Anda di halaman 1dari 10

20

BAB II STRUKTUR GARIS


3.1 Kedudukan Struktur Garis
Kedudukan sebuah struktur garis diwakili oleh sepasang angka : penunjaman (plunge)
dan arah penunjaman (trend). Jika struktur garis tersebut terbentuk pada sebuah struktur
bidang yang kedudukannya diketahui, maka orientasi struktur garis tersebut dapat diwakili
oleh sebuah angka yang disebut pitch.
Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri, misalnya struktur
garis berupa arah butiran mineral dan arah memanjangnya suatu tubuh batuan. Pada umumnya
struktur garis berada pada suatu struktur bidang, misalnya sumbu perlipatan pada bidang
perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi mineral pada bidang foliasi, dan perpotongan
dua buah bidang.

3.1.1 Penunjaman (Plunge) Dan Arah Penunjaman (Trend) Struktur Garis


Penunjaman sebuah struktur garis adalah sudut yang dibentuk oleh struktur garis
tersebut dengan bidang horizontal, diukur pada bidang vertikal (Gambar 3.1). Nilai dari
penunjaman berkisar antara 00 dan 900, penunjaman 00 dimiliki oleh garis horizontal,
dan penunjaman 900 dimiliki oleh garis vertikal. Secara umum, penunjaman yang
berkisar antara 00 dan 300 dianggap landai (shallow), penunjaman yang berkisar antara
300 dan 500 dianggap sedang (moderate), dan penunjaman yang berkisar antara 500 dan
900 dianggap terjal (steep).

Gambar 3.1. Definisi penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend) dari struktur garis. badalah sudut
arah penunjaman. (a) Struktur garis menunjam ke timur. (b) Struktur garismenunjam ke barat. Arah
penunjaman kedua struktur garis berbeda meskipun kedua strukturgaris tersebut memiliki besar yang sama
(), dan keduanya terletak pada bidang yang sama.

Arah penunjaman sebuah struktur garis adalah arah dari proyeksi struktur garis
tersebut ke bidang horizontal. Struktur garis dan proyeksinya harus terletak padabidang
vertikal yang sama (Gambar 3.1). Arah penunjaman dapat dideskripsikandengan
menggunakan konvensi kuadran ataupun konvensi azimuth. Arahpenunjaman harus
menunjuk pada arah ke mana struktur garis tersebut menunjam. Struktur garis yang
Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

21

menunjam ke timur tidak sama dengan struktur garis yang menunjam ke barat. Kedua
struktur garis ini berlawanan arah.

3.1.3 Pitch Struktur Garis


Pitch sebuah struktur garis adalah sudut antara struktur garis tersebut dengan
horizontal, diukur pada bidang di mana struktur garis tersebut terbentuk (Gambar 3.3).
Kisaran nilai pitch adalah antara 00dan 900. Jika arah penunjaman sejajar dengan garis
jurus, maka pitch = 00. Jika arah penunjaman tegak lurus garis jurus, maka pitch = 900.

Gambar 3.2. Diagram blok menggambarkan : (a) Penunjaman. (b) Pitch. (c) Pengertian pitch dan
hubungannya dengan penunjaman dan arah penunjaman. r = pitch (diukur pada bidang miring), = arah
penunjaman (diukur pada bidang horizontal), = kemiringan sebenarnya dari struktur bidang, dan =
penunjaman struktur garis. (Ragan, 2009; dengan modifikasi)

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

22

Gambar 3.3. Diagram blok menggambarkan arah strike dan dip dari suatu bidang, trend dan plunge dari
suatu liniasi pada suatu bidang dan pitch dari liniasi ada suatu bidang.

Arah pitch harus harus dideskripsikan. Bayangkan jika struktur bidang pada
Gambar 3.2c berjurus NE-SW, yaitu jika garis dari O ke A mengarah ke NE. Arah pitch
untuk garis pada bidang miring dari O ke D adalah NE, sedangkan arah pitch untuk garis
pada bidang miring dari A ke C adalah SW.

3.1.3 Cara Penulisan dan Penggambaran Struktur Garis


Kedudukan struktur bidang secara lengkap dideskripsikan oleh penunjaman dan
arah penunjaman. Penunjaman (dua digit angka) ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan
arah penunjaman (tiga digit angka), keduanya dipisahkan oleh tanda koma. Sebagai
contoh, struktur garis yang menunjam 38o pada arah N300oE ditulis 38o, N300oE atau
38o, N60oW.
Simbol peta untuk suatu struktur garis adalah sebuah panah yang digambar
sejajar dengan arah penunjaman struktur garis tersebut (Gambar 3.3). Sebuah angka
dituliskan di dekat simbol panah untuk menandakan sudut penunjamannya. Seringkali,
simbol panah untuk struktur garis digambarkan bersamaan dengan struktur bidang di
mana struktur garis tersebut diamati dan diukur.

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

23

3.2 Penyelesaian Problem Struktur Garis Dengan Geometri Deskriptif


Di dalam banyak kasus, kita berhadapan dengan struktur garis yang berhubungan
dengan struktur bidang. Hal ini menunjukkan bahwa, untuk setiap struktur garis, besaran
penunjaman struktur garis sama dengan besaran kemiringan semu dari struktur bidang yang
memuat struktur garis tersebut. Geometri deskriptif yang digunakan untuk memecahkan
masalah ini sama dengan metode-metode yang dibahas pada Sub Bab 3.3.

Gambar 3.4. Simbol Struktur Garis Pada Peta (Ragan, 2009)

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

24

Gambar 3.5 Cara Pengukuran Trend Dari Struktur Garis Di Lapangan (Coe, 2010)

Gambar 3.6 Cara Pengukuran Plunge Dari Struktur Garis Di Lapangan (Coe, 2010)

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

25

3.3 Latihan Soal


1. Tentukan kedudukan suatu garis potong antara bidang N320oE/40o dan bidang
N250oE/60o.

Penyelesaian:
Lihat gambar 3.5. Urutan penyelesaian sebagai berikut:

Gambar 3.7 Menentukan plunge (Ragan, 2009; dengan modifikasi).

1. Plot jurus dan kemiringan bidang. Perpotongan jurus di titik O.


2. Putar garis yang tegak lurus jurus bidang 1 (FL 1) dan gunakan sudut kemiringan
bidang untuk menentukan titik A pada kedalaman tertentu, misal d.
3.

Hal yang sama dilakukan untuk garis yang tegaklurus jurus bidang 2 (FL 2),
didapatkan titik B.

4. Proyeksikan A sejajar jurus bidang 1 dan B sejajar jurus bidang 2, berpotongan di C.


DC adalah gambaran garis perpotongan pada peta. DC sebagai garis putar, plot jarak
yang sama yaitu d untuk mendapatkan titik D pada garis persekutuan. Sudut lancip COD
adalah plunge.

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

26

2. Suatu garis menunjam 40o, N315oE pada bidang N270oE/50o. Hitung pitch garis tersebut.

Penyelesaian:
Lihat gambar 3.6 Cara mengerjakan sebagai berikut:
1. Plot jurus dan kemiringan bidang dan juga trend dari garis tersebut. Perpotongan di O.
2. Buat garis FL.1 tegak lurus jurus bidang. Pada sayatan vertikal melalui FL.1 plot
besarnya kemiringan, dan plot titik A dengan kedalaman tertentu, misal d.
3. Proyeksikan titik A kembali pada peta yang menghasilkan titik B, kemudian tarik
garis sejajar jurus melalui B sehingga berpotongan dengan trend di titik C.
4. Melalui titik C buat garis tegak lurus FL.2, kemudian putar bidang miring (DA)
menjadi horisontal sepanjang garis FL.2, dengan pusat putaran titik D. Proyeksikan
ke peta, sehingga didapatkan titik E. Sudut DOE adalah pitch.

Gambar 3.8 Menentukan pitch (Ragan, 2009; dengan modifikasi). (a) Diagram blok, (b) Penyelesaian.

3. Zona shear diukur pada titik O elevasi 200 m dengan kedudukan N75oE/65oNW.
Lapisan batugamping diukur pada titik P elevasi 100 m dengan kedudukan
N150oE/45oSW. Tentukan kedudukan garis potongnya.

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

27

Penyelesaian:
Lihat gambar 3.7. Kerjakan dengan urutan sebagai berikut:

Gambar 3.9. Proyeksi perpotongan bidang. (Ragan, 2009; dengan modifikasi)

1. Plot titik O dan P. Buat kedudukan bidang pada masing-masing titik.


2. Buat FL.1 pada O tegak lurus bidang shear dan FL.2 melalui P tegak lurus jurus
lapisan batugamping.
3. Buat garis melalui O sebesar 65o (dip shear) dari FL.1, juga buat garis melalui P sebesar
45o (dip batugamping) dari FL.2. Garis-garis tersebut searah dengan arah kemiringan
bidang (jangan terbalik).
4.

Dengan

memperhatikan

skala

buat

garis

sejajar

FL.1

berjarak

200

(ketinggian O) sehingga memotong garis (hasil langkah 3) di O', buat garis sejajar jurus
shear melalui O (disebut garis OO). Demikian juga buat garis sejajar FL.2 berjarak
Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

28

100 m dari P sehingga memotong garis hasil langkah 3 di P dan melalui titik ini buat
garis sejajar jurus batugamping (garis PP).
5. Buat garis sejajar FL.1 pada ketinggian 100 m hingga memotong garis OO di H, lalu
tarik sejajar jurus shear melalui titik H (garis HH). Garis OO dan PP berpotongan
di T. Garis HH dan jurus batugamping berpotongan di A.
6. Hubungkan titik T dan A, perpanjangannya memotong garis jurus shear di I. Maka
garis TAI tersebut adalah trend dari perpotongan kedua bidang.
7. Melalui T buat garis tegaklurus TAI sepanjang 200 m (beda tinggi T dan I) pada
titik T, kemudian hubungkan dengan I dan dengan T, maka sudut TIT' adalah plunge.

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

29

Tugas Struktur Garis


1.

a). Suatu urutan batuan terkena sesar dan kedudukan bidang sesar tersebut adalah N 350 E/ 300.
Cermin gores-garis pada bidang tersebut mempunyai pitch sebesar 300. Diukur dari jurus
bidang sesar ke cermin gores-garis berlawanan arah dengan jarum jam. Ditanyakan
kedudukan dari cermin gores-garis tersebut (trend dan plunge).
b). Idem dengan no 1a. Tetapi pitchnya sebesar 550 diukur dari jurus bidang sesar ke cermin
gores-garis searah dengan jarum jam.

2.

a). Kedua sayap antiklin mempunyai kedudukan N 500 E/ 350 NW dan N 3300 E/ 600. Tentukan
struktur garis yang terbentuk!
b). Idem dengan no 2a. tetapi kedudukan sayap antiklin tersebut adalah N1500 E/ 350 dan N
730 E/ 650 NW.

3.

a) Urat vertikal dengan jurus N 750 W dipotong oleh urat lain dengan kedudukan N 500 E/ 300
dan menghasilkan ore shoot (mineralisasi pada perpotongan kedua urat). Tentukan kedudukan
ore shoot dan berapa besar pitch ore shoot tersebut terhadap urat vertikal.
b) idem dengan no 3a. tetapi kedudukan urat dalah N 330 E/ 300 dan urat vertikal mempunyai
jurus N 300 W.

4.

Suatu bidang reservoir mempunyai kedudukan N 22X0 E/ 400 dan terletak pada elevasi 500
meter diukur pada titik A. Suatu bitrock diukur pada titik B dengan elevasi 250 meter dan
mempunyai kedudukan N 15X0 E/ 450. Tentukan kedudukan garis potongnya!
*(untuk soal nomer 4 huruf X diganti sesuai dengan angka pada akhir NIM)

Praktikum Geologi Struktur 2015

Stuktur Garis

Anda mungkin juga menyukai