Anda di halaman 1dari 13

PETA TOPOGRAFI

Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail,
biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi
biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan
peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang
berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.
Pusat Informasi.

Peta Topografi Kanada memberikan definisi untuk peta topografi sebagai


berikut:
• Sebuah peta topografi adalah representasi grafis secara rinci dan akurat
mengenai keadaan alam di suatu daratan.
• Penulis lain mendefinisikan peta topografi dengan membandingkan mereka
dengan jenis lain dari peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta
sorografi" yang mencakup daerah besar.

Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya
adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya
seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta topografi menunjukkan kontur
bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk
kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) Dalam GIS


ada 2 sistem koordinat yang biasa digunakan, yaitu koordinat geografi dan UTM
(Universal Transverse Mercator).

Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah


rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60
bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian
tengah tersendiri.

Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat,


koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x
sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter. Proyeksi ini menjadi
dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan untuk keperluan
militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas. Sehingga, zona 1 pada koordinat
UTM dimulai dari 1800 BB-1740 BB, kemudian dilanjutkan dengan zona 2 yang
dimulai dari 1740 BB-1680 BB, zona 3 dimulai dari 1680 BB-1620 BB, sedangkan
untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8 derajat. Untuk Indonesia yang berada
pada posisi 900BT - 1440BT dan 110LS - 60LU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu
zona 46–54 Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di
Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.

Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi


berdasarkan garis lintang dan garis bujur.

Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan
garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan
titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.

Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik
nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0°
atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur
Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur. Suatu titik di Bumi dapat
dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran tersebut.

Kategori Peta Topografi Berdasarkan Skala. Adalah sebagai berikut :


• Skala Kecil. Peta dengan skala 1:1.000.000 dan lebih kecil digunakan untuk
perencanaan umum dan untuk studi strategis. Peta skala kecil standar
memiliki skala 1:1.000.000. Peta ini meliputi area yang sangat besar dengan
mengorbankan detail.
• Skala Menengah. Peta dengan skala lebih besar dari 1:1.000.000 tetapi lebih
kecil dari 1:75.000 digunakan untuk perencanaan operasional. Peta ini
mengandung detail dengan jumlah sedang. Peta skala menengah standar
memiliki skala 1:250.000. Ada juga peta dengan skala 1:100.000.
• Skala Besar. Peta dengan skala 1:75.000 dan lebih besar digunakan untuk
perencanaan taktis, administrasi, dan logistik. Peta jenis inilah yang sering
ditemukan dan digunakan pihak militer. Peta skala besar standar 1:50.000,
namun banyak daerah telah dipetakan dengan skala 1:25.000.

Kelebihan peta topografi:


• Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.
• Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng

• MEMBACA GARIS KONTUR


- Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk
huruf U dimana Ujung dari huruf U menunjukan tempat atau daerah
yang lebih pendek dari kontur diatasnya.
- Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang
berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang Tajam.
- Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah
terjal/curam garis konturnya rapat.
Garis kontur dengan interval (jarak antara 2 kontur) 40 meter.

• MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR


Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter.
Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus
ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG
MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta
interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi
untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari
dengan:

Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B :
- Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B)
- Hitung jumlah kontur antara A dan B
- Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B
hasilnya adalah interval kontur.
Gambar Jarak kontur.

Berdasarkan gambar diatas jarak antara kontur dan tanda pada kontur, Anda dapat
menyimpulkan bahwa: Pada peta 1A adalah daerah curam karena jarak antara garis
konturnya rapat dan B adalah daerah landai karena jarak konturnya jarang. Sedangkan
pada peta 2, D adalah daerah curam karena jarak konturnya rapat, E adalah daerah
landai karena jarak konturnya jarang, dan C adalah daerah depresi (lubang/cekungan) di
puncak karena diberi tanda bergerigi.
Gambar di atas menunjukkan kenampakan gunung dengan puncaknya yang
digambarkan menjadi peta kontur. Pada gambar tersebut, A daerah curam, B daerah
landai dan C daerah cekungan di puncak.

• UTARA PETA
Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah utara peta
tersebut. selanjutnya lihat judul peta (judul peta selalu berada pada bagian utara,
bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta,
utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.

• MENGENAL TANDA MEDAN


Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan
orientasi harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di
lapangan dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan.
Beberapa tanda medan yang dapat dibaca pada peta sebelum berangkat
ke lapangan, yaitu:

- Lembah antara dua puncak


- Lembah yang curam
- Persimpangan jalan atau ujung desa
- Perpotongan sungai dengan jalan setapak
- Percabangan da kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain
- Untuk daerah yang datar dapat digunakan, persimpangan jalan dan
percabangan sungai, jembatan dan lain-lain.

• MENGGUNAKAN PETA
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah
tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta.

Sebelum berjalan catatlah:


- Koordinat titik awal (A)
- Koordinat titik tujuan (B)
- Sudut peta antara A – B
- Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A – B
- Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A – B
- Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah.

• MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA


Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan
tanda-tanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta.
Misalnya Tim Camp berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 m dpl.
Basecamp memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 :
6268) + 1301 m dpl.

Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:


- Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan
dimulai dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
- Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tarik garis dari A ke T,
kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T
dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan sistem
Azimuth (0" - 360°) searah putaran jarum jam. Sudut ini berguna untuk
mengorientasikan arah dari A ke T.

Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T.


Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan
setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipahami betul bentuk garis-garis kontur.
Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh:


- Kemiringan lereng dan Panjang lintasan
- Keadaan dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak berduri atau
pasir)
- Keadaan cuaca rata-rata
- Waktu pelaksanaan (pagi, siang atau malam)
- Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

• MEMBACA KOORDINAT

Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:


- Cara koordinat peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan
dilapangan. Penunjukan koordinat ini meggunakan:
● Sistem Enam Angka, misalnya: koordinat titik A (374:622), titik
B (377:461)
● Cara Delapan Angka, misalnya: koordinat titik A (3740:6225),
titik B (3376:4614)
- Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta
yang dianggap 0 atau 106° 44' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia
awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan
berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang
adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu
diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

• SUDUT PETA
Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum
jam. Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem azimuth (0° - 360°). Sistem
Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya
dihitung atau diukur sesuai dengan arah jarum jam dari suatu garis yang tetap
(arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta
untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk
sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan
akhir perjalanan. Sistem perhitungan sudut dibagi menjadi dua berdasarkan
sudut kompasnya.

• AZIMUTH SUDUT KOMPAS


Back azimuth: bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi
180°. Bila sudut kompas < 1080 =" 37,1km" km =" 3.710.000" 1km ="
3.710.000" 000 =" 74,2" 1 =" 1.855.000cm">

Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya,


yaitu:
1. Judul Peta adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau
identitas lain yang menonjol.
2. Keterangan Pembuatan merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi
pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.
3. Nomor Peta (Indeks Peta) adalah angka yang menunjukkan nomor peta.
Dicantumkan di bagian kanan atas.
4. Pembagian Lembar Peta adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang
tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan
penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.
5. Sistem Koordinat adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam
koordinat adalah:

- Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang
berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang
penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya
menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17'
14" LS.
- Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada
koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak
(meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
- Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada
gridnya, dapat dibuat garis-garis faring
seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi
peta. Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara
internasional.
Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya
pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.

6. Skala Peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya
di medan atau lapangan.
Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan
yang sebenarnya.
7. Orientasi Arah Utara pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus
diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara
tersebut tidak berada pada satu garis.
Tiga arah utara tersebut adalah:
- Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu
utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi.
- Utara Peta (Grid Nortb/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang
sejajar dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
- Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak pariah
separuh), yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara
magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke
Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan.

Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi
penyimpanganpenyimpangan
sudut, antara lain:
- Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi
patokan adalah Utara Sebenarnya (US).
- Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yanmg menjadi patokan
adalah l Utara sebenarnya ((IS).
- Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi
patokan adalah Utara Pela f71'). Dengan diagram sudut digambarkan
8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian
Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi.
Sifat-sifat garis kontur, yaitu :
- Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong
satu sama lain dan tidak akan bercabang.
- Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
- Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
- Indek kontur dinyatakan dengan garis tebal.
- Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis
kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama
dengan 90°.
- Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi
terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar
dinamakan PASS.
9. Titik Triangulasi selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu
tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi
Titik Triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau
tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut.
Macam-macam titik triangulasi :
- Titik Primer, I'. 14 , titik ketinggian gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
- Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian gol.II, No.45, tinggi 2340 rndpl. 2340
- Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
- Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl. 875
- Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl. 670
- Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.l 31, tg 1202 mdpl. 7202
- Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik ketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212,
tinggi 1993 mdpl. 1993

10. Legenda Peta adalah informasi tambahan untuk memudahkan interpretasi peta,
berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta yang
penting untuk dipahami antara lain:
- Titik ketinggian
- Jalan setapak
- Garis batas wilayah
- Jalan raya
- Pemukiman
- Air
- Kuburan
- Dan Lain-Lain

Anda mungkin juga menyukai