batubara yang sudah dipreparasi yaitu ukuran 100 mesh dan
ukuran >100 mesh. Dimana kenampakan dari sampel batubara ini sudah seperti
bubuk dan kering.

VII.Kesimpulan
1. Jaw Crusher merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan sampel
batuan menjadi ukuran yang lebih kecil. Pulverizer merupakan alat yang
digunakan untuk menjadikan batuan sampel dari ukuran kerikil menjadi
butiran-butiran yang lebuh halus. Sieving Shaker adalah alat yang digunakan
untuk menyaring butiran-butiran sampel agar didapatkan ukuran butir sampel
yang seragam.
2. Diperoleh bahan batuan dengan kehalusan 100 mesh dan bebas dari air
sehingga dapat dikarakterisasi dengan menggunakan scanning electron
microscope (SEM) dan X-ray diffraction (XRD).

Daftar Pustaka

Tim Mineralogi Optik. 2016. Penuntun Praktikum Mineralogi Optik. Jambi :


Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknik Kebumian, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Jambi.
Lampiran

Jaw Crusher Tipe 5E-JCA 150 x 125 Pulverizer Tipe 5E-PCM 1 x 100

Sieving Shaker Tipe 5E-SSB 200 Lumpang yang berisi sampel batubara

Preparasi yang dilakukan kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai