Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

UJI SIFAT FISIK

GUSNALDI ABBAS
09320200114
C4

LABORATORIUM GEOMEKANIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

UJI SIFAT FISIK

Gusnaldi Abbas1, Risa Saswati2, Dian Dwi Apriliyana Asrdin, S.T.3

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia


Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/(+62) 411455695.
Email: gusnaldii33@gmail.com

Abstrak

Mekanika batuan adalah salah satu cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan merupakan ilmu yang
mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa batuan. Maksud Praktikum ini bermaksud agar praktikan dapat
megetahui apa itu uji sifat fisik. Praktikum ini bertujuan mengetahui parameter penguji sifat fisik batuan, mengetahui
penggunaan alat-alat pada uji sifat fisik batuan, dan mengetahui pengolahan data sifat fisik batuan. Uji sifat fisik batuan
dapat dikatakan bahwa sifat fisik batuan yang ditentukan untuk kepentingan penelitian geoteknik antara lain bobot isi
asli (natural density), bobot isi kering (dry density), bobot isi jenuh (saturated density), berat jenis semu (apparent
specific gravity), berat jenis sejati (true specific), kadar air asli (natural water content), kadar air jenuh (absorption),
derajat kejenuhan, porositas (n) dan void ratio (e). Porositas merupakan perbandingan antara volume ruang yang
terdapat dalam batuan yang berupa pori-pori terhadap volume batuan secara keseluruhan. Permeabilitas didefinisikan
sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan atau fluida. Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori
batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida. Densitas (massa
jenis) adalah properti fisik yang berubah secara signifikan. Apabila hasil dari uji sifat fisik batuan yang diuji
menunjukkan tidak seragam, hal ini menjadi indikasi tidak meratanya kekuatan batuan, atau dengan kata lain batuan
yang diuji sangat bervariasi.
Kata Kunci: Batuan, Mekanika, Volume.

