Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

ACARA 3
PROYEKSI STREOGRAFIS

NAMA : DIVO DWI BRAMANTYO


NIM : 2009086008
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : SITI NUR AISYAH
NIM : 1909086015

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Geologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang membahas tentang bumi, dalam
hal ini juga berhubungan tentang lingkungan. Ilmu geologi mulai mempelajari tentang
geometri (bentuk dan dimensi bumi), meterial penyusun atau pembentuk bumi (komposisi
padat, komposisi cair dan komposisi gas), kemudian proses-proses yang terjadi (endogen
dan eksogen) serta sejarah dari bumi itu sendiri. Dalam perkembangannya, studi tentang
ilmu geologi banyak dipergunakan untuk hal seperti ilmu pertambangan, ilmu konstruksi,
ilmu lingkungan, serta tentang kebencanaan. Jadi, ada banyak hal yang dapat dikaji dan
diteliti dengan lebih mendalam tentang aspek – aspek geologi pada suatu daerah tertentu.
Aspek – aspek geologi tersebut meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,
mekanisme dan kronologi pembentukan dalam ruang dan waktu geologi. Adanya penelitian
tentang aspek - aspek geologi tersebut hasilnya dapat dimanfaatkan oleh instansi pemerintah
daerah setempat, maupun pihak-pihak yang berkepentingan pada daerah penelitian, baik
untuk penataan lingkungan maupun kegiatan eksploitasi bahan galian.

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta struktur internalnya. Geologi struktur
mencakup wujud permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan
geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan kawasan, dapat
diproduksi kesimpulan mengenai sejarah tektonik, ronde yang terkait geologi pada masa
lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada saat dengan menggunakan
kontrol stratigrafi maupun geokronologi, sebagai menentukan saat pembentukan struktur
tersebut. Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya maka
sangatlah perlu diadakan pengamatan secara langsung struktur geologi yang ada.
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkapan dimuka bumi maupun yang
terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur yang
bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Oleh karena itu praktikum ini dilaksanakan untuk menggambarkan suatu bentuk tertentu
menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam satu bidang atau garis
yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi
1.2 Tujuan

Tujuan yang ini dicapai pada praktikum geologi struktur mengenai pengenalan geologi
struktur ini ialah:

- Untuk mengetahui pengertian dari proyeksi Stereografis.


- Untuk mengetahui kegunaan Proyeksi Stereografis dalam Struktur Geologi.
- Untuk mengetahui manfaat menganalisis proyeksi stereografis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Proyeksi steriografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien untuk
menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung.Pada proyeksi
steriografi , unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi didalam suatu permukaan bola
(sphere).Bidang proyeksi ini akan berbentuk suatu lingkaran primitif dan juga merupakan
proyeksi daristruktur bidang yang kedudukannya horizontal ( dip= 0), maka kedudukan
bidang miring pada Wulf net dan Schmidt net, 0 (nol) di lingkaran primitip dan 90 terletak
pada pusat lingkaran. (Sukartono, 2013)

Proyeksi stereografi merupakan suatu aplikasi dalam geometri yang memproyeksikan poin
bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang bersinggungan dengan kutub selatan. Secara
intuitif, proyeksi stereografi adalah cara membayangkan sebuah bola sebagai bidang datar
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Poyeksi Stereografi dalam prakteknya sering
dilakukan menggunakan komputer atau dengan tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas
grafik yang biasa disebut Stereonet atau Wulff Net dan juga Schmidtt Net. (Sukendar, 1996)

Gambar 2.1 Proyeksi Stereografi

Proyeksi stereografi ada beberapa macam, yaitu :


a. Equal Angle Projection
Proyeksi ini memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada
tutuh zinith yang letaknya pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak. Sudut
yang sama digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil pengambaran pada bidang
proyeksi disebut stereogram sedangkan hasil dari equal angle projection adalah Wulff Net.

Gambar 2.2 Wulff Net

b. Equal Area Projection


Proyeksi ini digunakan dalam analisi data statistik karena karapatan ploting menunjukan
suatu keadaan yang sebenarnya. Proyeksi ini merupakan poyeksi yang menghasilkan jarak
titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan sebenarnya. Hasil dari
proyeksi ini adalah stereogram yang disebut Schmidt Net.

