Anda di halaman 1dari 10

12

BAB II STRUKTUR BIDANG


2.1 Pendahuluan
Struktur bidang adalah struktur yang memiliki bidang dan kedudukan yang dapat
diamati secara langsung atau hanya didapatkan dari hasil-hasil analisa dari struktur bidang.
Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukannya, maka dibedakan
menjadi :
- struktur bidang primer
Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah bidang
perlapisan, bidang foliasi bidang rekah kerut (Mud Crack), bidang kekar kolom
( Colomnar Joint ) pada batuan beku, dan lain sebagainya.

-Struktur bidang sekunder


struktur bidang sekunder adalah bidang kekar, bidang sesar, bidang sayap
lipatan.

2.2 Kedudukan (Attitude) Struktur Bidang


Kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang angka. Terdapat
dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan sepasang angka
tersebut, yaitu :
1. Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan (dip).
2. Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction).

2.2.1 Jurus (Strike) Struktur Bidang


Sebuah garis jurus (strike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal
yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu struktur
bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal imajiner
dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah bidang
adalah sebuah garis). Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut
antara garis jurus dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut
antara garis horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya.

Gambar 2.1 Perpotongan Bidang dengan


Garis Horizontal adalah Strike

Jurus merupakan besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (0) dengan
menggunakan kompas. Setiap sudut yang diukur dengan menggunakan kompas
disebut arah (baearing atau azimuth).
 Jurus suatu struktur bidang dapat dideskripsikan dengan dua cara. Cara
pertama dikenal sebagai konvensi kuadran. Dalam konvensi ini, seluruh
kemungkinanarah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW)

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


13

yang masing-masing kuadran memiliki besar 900 (Gambar 2.3a), dan jurus
ditentukan dengan memberikan angka dalam derajat yang mewakili besar
sudut (bisa ke arah barat atau timur) antara garis jurus dengan utara
sebenarnya. Beberapa contoh penentuan dan penulisan jurus dalam
konvensi kuadran adalah sebagai berikut :

1. Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N0 0E atau N00W, dan dibaca
"north nol derajat east" atau "north nol derajat west".
2. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N45 0W atau S450E dan dibaca
"north empat puluh lima derajat west" atau "south empat puluh lima derajat
east".
3. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N45 0E atau S450W dan dibaca
"north empat puluh lima derajat east" atau "south empat puluh lima derajat
west".

Gambar 2.3. Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi kuadran. (b) Konvensi azimuth.

Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan jurus
dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang sama dengan
penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah selatan. Hal ini
disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan titik-titik ujung dari
sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi kuadran harus digunakan, telah
menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk selalu menulis dan menyebut jurus
dengan mengacu terhadap arah utara. Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus
dikenal sebagai konvensi azimuth. Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah
dibagi ke dalam 3600, dengan arah utara ditetapkan memiliki nilai 0 0 atau 3600
(Gambar 2.3b). Karena pengukuran jurus selalu berputar dari arah utara ke timur
(searah jarum jam), maka jurus dalam konvensi azimuth sebenarnya dapat

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


14

dideskripsikan secarakeseluruhan dalam angka, tanpa harus menyebutkan


singkatan mata angin. Namun, untuk membedakan pengukuran jurus dengan
pengukuran besaran lainnya yang menggunakan satuan derajat, dalam konvensi
azimuth singkatan mata angin tetap disertakan dalam penulisan jurus. Sebagai
contoh :
 Jika garis jurus tepat berarah N-S, maka jurusnya adalah N00E atau N1800E.
 Jika garis jurus tepat berarah E-W, maka jurusnya adalah N900E atau N2700E.
 Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N135 0E atau
N3150E.
 Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N45 0E atau
N2250E.

2.3 Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu


Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara
struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada bidang vertikal
tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang tepat tegak lurus
dengan garis jurus (Gambar 2.4a). Pada sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya
selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya
merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya selalu
ditentukan pada arah turun lereng (downslope).

Gambar 2.4. Diagram blok yang memperlihatkan arti dari kemiringan. (a) Kemiringan sebenarnya (δ),
dengan arah panah menunjukkan arah kemiringan. (b) kemiringan semu (α).

Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus garis jurus
disebut sebagai kemiringan semu (apparent dip) (Gambar 2.4b). Besar kemiringan semu
harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan sebenarnya. Besar kemiringan semu
yang diukur pada bidang vertikal yang mengandung garis jurus adalah nol derajat (00).
Kemiringan dideskripsikan sebagai sudut yang memiliki besar antara 0 0 dan 900. Bidang
dengan kemiringan 00 adalah bidang horizontal, sedangkan bidang dengan kemiringan
900 adalah bidang vertikal. Pada umumnya, kemiringan antara 0 0 dan 200 dianggap
sebagai kemiringan landai (shallow), kemiringan antara 200 dan 500 dianggap sebagai
kemiringan sedang (moderate), dan kemiringan antara 500 dan 900 dianggap sebagai
kemiringan terjal (steep) (Gambar 2.5). Untuk lapisan terbalik (overturned), kemiringan
tetap dideskripsikan sebagai sebuah sudut yang lebih kecil daripada 90 0, tetapi pada peta
digunakan simbol yang berbeda.

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


15

Gambar 2.4. Klasifikasi untuk kemiringan sebuah lapisan. Gambar ini menunjukkan adanya lipatan terbalik
(overturned). Panah-panah di dalam lapisan menunjukkan stratigrafi ke arah muda.

2.3.1 Cara Penulisan Jurus Dan Kemiringan Untuk Struktur Bidang


Dengan menggunakan cara penulisan jurus dan kemiringan, pendeskripsian
kedudukan struktur bidang dengan angka jurus dan angka kemiringan saja tidak
dapat secara unik mendefinisikan kedudukan suatu struktur bidang. Sebagai
contoh, sebuah struktur bidang dengan jurus E-W dapat miring ke arah N atau S,
dan sebuah struktur bidang dengan jurus N400E dapat miring ke arah SE atau NW.
Karena itu, untuk cara penulisan jurus dan kemiringan, arah umum dari kemiringan
harus disertakan dalam pendeskripsian suatu struktur bidang. Dalam
pendeskripsian kedudukan struktur bidang, arah pasti dari kemiringan tidak
diperlukan karena arah kemiringan selalu tepat 900 dari jurus. Sebagai contoh,
adalah cukup untuk menuliskan dan menyebutkan bahwa struktur bidang dengan
jurus N300E memiliki kemiringan, misalnya, 240NW. Arah kemiringan dari
struktur bidang ini secara otomatis dapat diketahui, yaitu N600W. Kedudukan suatu
struktur bidang secara lengkap terdeskripsikan jika (i) jurus, (ii) kemiringan, dan
(iii) arah umum dari kemiringan, ditunjukkan. Sebagai contoh :
 Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah N-S dengan kemiringan 80 0E
ditulis sebagai : N00E/800E, N00W/800E, atau N1800E/800E.
 Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah E-W dengan
kemiringan 300N ditulis sebagai : N900E/300N, N900W/300N, atau
N2700E/300N.
 Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NW-SE dengan kemiringan
600SW ditulis sebagai : N450W/600SW, N1350E/600SW, atau
N3150E/600SW.
 Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NE-SW dengan kemiringan
150NW ditulis sebagai : N450E/150NW atau N2250E/150NW.

Pada kebanyakan pengukuran, kita harus menuliskan arah umum kemiringan


dalam bentuk kuadran (NE, SE, SW, dan NW), namun jika jurus struktur bidang
berada pada cakupan 100 dari arah N-S dan arah E-W, arah umum kemiringan
cukup ditulis dalam bentuk mata angin (N, E, S, dan W). Sebagai contoh :
 N30E/200W atau N1830E/200W.
 N820W/850N, N980E/850N, atau N2780E/850N.

