PROYEKSI STEREOGRAFIS
Gambar VIII.1. Equal angle projection, menghubungkan titik-titik permukaan bola ke zenith (P).
55
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.3. Wulff Net, merupakan proyeksi equal angle (Ragan, 1973).
56
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.4. Gambaran tiga dimensi hubungan proyeksi permukaan bola, pembuatan lingkaran
besar dan lingkaran kecil (Badgley, 1957).
Gambar VIII.5. Prinsip Equal area projection. O adalah pusat proyeksi; R adalah jari-jari bola; OB
adalah jejak bidang yang menyudut Φ; X adalah titik proyeksi equal area bidang
tersebut.
57
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
c. Orthogonal projection
Dengan proyeksi orthogonal titik-titik pada permukaan bola diproyeksikan
tegak lurus pada bidang proyeksi (gambar VIII.7), sehingga hasilnya kebalikan dari
equal angle projection, yaitu lingkaran besar akan semakin renggang ke arah pusat.
Stereogram dari proyeksi ini dikenal dengan Orthographic Net (gambar VIII.8),
yang digunakan untuk penggambaran blok diagram.
58
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
d. Polar projection
Dengan proyeksi kutub (polar), baik garis maupun bidang digambarkan
sebagai titik. Bila garis maka proyeksinya adalah proyeksi titik tembus garis
tersebut dengan permukaan bola. Bila yang diproyeksikan bidang, maka
proyeksinya berupa proyeksi titik tembus garis melalui pusat yang tegak lurus
bidang tersebut (gambar VIII.9). Jadi misal ada garis 200,N00E dan bidang
N900E/700 maka proyeksi garis dan bidang tersebut berimpit.
Gambar VIII.9. Proyeksi kutub. (a) proyeksi kutub sebuah garis; (b) proyeksi kutub sebuah bidang.
59
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Stereogram proyeksi kutub dinamakan Polar Net atau Billings Net (gambar
VIII.10). Polar net ini diperoleh dari equal area projection, sehingga apabila akan
mengembalikan proyeksi kutub yang berupa titik ke dalam bidang (lingkaran besar)
harus digunakan Schmidt Net.
A. Penggambaran Garis
Contoh:
Gambarkan garis 300, S420
1. Proyeksi stereografis (lihat gambar VIII.11)
a. Letakkan kertas kalkir di atas stereonet. Buat lingkaran pinggir dan tandai
titik utara, selatan, timur dan barat.
b. Tentukan titik yang mewakili trend dengan menghitung 42 derajat dari S
berlawanan arah jarum jam (ke arah E).
c. Putar kalkir searah jarum jam hingga titik tersebut tepat berada di S.
d. Hitung 30 derajat dari pinggir ke pusat sepanjang diameter N-S. Plot titik
tersebut.
e. Kembalikan kalkir ke posisi semula.
60
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
2. Proyeksi kutub
Proyeksi kutub sebuah garis adalah titik tembus garis tersebut dengan
bidang permukaan bola imajiner. Dengan Schmidt net atau Wulff net maupun
Polar net proyeksi garis berupa titik. Trend dihitung pada lingkaran luar,
plunge dihitung dari luar ke pusat.
B. Penggambaran bidang
Contoh:
Gambarkan bidang N300E/400E
61
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
c. Putar kertas kalkir berlawanan arah jarum jam sampai tanda yang dibuat
tepat berada pada titik N dari net, yang berarti memutar sebesar 300
berlawanan arah jarum jam dari posisi semula.
d. Untuk menentukan lingkaran besar yang mewakili bidang yang dimaksud
hitung 40 derajat dari pinggir ke arah pusat net sepanjang diameter E-W.
Telusuri dan buat garis.
e. Kembalikan kertas kalkir ke posisi semula.
Gambar VIII.12. Penggambaran bidang miring N300E/400E (Ragan, 1973). Titik P adalah proyeksi
kutub.
2. Proyeksi kutub
62
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Contoh:
Gambarkan garis dengan trend N360W pada bidang N00/450W.
Tentukan rake dan plunge dari garis tersebut.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.13):
1. Penggambaran bidang. Tandai arah jurus pada pinggir net. Hitung 45
derajat dari pinggir ke pusat pada diameter E-W. Telusuri dan buat
lingkaran besarnya.
2. Penggambaran garis. Letakkan kalkir pada posisi semula, putar
kalkir 36 derajat searah jarum jam. Tandai perpotongan sumbu N-S
dengan lingkaran besar bidang yang telah dibuat.
3. Plunge garis tersebut adalah derajat lingkaran kecil yang terbaca
pada sumbu N-S dari tepi ke titik tersebut.
4. Putar kalkir sehingga lingkaran besar bidang berimpit lagi dengan
lingkaran besar net. Rake adalah derajat yang terbaca sepanjang
lingkaran besar dari N atau S (yang <900) hingga titik tersebut.
63
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Contoh:
Tentukan kemiringan bidang (apparent dip) dari bidang N500E/500SE
pada arah N800E.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.14):
1. Penggambaran bidang. Putar titik N kertas kalkir 50 derajat
berlawanan jarum jam. Dari titik E hitung 50 derajat sepanjang
sumbu E-W ke pusat. Telusuri dan buat lingkaran besar.
2. Kembalikan ke posisi semula. Tandai N800E pada lingkaran pinggir.
3. Letakkan titik tersebut pada titik E, perhatikan perpotongan diameter
E-W dengan lingkaran besar bidang. Baca dan catat besar sudutnya.
Gambar VIII.14. Sudut antara garis dan bidang (mencari apparent dip) (Ragan, 1973).
c. Penggambaran bidang dari dua garis (true dip dari dua apparent dip)
Contoh:
Tentukan kedudukan bidang dan sudut antara dua garis 28, N560W dan
22, N140E.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.15):
64
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
1. Penggambaran garis.
Garis 1: Putar titik N sebesar 56 derajat searah jarum jam dan
hitung 28 derajat dari N ke pusat sepanjang sumbu N-S. Beri tanda
dan kembalikan.
Garis 2: Putar titik N sebesar 14 derajat berlawanan jarum jam,
hitung 22 derajat dari N sepanjang sumbu N-S. Beri tanda dan
kembalikan.
2. Putar kertas kalkir sedemikian rupa sehingga dua titik tersebut
terletak pada satu lingkaran besar. Telusuri lingkaran besar tersebut.
Lingkaran besar tersebut adalah bidang yang dicari.
3. Sudut antara dua garis tersebut adalah derajat lingkaran kecil yang
terbaca sepanjang lingkaran besar antara dua titik. Baca dip bidang
tersebut.
4. Kembalikan ke posisi semula hingga N kalkir dan N net berimpit.
Baca strike bidang. Maka kedudukan bidang N560E/300N.
Gambar VIII.15. Mencari bidang dari dua garis (true dip dari dua apparent dip) (Ragan, 1973).
65
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
d. Perpotongan bidang
Contoh:
Dua bidang N500E/600SE dan N700W/200S. Tentukan kedudukan
garis potong dua bidang dan rake terhadap kedua bidang.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.16.a):
a. Penggambaran bidang.
Bidang 1: Putar kalkir 50 derajat berlawanan arah jarum jam
dari N. Hitung 60 derajat dari E sepanjang sumbu E-W. Lukis
lingkaran besarnya.
Bidang 2: Putar kalkir 70 derajat searah jarum jam dan hitung
20 derajat dari titik W sepanjang sumbu E-W. Lukis lingkaran
besarnya.
b. Perpotongan kedua lingkaran besar mewakili perpotongan
kedua bidang. Untuk membaca trend hubungkan titik tersebut
dengan pusat, baca sudut lingkaran besar dari N. Untuk
membaca plunge, putar kalkir hingga titik potong berada pada
sumbu N-S. Baca besar sudutnya dari tepi.
c. Untuk membaca rake, putar kalkir sehingga bidang berimpit
dengan N-S. Baca derajat lingkaran kecil dari tepi hingga titik
potong (kurang dari 900). Untuk contoh di atas rake terhadap
bidang pertama 730, terhadap bidang kedua 220.
Contoh:
Sama dengan di atas, cari sudut antara dua bidang tersebut.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.16.b):
a. Buat kedua bidang.
b. Sudut antara dua bidang diukur tegak lurus perpotongan
bidang, maka letakkan titik perpotongan bidang pada sumbu E-
W. Tambahkan 90 derajat. Lukis lingkaran besarnya melalui
66
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.16. Perpotongan dua bidang (Ragan, 1973). (a) Garis potong dua bidang; (b) sudut antara
dua bidang.
Contoh:
Cari bidang bagi untuk soal di atas.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.17):
a. Buat kedua bidang.
b. Bagi dua kedua strike bidang (dalam contoh N100W), lalu
sejajarkan dengan sumbu N-S.
c. Lukis lingkaran besar melalui perpotongan kedua bidang. Maka
bidang yang dilukis ini adalah proyeksi bidang yang membagi
dua kedua bidang. Baca dip-nya dari tepi pada sumbu E-W.
67
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
E. Rotasi Bidang
68
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.18. Putaran bidang dengan sumbu putar horisontal (Ragan, 1973).
Contoh:
Putar bidang N830E/220S sebesar 80 derajat searah jarum jam dengan
sumbu putar 300, N420E.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.20):
69
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.20. Putaran bidang dengan sumbu putar miring (Ragan, 1973).
Dengan proyeksi stereografis analisis kekar akan lebih teliti, karena kemiringan
kekar ikut diperhitungkan, tidak seperti halnya pada analisis kekar dengan histogram
maupun roset. Dengan analisis kontur ini dapat ditafsirkan gaya utama pembentuk
kekar, gaya menengah dan gaya terkecil yang saling tegak lurus (baca kembali bab
Acara VI. Analisis Kekar). Perlu diingat bahwa arah gaya utama membagi dua sudut
70
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
lancip yang dibentuk kekar gerus. Bila hanya diketahui satu arah kekar gerus maka kita
harus tahu sudut gesek dalam batuan (a) yang biasanya kurang dari 450. Bila tidak
diketahui pakai teoritis a = 300. Atau asumsi gaya utama tegak lurus sumbu lipatan atau
jurus lapisan batuan (dari model Moody dan Hill, 1956).
A. Diagram Kontur
Dalam interpretasi gaya ini akan dicari gaya maksimum (α1), gaya menengah
(α2) dan gaya terkecil (α3). α1 membagi dua sudut lancip, α2 merupakan
perpotongan dua kekar yang berpasangan, sedangkan α3 membagi dua sudut
tumpul. α1 dan α3 terletak pada satu bidang yang tegak lurus perpotongan kekar
(α2).
Contoh:
Misalkan diketahui pengukuran kekar dengan maksima N300E/750 dan
N1100E/800. Tentukan α1, α2 dan α3.
71
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.21. Plotting data kekar. (a) Kalsbeek Net; (b) Penghitungan densitas.
Gambar VIII.22. Pengkonturan. (a) Penghitungan densitas dari 50 data pengukuran; (b) pembuatan
kontur.
Penyelesaian:
1. Buat proyeksi bidang dari kedua maksima. Caranya meletakkan titik
maksima pada sumbu E-W. Tambahkan 900, lukis lingkaran besarnya.
2. Kedua lingkaran besar berpotongan di α2. Baca kedudukannya (..., N...E).
3. Letakkan α2 pada sumbu E-W, tambahkan 900, buat lingkaran besarnya.
Ini adalah bidang α1α3.
4. Bidang α1α3 memotong kedua bidang kekar. Bagi dua lingkaran besar
antara kedua perpotongan tersebut. Bila >900 maka titik tengah antara
kedua perpotongan merupakan letak α3, bila kurang dari 900 merupakan
72
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
A. Pergerakan Sesar
Contoh 1:
Sesar N900E/400 memotong dan menggeser lapisan batubara N300W/350NE
dan urat N2100E/600. Posisi tersingkapnya lapisan batubara dan urat lihat
gambar VIII.24.
Pertanyaan:
a. Buat rekonstruksi dengan cara gabungan stereografis dan orthogonal.
b. Tentukan net slip dan rake.
Penyelesaian:
1. Buat bidang sesar pada stereonet.
73
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
2. Buat pula bidang lapisan batubara dan urat. Tentukan perpotongan sesar
dengan batubara (B) dan sesar dengan urat (U) (gambar VIII.25).
3. Sejajarkan kembali jurus sesar dengan sumbu N-S. Rake batubara adalah
busur NB (α), rake urat adalah busur SU (β).
4. Gambarkan letak tersingkapnya urat dan batubara.
5. Plotkan rake pada kedua blok, cari perpotongannya.
6. Hubungkan titik perpotongan dari kedua blok, maka diperoleh net slip
(gambar VIII.26).
74
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Contoh 2:
Sesar kedudukan N250E/400NW. Pada foot wall dijumpai microfold
dengan kedudukan lihat diagram kontur (gambar VIII.27).
Pertanyaan:
Tentukan arah pergeseran sesar dan nama sesar.
Penyelesaian:
Microfolds merupakan struktur penyerta dari sesar. Beberapa struktur
mikro lain antara lain gash fracture, shear fracture, step gash fracture, step
shear fracture, lineasi, dll. Hubungan antara pergerakan sesar dengan struktur
tersebut lihat gambar VIII.28.
Adapun cara penyelesaian sebagai berikut (lihat gambar VIII.29).
1. Buat proyeksi bidang sesar dan sumbu lipatan. Cari perpotongannya.
2. Tambahkan 90 derajat sepanjang lingkaran besar sesar. Maka titik
tersebut adalah net slip.
3. Arah pergerakan sesar menyudut tumpul dengan sumbu microfolds,
sehingga blok hanging wall bergeser ke selatan.
4. Dip sesar <450, blok kiri mendekati pengamat, sehingga nama sesar
thrust sinistral fault.
75
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
76
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Contoh 3:
Diketahui arah breksi sesar N450E. Data pengukuran gash fracture dan shear
fracture lihat gambar VIII.30a.
Pertanyaan:
Tentukan kedudukan bidang sesar dan pergerakan sesar, serta nama sesar.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.30b):
1. Buat bidang gash fracture dan shear fracture. Cari perpotongannya.
2. Bidang sesar mempunyai jurus searah dengan bearing breksiasi, maka
putar kalkir 45 derajat berlawanan arah jarum jam. Buat lingkaran besar
melalui titik potong lingkaran besar gash fracture dan shear fracture.
Maka bidang tersebut adalah bidang sesar.
3. Karena dip sesar >450 maka disebut sesar normal. Blok kanan bergerak
mendekati pengamat maka sesar dekstral, sehingga sesar dinamakan
normal sinistral fault.
Gambar VIII.30. (a) Diagram kontur pengukuran gash fracture (A) dan shear fracture (B);
(b) Penyelesaian sesar diketahui breksi sesar, shear fracture dan gash fracture.
Interpretasi gaya pembentuk sesar seperti halnya pada analisis kekar. Jadi
yang dicari adalah α1, α2 dan α3, di samping pergerakan sesar dan nama sesar.
77
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Contoh 4:
Diketahui dua sesar konjugate yang berpasangan masing-masing
N300E/700NW dan N200W/600NE.
Pertanyaan:
Tentukan net slip, α1, α2 dan α3, serta sudut gesekan dalam batuan (α).
Penyelesaian (lihat gambar VIII.31):
1. Plot kedua bidang sesar pada kertas kalkir. Tentukan perpotongan kedua
bidang (α2).
2. Letakkan α2 pada sumbu E-W tambahkan 90 derajat dari α2, buat
lingkaran besarnya (dinamakan bidang α1α3).
3. Tentukan perpotongan kedua sesar dengan bidang α1α3. Titik potong
tersebut adalah net slip (ada dua net slip).
4. Bagi dua sudut antar net slip (diperoleh α1 bila sudut lancip). Tambahkan
90 derajat sepanjang lingkaran besar dari α1, diperoleh α3.
5. Sudut gesekan dalam (α) adalah sudut antara α1 dan net slip (kurang dari
450).
Gambar VIII.31. Arah gaya pembentuk sesar, diketahui dua sesar konjugate.
Contoh 5:
Diketahui sesar sinistral kedudukan N300E/450NW. Pada bidang sesar
terdapat striasi (gores-garis) dengan arah N150E.
Pertanyaan:
Tentukan gaya-gaya yang bekerja.
78
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.32. Arah gaya pembentuk sesar, diketahui satu bidang sesar dan striasi.
C. Sesar Rotasi
Contoh 6:
Sesar rotasi kedudukan N50E/350 memutar lapisan batupasir yang dijumpai
pada blok barat dengan kedudukan N3000E/450. Sudut rotasi 30 derajat
berlawanan jarum jam.
Pertanyaan:
Tentukan kedudukan batupasir pada blok timur.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.33):
1. Plot bidang sesar dan poros sesar (tegak lurus bidang sesar) dengan
menambah 90 derajat dari bidang sesar di S.
2. Plot proyeksi kutub lapisan batupasir di P.
79
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
3. Hubungkan S dan P dalam satu lingkaran besar. Hitung sudut SP. Busur
SP memotong bidang sesar di Q.
4. Putar Q berlawanan jarum jam 30 derajat ke L’. Buat lingkaran besar
melalui L’ dan S. Hitung dari S ke arah L’ sebesar sudut SP. Beri tanda
P’.
5. P’ adalah proyeksi kutub bidang yang telah diputar. Letakkan P’ pada
sumbu E-W. Tambahkan 90 derajat dan buat lingkaran besarnya. Baca
kedudukan bidang tersebut. Maka bidang tersebut adalah kedudukan
bidang pada blok timur.
Gambar VIII.33. Sesar rotasi. Mencari kedudukan lapisan yang terputar sesar rotasi.
VIII.4. LIPATAN
80
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
N2640E/150 N350E/360
N2440E/460 N400E/480
N2460E/310 N200E/220
Pertanyaan:
Tentukan kedudukan sumbu lipatannya dengan diagram β dan S-pole.
Penyelesaian:
a. Dengan diagram β (lihat gambar VIII.34a):
Buat proyeksi masing-masing kedudukan sayap lipatan. Semua
kedudukan akan berpotongan pada satu titik di β, yang disebut dengan β-
axis. Maka titik tersebut merupakan proyeksi sumbu lipatan.
b. Dengan diagram S-pole (disebut pula diagram pi) (lihat gambar
VIII.34b):
Gambar proyeksi kutub dari masing-masing bidang sayap lipatan
sebagai titik. Melalui titik-titik tersebut buat lingkaran besar (disebut Pi-
circle). Kutub dari Pi-circle merupakan β-axis, jadi sebagai sumbu
lipatan.
Gambar VIII.34. Plot stereografis dari kedudukan lipatan silinder. (a) Diagram β, (b) diagram S-pole.
81
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.35. Penentuan sumbu dan bidang sumbu lipatan. (a) Peta lipatan rebah, (b) plot
stereografis penentuan sumbu dan bidang sumbu lipatan.
82
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
VIII.5. KETIDAKSELARASAN
Contoh:
Suatu lapisan batulempung terletak di atas ketidakselarasan menyudut
mempunyai kedudukan N200E/200W. Perlapisan batupasir yang terletak di bawah
ketidakselarasan mempunyai kedudukan N720W/210S.
Pertanyaan:
Tentukan kedudukan lapisan batupasir ketika batulempung diendapkan.
Penyelesaian (lihat gambar VIII.36):
1. Plot kutub bidang perlapisan batupasir P, kemudian bidang perlapisan
batulempung sebagai lingkaran besar (plane-1).
2. Dengan plane-1 tetap pada posisi plotting, putarlah bidang, berarti jurus
bidang pada sumbu N-S. Untuk menghorisontalkan plane-1, putarlah 20
derajat searah jarum jam, sehingga P ikut bergerak sepanjang lingkaran kecil
pada arah dan jarak yang sama ke P’.
3. Dari kedudukan kutub yang baru (P’) lingkaran besar yang mewakili
perlapisan batupasir dapat digambarkan (plane-2).
4. Kedudukan batupasir pada saat batulempung diendapkan adalah N670E/300S.
83
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Panduan Praktikum Geologi Struktur
Gambar VIII.37. Perselingan batupasir dan batulanau yang terdeformasi pada zona Sesar Cacaban,
Karangsambung, Jawa Tengah.
Gambar VIII.38. Kontak struktural berupa sesar geser antara dua unit batuan berumur Pra-Tersier
(kanan) dan Paleogen (kiri), Kotopanjang, Riau.
84
Laboratorium Geologi Dinamika - Jurusan Teknik Geologi FT UGM