Anda di halaman 1dari 11

Praktikum Geologi Struktur

Proyeksi Stereografis

BAB III
PROYEKSI STEREOGRAFIS
3.1. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah memproyeksikan penyelesaian masalah
struktur bidang dan struktur garis pada permukaan bola.
3.2. Dasar Teori
Proyeksi steriografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang
efisien untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara
langsung.Pada proyeksi sterio grafi , unsur struktur geologi digambarkan dan
dibatasi didalam suatu permukaan bola (sphere). Bidang proyeksi ini akan
berbentuk suatu lingkaran primitif dan juga merupakan proyeksi dari struktur
bidang yang kedudukannya horizontal ( dip= 0), maka kedudukan bidang miring
pada Wulf net dan Schmidt net, 0(nol) di lingkaran primitip dan 90 terletak pada
pusat lingkaran (Sukartono, 2013)

Proyeksi stereografis merupakan salah satu metode proyeksi di mana


bidang proyeksinya berupa permukaan setengah bola. Biasanya yang dipakai
adalah permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Dalam
acara proyeksi stereografis akan dibahas empat macam proyeksi, yaitu:
1. Equal angle projection
Proyeksi equal angle lebih umum disebut dengan proyeksi
stereografis.Bidang proyeksi adalah bidang horisontal setengah bola yang
melalui pusat bola. Biasanya proyeksi memakai setengah bola bagian
bawah (lower hemisphere). Proyeksi equal angle pada dasarnya
memproyeksikan titik-titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada
satu titik yaitu pada zenith (P) yang terletak pada sumbu vertikal melalui
pusat bola bagian puncak.

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

Sumber : Sudarno, 2008

Gambar 3.1
Equal Angle Projection
Pada proyeksi stereografis sebuah bidang dan garis akan memotong
permukaan bola imajiner. Titik atau garis potong tersebut dihubungkan
dengan zenith (P) memotong bidang proyeksi. Bidang-bidang yang berjarak
sama (misal 10) akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil
proyeksi equal angle adalah Wulf Net.

*Sumber: Sudarno, 2008

Gambar 3.2
Proyeksi Stereografis Sebuah Bidang Miring
Hasil penggambaran pada bidang proyeksi disebut stereogram. Pada
stereogram terdapat dua pola lingkaran, yaitu yang membujur N-S disebut
lingkaran besar dan yang melintang E-W disebut lingkaran kecil.

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

*Sumber: Sudarno, 2008

Gambar 3.3
Stereogram
(Sudarno, 2008)
2. Equal area projection
Equal area projection adalah proyeksi titik-titik pada
permukaan bola pada bidang proyeksi sedemikian hingga
titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama akan
digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang
sebanding dan sama. Dasar geometri dari proyeksi ini adalah suatu
bidang diametral vertikal dibatasi dalam kerangka permukaan bola dengan jarijari lingkaran kerangka dibuat sama. Cara menggambarkan sama dengan Wulf
net, hanya perbedaannya lingkaran besar dan kecil tidak diproyeksikan sebagai
garis lengkung busur.

*Sumber: Sudarno, 2008

Gambar 3.4
Prinsip Equal Area Projection

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

3. Orthogonal projection
Dengan proyeksi orthogonal titik-titik pada permukaan
bola

diproyeksikantegak

lurus

pada

bidang

proyeksi,

sehingga hasilnya kebalikan dariequal angle projection, yaitu


lingkaran besar akan semakin renggang ke arah pusat.
Stereogram dari proyeksi ini dikenal dengan Orthographic Net,
yang digunakan untuk penggambaran blok diagram.

*Sumber: Sudarno, 2008

Gambar 4.7
Orthogonal Projection
4.

Polar projection
Dengan proyeksi kutub (polar), baik garis maupun
bidang

digambarkan

sebagai

titik.

Bila

garis

maka

proyeksinya adalah proyeksi titik tembus garis tersebut


dengan permukaan bola. Bila yang diproyeksikan bidang,
maka proyeksinya berupa proyeksi titik tembus garis
melalui pusat yang tegak lurus bidang tersebut. Jadi misal
ada garis 20 , N0 E dan bidang N90 E/70 maka proyeksi
0

garis dan bidang tersebut berimpit.

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

*Sumber: Sudarno, 2008

Gambar 4.9
Proyeksi Kutub Sebuah Garis

*Sumber: Sudarno, 2008

Gambar 4.10
Proyeksi Kutub Sebuah Bidang
Stereogram proyeksi kutub dinamakan Polar Net atau
Billings Net

Polar net ini diperoleh dari equal area projection,

sehingga apabila akan mengembalikan proyeksi kutub yang


berupa titik ke dalam bidang (lingkaran besar) harus
digunakan Schmidt Net.

*Sumber: Sudarno, 2008

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

Gambar 4.11
Polar Net
3.3. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum proyeksi stereografis ini
yaitu :
a. Pensil mekanik
b. Wulf Net
c. Jangka
d. Penghapus
e. Rapido ukuran 0,3
f. Jarum Pentol
g. Penggaris
h. Clipboard
i. Sablon ukuran 0,3
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum proyeksi stereografis ini
yaitu :
a. Kertas kalkir
b. Kertas A4S
c. Lembar Wulf Net atau lembar kerja
3.4. Aplikasi Metode Grafis Struktur Bidang
3.4.1. Menentukan Apparent Dip Pada Arah Tertentu dari Suatu
Bidang
a. Data Permasalahan
b. Prosedur Penggambaran Metode Grafis
1) Membuat lingkaran primitif sesuai dengan wulf net pada
kertas kalkir.
2) Memberi tanda titik pada arah N, E, S, W pada lingkaran
primitif dan membuat tanda titik tengah pada lingkaran
supaya memudahkan dalam penggambaran.

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

3) Membuat tanda pada kedudukan bidang No E dan arah


garis pengukuran No E
4) Menempelkan No E ke NoE dan menghitung dip
direction dari arah east (o) dan memberi tanda titik dan
membuat garis lurus dari titik tadi ke east.
5) Membuat busur lingkaran sesuai tanda titik dip (o).
6) Menghubungkan garis pada titik pusat (O) ke No E.
7) Memberi notasi pada titik pertemuan (D).
8) Titik pertemuan atau garis DC ditempelkan di sisi east.
9) Menghitung berapa derajat garis DC dan itulah harga
apparent dip (o).
3.4.2. Menentukan Plunge dan Rake Struktur Garis
a. Data Permasalahan
b. Prosedur Penggambaran Metode Grafis
1) Membuat lingkaran primitif sesuai dengan wulf net pada
kertas kalkir.
2) Memberi tanda titik pada arah N, E, S, W pada lingkaran
primitif dan buat tanda titik tengah pada lingkaran supaya
memudahkan dalam penggambaran.
3) Membuat tanda pada kedudukan bidang No Edan arah
garis pengukuran No E
4) Menempelkan No E ke N...o E dan menghitung dip
direction dari arah east (o) dan memberi tanda titik dan
membuat garis lurus dari titik tadi ke east.
5) Membuat busur lingkaran sesuai tanda titik dip (o).
6) Menghubungkan garis pada titik pusat (O) ke No E.
7) Memberi notasi pada titik pertemuan (D).
8) Titik pertemuan atau garis DC ditempelkan di sisi east.
9) Menghitung berapa derajat garis DC dan itulah harga plunge
(o).
10) Menempelkan N 50 o E ke N 0 o E dan menghitung berapa
derajat garis AD maka itu adalah harga rake (o).
3.4.3. Menentukan Kedudukan Bidang dari Dua Apparent Dip
Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

a. Data Permasalahan
b. Prosedur Penggambaran Metode Grafis
1) Membuat lingkaran primitif sesuai dengan wulf net pada
kertas kalkir.
2) Memberi tanda titik pada arah N, E, S, W pada lingkaran
primitif dan buat tanda titik tengah pada lingkaran supaya
memudahkan dalam penggambaran.
3) Membuat tanda arah apperent dip No E dan So W.
4) Menarik garis lurus dari No E dan So W ke pusat.
5) Menempelkan NoE ke sisi east dan buat titik C dari dip
(o).
6) Menempelkan So W ke sisi east dan buat titik D dari dip
(o).
7) Mencari busur yang sejajar dengan titik C dan D dan bila
sudah ditemukan maka buat garis busur.
8) Menarik garis lurus dari kedua ujung busur melalui titik O.
9) Kembalikan lingkaran ke awal No E.
10) Menghitunglah strike dari garis lurus kedua ujung busur dan
menghitung berapa derajat dip direction dari sisi east, maka
itulah harga strike (No E) dan dip direction (o).
3.4.4. Menentukan Kedudukan Jalur Perpotongan Dua Buah Bidang
a. Data Permasalahan
b. Prosedur Penggambaran Metode Grafis
1) Membuat lingkaran primitif sesuai dengan wulf net pada
kertas kalkir.
2) Memberi tanda titik pada arah N, E, S, W pada lingkaran
primitif dan buat tanda titik tengah pada lingkaran supaya
memudahkan dalam penggambaran.
3) Membuat tanda pada kedudukan bidang No E/30o dan
kedudukan bidang No E/o.
4) Menempelkan N 10o E ke N 0o E dan menghitung dip
direction dari arah east (o) dan memberi tanda titik dan

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

buat garis lurus dan titik tadi ke east dan membuat busur
lingkaran sesuai tanda titik dip (o).
5) Menempelkan NoE ke NoE dan menghitung dip
direction dari arah east dan memberi tanda titik dan
membuat garis lurus dan titik tadi ke east dan membuat
busur lingkaran sesuai tanda titik dip (o).
6) Dari dua pertemuan busur itu, beri tanda atau notasi E, tarik
garis lurus dari pusat (O) ke titik E.
7) Memperpanjang pertemuan kedua busur tersebut sampai ke
arah sisi luar streonet.
8) Memutar kalkir sehingga N kalkir menyentuh N stereonet
dan baca garis OF maka didapat nilai trend (No E).
9) Menempelkan garis OE ke east dan hitung berapa derajat
dari titik east ke titik E, maka itulah harga plunge (o) dan
buat garis putus putus.
10) Menempelkan NoE ke NoE dan berapa derajat dari
busur BE maka itulah harga rake batugamping (o), lakukan
hal yang sama pada N...o E dan menghitung berapa derajat
dari busur DE maka itulah harga rake dike (o).
3.5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tentang proyeksi
stereografis ini, yaitu :
1.

Proyeksi stereografis

merupakan proyeksi yang

didasarkan pada

perpotongan suatu bidang atau garis dengan satu bidang proyeksi yang
berupa bidang permukaan horizontal yang melalui sebuah pusat bola.
2.

Lingkaran primitif merupakan bidang dari proyeksi stereografis.

3.

Pengukuran sudut proyeksi stereografis dimulai dari 0o sampai 90o di pusat


lingkaran.

4.

Macam-macam proyeksi stereografis, yaitu :


a.

Equal Angle Projection net (Wulff Net)

b.

Equal Area Projection Net (Schmidt Net)

Kelompok III

Praktikum Geologi Struktur


Proyeksi Stereografis

c.

Kelompok III

Orthographic Net

Anda mungkin juga menyukai