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


16

2.3.2 Cara Penulisan Kemiringan dan Arah Kemiringan Untuk Struktur Bidang
Kedudukan struktur bidang juga dapat dideskripsikan dengan cara penulisan
kemiringan dan arah kemiringan. Cara penulisan ini, untuk contoh-contoh
kedudukan struktur bidang di atas, diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1. Contoh cara penulisan kemiringan dan arah kemiringan untuk struktur
bidang.
Cara Penulisan Jurus dan Kemiringan Cara Penulisan Kemiringan
Konversi Kuadran Konversi Azimuth dan Arah Kemiringan
0 0 0 0
N0 E/80 E atau N0 W/80 E N0 E/800E atau N1800E/800
0
800, N900E
0 0 0 0
N90 E/30 N atau N90 W/30 N N900E/300N atau N2700E/300 300, N00E
0 0
N45 W/60 SW N1350E/600SW atau N315ºE/600 600, N2250E
0 0
N45 E/15 NW N450E/150NW atau N2250E/150 150, N3150E
0 0
N3 E/20 W N30E/200W atau N1830E/200 200, N2730E
0 0
N82 W/85 N N980E/850N atau N2780E/850 850, N80E

2.3.3 Penggambaran Struktur Bidang


Selain dengan angka, kedudukan struktur bidang dapat pula dideskripsikan
dengan menggunakan simbol pada peta. Penggunaan simbol ini menjadikan
geometri dari sebuah struktur pada peta lebih mudah dibayangkan. Simbol-simbol
untuk berbagai jenis struktur bidang diperlihatkan pada Gambar 2.6. Pada peta,
jurus ditandai dengan garis yang digambarkan sejajar dengan garis jurus. Garis
jurus sebaiknya digambarkan dengan panjang yang cukup (± 10 mm) sehingga
arahnya dapat ditentukan secara akurat di peta. Tanda kemiringan diterakan pada
titik tengah garis jurus, digambar menunjukkan arah kemiringan dengan panjang
1/3 panjang garis jurus. Besar kemiringan dicantumkan di ujung tanda kemiringan,
ditulis dengan orientasi sejajar garis batas bawah/atas peta.

25 Jurus dan kemiringan lapisan 75 Jurus dan kemiringan belahan (cleveage)

60 Lapisan membalik Belahan vertikal

90
Lapisan vertikal top Belahan horisontal

Lapisan horisontal Jurus dan kemiringan kekar

Jurus dan kemiringan foliasi Kekar vertikal

50 Foliasi vertikal Kekar horisontal

Foliasi horisontal Kedudukan N80ºE/45º atau S80ºW/45ºS


atau 45º, N170ºE

Gambar 2.6. Simbol-simbol peta untuk struktur bidang.

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


17

2.3.4 Kemiringan Semu


Pada beberapa kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah
struktur bidang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan semunya
dapat diukur. Sebagai contoh, Gambar 2.7 memperlihatkan daerah penambangan
(quarry) di mana korok (dike) yang miring tersingkap pada dinding vertikal. Sudut
yang dibentuk oleh korok dan garis horizontal pada bidang penambangan yang
tidak tegak lurus jurus merupakan kemiringan semu. Jika bidang penambangan
sejajar dengan jurus korok, maka kemiringan semu = 00.

Gambar 2.7. Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding penambangan. Jurus korok tidak tegak
lurus dinding penambangan, karena itu sudut yang dibentuk oleh jejak (trace) korok pada dinding
penambangan denga garis horizontal adalah kemiringan semu. φ adalah kemiringan sebenarnya, μ adalah
kemiringan semu pada bidang penambangan berarah E-W, dan δ adalah kemiringan semu pada bidang
penambangan berarah N-S.

Sebagai perbandingan, pada Gambar 2.7, potongan bidang penambangan


yang horizontal di bagian atas memungkinkan jurus korok untuk diukur. Dengan
menggunakan data jurus dan salah satu kemiringan semu, maka kemiringan
sebenarnya dari korok tersebut dapat diukur.

2.4 Penyelesain Kasus Struktur bidang


Dalam melesaikan sebuah kasus struktur bidang dapat diselesaikan dengan :
• Metoda Grafis
Metode grafis adalah untuk menggambarkan kedudukan dari tiga demensi menjadi
dua demensi, yaitu dengan cara proyeksi orthografi
Proyeksi ortografi, merupakan cara penggambaran suatu objek, dimana setiap
titik pada objek tersebut diproyeksikan sejajar satu dengan yang lainnya, dan ditarik
tegak lurus terhadap bidang proyeksi

 Kasus 2-1

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


18

Dengan menggunakan geometri deskriptif, tentukan kemiringan sebenarnya


dari sebuah bidang perlapisan jika diketahui jurus bidang perlapisan = 330 0 dan
kemiringan semu pada arah 2600 = 250.

Pemecahan 2-1 (Gambar 2.8)


1. Bayangkan (tidak perlu digambar!) permasalahan dalam tiga dimensi
(Gambar 2.8a). d adalah beda tinggi antara jurus PA dan jurus B'C'. Φ
adalah kemiringan sebenarnya, δ adalah kemiringan semu, β adalah sudut
horizontal antara arah kemiringan dan arah kemiringan semu.
2. Buat konstruksi grafis. Mulai dengan menggambar sumbur koordinat N-S
dan E-W (Gambar 2.8b). Letakkan titik A pada perpotongan sumbu-
sumbu koordinat. Gambar garis PQ yang mewakili garis jurus, yang
dibayangkan memiliki ketinggian yang sama dengan titik A. Gambar
garis AB yang sejajar dengan arah kemiringan semu.
3. Jadikan AB sebagai garis lipat F1, dan putar proyeksi penampang (bidang
penambangan) ke bidang proyeksi peta. Gambar garis AN yang memiliki
sudut δ terhadap AB, dan gambar garis yang tegak lurus AB dan
memotong AN (garis BB'). Sedapat mungkin, jadikan panjang BB'
memiliki angka yang
4. bulat dalam satuan milimeter. Beda tinggi (jarak) antara B dan B' adalah
sebesar d.

5. Gambar garis XY yang sejajar garis jurus dan melalui titik B. Gambar
garis
dari A yang tegak lurus garis jurus dan memotong XY. Namakan
perpotongan ini sebagai titik C. Dapat dilihat bahwa garis AC
sejajardengan arah kemiringan sebenarnya.

Gambar 2.8

6. Tentukan titik C' yang terletak di bawah titik C sejauh d. Penentuan ini
dilakukan dengan cara memplot titik C' di sepanjang garis XY dan

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


19

memilikijarak sejauh d dari titik C. Gambar garis AC'. Sudut CAC'


adalah kemiringan sebenarnya (φ) dari bidang perlapisan. Pengukuran
dengan busur derajat menghasilkan φ = 260.

Sebagai perbandingan, pada Gambar 2.7, jika potongan bidang penambangan


yang horizontal di bagian atas tidak dibuat, maka jurus korok tidak dapat
ditentukan. Namun demikian, jika kemiringan semu pada bidang-bidang
penambangan yang tidak sejajar (dalam hal ini bidang penambangan berarah N - S
dan E - W) dapat diukur, maka jurus dan kemiringan korok dapat ditentukan.

 Kasus 2-2
Dua buah kemiringan semu terletak pada sebuah struktur bidang. Kemiringan
semu pertama berarah 2400 dengan besar 250, kemiringan semu kedua berarah 1700
dengan besar 200. Tentukan jurus dan kemiringan struktur bidang tersebut.

Pemecahan 2-2 (Gambar 2.9)


1. Bayangkan (tidak perlu digambar!) permasalahan dalam tiga
dimensi (Gambar 2.9a). Garis AC tegak lurus jurus (arah garis ini
merupakan arah kemiringan sebenarnya). Garis AB dan AD
adalah arah kemiringan semu. λ adalah sudut horizontal antara
AB dan jurus, dan Δ adalah sudut horizontal antara AB dan AD. δ
adalah kemiringan semu pada arah AB, μ adalah kemiringan
semu pada arah AD, dan φ adalah kemiringan sebenarnya.
2. Gambar sumbu kooordinat N-S dan E-W berpotongan di titik A
(Gambar 2.9b). Gambar garis AB sejajar arah kemiringan semu
pertama dan garis AL sejajar arah kemiringan semu kedua.
Panjang kedua garis ini pada dasarnya dapat ditentukan secara
bebas.
3. Jadikan AB sebagai garis lipat F1, dan putar bidang penampang
yangmengandung kemiringan semu pertama ke bidang proyeksi
peta. Gambar garis AN yang memiliki sudut δ (=250) terhadap
AB, dan gambar garis yang tegak lurus AB dan memotong AN
(garis BB'). Sedapat mungkin, jadikan panjang BB' memiliki angka
yang bulat dalam satuan milimeter.
4. Dengan menggunakan AL sebagai garis lipat F2, putar bidang
penampang yang mengandung kemiringan semu kedua ke
bidang proyeksi peta. Gambar garis AM yang memiliki sudut μ
(=200).
5. Tentukan posisi titik D. Untuk menentukan titik D, gambar garis
antara AL dan AM yang tegak lurus AL dan memiliki panjang
yang sama dengan BB'. Perpotongan garis ini dengan garis AL

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


20

adalah titik D. Gambar garis jurus BD. Orientasi BD terhadap


sumbu koordinat utara adalah jurus. Pengukuran dengan busur
derajat menghasilkan jurus = 3050.
6. Gambar garis AC (yang merupakan arah kemiringan sebenarnya)
tegak lurus dengan garis jurus. Jadikan AC sebagai garis lipat,
dan putar bidang penampang yang mengandung kemiringan
sebenarnya ke bidang proyeksi peta.
7. Gambar garis CC' di sepanjang garis jurus BD dengan panjang
yang sama dengan BB' dan DD'. Sudut CAC' adalah kemiringan
sebenarnya. Pengukuran dengan busur derajat menghasilkan
kemiringan = 270.

Kemiringan Semu Ditentukan Dari Kemiringan Sebenarnya. Pada peta geologi,


jurus dan kemiringan sebenarnya dari struktur-struktur bidang diplot. Penampang
geologi pada peta seringkali tidak tegak lurus jurus, sehingga kemiringan yang harus
diplot pada penampang geologi adalah kemiringan semu. Karena itu, dalam banyak
kasus, kita perlu untuk menentukan kemiringan semu pada arah tertentu berdasarkan
jurus dan kemiringan sebenarnya.

Gambar 2.9.

 Kasus 2-3
Pada bidang perlapisan dengan kedudukan N450W/300SW, tentukan
kemiringan semu pada arah N800W.

Pemecahan 2-3 (Gambar 2.10)


1. Bayangkan (tidak perlu digambar!) permasalahan dalam tiga
dimensi (Gambar 2.10a). Kita diminta untuk menentukan δ
berdasarkan φ (kemiringan sebenarnya) = 30 0 dan β (sudut antara
arah kemiringan sebenarnya dan arah kemiringan semu) = 550.
2. Gambar sumbu kooordinat N-S dan E-W berpotongan di titik A
(Gambar 2.10b). Gambar garis AC dengan panjang bebas sejajar

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang


21

arah kemiringan sebenarnya (tegak lurus jurus). Gambar garis SR


melalui titik C dan sejajar garis jurus.
3. Jadikan AC sebagai garis lipat F1, dan putar bidang penampang
ke bidang proyeksi peta. Gambar garis AC' yang membentuk
sudut φ (=300) dengan AC. Titik C' pada proyeksi terputar harus
terletak pada garis SR. Jarak CC' pada bidang proyeksi peta
adalah d pada Gambar 2.10a.
4. Gambar garis AQ sejajar dengan arah kemiringan semu yang
diminta (N800W) sampai memotong SR di titik B. Jadikan AB
sebagai garis lipat F2 untuk memutar penampang ke bidang
proyeksi peta. Pada proyeksi terputar, gambar garis BB' yang
tegak lurus AB dan memiliki panjang d. Gambar garis AB'. Sudut
antara AB dan AB' adalah kemiringan semu (δ) pada arah AB.
Pengukuran dengan busur derajat menghasilkan δ = 180.

2.5 Problema Tiga Titik (Three-Point Problem)


Pada prinsipnya sebuah bidang dapat digambarkan dari sebuah titik dan sebuah
garis, atau tiga buah titik. Dalam pengertian geologi titik ini dapat berupa singkapan,
sehingga kedudukan batuan dan penyebarannya pada peta dapat diketahui. Dapat
disimpulkan problema tiga titik adalah Sebuah prinsip dalam geologi untuk mengetahui
kedudukan dan penyebaran batuan pada peta topografi dengan menggunakan 3 buah titik
elevasi yang berbeda – beda.

Praktikum Geologi Struktur 2020 Stuktur Bidang

Anda mungkin juga menyukai