Gambar 2.3 Schmidt Net


c. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada proyeksi
ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksi tegak lurus pada bidang
proyeksi dan lingkaran hasil proyeksinyaakan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram
dari proyeksi ini disebut Orthographic Net.
(Sukendar, 1996)
Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari
permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Dengan
demikian, proyeksi stereografis adalah suatu metode proyeksi dengan bidang proyeksi berupa
permukaan setengah bola.Biasanya, yang dipakai adalah permukaan setengah bola bagian
bawah (lower hemisphere). Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan
dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi
karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan
garis dalam bidang proyeksiyang digunakan. Proyeksi stereografi dapat membantu kita
didalam menganalisis struktur- struktur geologi dan permasalahan- permasalahan yang
berhubungan dengan geometri struktur geologi. Misalnya untuk menginterpretasikan arah
tegasan yang bekerja pada suatu area dengan menggunakan perhitungan arah kekar yang
dominan secara statistik, menginterpretasikan plunge dari sebuah lipatan, menginterpretasikan
jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores (slicken line) yang terdapat pada
singkapan batuan yang ada dilapangan. (Ragan, 1985)

Proyeksi bola dalam proyeksi stereografi, yang memproyeksikan bola ke sebuah bidang datar
proyeksi didefinisikan pada seluruh wilayah, kecuali pada satu titik-titik proyeksi. Apabila
didefinisikan, pemetaan yang halus dan objektif. Hal ini tidak isometrik artinya, tidak
menjaga jarak atau bidang angka. Secara intuitif, proyeksi stereografik adalah cara
membayangkan bola sebagai Bidang datar. Dalam prakteknya, proyeksi dilakukanoleh
komputer atau dengan tangan menggunakan jenis khusus dari kertasgrafik disebut stereonet
atau Wulff net dan Schmidtt Net. (Yani, 2007).

Proyeksi stereografis merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang atau
garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui sebuah bola.
Bidang iniakan berbentuk lingkaran, disebut lingkaran primitive. Lingkaran primitive
merupakan proyeksi yang kedudukannya (dip = 0). Oleh sebab itu, penentuanproyeksi dip
untukbidang dimulai pada lingkaran luar, dan dip 90o terletak pada pusat lingkaran.Untuk
menentukankemiringan bidang yang dip-nya antara 0– 90o, maka proyeksinya akan berbentuk
busur yang jari-jarinya lebih besar dari jari-jari lingkaran primitif, sehingga disebut lingkaran
besar ataugreat circle, atau stereogram. Untuk struktur bidang yang vertikal, makaproyeksinya
akan berupagaris lurus yang melalui pusat lingkaran primitive. (Ragan, 1985)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:
 Alat tulis
 Penggaris
 Jangka
 Busur 360°
 Paku picik

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:
 HVS A4
 Kalkir A4
 Streonet

3.2 Metodologi Percobaan


3.2.1 Penggambaran Struktur Garis dengan Proyeksi Streografis
 Diletakkan kertas kalkir diatas Streonet (Wulf/Schimdt), dan gambarkan lingkaran.
 Diberi tanda N, E, S, W pada kertas kalkir, lalu tusuk titik pusat dari Streonet
menggunakan paku picik
 Ditntukan titik Plunge dan Trend dengan menggunakan data yang telah diberi oleh
asisten, yaitu 48°, N 256° E.

3.2.2 Penggambaran Struktur Bidang dengan Proyeksi Streografis


 Diletakkan kertas kalkir diatas Streonet (Wulf/Schimdt), dan gambarkan lingkaran.
 Diberi tanda N, E, S, W pada peta kalkir, lalu tusuk titik pusat dari streonet
menggunakan paku picik.
 Ditentukan dan gambarkan garis strike sesuai dengan data yang diberikan asisten,
yaitu N 350°E/45°, lalu ditarik garis bantu dari N hingga S.
 Diputar kalkir kearah dip yang diberikan asisten.
 Diputar kembali kalkir kearah N.

