Anda di halaman 1dari 6

Kegiatan Pembelajaran IV

(Garis dan Perpotongan Bidang)

A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengukur trend, menentukan plunge dan pitch, serta memahami
garis dan perpotongan bidang dalam struktur geologi.
B. Uraian Konsep dan Teori
Garis adalah unsur geometri yang merupakan kumpulan dari titik – titik yang dapat
berbentuk lurus maupun lengkung. Adapun istilah – istilah yang digunakan dalam struktur
garis diantaranya, trend yaitu garis horizontal atau jurus dari bidang vertikal yang melalui
garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut. Plunge adalah besaran sudut pada
bidang vertikal antara garis dengan bidang horizontal. Pitch/rake merupakan besaran sudut
lancip anatar garis dengan horizontal yang diukur pada bidang dimana garis tersebut
terletak.

Gambar 1. Struktur garis dalam Ruang 3D

Struktur garis dalam Geologi Struktur dibedakan menjadi 2 yaitu “struktur garis rill”
dan “struktur garis semu”. Struktur garis rill adalah struktur garis yang arah dan
kedudukannya dapat diamati langsung dilapangan, seperti gores garis yang terdapat dalam
bidang sesar. Sedangkan struktur garis semu yaitu struktur garis yang arah dan
kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur – unsur struktur yang membentuk kelurusan
atau liniasi, seperti liniasi fragmen breksi sesar.
C. Metoda
Cara yang digunakan dalam penyelesaian praktikum ini adalah cara proyeksi. Alat Dan
Bahan yang diperlukan Kertas HVS, Busur Derajat, Penggaris. Adapun data yang diperlukan
dalam menentukan perpotongan bidang yaitu:
a. Kedudukan garis dan bidang
b. Letak titik singkapan
c. Posisi singkapan dengan jurus dan kemiringan
D. Latihan dan Penyelesaian
Latihan 1
Tentukan kedudukan suatu garis potong antara bidang N3200E/400 dan bidang
N2500E/600.
Penyelesaian 1
1. Plot jurus dan kemiringan bidang. Perpotongan jurus di titik O.
2. Putar garis yang tegak lurus jurus bidang 1 (FL 1) dan gunakan sudut kemiringan
bidang untuk menentukan titik A pada kedalaman tertentu, misald.
3. Hal yang sama dilakukan untuk garis yang tegaklurus jurus bidang 2 (FL 2),
didapatkan titik B.
4. Proyeksikan A sejajar jurus bidang 1 dan B sejajar jurus bidang 2, berpotongan di C.
DC adalah gambaran garis perpotongan pada peta. DC sebagai garis putar, plot
jarak yang sama yaitu d untuk mendapatkan titik D pada garis persekutuan. Sudut
lancip COD adalah plunge.
Gambar 3. Menentukan Plunge
Latihan 2
Suatu garis menunjam 400, N3150E pada bidang N2700E/500. Hitung pitch garis
tersebut.
Penyelesaian 2
1. Plot jurus dan kemiringan bidang dan juga trend dari garis tersebut. Perpotongan di
O.
2. Buat garis FL.1 tegak lurus jurus bidang. Pada sayatan vertikal melalui FL.1
3. plot besarnya kemiringan, dan plot titik A dengan kedalaman tertentu, misal d.
4. Proyeksikan titik A kembali pada peta yang menghasilkan titik B, kemudian tarik
garis sejajar jurus melalui B sehingga berpotongan dengan trend di titik C.
5. Melalui titik C buat garis tegak lurus FL.2, kemudian putar bidang miring (DA)
menjadi horisontal sepanjang garis FL.2, dengan pusat putaran titik D. Proyeksikan
ke peta, sehingga didapatkan titik Sudut DOE adalah pitch.
Gambar 4. Menentukan pitch

Latihan 3
Zona shear diukur pada titik O elevasi 200 m dengan kedudukan
N750E/650NW. Lapisan batugamping diukur pada titik P elevasi 100 m
dengan kedudukan N1500E/450SW. Tentukan kedudukan garis potongnya!
Penyelesaian 3
1. Plot titik O dan P. Buat kedudukan bidang pada masing-masing titik.
2. Buat FL.1 pada O tegak lurus bidang shear dan FL.2 melalui P tegak lurus jurus
lapisan batu gamping.
3. Buat garis melalui O sebesar 650 (dip shear) dari FL.1, juga buat garis melalui P
sebesar 450 (dip) batu gamping dari FL.2. Garis-garis tersebut searah dengan arah
kemiringan bidang (jangan terbalik).
4. Dengan memperhatikan skala buat garis sejajar FL.1 berjarak 200 m (ketinggian O)
sehingga memotong garis (hasil langkah 3) di O', buat garis sejajar jurus shear
melalui O’ (disebut garis OO’’). Demikian juga buat garis sejajar FL.2 berjarak 100
m dari P sehingga memotong garis hasil langkah 3 di P’ dan melalui titik ini buat
garis sejajar jurus batugamping (garis P’P’’).
5. Buat garis sejajar FL.1 pada ketinggian 100 m hingga memotong garis OO’ di H,
lalu tarik sejajar jurus shear melalui titik H (garis HH’). Garis OO’’ dan P’’P’
berpotongan di T. Garis HH’ dan jurus batu gamping berpotongan di A.
6. Hubungkan titik T dan A, perpanjangannya memotong garis jurus shear di I. Maka
garis TAI tersebut adalah trend dari perpotongan kedua bidang.
7. Melalui T buat garis tegak lurus TAI sepanjang 200 m (beda tinggi T dan I) pada
titik T’, kemudian hubungkan dengan I dan dengan T’, maka sudut TIT' adalah
plunge.

Gambar 5. Proyeksi perpotongan bidang


E. Daftar Pustaka
McClay, K.R. (1987) The Mapping of Geological Structures. Geological
Society of London Handbook. Open University Press, Keynes, 161 pp.
Ragan, D.M. (1973) Structural Geology: An Introduction to Geometrical
Techniques, 2nd ed. John Wiley & Sons, New York, 201 pp.

Anda mungkin juga menyukai