PENDAHULUAN oleh suatu bidang kontinum yang perilaku


matematiknya identik dengan media aslinya.
Mekanika batuan adalah teknik & juga sains Material ekivalennya dianggap homogen,
yang tujuannya mempelajari perilaku (behavior) mempunyai sifat-sifat mekanik yang sama pada
batuan di tempat asalnya agar dapat semua titik. Penyederhanaannya adalah bahwa
mengendalikan pekerjaan yang dibuat pada batuan semua sifat mekaniknya sama ke semua arah pada
tersebut seperti penggalian dibawah tanah dan suatu titik di dalam suatu batuan tertentu (Rai,
lain-lainnya (Talobre,1948). Dalam kenyataannya Kramadibrata and Wattimena, 2014).
mekanika batuan merupakan gabungan dari teori,
pengalaman dan kegiatan di laboratorium serta TINJAUAN PUSTAKA
pengujian in-situ. Disebut juga bahwa mekanika
batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang A. Sifat Fisik Batuan
didefinisikan oleh Talobre sebagai sains deskriptif Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang
yang mengidentifikasi batuan dan mempelajari perlu diketahui dalam mekanika batuan dan dapat
sejarah batuan. Mekanika batuan tidak sama dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu
dengan ilmu geologi terapan yang banyak sifat fisik dan sifat mekanik. Paramater umum
mengemukakan problem yang paling sering pada sifat fisik adalah bobot isi, berat jenis,
dihadapi oleh para geologiwan di proyek porositas, absorpsi, dan void ratio. Sedangkan
bendungan, terowongan. Dengan mencari analogi- untuk sifat mekanik standard dikenal sifat
analogi, terutama dari proyek-proyek yang sudah mekanik statik dan sifat mekanik dinamik. Selain
dikerjakan dapat menyelesaikan kesulitan- sifat mekanik standard dikenal juga sifat mekanik
kesulitan yang dihadapi pada proyek yang sedang dan cuttability yang diperoleh dari uji indeks.
dikerjakan. Meskipun penyelesaian ini masih Parameter lainnya yang sering digunakan untuk
secara empiris dan kualitatif. memperkirakan sifat abrasivitas ditentukan
Hampir semua mekanika perpindahan benda melalui sifat kekerasan dan abrasivitas. Semua
padat didasarkan atas teori kontinum. Konsep sifat tersebut kecuali abrasivitas dapat ditentukan
kontinum adalah fiksi matematik yang tergantung baik di laboratorium maupun di lapangan (in-situ).
pada struktur molekul material yang digantikan Penentuan di laboratorium pada umumnya
dilakukan terhadap contoh yang diambil di
lapangan. Satu contoh dapat digunakan untuk Besar-kecilnya porositas suatu batuan akan
menentukan kedua sifat batuan. Pertama-tama menetukan kapasitas penyimpanan fluida
adalah penentuan sifat fisik batuan yang reservoir.
merupakan uji tanpa merusak (non destructive Porositas adalah kemampuan untuk menyerap
test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan fluida pada batuan atau formasi atau ruang-ruang
sifat mekanik batuan yang merupakan uji merusak yang terisi oleh fluida diantara zatzat padat atau
(destructive test) sehingga contoh batu hancur. mineral pada suatu batuan (Nurwidyanto, 2005).
Sifat Fisik Batuan Batuan merupakan suatu bahan Nilai porositas pada penelitian ini dianalisis
padat yang terbentuk dari hasil kumpulan mineral- dengan menggunakan persamaan:
mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan
Volume pori-pori
bahan padat anorganik yang terbentuk di alam Φ= x 100%
dengan mempunyai susunan kimia tertentu dan Volume Keseluruhan Batuan
sifak- sifat fisiknya dan terbentuk oleh susunan Tabel 1. Besarnya Porositas Material Batuan
kristal yang teratur.
Adapun yang termasuk kedalam sifat fisik
batuan adalah sebagai berikut:
a) Bobot Isi Asli (γn) Merupakan perbandingan
antara berat batuan asli dengan volume total
batuan.
b) Bobot Isi Kering ( γo) Merupakan
perbandingan antara berat batuan kering
dengan volume total batuan.
c) Bobot Isi Jenuh (γw) Merupakan
perbandingan antara berat batuan jenuh
dengan volume total batuan.
d) Apparent Specific Gravity (GSA) Merupakan
perbandingan antara bobot isi kering batuan
dengan bobot isi air.
e) True Specific Gravity (GST) Merupakan
perbandingan antara bobot isi jenuh batuan
dengan bobot isi air.
f) Kadar Air Asli (ωn) Merupakan
perbandingan antara berat air dalam batuan
asli dengan berat butiran batuan dan Faktor yang menentukan Besarnya Porositas
dinyatakan dalam %. Pada resevoir minyak,porositas berkisar antara
g) Kadar Air Jenuh (ωsat) Merupakan 5%-40% tetapi pada umumnya 10%-20% .faktor
perbandingan antara berat air dalam batuan yang menentukan besarnya porositas adalah:
jenuh dengan berat butiran batuan dan 1) Bentuk butir Porositas akan berubah dengan
dinyatakan dalam %. semakin menyusutnya butiran
h) Derajat kejenuhan (S) Merupakan 2) Keseragaman ukuran butir/sortasi Batuan
perbandingan antara kadar air asli dengan sedimen yang keseragamanya ukuran butiran
kadar air jenuh dan dinyatakan dalam %. yang baik akan memiliki porositas dan
i) Porositas (n) Porositas dapat didefinisikan permebilitasi yang baik dari pada batuan
sebagai perbandingan antara volume total sortasi yang buruk .
poripori batuan dengan volume total batuan 3) Proses kompaksi selama dan setelah
per satuan volume tertentu besar kecilnya pengendapan Proses kompaksi cendrung
porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, menutup rongga atau pori batuan dan
yaitu ukuran butir, susunan butir, sudut memaksa fluida batuan didalamnya keluar
kemiringan dan komposisi mineral dari partikel mineral alas saling menutup
pembentuk batuan. khususnya pada batuan sedimen berbutir
j) Void Ratio (e) Porositas dibagi dengan 1 halus.
dikurang porositas. 4) Derajat sementasi dan kekorosityompakakan
B. Porositas batuan Baru pasir yang derajat semetasinya
Porositas merupakan perbandingan antara tinggi akan memiliki porositas yang
volume ruang yang terdapat dalam batuan yang rendah,sedangkan untuk sedimen yang lunak
berupa pori-pori terhadap volume batuan secara dan tidak kompak memiliki porositas yang
keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam fraksi. tinggi.
5) Susunan pengepakan partikel Degan fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam batuan
bertambahnya tekanan over burden ,porositas reservoir per satuan volume pori.
buruk,butiran pasir yang menyusut menuju
peningkatkan perubahan dari pengepakan
yang ack menjadi tertutup. 6. Rekaan dan E. Tekanan Kapiler
growongan. Adanya retakan dan growongan Tekanan kapiler pada batuan berpori
pada batuan akan memperbesar porositas. didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara
Rekaan atau growongan akan menjadi faktor fluida yang membasahi batuan dengan fluida yang
penting dalam penentuan harga positas dan bersifat tidak membasahi batuan jika didalam
permeabilitas pada batu gamping. batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida
C. Permeabilitas yang tidak bercampur dalam kondisi statis.
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran F. Densitas
media berpori untuk meloloskan atau melewatkan Densitas (massa jenis) adalah properti fisik
fluida. Apabila media berporinya tidak saling yang berubah secara signifikan antara berbagai
berhubungan maka batuan tersebut tidak jenis batuan karena perbedaan mineralogi dan
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada porositas. Densitas (ρ) didefenisikan sebagai hasil
hubungan antara permeabilitas batuan dengan bagi dari massa (m) dan volume (v) dari sebuah
porositas efektif. Sekitar tahun 1856, Henry Darcy material bersangkutan yang dituliskan:
seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari
m
aliran air yang melewati suatu lapisan batu pasir. ρ =
Faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas v
Permeabilitas batuan reservoir dapat berkisar 0,1 Dengan ρ adalah massa jenis (gr/cm 3), m
sampai 1,000 md atau lebih. Batuan reservoir adalah massa (gram), v adalah volume (ml)
yang memiliki permeabilitas1 md dianggap ketat,
(Olhoeft, 1989). Densitas batuan dari batuan
hal ini dapat dijumpai pada batuan gamping.
Faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah: berpori adalah perbandingan antara berat terhadap
1) Bentuk dan ukuran batu : jika batuan disusun volume (rata-rata dari material tersebut). Densitas
oleh butiran yang besar, pipih dan seragam spesifik adalah perbandingan antara densitas
dengan dimensi horizontal lebih panjang, material tersebut terhadap densitas air pada
maka permeabilitas horizontal (kh) akan tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang
lebih besar. Sedangkan permeabilitas vertical lebih 103 kg/m3.
(kv) sedang - tinggi. Jika batuan yang
disusun berbutir dominan kasar, membulat PROSEDUR PERCOBAAN
dan seragam, maka permeabilitas akan lebih
besar dari kedua dimensinya. Permeabilitas Prosedur pengujian sifat fisik dilakukan
buat reservoir secsara umum lebih rendah, sebagai berikut:
khusunya pada dimensi vertikalnya, jika 1. Penimbangan berat asli percontoh (Wn)
butirannya berupa pasir dan bentuknya tidak
teratur. Sebagian besar reservoir minyak
seperti ini.
2) Sementasi : permeabilitas dan porositas
bauan sedimen sangat dipengaruhi sementasi
dan keberadaan semen pada pori batuan.
3) Retakan dan pelarutan : pada batuan pasir,
retakan tidak dapat menyebabkan
permeabilitas sekunder, kecuali pada batuan Gambar 1. Penimbangan berat asli percontoh.
pasir yang interbedded dengan shale, lime 2. Menjenuhkan percontoh di dalam desikator,
stone dan dolomite. Pada batuan karbonat, dengan cara sebagai berikut:
proses pelarut oleh larutan asam yang berasal a. Desikator pada bibir dan tepi tutupnya
dari perokolasi air permukaan akan melalui diolesi dengan vaselin hingga rata.
pori – pori primer batuan, bidang celah dan
rekahan akan menambah permeabilitas
reservoir.
D. Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume
pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu
terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi
Gambar 2. Tepi desikator di olesi vaseline. Gambar 5. Tutup kembali keran.
b. Percontoh dimasukkan ke dalam desikator f. Selanjutnya pengisapan dihentikan dan
dengan hati-hati kemudian ditutup dengan masukkan lagi air dengan cara seperti
rapat agar udara luar tidak dapat masuk tersebut di atas sehingga percontoh
ketika diisap dengan pompa vakum. terendam dua per tiganya. Kemudian
lanjutkan lagi pengisapan selama 15
menit, masukkan lagi air hingga seluruh
percontoh terendam dan tutuplah kran
selang air. Setelah itu lanjutkan lagi
pengisapan selama 15 menit atau sampai
benar-benar tidak ada lagi gelembung
udara yang keluar dari sisi-sisi percontoh.
Gambar 3. Percontoh dimasukkan kedalam
desikator. Kemudian tutup kran selang ke pompa
c. Udara dalam desikator diisap dengan vakum, dan biarkan percontoh terendam
bantuan pompa vacuum selama 15 menit, hingga benar-benar jenuh selama 24 jam.
dengan maksud untuk mengeluarkan 3. Setelah direndam selama 24 jam, percontoh di
udara yang ada di dalam percontoh. dalam desikator dikeluarkan dan segera
Pastikan tidak ada kebocoran pada selang ditimbang dalam keadaan jenuh sehingga
pengisap dan pada penutup desikator. didapat berat jenuh (Ww).
d. Setelah 15 menit pengisapan dihentikan,
dan kran pada selang yang dihubungkan
ke pompa vacuum ditutup, kemudian ke
dalam desikator dimasukkan air sehingga
percontoh terendam sepertiganya. Air
dibiarkan masuk melalui selang dengan
sendirinya akibat perbedaan tekanan Gambar 6. Percontoh ditimbang dalam keadaan
dalam desikator, yaitu dengan membuka jenuh
kran pada selang yang dihubungkan ke 4. Timbang lagi percontoh dalam keadaan jenuh
bak air. dan dalam posisi tergantung di dalam air,
sehingga didapat berat jenuh tergantung
dalam air (Ws).

Gambar 4. Setelah 15 menit pengisapan


dihentikan.
e. Setelah itu tutup kembali kran pada selang Gambar 8. Percontoh ditimbang dalam posisi
yang menuju bak air dan buka kran pada tergantung
selang yang dihubungkan ke pompa 5. Kemudian percontoh dikeringkan kembali,
vakum, kemudian dilakukan pengisapan dengan cara memasukkan ke dalam oven
lagi selama 15 menit. selama 24 jam pada temperatur 90o C.
HASIL DAN PEMBAHASAN n 0,104
j. Void Ratio e= = =0,116
Tabel 2. Data Yang Akan Diolah 1−n 1−0,104
Wn Ww Ws Wo
No. Kode (gr) (gr) (gr) (gr) 2. Kode II
1. I 125,9 133,6 41,6 124 a. Bobot isi asli
2. II 134,6 141 51,7 131,9
Wn 134,6 3
3. III 142,1 154,7 51,8 140,3 ρn= = =1,507 gr /cm
Ww−Ws 141−51,7
4. IV 158,3 165,2 53,2 156
b. Bobot isi kering
5. V 92,5 93,3 43,7 91,7
6. VI 88,2 88,6 35,2 87,7 Wo 131,9 3
ρd= = =1,477 gr /cm
7. VII 113,3 113,7 42,2 102,1 Ww−Ws 141−51,5
c. Bobot isi jenuh
1. Kode I
a. Bobot isi asli Ww 141 3
ρs= = =1,578 gr /cm
Wn 125,9 3
Ww−Ws 141−51,5
ρn = = =1,3 6 gr/ cm
Ww-Ws 133,6 -4 1 ,6 d. Berat jenis semu
b. Bobot isi kering Wo 131,9
Wo 124 Wn−Ws 134,6−51,5
ρd= = =1,34 gr /cm
3 γapp= = =1,58 gr /cm3
Ww−Ws 133,6−41,6 bobot isi air 1

c. Bobot isi jenuh e. Berat jenis murni

Ww 133,6 Wo 131,2
ρs= = =1,45 gr / cm3 Wo−Ws 131,9−51,5
Ww−Ws 133−41,6 γtr= = =1,64 gr /cm
3
bobot isi air 1
d. Berat jenis semu
f. Kandungan air asli
Wo 124
Wn−Ws 125,9−41,6 Wn−Wo 134,6−131,9
γapp= = =1,47 gr /cm
3 ωnat= × 100 %= ×100 %=
bobot isi air 1 Wo 131,9

e. Berat jenis murni g. Kandungan air jenuh

Wo 124 Ww−Wo 141−131,9


ωsat = ×100 %= ×100 %=0,
Wo−Ws 124−41,6 Wo 131,9
γtr= = =1,50 gr /cm3
bobot isi air 1 h. Derajat kejenuhan
f. Kandungan air asli Ww−Wo 134,6−131,9
S= × 100 %= × 100 %=0,2
Wn−Wo 125,9−124 Ww−Ws 141−131,9
ωnat= × 100 %= × 100 %=0,015
Wo 124 i. Porositas
g. Kandungan air jenuh
Ww−Wo 141−131,9
Ww−Wo 133,6−124 n= ×100 %= × 100 %
ωsat = ×100 %= ×100 %=0,077 Ww−Ws 141−51,5
Wo 124
= 8,63% = 0,101
h. Derajat kejenuhan
n 0,101
Ww−Wo 125,9−124 j. Void Ratio e= = =0,113
S= × 100 %= ×100 %=0,197 1−n 1−0,101
Ww−Ws 133,6−124
3. Kode III
i. Porositas
a. Bobot isi asli
Ww−Wo 133,6−124 Wn 142,1
n= ×100 %= × 100 % ρn= = =1,38 gr /cm
3
Ww−Ws 133,6−41,6 Ww−Ws 154,7−51,8
= 0,104
b. Bobot isi kering d. Berat jenis semu
Wo 140,3 3 Wo 156
ρd= = =1,363 gr / cm
Ww−Ws 154,7−51,8 Wn−Ws 158,3−53,2 3
γapp= = =1,475 gr / cm
c. Bobot isi jenuh bobot isi air 1

Ww 154,7 3
e. Berat jenis murni
ρs= = =1,503 gr /cm
Ww−Ws 154,7−51,8 Wo 156
Wo−Ws 156−53,2
d. Berat jenis semu γtr= = =1,517 gr / cm3
bobot isi air 1
Wo 140,3
Wn−Ws 142,1−51,8 f. Kandungan air asli
γapp= = =1,553 gr /cm3
bobot isi air 1 Wn−Wo 158,3−156
ωnat= × 100 %= ×100 %=0,
e. Berat jenis murni Wo 156

Wo 140,3 g. Kandungan air jenuh


Wo−Ws 140,3−51,8 3 Ww−Wo 165,2−156
γtr= = =1,585 gr /cm ωsat = ×100 %= × 100 %=0,
bobot isi air 1 Wo 156
f. Kandungan air asli h. Derajat kejenuhan
Wn−Wo 142,1−140,3 Ww−Wo 158,3−156
ωnat= × 100 %= ×100 %=0,012
S= × 100 %= × 100 %=0,25
Wo 140,3 Ww−Ws 165,2−156
g. Kandungan air jenuh i. Porositas
Ww−Wo 154,7−140,3
ωsat = ×100 %= × 100 %=0,102 Ww−Wo 165,2−156
Wo 140,3 n= ×100 %= ×100 %
Ww−Ws 165,2−53,2
h. Derajat kejenuhan
= 0,032
Ww−Wo 142,1−140,3
S= × 100 %= × 100 %=0,125 n 0,032
Ww−Ws 154,7−140,3 j. Void Ratio e= = =¿ 0,03
1−n 1−0,032
i. Porositas
5. Kode V
Ww−Wo 154,7−140,3 a. Bobot isi asli
n= ×100 %= ×100 %
Ww−Ws 154,7−51,8
Wn 92,5 3
= 0,139 ρn= = =1,864 gr /cm
Ww−Ws 93,3−43,7
n 0,139 b. Bobot isi kering
j. Void Ratio e= = =0,162
1−n 1−0,139
Wo 91,7 3
4. Kode IV ρd= = =1,848 gr /cm
Ww−Ws 93,3−43,7
a. Bobot isi asli
c. Bobot isi jenuh
Wn 158,3 3
Ww 93,3
ρn= = =1,413 gr / cm ρs= = =1,881 gr /cm3
Ww−Ws 165,2−53,2
Ww−Ws 93,3−47,3
b. Bobot isi kering
d. Berat jenis semu
Wo 156 3
ρd= = =1,392 gr /cm Wo 91,7
Ww−Ws 165,2−53,2
Wn−Ws 92,5−43,7 3
γapp= = =1,879 gr /cm
c. Bobot isi jenuh bobot isi air 1
Ww 165,2
ρs= = =1,475 gr /cm3
Ww−Ws 165,2−53,2
e. Berat jenis murni g. Kandungan air jenuh
Wo 91,7 Ww−Wo 88,6−87,7
ωsat = ×100 %= ×100 %=0,
Wo−Ws 91,7−43,7 3 Wo 87,7
γtr= = =1,91 gr /cm
bobot isi air 1 h. Derajat kejenuhan
f. Kandungan air asli Ww−Wo 88,2−87,7
S= × 100 %= ×100 %=0,55
Wn−Wo 92,5−91,7 Ww−Ws 88,6−87,7
ωnat= × 100 %= ×100 %=0,008
Wo 91,7 i. Porositas
g. Kandungan air jenuh
Ww−Wo 88,6−87,7
Ww−Wo 93,3−91,7 n= ×100 %= × 100 %
ωsat = ×100 %= ×100 %=0,017 Ww−Ws 88,6−35,2
Wo 91,7
= 0,016
h. Derajat kejenuhan
n 0,016
Ww−Wo 92,5−91,7 j. Void Ratio e= = =0,017
S= × 100 %= ×100 %=0,5 1−n 1−0,016
Ww−Ws 93,3−91,7
i. Porositas 7. Kode VII
a. Bobot isi asli
Ww−Wo 93,3−91,7
n= ×100 %= × 100 % Wn 113,3 3
Ww−Ws 93,3−43,7 ρn= = =1,584 gr /cm
Ww−Ws 113,7−42,2
= 0,032
b. Bobot isi kering
n 0,032
j. Void Ratio e= = =0,033 Wo 102,1 3
1−n 1−0,032 ρd= = =1,427 gr /cm
Ww−Ws 113,7−42,2
6. Kode VI
c. Bobot isi jenuh
a. Bobot isi asli
Ww 113,7 3
Wn 88,2 ρs= = =1,59 gr /cm
ρn= = =1,651 gr /cm3 Ww−Ws 113,7−42,2
Ww−Ws 88,6−35,2
d. Berat jenis semu
b. Bobot isi kering
Wo 102,1
Wo 87,7
ρd= = =1,642 gr /cm3 Wn−Ws 113,3−42,2 3
Ww−Ws 88,6−35,2 γapp= = =1,436 gr /cm
bobot isi air 1
c. Bobot isi jenuh
e. Berat jenis murni
Ww 88,6 3
ρs= = =1,659 gr /cm Wo 102,1
Ww−Ws 88,6−35,2
Wo−Ws 102,1−42,2 3
γtr= = =1,704 gr /cm
d. Berat jenis semu bobot isi air 1
Wo 87,7 f. Kandungan air asli
Wn−Ws 88,2−35,2 3
Wn−Wo 113,3−102,1
γapp= = =1,654 gr /cm ωnat= × 100 %= x 100 %=0
bobot isi air 1
Wo 102,1
e. Berat jenis murni
g. Kandungan air jenuh
Wo 87,7
Ww−Wo 113,7−102,1
Wo−Ws 87,7−35,2 ωsat = ×100 %= × 100 %=
γtr= = =1,68 gr /cm 3 Wo 102,1
bobot isi air 1
h. Derajat kejenuhan
f. Kandungan air asli
Ww−Wo 113,3−102,1
Wn−Wo 88,2−87,7 S= × 100 %= ×100 %=0,9
ωnat= × 100 %= × 100 %=0,005 % Ww−Ws 113,7−102,1
Wo 87,7
i. Porositas semu (γapp) = 1,879 gr /cm3 ,Berat jenis murni
γtr = 1,91 gr /cm3 , Kandungan air asli (ωnat ) =
Ww−Wo 113,7−102,1
n= ×100 %= × 100 % 0,008, Kandungan air jenuh (ωsat ) = 0,017,
Ww−Ws 113,7−42,2 Derajat kejenuhan ( S ¿ = 0,5, Porositas (n) =
= 0,162 0,032, dan Void Ratio (e ) = 0,033.
Pada percobaan keenam, dengan kode sampel
n 0,162
j. Void Ratio e= = =0,193 VI didapatkan Bobot isi asli (ρn)=1,651
1−n 1−0,162 3 3
gr /cm , Bobot isi kering (ρd) = 1,642 gr /cm ,
Bobot isi jenuh (ρs) = 1,659 gr /cm3 , Berat jenis
PEMBAHASAN semu ( γapp) = 1,654 gr /cm 3 ,Berat jenis murni
Pada percobaan pertama, dengan kode
γtr = 1,680 gr /cm 3, Kandungan air asli (ωnat ) =
sampel I didapatkan Bobot isi asli ( ρn)=1,36
3 3 0,005, Kandungan air jenuh (ωsat ) = 0,010,
gr /cm , Bobot isi kering (ρd) = 1,34 gr /cm , Derajat kejenuhan ( S ¿ = 0,555, Porositas (n) =
Bobot isi jenuh (ρs) = 1,45 gr /cm 3 , Berat jenis
0,016, dan Void Ratio (e ) = 0,017.
semu (γapp) = 1,47 gr /cm 3 , Berat jenis murni Pada percobaan ketujuh, dengan kode sampel
γtr = 1,50 gr /cm 3, Kandungan air asli (ωnat ) = VII didapatkan Bobot isi asli (ρn)=1,584
0,015, Kandungan air jenuh (ωsat ) = 0,077, gr /cm3 , Bobot isi kering (ρd) = 1,427 gr /cm3 ,
Derajat kejenuhan ( S ¿ = 0,197, Porositas (n) = Bobot isi jenuh (ρs) = 1,590 gr /cm3 , Berat jenis
0,104, dan Void Ratio (e ) = 1,116. semu ( γapp) = 1,436 gr /cm3 , Berat jenis murni
Pada percobaan kedua, dengan kode sampel
γtr = 1,704 gr /cm3, Kandungan air asli (ωnat ) =
II didapatkan Bobot isi asli ( ρn)=1,507 gr /cm3 ,
0,109, Kandungan air jenuh (ωsat ) = 0,113,
Bobot isi kering (ρd) = 1,477 gr /cm 3 , Bobot isi
Derajat kejenuhan ( S ¿ = 0,965, Porositas (n) =
jenuh (ρs) = 1,578 gr /cm 3 , Berat jenis semu
0,162, dan Void Ratio (e ) = 0,193.
( γapp) = 1,58 gr /cm3 ,Berat jenis murni γtr = Tabel 2. Hasil Pengolahan Data
3
1,640 gr /cm , Kandungan air asli (ωnat ) = 1 2 3 4 5 6 7
0,020, Kandungan air jenuh (ωsat ) = 0,068,
Derajat kejenuhan ( S ¿ = 0,0296, Porositas (n) =
ρn 1,36 1,507 1,380 1,413 1,864 1,651 1,584
0,101, dan Void Ratio (e ) = 0,113.
Pada percobaan kwtiga, dengan kode sampel ρd 1,34 1,477 1,363 1,392 1,848 1,642 1,427
3
III didapatkan Bobot isi asli ( ρn )=1,38 gr / cm ,
Bobot isi kering (ρd) = 1,363 gr /cm 3 , Bobot isi ρs 1,45 1,578 1,503 1,475 1,881 1,659 1,590
3
jenuh (ρs) = 1,503 gr /cm , Berat jenis semu
( γapp) = 1,553 gr /cm3 ,Berat jenis murni γtr = γapp 1,47 1,58 1,553 1,484 1,879 1,654 1,436

3
1,585 gr /cm , Kandungan air asli (ωnat ) =
γtr 1,50 1,640 1,585 1,517 1,910 1,680 1,704
0,012, Kandungan air jenuh (ωsat ) = 0,102,
Derajat kejenuhan ( S ¿ = 0,125, Porositas (n) =
ωnat 0,15 0,02 0,012 0,014 0,008 0,005 0,109

0,139, dan Void Ratio (e ) = 0,162.


Pada percobaan keempat, dengan kode ωsat 0,077 0,068 0,102 0,058 0,017 0,010 0,113
sampel IV didapatkan Bobot isi asli ( ρn)=1,413
3 3
gr /cm , Bobot isi kering (ρd) = 1,392 gr /cm , S 0,197 0,296 0,125 0,25 0,5 0,555 0,965

3
Bobot isi jenuh (ρs) = 1,475 gr /cm , Berat jenis
semu (γapp) = 1,484 gr /cm 3 ,Berat jenis murni n 0,104 0,101 0,139 0,032 0,032 0,016 0,162
γtr = 1,517 gr /cm3, Kandungan air asli (ωnat ) =
0,014, Kandungan air jenuh (ωsat ) = 0,058, e 0116 0,113 0,162 0,03 0,33 0,017 0,193
Derajat kejenuhan ( S ¿ = 0,25, Porositas (n) =
0,032, dan Void Ratio (e ) = 0,03. PENUTUP
Pada percobaan kelima, dengan kode sampel
Mekanika batuan adalah salah satu cabang
V didapatkan Bobot isi asli (ρn)=1,864
3 3 disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan
gr /cm , Bobot isi kering (ρd) = 1,848 gr /cm , merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat
Bobot isi jenuh (ρs) = 1,881 gr / cm3 , Berat jenis mekanik batuan dan massa batuan salah satu sifat
mekanik batuan yang dianalisis dalam penelitian
ini yaitu kuat tekan batuan. Nilai kuat tekan
uniaksial dari perconto batuan merupakan
tegangan yang terjadi pada conto batuan saat
mengalami keruntuhan (failure) akibat
pembebanan. Nilai kuat tekan pada penelitian ini
dianalisis.
Uji sifat fisik batuan dapat dikatakan bahwa
sifat fisik batuan yang ditentukan untuk
kepentingan penelitian geoteknik antara lain bobot
isi asli (natural density), bobot isi kering (dry
density), bobot isi jenuh (saturated density), berat
jenis semu (apparent specific gravity), berat jenis
sejati (true specific), kadar air asli (natural water
content), kadar air jenuh (absorption), derajat
kejenuhan, porositas (n) dan void ratio (e).
Saran saya untuk laboratorium yaitu agar
tetap menjaga kebersihan laboratorium dan
melengkapi peralatan yang masih kurang.Saran
saya untuk kakak asisten yaitu sudah baik dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab, sebaiknya
penjelasan mengenai materi-materi praktikum
agar disisipkan pada saat asistensi.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad M, 2017, Analisis sifat fisis dan mekanik


batuan karst Maros. Universitas Negeri
Makassar. Makassar.
Rahman A, 2018, Uji laboratorium mekanika
batuan menggunakan metode unconfined
compressive strength pada batuan inti
(core) batupasir. Akademi Minyak dan
Gas Balongan Indramayu. Bandung.
Rai, 1998. Mekanika Batuan. Laboratorium
Geoteknik Pusat Antar Universitas Ilmu
Rekayasa Institut Teknologi Bandung.
Martono, N. (2010). Metode penelitian
kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. RajaGrafindo Persada.
Tim asisten Mekanika Batuan 2022. “ Penuntun
Praktikum Mekanika Batuan “. Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai