Anda di halaman 1dari 12

PETA DAN DASAR-DASAR PEMETAAN

A.

Pengertian Peta
Orang-orang pada zaman dahulu adalah orang yang selalu mengembara

ke berbagai penjuru dunia, namun dalam penjelajahannya tesebut orang-orang pada zaman dahulu belum mengenal arah dan tujuan, jadi pada zaman dahulu manusia dalam melakukan penjelajahanya tersebut hanya menggunakan nalurinya saja. Untuk mempermudah dalam perjalanan selanjutnya para ahli yang telah melakukan perjalan ke berbagai tempat di muka bumi ini, mulai menggambar sebuah rute perjalanan sederhana ke tempat-tempat yang pernah mereka singgahi, dari rute perjalanan yang sederhana ini mulailah berkembang menjadi suatu peta sederhana, yang tidak hanya menggambarkan rute perjalan saja tetapi juga menggambarkan keadaan alam sekitarnya. Sesuai dengan perkembangan zaman dari yang bermula dari sebuah gambar rute perjalanan yang telah dilakukan oleh para ahli, menjadi sebuah peta sederhana, disitu mulai ada suatu perkembangan, sesuai dengan kemajua zaman dan teknologi pun, hal-hal yang yang mengenai pemetaan pun ikut berkembang juga, sekarang para ahli dalam membuat peta jauh lebih mudah dan lebih canggih lagi, para ahli hanya perlu mengambil potret melalui udara atau menggunakan potret dari satelit, setelah potret itu didapatkan barulah peta dibuat, namun pembuatan peta hanya mengandalkan potret dari udara saja, apabila kita ingin membuat sebuah peta yang detail tetap saja harus survey langsung ke lapangan, karena apabila menggunakan potret udara saja daerahdaerah yang kecil seperti jalan, gang, dan semacamnya tidak akan tertangkap oleh potret udara, jadi hal tersebut memerlukan seorang petugas lapangan yang mencatat dan mengukur langsung ke lapangan. Bumi ini berbentuk bulat, oleh karena itu untuk menggambar sebuah peta pada kertas atau pada bidang datar harus menggunakan proyeksi. Proyeksi adalah sebuah sistem bayangan yang digunakan untuk menggambar sebuah objek tiga dimensi menjadi sebuah objek dua dimensi, selain itu juga proyeksi digunakan untuk memperkirakan arah, bentuk dan jarak.

Hal-hal yang telah dijelaskan diatas adalah berbagai unsur penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan sebuah peta yang lengkap dan sempurna yang didalamnya tedapat nama jalan, sungai, gunung, ketinggian serta kedalam suatu tempat atau daerah. Dengan mengerti apa yang dimaksud dengan hal-hal mengenai peta yang telah dijelaskan diatas, kita dapat mendefinisikan apa itu peta, jadi peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang datar seperti kertas dengan perbandingan tertentu, perbandingan itu disebut dengan skala, skala adalah suatu ukuran perbandingan jarak dipeta yang digambar pada kertas, dengan ukuran jarak sebenarnya dilapangan. Itu adalah pengertian umu mengenai peta, dari hal tersebut banyak juga yang mendifinisikan peta itu berbeda-beda, berikut ini adalah pengertian peta menurut para ahli dan lembaga-lembaga internasional : International cartographic association (ICA) Menurut ICA peta adalah sebuah gambaran unsur-unsur abstrak yang diambil dari daerah-daerah tertentu yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda angkasa, yang biasanya peta-peta ini digambarkan pada sebuah bidang datar yang ukurannya dikecilkan atau diskalakan dengan skala tertentu. Aryono Prihandito (1988) Ayono Pihandito mengemukakan pendapatnya mengenai peta, menurut beliau peta adalah sebuah gambaran dari permukaan bumi ini yang mewakili keadaan aslinya di lapangan dengan menggunakan skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu pula yang mana peta itu digambarkan dalam sebuah bidang datar. Erwin Raisz (1948) Erwin Raisz mengemukakan bahwa peta itu adalah gambaran

konvensional dari permukaan bumi yang dilihat vertikal dari atas bidang datar yang menjadi media untuk menggambar peta itu sendiri, serta didalmnya ada tulisan-tulisan yang memberikan informasi mengenai daerah yang digambar dalam peta itu. Informasi-informasi yang terdapat dalam peta ini biasanya berbentuk sebuah simbol-simbol tertentu yang kemudian simbo-simbol itu disebut dengan legenda, legenda wajib

dicantumkan dalam setiap peta, apabila peta tidak mencatumkan legenda itu bukanlah peta yang lengkap. BAKOSURTANAL 2005 ( Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) BAKOSURTANAL adalah sebuah lembaga nasional yang bergerak dibidang survei dan pemetaan, menurut lembaga ini peta adalah sebuah sarana penyajian data dan media penyimpanan yang mana didalmnya menyimpan berbagai informasi mengenai lingkungan yang bisa dijadikan sumber informasi untuk perencanaan, penataan, dan pengambilan keputusan yang biasa dibutuhkan oleh para ahli untuk bekerja. Soetorjo Soerjosumarmo Menurut Soetorjo Soerjosumarmo peta itu adalah gambar yang dilukis dengan tinta, yang digambar pada sebuah media gambar yang datar seperti kertas, yang mana gambar tersebut adalah gambaran dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang ukurannya diperkecil dengan skala.

B.

Syarat-Syarat Pembuatan Peta


Dalam membuat sebuah peta, apabila kita ingin membuat sebuah peta

yang sempurna dan menarik ada beberapa syarat dalam pembuatan peta yang harus sangat diperhatikan, untuk mencapai hasil yang sempurna dalam pembuatan peta, berikut ini adalah beberapa syarat yang diperlukan untuk membuat sebuah peta : Peta harus conform Yang dimaksud peta harus conform adalah gambar pada peta haruslah sesuai dengan keadaannya dilapangan, seperti bentuk pulau, benua bentuknya haruslah sama dengan keadaan dilapangannya, hal ini dimaksudkan untuk membuat pengguna peta mempunyai gambaran mengenai bentuk dari suatu pulau ataupun benua. Peta harus ekuivalen dan ekuidistan Apabila kita akan menggambar sebuah peta maka perlu ada sebuah skala yang mana skala adalah sebuah perbandingan jarak,dan luas di peta dengan keadaan di lapangan sesungguhnya, maka dari itu yang dimaksud dengan ekuivalen adalah luas dan jarak di peta haruslah sama dengan

keadannya dilapangan, untuk mencapai hal tersebut, maka kita harus menskalakan peta tersebut dengan tepat, karena jika kita tidak menskalakan peta tersebut dengan tepat maka luas dan jarak yang ada di peta dengan luas dan jarak di lapangan tidak akan sama. Peta harus rapih dan juga bersih Supaya peta yang dibuat mudah dibaca, dimengerti dan menarik maka dalam membuat peta haruslah rapi dan juga bersih agar peta yang telah dibuat itu menarik untuk dilihat orang. Peta harus mudah dimengerti dan tidak membingungkan Dalam pembuatan peta, peta tersebut haruslah mencantumkan berbagai informasi yang lengkap dan sesuai dengan aturan agar peta tersebut mudah untuk dipahami, dan tidak membuat bingung orang yang membacanya. Peta harus berisi informasi yang lengkap Sebuah peta yang sempurna yaitu peta tesebut bisa dipahami oleh banyak orang, maka setiap peta haruslah mencatumkan berbagai informasi yang telah ditentukan, seperti mencantumkan legenda, daftar isi, indeks, keterangan dan berbagai informasi yang ada dipeta tersebut haruslah dicantumkan agar dapat mudah dipahami.

C.

Unsur-Unsur Dalam Peta


Untuk membuat sebuah peta yang lengkap dan sempurna kita harus

memperhatikan juga unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam sebuah peta agar peta tersebut menjadi sebuah peta yang sempurna, lengkap dan mudah dipahami, berikut ini unsure-unsur peta yang harus dicantumkan dalam peta agar peta mejadi peta lengkap : Judul Dalam pembuatan peta, supaya peta tersebut menjadi peta lengkap maka unsur pertama yang harus diperhatikan adalah judul, judul ini haruslah sesuai dengan isi peta yang dibuat, pembuatan judul ini haruslah mencerminkan isi dan tipe peta yang telah dibuat, dalam meletakan judul ini tidak boleh sembarangan karena ada aturan dalam meletakan judul pada peta ini, judul pada peta biasanya diletakan di atas tengah, atau kanan atas dari peta tesebut, namun alngkah lebih baik lagi, judul peta itu

diletakkan di kanan atas, tetapi apabila tidak bisa diletakan di kanan atas, diletakan di tengah atas juga tidak apa-apa namun lebih baik lagi judul peta diletakan di kanan atas, supaya peta yang dihasilkan bisa terlihat lebih rapi Legenda Legenda adalah unsur penting lainnya yang harus dicantumkan dalam peta, dan legenda ini adalah sebuah kunci yang penting untuk mambaca dan memahi peta, agar peta mudah dipahami maka legenda yang dicantumkan haruslah sesuai dengan standar yang telah disepakati, dalam legenda biasanya terdapat sebuah simbol-simbol yang memberikan keterangan mengenai sebuah tempat seperti gunung, sungai, kota, dan sebagainya.

Gambar 1 Legenda Peta

Tanda arah mata angin Tanda arah yang dimaksud disini adalah tanda arah mata angin, dalam peta perlu juga mencantumkan tanda arah agar peta tersebut mudah dipahami, biasanya penempatan tanda arah itu diletakkan ditempatkan di tempat yang sesuai, tanda arah ini biasanya berupa tanda panah ke arah atas peta, selain berupa tanda panah banyak juga simbol-simbol yang lain yang menunjukan tanda arah, namun apabila didalam peta ada garis lintang dan garis bujur serta koordinat maka arah akan dapat diketahui, karena berfungsi juga sebagai penunjuk arah.

Gambar 2 Arah Mata Angin

Skala Skala adalah sebuah perbandinga yang digunakan didalam peta, perbandingan ini dapat mewakili jarak serta luas didalam peta dengan jarak dan luas pada lapangan sesungguhnya, skala perlu dicantumkan dalam peta karena dengan adanya skala kita dapat tahu jarak dan luas suatu daerah yang digambar pada peta terhadap jarak dan luas pada keadaan yang sebenarnya.

Simbol Dalam peta terdapat juga simbol-simbol yang dapat mempermudah dalam pembacaan peta, simbol-simbol ini dapat berupa sebuah simbol titik, simbol garis, simbol area, simbol aliran, simbol batang,simbol lingkaran, simbol bola.

Gambar 3 Contoh Simbol Dalam Peta

Warna Supaya lebih menarik peta juga harus diberi warna, namun selain memberikan kesan agar peta terlihat lebih menarik, pemberian warna pada peta juga merupakan saran untuk memprmudah dalam pembacaan peta, karena warna-warna tesebut memiliki arti-arti tertentu, oleh karena itu dalam pemberian warna pada peta, tidak boleh sembarangan karena ada warna tertentu yang boleh dicantumkan pada peta, warna tersebut ada lima warna yaitu, kuning, coklat, biru muda, dan biru tua.

Huruf Dalam mencantumkan huruf dalam sebuah tidaklah boleh seenaknya, karena dalam mencatumkan huruf dalam peta juga memiliki aturan yang sudah disepakati, hal ini bertujuan agar informasi yang ada dalam peta tersebut tersampaikan dengan benar dan orang yang membacanya pun dapat mudah memahaminya. Sebagai contoh, untuk memberikan nama pada sebuah objek hipsografi maka huruf yang digunakan haruslah tegak, namun untuk objek hidrografi huruf yang digunakan harus miring.

Garis astronomis Seperti yang telah kita ketahui garis astronomis adalah garis-garis yang terdapat dalam peta untuk mengetahui letak dan posisi daerah yang digambar pada peta, garis astronomi ini terbagi menjadi dua yaitu garis lintang dan garis bujur, oleh karena itu untuk membuat peta yang lengkap maka garis astronomi ini harus dicantumkan pula didalm peta.

Inset Apabila didalam peta informasi yang dibutuhkan merasa masih kurang lengkap atau kurang detail maka dalam membuat peta yang lengkap, kita harus juga membuat inset, inset adalah peta yang disisipkan di peta utama yang biasanya inset ini berukuran kecil, fungsi dari inset ini sendiri adalah untuk penunjuk lokasi yang belum diketahui, untuk penjelas, dan untuk penymabung.

Garis tepi Sama hal nya dengan menggambar objek-objek yang umum, hal dasar yang harus diperhatikan adalah garis tepi, garis tepi ini berfungsin untuk memberikan ruang untuk menggambar, namun dalam menggambar peta

garis tepi ini dapat membantu dalam menggambar garis astronomi juga supaya garis astronomi yang digambar itu sesuai. Sumber dan tahun pembuatan Untuk membuat peta yang berisikan informasi yang lengkap, kita harus memperhatikan berbagai hal yang telah dijelaskan diatas, salah satunya adalah mencamtumkan sumber dan tahun, yang dimaksud dengan sumber disini adalah, dari mana sumber data yang kita dapatkan untuk membuat peta tersebut, dan tahun pembuatan peta tersebut juga kita harus mencantumkanya agar menjadi peta yang lengkap.

D.

Proses Pemetaan
Untuk membuat sebuah peta yang baik dan benar, serta dapat menyajikan

informasi secara lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan haruslah mengikuti pedoman yang telah ada dimana setiap langkah-langkah yang terdapat dalam pedoman tersebut harus diikuti dengan seksama agar kita dapat membuat sebuah peta yang sempurna. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses pemetaan agar peta yang dihasilkan tersebut baik dan benar serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh orang banyak : 1. Pencarian dan pengumpulan data Metode pengambilan data untuk pemetaan dibagi ke dalam dua metode yaitu metode pengambilan data secara langsung, yaitu metode

pengambilan data secara langsung ke lapangan dengan cara melakukan berbagai macam pengukuran terhadap objek daerah yang akan di petakan, dengan menggunakan bantuan alat seperti theodolite, GPS, dan alat-alat pendukung pengukuran lainnya, selai itu pula pengambilan data secara langsung di lapangan dapat menggunakan pemotretan udara yang bisa dilakukan dengan menggunakan foto udara dari satelite maupun secara langsung menggunakan pesawat terbang dengan jalur khusus. Selain metode pengambilan data secara langsung, dapat pula dengan cara pengambilan data secara tidak langsung, yaitu metode pengambilan data dengan cara tidak perlu langsung melakukan pengukuran langsung ke lapangan, tetapi cukup dengan mencari peta dasar dan data tambahan lainnya yang akan kita petakan, dan kita olah menjadi informasi yang akan disajikan dalam peta.

2.

Pengolahan data Data yang telah kita dapatkan tersebut, baik data yang bersifat kualitatif maupun data yang bersifat kuantitatif, dimana data kuantitatif dapat diolah dengan perhitungan yang lebih rinci yang kemudian setelah itu kita gambarkan data-data yang telah kita olah tersebut dengan sebuah simbol yang akan disajikan dalam peta. Proses pengolahan data ini dapat dilakukan dengan cara perhitungan manual maupun dengan sistem komputasi yang dibantu dengan perangkat lunak yang telah tersedia dan dapat membantu kita dalam memproses data.

3.

Penyajian dan penggambaran data Sama hal nya dengan tahap pengolahan data, proses penyajian dan penggambaran data dalam peta pun dapat kita lakukan secara manual maupun dengan bantuan perangkat lunak. Untuk penyajian dan penggambaran data dengan cara manual diperlukan ketelitian yang sangat tinggi dan didukun oleh peralatan-peralatan fungsional agar data yang tersajikan didalam peta memiliki informasi yang benar-benar berkualitas. Namun karena semakin berkembangnya teknologi maka proses penyajian serta penggambaran data di dalam peta yang akan kita buat, dilakukan secara digital atau dengan menggunakan perangkat lunak yang terdapat dalam komputer, kelebihannya yaitu data yang disajikan akurat dan juga mempermudah kita dalam melakukan pengerjaan penyajian dan penggambaran data didalam peta.

4.

Penggunaan data Akhir dari proses pemetaan adalah penggunaan data yang terdapat dalam peta yang telah dibuat, karena nilai akhir sebuah peta, apakah peta tersebut baik atau buruk dinilai pada tahap ini. Sebuah peta dikatakan baik apabila informasi yang terdapat dalam peta tersebut mudah dipahami dan dimengerti oleh pengguna peta dan sebaliknya apabila peta tersebut tidak mudah dipahami dan tidak dapat dibaca oleh pengguna peta maka peta tersebut merupakan peta yang tidak baik. Selain tahap-tahap yang telah dijelaskan diatas, ada juga seorang ahli

yang bernama Juhadi dan Lies noor, menyatakan dalam bukunya yang berjudul Desain dan Komposisi Peta Tematik, bahwa sebuah peta yang sempurna adalah sebuah peta yang dibuat dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat Mencari dan mengumpulkan data Menentukan data yang akan digunakan Mendesain simbol data dan simbol peta Membuat peta dasar Mendesain komposisi peta (lay out peta), unsur peta dan kertas Pencetakan peta Lettering dan pemberian simbol Reviewing Editing Finishing

Gambar 4 Contoh Peta (Peta Topografi)

KESIMPULAN

Dari resume ini kita jadi dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan peta, baik pengertian, syarat-syarat pembuatan peta, unsurunsur yang terkandung didalam peta dan yang paling terpenting ialah prosesproses pemetaan yang berguna untuk membuat sebuah peta yang baik yang mengandung informasi yang jelas, mudah dipahami dan dimengerti oleh orang banyak, dimana untuk membuat peta yang demikian kita harus sangat teliti dan mengikuti tahap-tahap atau proses pemetaan dengan sungguh-sungguh agar peta yang dihasilkan pun menjadi peta yang baik dan mudah dipahami ole banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/buku-catatan/pengertian-peta/ http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html http://id.wikipedia.org/wiki/Peta http://belajargeografiyuk.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-dasarmembuat-peta.html http://ipankreview.wordpress.com/tag/membuat-peta/

Anda mungkin juga menyukai