3.2.3 Penggambaran Struktur Garis dan Bidang dengan Proyeksi Streografis


 Diletakkan kertas kalkir diatas Streonet (Wulf/Schimdt), dan gambarkan lingkaran.
 Diberi tanda N, E, S, W pada peta kalkir, lalu tusuk titik pusat dari streonet
menggunakan paku picik.
 Ditentukan titik strike dan dip untuk menentukan struktur bidang dengan
menggunakan data yang telah diberikan oleh asisten, yaitu N 336°E/18°.
 Ditentukan titik struktur garis dengan menggunakan data yang telah diberikan oleh
asisten yaitu S 62° E, dan tarik garis secara putus dari struktur bidang ke titik struktur
garis
 Diputar kembali kalkir ke arah N.

3.2.4 Penggambaran Struktur Dua Bidang dengan Proyeksi Streografis


 Diletakkan kertas kalkir diatas Streonet (Wulf/Schimdt), dan gambarkan lingkaran.
 Diberi tanda N, E, S, W pada peta kalkir, lalu tusuk titik pusat dari streonet
menggunakan paku picik.
 Ditentukan titik dan gambarkan garis strike sesuai dengan data yang diberikan asisten,
yaitu N 342°E/46°, lalu ditarik garis bantu dari N hingga S. Kemudian lakukan hal
yang sama tetapi dengan menggunakan data N 78°E/31°.
 Ditentukan garis perpotongan antar dua bidang, lalu dihitung dan ditarik garis secara
putus-putus,
 Diputar kembali kalkir pada N.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Manfaat dan Kegunaan Proyeksi Stereografis


4.1.1 Manfaat Proyeksi Stereorafis
Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri berupa
besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi karena proyeksi ini dapat
menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan garis dalam bidang proyeksi
yang digunakan. Para peneliti di struktur geologi prihatin dengan orientasi dari Bidang datar
dan baris untuk sejumlah alasan. Foliasi dari batu adalah struktur planar yang sering berisi
struktur linier yang disebut Lineasi . Demikian pula, sebuah kesalahan Bidang datar adalah
struktur planar yang mungkin berisi struktur linier seperti slickensides.

Dalam konteks ini proyeksi stereografik sering disebut sebagai menurunkan proyeksi belahan
bumi-sama-sudut. Yang sama-area yang lebih rendah-proyeksi belahan bumi ditentukan oleh
azimut sama-daerah proyeksi Lambert juga digunakan, terutama ketika plot harus dikenakan
analisis statistik selanjutnya seperti kepadatan contouring .

Tabel 4.1 Tabel Data Rosset

4.2 Hasil Proyeksi Stereografi


Proyeksi diamati dengan menggunakan Schmidt Net berdasarkan data sebagai berikut :
- Garis (plunge, trend) = 18°, N 67°E
- Bidang (strike, dip) = N 90°E / 49°
- Garis dan bidang = N 134°E / 44°, S 75°E
- 2 bidang = N 198°E / 25°, N 102°E / 32°
Gambar 4.1 Proyeksi Struktur Garis

Gambar 4.2 Proyeksi Stukur Bidang

Gambar 4.3 Proyeksi Bidang dan Garis

Gambar 4.4 Proyeksi pada dua bidang


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

- Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu bentuk
tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam satu
bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi.
- Masing-masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi yang
berbeda-beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang dibutuhkan
kombinasi dari keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri yang akurat dan lebih
praktis.
- Dalam konteks ini proyeksi stereografik sering disebut sebagai menurunkan proyeksi
belahan bumi-sama-sudut. Yang sama-area yang lebih rendah-proyeksi belahan bumi
ditentukan oleh azimut sama-daerah proyeksi Lambert juga digunakan, terutama ketika
plot harus dikenakan analisis statistik selanjutnya seperti kepadatan contouring .

5.1 Saran

Pelaksanaan praktikum geologi struktur sekiranya dapat bermanfaat dan saya mengharapkan
praktikan dapat memperdalam lagi mengenai pemahaman tentang ilmu geologi struktur.
DAFTAR PUSTAKA

Sukartono. 2013. Buku Pengenalan Geologi Struktur. Yogyakarta: Laboratorium


Geologi Dinamis – STTNAS
Asikin Sukendar, 1996. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktu. Yogyakarta:
Laboratorium Geologi Struktur Universitas Pembangunan Nasional
Donal M. Ragan, 1985. Structural gology an introduction to geometrical techniques

Mengetahui, Samarinda, 22 September 2021


Asisten Praktikan

Siti Nur Aisyah Divo Dwi Bramantyo


NIM. 1909086015 NIM. 2009086008
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai