Anda di halaman 1dari 77

BAHAN A1AR Kelas 12 Semester 1

Pertemuan 1 semester 1
1. !engertian !eta menurut para ahli
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang
diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penielas. Menurut ICA
(International Cartographic Association). Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur
ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil/diskalakan. Menurut Aryono Prihandito (1988). Peta merupakan gambaran permukaan
bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
Menurut Erwin Raisz (1948). Peta adalah gambaran konvensional dari kenampakan muka bumi
yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar
dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penielas. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (BAKOSURTANAL 2005). Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyaiian
data kondisi lingkungan, merupakan sumber inIormasi bagi para perencana dan pengambilan
keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Menurut Soetario Soeriosumarmo. Peta
adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan
perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.

Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang
mempelaiari pembuatan peta disebut kartograIi. Banyak peta mempunyai skala, yang
menentukan seberapa besar obiek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari
beberapa peta disebut atlas.
Syarat-syarat peta
Peta harus conIorm, artinya bentuk daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sama
bentuknya dengan kenyataan di lapangan.
Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar sama luasnya iika dilakukan dengan skala
peta.
Peta ekuidistan, artinya iarak-iarak yang digambar di peta harus tepat perbandingannya
dengan iarak sesungguhnya di lapangan.
Peta harus rapi dan bersih
Peta tidak boleh membingungkan
Peta harus mudah dipahami
Peta harus ada indeks,daItar isi,keteranga

2. ungsi dan tujuan pembuatan peta
1. Fungsi Pembuatan Peta
a. Menuniukkan posisi atau lokasi relatiI dipermukaan bumi
b. Menyaiikan data tentang suatu daerah
c. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi
d. Memperlihatkan ukuran luas daerah dan iarak-iarak dipermukaan bumi

4. Tuiuan Pembuatan Peta
a.Membantu suatu pekeriaan
b. Analisis data spasial, misal volume
c. Menyimpan inIormasi
d. Membantu dalam pembuatan suatu desain
e. Komunikasi inIormasi ruang

1. Macam-macam peta
a.Bedasarkan ienisnya

1. Peta Ioto : Peta yang dihasilkan dari mozaik Ioto udara yang dilengkapi garis kontur, nama
dan legenda
2. Peta garis : peta yang mnyaiikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis
dan tulisan

b. Bedasarkan sumber datanya
1. Peta induk (Basic map) : Peta yang dihasilkan dari survey langsung dilapangan
2. Peta turunan (Derived map) : Peta yang dibuat bedasarkan acuan pada peta yang sudah
ada, sehingga tidak memerlukan survey langsung kelapangan.

c. Bedasarkan isi data yang disaiikan
1. Peta umum : Peta yang menggambarkan semua unsur topograIi permukaan bumi, baik
unsur alam atau unsur buatan manusia.
Peta umum dibagi meniadi 3, sebagai berikut :
a. Peta topografi : peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan relieInya.
Digambarkan dengan dalam bentuk garis kontur. garis pada peta vang menghubungkan
tempat-tempat dipermukaan bumi vang memiliki ketinggian sama
b. Peta chorografi ; peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi
yang bersiIat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh : Atlas
c. Peta dunia : peta umum dengan skala kecil dengan cakupan yang sangat luas

2. Peta khusus/Tematik : peta menggambarkan inIormasi dengan tema tertentu.
Misal : peta curah huian, peta geologi, peta kepadatan penduduk dll.

d. Bedasarkan skalanya
1. Peta kadaster /peta teknik (peta dengan skala 1:100-1:5.000)
2. Peta skala besar (peta dengan skala 1:5.000-1:250.000)
3. Peta skala sedang (peta dengan skala 1:250.000-1:500.000)
4. Peta skala kecil (peta dengan skala 1:500.000-1:1.000.000)
5. Peta geograIis/peta dunia (peta dengan skala lebih dari 1:1.000.000)

Pertemuan 2 semester 1
. Unsur-unsur kelengkapan peta
1. 1udul !eta
Judul peta merupakan nama suatu daerah yang digambar. Judul mencerminkan isi dan
tipe peta . Penulisan iudul peta hendaknya menggunakan huruI cetak tegak, semua
menggunakan huruI besar dan simetris
2. Skala !eta
Skala adalah angka yang menuniukkan perbandingan iarak pada peta dengan iarak
sebenarnya dipermukaan bumi
. Arah Mata Angin / Orientasi / !etunjuk Arah
Petuniuk arah adalah tanda pada peta yang menuniukkan arah utara, timur, selatan atau
arah daerah yang digambar
4. Simbol !eta
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan
bumi yang terdapat pada peta kenampakannya,

5. Warna !eta
Pada peta, warna digunakan untuk membedakan kenampakan atau obiek di permukaan
bumi
6. Tipe Huruf (Lettering)
Penggambar uruI berIungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Setiap
nama simbol menggunakan huruI-huruI standar sebagai berikut.
7. Gratikul (!osisi Geografis)
Posisi gograIis terdiri atas garis lintang dan garis buiur yang digunakan untuk
menuniukkan letak suatu tempat atau wilayah
8. Inset
Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan keielasan yang terdapat di dalam peta.
Inset iuga di gunakan untuk menggambar suatu wilayah yang tidak tergamabr pada peta,
sehubungan dengan terbatasnya media gambar.
9. Garis Tepi
Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta merupakan garis untuk
membatasi ruang peta.
10. Legenda
Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar peta mudah
dimengerti oleh pembaca.
11. Sumber dan Tahun !embuatan
Sumber dan tahun pembuatan peta merupakan sumber data yang perlu dicantumkan
untuk kebenaran peta yang dibuat.
Pertemuan 3 semester 1
!MBUATAN !TA BRDASARKAN 1ARAK DAN ARAH
1. !engenalan Alat
Seiring dengan kemaiuan ilmu dan teknologi, pengumpulan data-data pemetaan sevara
manual diperkuat dengan data-data yang diperoleh antara lain melalui Ioto udara, Ioto satelit dan
global positioning svstem (GPS). Begitu pula dengan penyusunan data dan penggambaran peta
dilakukan dengan bantuan computer yang dapat menghasilkan peta digital.
Tanpa menggunakan alat-alat yang lengkap, tternyata kita iuga dapat membuat peta
yaitu dengan mengguanakan alat sederhana (kompas dan meteran). Kompas digunakan untuk
menuniukkan arah, sedangkan meteran untuk mengukur iarak.
a. Kompas
Salah satu alat untuk menentukan arah mata angina yaitu dengan menggunakan kompas.
Kompas adalah alat untuk menuniukkan arah. Dalam menentukan arah mata angin kompas
bekeria dengan pprinsip magnetik. Kompas selalu menghadap arah utara magnet. Kompas
danyak dogunakan dan luas penggunaannya dengan ketepatan yang dapat dipertanggung
iawabkan. Oleh karena itu kompas kompas sangat berguna untuk kegiatan pelayaran dan
penerbangan.
Pembagian kompas menurut tempat dan kegunaannya, maka kompa terdiri dari :
1) Kompas lapangan
2) Kompas kapal laut atau udara
3) Kompas untuk tuiuan khusus
Ada iuga kompas yang dilengkapi dengan alat pengukur kecuraman atau kemiringan
suatu bidang dan dilengkapi denga waterpas. Kompas tipe ini biasanya dikenal dengan kompas
lapangan. Kompas lapangan dibagi meniadi dua yaitu :
1) Kompas lensatik
2) Kompas prismatik
Dalam prakteknya kompas dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang berhubungan
dengan arah, diantaranya :
1) Untuk mengetahui arah mata angin
2) Untuk menetukan letak sasaran, arah dari titik sasaran atau tuiuan
3) Untuk membuat peta lapangan
4) Untuk mengukur iarak antara dua titik (dengan memalkai skala)
Bagian utama dari kompas yaitu :
1) Takik, Bagian kompas yang membentuk huruI V gunanya untuk mencocokkan letak peta,
biasanya terdapat pada tutup kompas dan cincin kompas.
2) Tutup kompas, Pada tutup kompas terdapat takik dan celah, pada celah ini terdapat garis
rambut
3) Garis rambut, Dipakai sebagai pelurus bidikan pada sasaran di medan
4) Badan kompas
- Tutup kaca
- Tutup kompas
- Jarum kompas
- Busur deraiat
- Tiang kompas
- Tombol pengunci
- Alat pembidik
- Cincin kompas
Untuk dapat menentukan arah dengan tepat atau sempurna perlu dilengkapi alat-alat lain
selain kompas:
1) Busur deraiat
2) Penggaris segitiga
3) Penggraris paniang
4) Pensil
5) Penggaris
6) Sepidol kecil
7) Peta topograIi
b. Meteran
Meteran adalah alat ukur paniang yang berIungsi untk mengetahui paniang iarak antar
tempat yang diukur. Paniang meteran minimal 50 meter untuk mempermudah dan
mempercepat pengukuran. Meteran yang digunakan untuk pembuatan peta umumnya dalam
bentuk rol meter (pita ukur dalam gulungan).


2. Satuan !engukuran Sudut
Ada beberapa sistem untuk menyatakan besarnya sudut, diantaranya yaitu :
a. Sistem Seksagesimal
Dalam sistem seksagesimal keliling lingkaran dibagi dalam 360 bagian yang disebut
deraiad. 1
0
(1 deraiad) 60` (60 menit) dan 1` 60 (60 detik).
b. Sistem Sentisimal
Dalam sistem sentisimal keliling lingkaran dibagi dalam 400 bagian yang disebut grade.
1
g
(1 grade) 100
c
(100 centigrade) dan 1
c
100
cc
(100 centicentigrade).
c. Sistem Radial
Dalam sistem radial keliling lingkaran dibagi dalam bagian yang disebut dengan satu
radial.
d. Sistem Waktu,
Sistem waktu digunakan dalam pengukuran astronomi. Dimana, 360 24 iam; 1 iam
15
. Membuat !eta Berdasarkan Hasil !engukuran 1arak dan Arah
a. !engukuran 1arak
Pengukuran iarak pada peta dapat menggunakan meteran dari kayu atau meteran
gulung. Dari pengukuran tersebut akan diperoleh data dan kemudian digambar pada kertas
dengan menggunakan skala tertentu.
1) Langkah mengukur iarak menggunakan peta
O Alat yang digunakan
1. Peta yang ada skalanya
2. Penggaris
3. Alat tulis
O Langkah kegiatan
1. Ukur i
arak antara dua tempat yang dicari (misal, AB 2 cm)
2. Perhatikan skala peta (misal 1 : 100.000)
3. Hitung iarak yang dicari
Misal:
Jarak Hasil pengukuran pada peta x skala peta
2 cm x 100.000
200.000 cm
2 km
b. !engukuran Arah
Arah sebuah garis adalah sudut horizontal antara garis itu dengan garis acuan yang telah
dipilih (misalnya meridian) Menentukan arah dengan kompas dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu:
1. Penentuan arah dengan model bearing (sudut arah)
Sudut arah merupakan satu sistem penentuan arah garis dengan memakai sebuah sudut
dan huruI-huruI kuadran. Sudut arah sebuah garis adalah sudut lancip horizontal antara sebuah
meridian acuan dan sebuah garis. Sudutnya diukur dari utara maupun selatan ke arah timur
ataupun barat, untuk menghasilkan sudut kurang dari 90. Kuadran yang terpakai dituniukkan
dengan huruI U atau S mendahului sudutnya dan T atau B mengikutinya.
Misal:iika posisi arah ada di A, maka arah posisi B adalah.....
Langkah-langkah:
a. Buat garis horisontal melalui titik pusat A (garis a)
b. Buat garis vertikal melalui titik pusat A (garis b)
c. Buat garis yang menghubungkan titik pusat A dengan titik pusat B (garis c)
d. Hitung besar sudut dengan mengikuti anak panah kanan. Gunakan kompas atau
busur.
Diketahui : 46
0
, maka arah B dilihat dari A adalah U : 46
0
T, artinya arah posisi B
dilihat dari A adalah 46
0
dari arah utara menuiu timur.
2. Penentuan arah dengan model azimuth
Azimut adalah sudut yang diukur searah iarum iam dari sembarang meridian acuan.
Dalam pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi,
militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan.
Untuk menentukan arah dapat digunakan bantuan kompas. Pengukuran arah dengan
kompas dimulai dari utara kompas sebagai 0
0
dan dihitung searah iarum iam sampai 360
0
.
besarnya arah dari 0
0
sampai 360
0
ini disebut azimuth atau magnetic azimuth.
Contoh:
Kompas menuniukkan 180
0
berarti azimuth S dilihat dari U 180
0
. dapat
dilihat iuga bahwa:
Magnetic azimu
th D dari U 290
0

Magnetic azimuth G dari U
110
0
Pertemuan 4 semester 1
4. KlasiIikasi data, tabulasi dan membuat graIik
Data dapat diartikan sebagai himpunan Iakta, angka, huruI, kata, graIik ataupun
lambang-lambang yang menyatakan suatu gagasan, obiek, kondisi atau situasi tentang sesuatu.
Data merupakan bahan baku inIormasi. Selain berupa graIik, data iuga dapat disaiikan dalam
bentuk diagram, misalnya diagram batang diagram lingkaran. Dari dua ienis diagram ini iuga
dibuat diagram dua dimensi atau tiga dimensi.

5. Pengertian peta tematik

!eta tematik (iuga disebut sebagai peta statistik atau peta tuiuan khusus) menyaiikan patron
penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda dengan peta
ruiukan yang memperlihatkan pengkhususan geograIi (hutan, ialan, perbatasan administratiI),
peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah iumlah atau
lebih dari distribusi geograIis. Distribusi ini bisa saia merupakan Ienomena Iisikal seperti iklim
atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.
6. Simbol Peta
Peta selalu dilengkapi dengan pemberian simbol-simbol yang merupakan generalisasi
dari suatu benda atau bidang sebenarnya. Simbol hendaknya mudah digambar dan dibaca oleh
pembaca peta atau users serta usahakan dibuat semenarik mungkin. Untuk lebih membuat simbol
dan peta lebih menarik biasanya simbol-simbol tersebut diberi warna atau colouring. Simbol-
simbol yang ditempatkan pada sebuah peta dapat dianalisa dan dapat menentukan tema dari peta
tersebut.
Penggunaan simbol peta dari waktu ke waktu selalu berkembang mengikuti dan sesuai
dengan kemaiuan ilmu pengetahuan tentang perpetaan dan menyesuaikan pula dengan ienis peta
sehingga memungkinkan simbol suatu seri peta berbeda dengan simbol seri peta lain. Simbol
yang ada dalam sebuah peta hendaknya adalah simbol yang baik dan benar. Dalam buku 'Desain
dan Komposisi Peta Tematik karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa syarat
simbol yang baik secara umum adalah:
1. Sederhana
2. Mudah digambar
3. Mudah dibaca
4. Mencerminkan data dengan teliti
5. Berbentuk seragam dalam suatu peta ataupun peta seri
6. BersiIat umum
Simbol pada dasarnya terbagi meniadi dua, antara lain:
Berdasar atas bentuknya:
1. Simbol titik
2. Simbol garis
3. Simbol luasan
Berdasar atas arti atau sifatnya:
1. Simbol kualitatiI, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang
digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana. Simbol ini hanya mewakili unsur yang
dimaksud baik berupa titik, garis, maupun luasan.
2. Simbol kuantitatiI, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang
digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana dengan disertai dengan nilai atau
kuantitasnya. Nilai atau kuantitas tersebut dapat menuniukkan ketinggian, iumlah, luas, dan
sebagainya.
Simbol titik sendiri dapat terbagi meniadi tiga, yaitu:
1. Simbol Geometrik atau Abstrak, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu
kenampakan muka bumi dengan bentuk yang abstrak, yang mudah digambar namun agak
sulit diketahui maksudnya.
2. Simbol Piktorial, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi
dengan bentuk yang mirip atau identik dengan bentuk asli kenampakan tersebut.
3. Simbol HuruI (Letter Symbol), Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu
kenampakan muka bumi yang khas atau khusus dengan huruI. Penggunaan simbol
tersebut disesuaikan pula dengan ienis peta. Simbol ini mempunyai bentuk yang sangat
sederhana dan sangat mudah di pahami, namun kebanyakan simbol ini kurang memiliki
nilai keindahan ataupun kurang begitu artistik.
Simbol garis merupakan simbol yang digunakan untuk mewakili kenampakan muka bumi
yang berupa garis, perhubungan, pemisahan, serta gerakan atau arus. Simbol dapat digolongkan
meniadi 2, yaitu:
1. Simbol garis deskriptiI yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang
sesungguhnya ada, bentuknyapun biasanya mirip dengan sesungguhnya
2. Simbol garis abstrak yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang tak
tampak, bentuknya menyesuaikan. Contoh:
- - - - - - : batas kecamatan
: batas propinsi
: ialan setapak
Begitu pula dengan simbol luas, dibagi meniadi 2, antara lain:
1. Simbol luas yang deskriptiI
2. Simbol luas yang abstrak
Pertemuan 5 semester 1











A. !royeksi !eta

Dalam pembuatan peta apabila kita ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga
dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar.
Teknik proyeksi ini iuga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke
bidang datar yang dinamakan Proyeksi Peta. Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah
cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian (garis buiur) berbentuk bola
(Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan meniadi
peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil
sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di
bawah ini:
a. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),persis
seperti pada gambar peta di globe bumi.
b. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
c. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.

Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah
suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saia untuk seluruh
bola dunia iuga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saia
dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi. Oleh karena itu,
untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan
kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam ienis
proyeksi peta.

Macam-macam Proyeksi peta
1. Berdasarkan siIat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama
dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi KonIorm artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama
dengan bentuk aslinya.
c. Proyeksi Ekuidistan artinya iarak-iarak di peta sama dengan iarak di muka bumi setelah
dikalikan skala.
2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau
terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut iuga Proyeksi ekuatorial.
3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan
a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini
menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat
proyeksi.
Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:
Garis-garis buiur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub.
Sudut antara garis buiur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
Seluruh permukaan bumi iika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.
Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara
kutub dan ekuator.
b. Proyeksi Kerucut (Conical Proiection)
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke
sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang
tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk iari-iari.
Paralel berwuiud garis lingkaran sedangkan buiur berupa iari-iari.
Proyeksi kerucut dibedakan meniadi 3 macam yaitu:
Proyeksi kerucut normal atau standar

Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel
Standar).
Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.

Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
c. Proyeksi Silinder atau Tabung

Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya
berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder
menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua
garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
Dapat menggambarkan daerah yang luas.
Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.

Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke
arah kutub teriadi pemekaran garis lintang.
Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk
kelompok proyeksi murni. Penggunaan ienis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas.

d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita iumpai
sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain:
a) Proyeksi Bonne (Equal Area) SiIat-siIatnya sama luas. Sudut dan iarak benar pada
meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin iauh dari meridian tengah, bentuk
meniadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar
khatulistiwa.
b) Proyeksi Sinusoidal

Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan iarak sesuai pada meridian tengah dan daerah
khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula iarak antar paralel. Baik
untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saia. Juga untuk daerah-daerah yang
luas yang letaknya iauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan,
Australia dan AIrika.

c) Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konIorm, dimana seluruh muka bumi
dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian
silindernya dibuka meniadi bidang datar.
SiIat-siIat proyeksi Mercator yaitu:
Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin
membesar bila makin dekat dengan kutub.
Interval iarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut
skala
Interval iarak antara paralel tidak sama, makin meniauh dari ekuator, interval iarak makin
membesar.
Proyeksinya adalah konIorm.
Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.

d) Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
e) Proyeksi Gall
SiIatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
I) Proyeksi HomolograIik (Goode)
SiIatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang teriadi pada proyeksi
Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran. Macam-macam Proyeksi Peta itu akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan keadaan dan proyeksi yang paling tepat digunakan,Misalny
pada:
1) Seluruh Dunia
Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweid
Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator

2. Daerah Kutub
Proyeksi Lambert
Proyeksi Zenithal sama iarak

3. Daerah Belahan Bumi Selatan
Sinusoidal
Lambert
Bonne

4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak iauh dari Khatulistiwa
Pilih satu dari ienis proyeksi kerucut.
Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar
beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang
lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi
wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan
kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah
bermacam-macam ienis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai kelebihan dan
kelemahan sesuai dengan tuiuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan.


B. Satuan Koordinat
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik
dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah dideIinisikan.
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu kesepakatan
matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik acuan tersebut secara
asumsi, maka sistim koordinat tersebut bersiIat Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan iika
ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat
yang mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.
Koordinat GeograIi pada Proyeksi UTM adalah salah satu transIormasi geograIi yang
mempunyai reIerensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk
posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan.
UTM ( Universal Tranvers Mercator ) sistim ini telah dibakukan oleh BAKOSURTANAL
sebagai sistim Proyeksi Pemetaan Nasional.
Mengapa UTM, karena:
a) Kondisi geograIi negara Indonesia membuiur disekitar Garis Katulistiwa atau garis
lingkar Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatip seimbang.
b) Untuk kondisi seperti ini, sistim proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang
Mercator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi minimal).
c) Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka dipilih sistim proyeksi Universal
Transverse Mercator yang memberikan batasan luasan bidang 6 antara 2 garis buiur di
elipsoide yang dinyatakan sebagai Zone.
b)Kesimpulan Dihubungkan Dengan Konsep GIS
Karena Sistem InIormasi GeograIi (GIS) merupakan metoda saiian terpadu, maka semua
data masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim
Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam me-manage
data untuk sasaran inIormasi tersebut agar dapat dimanIaatkan secara maksimal. Fungsi
Sistim Proyeksi dan transIormasi sangat memegang peranan sangat penting.
Hal lain yang perlu diingat bahwa konsep GIS memanIaatkan pula iaringan data antar
Pusat dengan Daerah, antar Instansi yang bersiIat Nasional , yang sangat berguna untuk
analisis terhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang
lebih luas. Jadi kesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.

. Konversi Datum
Dalam permasalah proyeksi peta, datum merupakan hal penting yang harus diperhatikan
karena hal tersebut akan menentukan keakuratan peletakan titik/obiek pada sebuah peta.
TransIormasi datum merupakan proses konversi koordinat-koordinat titik-titik yang
bereIerensi terhadap suatu datum (system koordinat) ke datum yang lain. Saat ini terdapat
sekitar 200 datum yang digunakan di dunia. Sebagai contoh adanya perbedaan datum yang
digunakan oleh Negara Indonesia pada masa lampau yaitu Id-74. Oleh karena itu dalam
melakukan pekeriaan-pekeriaan SIG dimana kita biasanya mengintegrasikan dengan data
koordinat/spasial yang lain, maka pengguna harus mentransIormasikan datum tersebut ke
datum global yaitu WGS84.

3. Membuat peta tematik dengan menggunakan peta dasar
Peta tematik adalah peta yang memperhatikan inIormasi kualitatiI dan ata kuantitatiI
pada unsure tertentu. Unsur- unsur tersebut ada hubungannya dengan detail topograIi yang
penting. Pada peta tematik, keterangan disaiikan dengan gambar, memakai pernyataan dan
simbol-simbol yang mempunyai tema tertentu atau kumpulan dari tema-tema yang ada
hubungannya antara satu dengan lainya.Peta tematik dapat membantu secara umum
perencanaan suatu daerah, administrasi, manaiemen, perusahaan-perusahaan swasta,
pendidikan, perencanaan militer dan lain-lain.Selain itu pembuatan peta tematik berhubungan
erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang geograIi, geologi,
pertanahan,perkotaan, teknik sipil, pertambangan dan bidang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah social dan ekonomi.Mata kuliah ini mensyaratkan mata kuliah
kartograIi dasar dan statistic,yang merupakan pengetahuan dasar dalm membaca dan
menggunakan peta serta cara-cara Proses pembuatan peta tematik akan melibatkan aktiIitas
penyipan peta dasar, pengumpulan data, desain simbol,desain isi peta, desain layout peta,
cara evaluasi peta, serta praktikum di laboratorium komputer untuk implementasinya.

Pertemuan 6 semester 1
1. Menggambar peta dengan sistem petak, dam dan grid
Sebuah peta memiliki inIormasi iarak yang dapat kita baca pada skala. Tetapi bagaimana dengan
inIormasi luas wilayah?
Gambar pada suatu peta terbentuk atas unsur titik (dot), garis (line), dan area (poligon). Poligon
merupakan garis tertutup yang kedua uiungnya saling bertemu dan membentuk area. Area yang
terbentuk ini akan membentuk luasan yang dapat kita ukur/hitung berapa besarnya. Menghitung
luas suatu wilayah pada peta dapat kita lakukan secara manual dengan menggunakan Sistem
Grid.

Menghitung dengan menggunakan sistem grid adalah dengan membuat petak-petak pada gambar
peta dalam bentuk buiur sangkar yang berukuran sama. Penentuan paniang sisi buiur sangkar
secara umum dibuat 1 cm, tetapi dapat dimodiIikasi tergantung kebutuhan. Kemudian hitung
berapa iumlah kotak yang ada, dengan pedoman :
1. Kotak yang penuh dihitung satu
2. Jika ada kotak yang terpotong oleh poligon maka :
O area yang berada di dalam lebih luas/sama dengan area yang berada di luar poligon,
dihitung satu kotak
O area yang berada di dalam lebih sempit dengan area yang berada di luar poligon, tidak
dihitung.
Contoh perhitungan iumlah kotak seperti pada gambar berikut :

Tahap tersebut baru menghitung iumlah kotak, untuk menghitung luas maka menggunakan
rumus berikut :

Contoh Soal :
Menghitung Luas Wilayah dengan ukuran sisi bujur sangkar (grid) 1 cm
Sebuah peta wilayah pada gambar berikut ini memiliki skala 1 : 50.000, hitunglah luas
wilayahnya dengan menggunakan sistem grid!

Jawab :
L (Jumlah Kotak x Luas 1 Kotak dalam cm) x (Penyebut Skala)
L (6 x (1 cm x 1 cm)) x (50.000)
L (6 x 1 cm) x 2.500.000.000 cm
L 6 cm x 2.500.000.000 cm
L 15.000.000.000 cm
Kemudian dikonversi dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari
L 150.000.000 dm
L 1.500.000 m
L 15.000 dkm
L 150 hm
L 1,5 km
Menghitung Luas Wilayah dengan ukuran sisi bujur sangkar (grid) lebih dari 1 cm (misal
pada soal berikut : 3cm)
Sebuah peta wilayah pada gambar berikut ini memiliki skala 1 : 25.000, hitunglah luas
wilayahnya dengan menggunakan sistem grid!

Jawab :
L (Jumlah Kotak x Luas 1 Kotak dalam cm) x (Penyebut Skala)
L (9 x (3cm x 3 cm)) x (25.000)
L (9 x 9 cm) x 625.000.000 cm
L 81 cm x 625.000.000 cm
L 50.625.000.000 cm
Kemudian dikonversi dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari
L 506.250.000 dm
L 5.062.500 m
L 50625 dkm
L 506,25 hm
L 5,0625 km
2. skala peta
Skala Peta merupakan komponen peta yang sangat penting karena dengan skala peta
kita dapat mengetahui iarak antara dua tempat. Skala !eta adalah perbandingan antara iarak di
peta dengan iarak sebenarnya dipermukaan bumi.
Contoh: Pada peta tertulis skala 1 : 1.000.000 ini berarti tiap iarak 1 bagian di peta sama dengan
iarak 1.000.000 bagian di muka bumi.
Jadi kalau di peta itu 1 bagian 1 cm maka di muka bumi 10 Km. Ukuran iarak yang
digunakan dalam peta yaitu cm, m, km, inci dan mil. Untuk Indonesia satuan yang umum dipakai
cm, m, atau km. Setiap peta hendaknya mencantumkan skalanya agar pembaca dapat
menghitung dan memperkirakan perbesaran pada keadaan yang sebenarnya.
Skala Peta dibedakan meniadi 3 macam, yaitu:
1. Skala Angka/Skala !ecahan (Numerical Scale).

Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan
angka.
Contoh:
Skala 1 : 100.000, skala 1 : 2.000.000 dan sebagainya Bila peta berskala 1 : 100.000 berarti
tiap satuan paniang pada peta menggambarkan iarak yang sesungguhnya di lapangan/ di muka
bumi sebenarnya 100.000 kali satu satuan paniang di peta. Bila satuan paniang menggunakan
cm berarti tiap iarak 1 cm pada peta menggambarkan iarak 100.000 di lapangan
Contoh negara yang menggunakan sistem skala angka ini adalah Indonesia dan Amerika
Serikat.
2. Skala Verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-kata.

Skala ini disebut iuga skala inci dibanding mil yang dalam bahasa Inggris disebut 'Inch Mile
Scale.
Contoh:
Skala dalam suatu peta dinyatakan dalam 1 inch to 5 miles, ini berarti iarak 1 inci di peta
menggambarkan iarak 5 mil di lapangan atau iarak sebenarnya.
.
Skala Garis (Line Scale)/Skala Grafik (Graphical Scale) / Skala Batang (Bar Scale)/
Skala 1alan (Road Scale)

Untuk skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa bagian yang
sama paniangnya.
Pada garis tersebut harus dicantumkan ukuran iarak yang sesungguhnya di lapangan, misalnya
dalam meter, kilometer, Ieet atau mil.
Contoh:
a)

Dengan penyaiian graIik tersebut maka dapat dibaca bahwa iarak antara dua angka di peta
1 km di lapangan, iadi kalau antara 0 1, 1 2, 2 3, 3 4, 4 5 masing-masing
1cm maka artinya 1 cm pada peta 1 km di lapangan.
b)
Dari graIik tersebut dapat dibaca bahwa tiap iarak 1 inci pada peta sama dengan 2 mil
di lapangan. Skala garis ini pada umumnya digunakan apabila suatu peta akan dikecilkan atau
akan dibuat ukuran tertentu. Dengan memakai skala graIik/garis maka iarak dua tempat dapat
langsung diukur dalam peta. Tidak iarang dalam satu peta dicantumkan skala angka dan iuga
skala garis.
Sampai disini apakah Anda dapat memahami? Selaniutnya, dalam pembahasan skala
peta yang harus Anda ingat adalah semakin besar skalanya, akan semakin kecil kenampakkan
wilayah yang digambarkan. Sebaliknya semakin kecil skalanya semakin luas areal
kenampakkan permukaan bumi yang yang tergambar dalam peta.Untuk memahami skala
termasuk besar atau kecil dapat dicontohkan sebagai berikut:
- Skala 1 : 50.000 lebih besar dari 1 : 100.000
- Skala 1 : 200.000 lebih besar dari 1 : 2.000.000
- Skala 1 : 250.000 lebih kecil dari 1 : 50.000

3.pengertian atlas, syarat-syarat dan macam-macam atlas

Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku, tetapi iuga
ditemukan dalam bentuk multimedia. Atlas dapat memuat inIormasi geograIi, batas negara,
statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi. Atlas pertama tidak diberi nama demikian
pada saat pertama kali dipublikasikan. Buku pertama yang dapat disebut atlas dibuat
berdasarkan hasil perhitungan dari Claudius Ptolemaeus, seorang ilmuwan yang
mempelaiari geograIi yang bekeria di Aleksandria pada 150 SM. Edisi pertama
dipublikasikan di Bologna pada 1477 dan memiliki 27 buah peta. Ilmuwan tidak dapat
memastikan apakah gambar peta-peta tersebut berasal dari peta asli yang dibuat Ptolomaeus
atau dibuat oleh ilmuwan abad pertengahan berdasarkan tulisan Ptolomaues. Seiak 1544,
banyak peta yang dibuat, khususnya sehubungan dengan hubungan dagang antara Roma
dan Venesia. Setiap pembuat peta bekeria terpisah, menghasilkan peta berdasarkan
kebutuhannya masing-masing.

Abraham Ortelius dikenal karena membuat atlas modern pertama pada 20 Mei
1570. Karyanya yang beriudul Theatrum Orbis Terrarum, memuat 53 peta yang mencakup
negara-negara di dunia pada saat itu. Karyanya tersebut merupakan buku pertama dari
ienisnya yang memuat dalam ukuran yang seragam. Pada saat itu, karya tersebut terbilang
sukses. Tetapi, penggunaan istilah "atlas" untuk koleksi peta belum digunakan sampai 1595
dimana Gerardus Mercator menerbitkan karyanya yang beriudul "Atlas, Sive
Cosmographicae Meditationes De Fabrica Mundi ..." (Atlas, atau Deskripsi dari Dunia)
(Duisburg, 1585-1595).

1.2. ATLAS
Atlas adalah kumpulan peta dalam bentuk buku. Syarat-syarat atlas adalah:
1. iudul atlas. Berhubungan dengan isi atlas
2. daItar isi, gunanya untuk menuniukkan iudul suatu peta pada halaman atlas
3. indeks adalah daItar kata atau istilah penting dalam atlas yang disusun menurut abiad
Jenis Atlas
Jenis atlas berdasarkan isinya adalah:
1. Atlas umum adalah atlas yang memuat ienis peta-peta umum
Contohnya : atlas Indonesia
2. Atlas Khusus atau tematik adalah atlas yang memuat ienis peta-peta khusus. Contohnya
atlas seiarah
Jenis atlas berdasarkan cakupan ruang adalah:
1. Atlas nasional adalah atlas yang memuat peta-peta suatu negara
2. Atlas regional adalah atlas yang memuat peta-peta di suatu kawasan (region) tertentu.
Contohnya
atlas ASEAN memuat peta-peta negara-negara ASEAN
3. Atlas dunia adalah atlas yang memuat peta-peta di seluruh dunia
4. Atlas semesta adalah atlas yang melukiskan keadaan alam semesta,s eperti galaksi dan tata
surya
Kegunaan Atlas
Kegunaan atlas di antaranya adalah mencari letak suatu tempat dan untukmendapatkan
berbagai macam inIormasi, seperti inIormasi keadaan alam, sosial ekonomi dan budaya
4. Pengertian dan manIaat globe
Globe : Tiruan bola bumi dalam bentuk kecil dengan wuiud 3 dimensi, mempunyai
kemiringan 66,5. terhadap bidang datar ekliptika ( bidang datar bumi).
ManIaat Globe
1. Untuk mengetahui letak astronomis
2.Untuk mengetahui gerak rotasi bumi
3.Untuk memperagakan gerhana bulan dan matahari
4.Untuk menielaskan perbedaaan waktu
5.Untuk mengetahui luas wilayah
Catatan tambahan ;
Jari iari bumi di equator : 6.378 km.
Jari iari bumi dikutub : 6.357 km
Keliling equator : 24.900 mil
Keliling meridian : 24.860 mil
Garis Buiur garis meridian longitude : dimulai dari 0 ditetapkan di kota Greenwich
(Inggris ) dan 180 dilautan pasiIik. Garis ini digunakan untuk menghitung perbedaan waktu
tiap wilayah. Garis Lintang garis pararel Latitude : dimulai dari 0 di khatulistiwa
(equator) Sampai dengan 90 di Kutub. 1 4 menit 111 km Bumi berputar 360 24 iam
sehari semalam. Perputaran bumi dinamakan Rotasi Perputaran bumi pada Matahari
dinamakan Revolusi.
Pertemuan 7 semester 1
5.Seiarah dan pengertian industri
Sejarah Industri . Industri secara umum dapat dikatakan sebagai kelompok bisnis
tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Sebagai
contoh yaitu 'industri musik, 'industri mobil, atau mungkin iuga 'industri ternak. Meruiuk
kepada deIinisi kedua, industri (besar) adalah kunci utama produksi di Eropa dan Amerika
Utara pada periode Revolusi Industri, yang menyebabkan berakhirnya era merkantilisme
danfeodalisme melalui penerapan teknologi yang tepat guna dalam proses produksi, sebagai
contoh pengguna mesin uap, mesin tenun, dan pengembangan produksi skala besar bahan
baku baia dan batu bara. Jalur kereta api dan kapal-kapal uap kemudian berkembang untuk
mempermudah transportasi barang-barang yang sudah meniadi berlimpah. Akibatnya
pengertian industri kemudian bergeser dari pengertian secara umum meniadi pengertian secara
khusus, seperti 'Apa yang dimaksud dengan msin? maka iawabannya iuga meliputi
pengertian industri.
Negara-negara industri biasanya mengembangkan ekonomi kapitalisme. Kemudian
adapun di Indonesia pengertian industri bisa lebih luas lagi iika disangkut pautkan dengan
fabrikasi industri diperusahaan. Sebagai contohnya adalah industri secara mekanisme keria
pengertiannya berarti mekanika-mekanika yang etriadi pada suatu mesin misalkan mesin
bubut atau mesin las. Industri berkembang pesat seiring dengan perubahan teknologi mesin
modern.
6. Keuntungan industrialisasi
industri secara kasar dapat dibagi dua, yaitu industri iasa dan industri yang
menghasilkan barang-barang. Sektor industri yang menghasilkan barang-barang adalah
pertanian, pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, air, gas dan listrik, sedangkan
industri iasa yakni perdagangan, angkutan (transportasi), pemerintahan, perbankan, asuransi
persewaan dan iasa-iasa lainnya. Secara umum sektor-sektor industri tadi dibagi atas sektor
primer, sekunder dan tersier.
Secara ideal, proses industrialisasi bertuiuan untuk perubahan struktur ekonomi
sehingga teriadi penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi dan secara ekonomis masyarakat
akan lebih makmur. Kemaiuan proses industrialisasi dapat iuga diukur dengan melihat iumlah
kebutuhan yang berasal dari industri pengolahan. Semakin banyak ienis kebutuhan manusia
dalam lingkungan tertentu dipenuhi oleh hasil-hasil industri pengolahan dapat iuga diiadikan
pertanda maiu atau terlambatnya proses itu berlangsung. Bagi Indonesia, alasan untuk
melakukan industrialisasi mempunyai berbagai alasan yang kuat yaitu untuk maiu. Akan tetapi
ada dua hal yang penting yang perlu diperhitungkan, apakah orientasi kita ke arah pengganti
impor atau ke arah promosi ekspor. Dalam melihat perkembangan industri perlu diperhatikan
apakah industri itu mempunyai kaitan ke arah hulu atau hilir.
Keuntungan KomparatiI
Dalam membahas teori perdagangan internasional asumsi yang sering digunakan
adalah perdagangan bebas. Itulah asumsi perdagangan bebas sebagai suatu bentuk yang ideal.
Walaupun dalam dunia perdagangan internasional banyak teriadi rintangan, bukan berarti
asumsi perdagangan bebas tidak berguna. Setidak-tidaknya dengan menggunakan asumsi itu,
dapat dilihat penyimpangan keiadian-keiadian ekonomi yang menyimpang dari keadaan ideal.
Dengan teriadinya penyimpangan-penyimpangan itu, akan dapat pula dilihat akibat-akibat
positiI dari keiadian itu.
Beberapa teori yang menielaskan teriadinya perdagangan internasional adalah adanya
suatu keuntungan komparatiI, barang itu mampu bersaing di pasaran internasional. Dengan
demikian, berlangsung perdagangan. Keunggulan itu dapat dihubungkan dengan teknologi
produksi, tahap pertumbuhan produksi, pola konsumsi, dan siklus produk. Teknologi padat
modal telah mulai bergeser ke teknologi padat keterampilan, yang membutuhkan investasi
manusia yang semakin tinggi. Teori Heckscher Ohlin, seperti yang diteliti oleh LeontieI di AS
tidak tepat, malahan barang-barang yang padat modal yang memasuki negara itu dan
sebaliknya barang-barang dengan teknologi padat karya yang diekspor dari negara tersebut.
Pola perdagangan yang diamati dalam iangka paniang, siklus produk atau pola bangau terbang
banyak mendapat perhatian seiak tahun 1960-an. Namun demikian, Iaktor-Iaktor internal
(dalam negeri) mempunyai pengaruh yang berarti, di samping Iaktor-Iaktor lingkungan
internasional.
Berbagai rintangan teriadi, oleh karena negara-negara yang baru memasuki
industrialisasi dapat memproduksi barang-barang yang dulu diimpor, telah memasuki tahap
perluasan ekspor; sedangkan negara-negara yang mengekspornya dulu, telah mengalami masa
mengimpor kembali. Untuk memperpaniang siklus suatu produk, peranan penelitian dan
pengembangan tentunya perlu mendapat perhatian yang lebih besar.
Dampak !embangunan Industri
Dampak !ositif
Industrialisasi merupakan suatu geiala yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembangunan karena merupakan mesin dalam peningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara
umum dampak positiI dari adanya pembangunan industri adalah:
1 Meningkatkan devisa Negara
2. Menyerap tenaga keria
3.Meningkatkan pendapatan masyarakat
4.Terbukanya usaha-usaha di sector inIormal
5.Berkurangnya ketergantungan dari produk luar negeri.
Dampak negatif
Namun selain memberikan dampak positiI bagi pertumbuhan ekonomi, industrialisasi
mempunyai dampak negatiI baik terhadap manusia maupun lingkungannya. Dampak
negatiInya antara lain:
1. Berkurangnya lahan pertanian
2. Pencemaran lingkungan
3. Teriadinya arus urbanisasi yang terlalu besar
4. Teriadinya perubahan prilaku masyarakat
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PEMBANGUNAN INDUSTRI DI
INDONESIA

Factor pendorong yakni :
a. Jenis kekayaan alam yang tersebar di berbagai daerah sehingga memungkinkan teriadinya
tukar menukar barang antar pulau di Indonesia.
b. Letak Indonesia yang berada di antara Asia dan Australia sehingga memungkinkan
pemasaran hasil industry ke benua tersebut.
c. Kekayaan alam yang melimpah yaitu berupa barang tambang, hasil hutan dan hasil
pertanian.
d. Penduduk yang besar iumlahnya sebagai Iactor tenaga keria dan konsumen.
e. Kesediaan dari Negara-negara besar sebagai pemilik modal untuk menanamkan modalnya
dalam pengembangan industry di Indonesia.
I. Undang-undang penanaman modal asing di Indonesia yang bersiIat menguntungkan.
g. Keanggotaan Indonesia dalam badan-badan internasional maupun regional sehingga
teriadinya keria sama di bidang industry.

Factor penghambat yaitu :
a. Suasana industry belum merata
b. Tenaga terampil yang masih harus diperbanyak dan diserasikan lagi.
c. Daya beli masyarakat yang masih rendah
d. Modal yang tersedia masih terbatas.
e. Pasaran yang belum merata dikarenakan kondisi Indonesia yang bersiIat kepulauan
sehingga distribusi belum merata dengan baik.


Pertemuan 8 semester 1
A . Pengertian
Wilayah adalah bagian daerah tertentu di permukaan bumi yang mempunyai siIat khas sebagai
akibat dari adanya hubungan khusus antara kompleks lahan, air udara Ilora .Iauna dan manusia
. Perwilayahan adalah usaha untuk membagi permukaan bumi tertentu dan tuiuan tertentu pula
.

B . IdentiIikasi perbedaan wilayah Iormal dan Iungsional
1. Wilayah Iormal adalah wilayah yang mempunyai kenampakan yang sama
2. Wilayah Iungsional adalah wilayah yang memiliki keaneka ragaman

C . IdentiIikasi pusat pertumbuhan
1 . Pengertian
Pusat pertumbuhan adalah kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat di segala
bidang yang dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya.

2. Teori pusat pertumbuhan
a. Teori tempat sentral oleh W. Christaller
bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk
harus terletak pada suatu tempat yang sentral.
b. Teori kutub pertumbuhan oleh Perroux, bahwa kutub pertumbuhan merupakan Iokus
dalam wilayah ekonomi yang abstrak yang memancarkan kekuatan sentriIugal dan
sentripetal yang menarik
c. Teori polarisasi oleh Gurnal Myrdal
Bahwa setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan memiliki daya tarik terhadap tenaga
buruh dan daerah pinggiran


D. Faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan
1. Faktor alam : iklim, tanah, air,mineral
2. Faktor budaya : iptek, industri, sarana transportasi
3. Faktor sosial : pendidikan, kesehatan

!erwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses penggolongan wilayah berdasarkan
kriteria tertentu. KlasiIikasi atau penggolongan suatu wilayah dapat dilakukan secara Iormal
atau dapat iuga dilakukan secara Iungsional. !erwilayahan secara geografis adalah
pewilayahan yang didasarkan atas geiala atau obiek geograIi dalam hubungannya dengan letak
suatu tempat di permukaan bumi. Misalnya, Indonesia merupakan suatu wilayah yang terletak
di Asia Tenggara yang memiliki lintang rendah dan berada di antara Benua Asia-Australia,
serta di antara Samudera PasiIik dan Samudera Hindia. Adapun Inggris di Eropa Barat yang
memiliki lintang sedang berada di Samudra Atlantik, Laut Utara, dan Selat Channel di sebelah
barat Benua Eropa. Perbedaan letak dari setiap wilayah tersebut mempengaruhi teriadinya
perbedaan karak teristik yang khas dari setiap wilayah di permukaan bumi.

Karakteristik yang bersiIat Iisik, antara lain sebagai berikut.
1. Jenis iklim, seperti suhu udara dan kelembaban udara (tmosfer).
2. Jenis batuan, seperti ienis, tekstur, dan struktur tanah (Litosfer).
3. Jenis air, seperti huian, arus laut, suhu air laut, dan salinitas air laut (Hidrosfer).
4. Jenis tumbuhan atau Ilora dan ienis binatang atau Iauna (Biosfer).
Adapun karakteristik yang bersiIat sosial budaya, antara lain administrasi
pemerintahan, struktur penduduk, kepartaian, pola dan ienis makanan, rumah, pakaian, mata
pencarian, transportasi, pendidikan, kesehatan, penguasaan Iptek, kepadatan, dan persebaran
penduduk (ntroposfer). Pada awal perkembangannya, proses penggolongan wilayah hanya
didasarkan pada kriteria alamiah (Iisik) tetapi seiak awal abad ke-19 penggolongan wilayah
berkembang secara sistematik dengan memasukan kriteria-kriteria lainnya disesuaikan dengan
tuiuan yang ingin dicapai. Penggolongan wilayah secara garis besar terdiri dari lima bagian,
yaitu sebagai berikut.
1. Natural Region (Wilayah Alamiah atau isik) adalah penggolongan wilayah yang
didasarkan kepada ketampakan yang sebagian besar didominasi oleh obiek-obiek yang bersiIat
alami, seperti peng golongan wilayah pertanian dan kehutanan.
2. Single eature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal) adalah penggolongan wilayah
berdasarkan pada satu ketampakan, seperti penggolongan wilayah berdasarkan vegetasi,
hewan, atau iklim saia.
3. Generic Region (Wilayah Berdasarkan 1enisnya) adalah penggolongan wilayah yang
didasarkan kepada ketampakan ienis atau tema tertentu, seperti di wilayah hutan huian tropis
(tropical rain forest), yang ditoniolkan hanyalah salah satu ienis Ilora tertentu di hutan
tersebut, seperti Ilora anggrek.
4. Spesifik Region (Wilayah Spesifik atau Khusus) adalah penggolongan wilayah secara
spesiIik yang dicirikan dengan kondisi geograIis yang khas dalam hubungannya dengan letak,
adat istiadat, budaya, dan kependudukan secara umum, seperti wilayah Asia tenggara, Eropa
timur, dan Asia Barat Daya.
5. actor Analysis Region (Wilayah Analisis aktor) adalah penggolongan wilayah
berdasarkan metoda statistik-deskriptiI atau dengan metoda statistik-analitik. Penentuan
wilayah berdasarkan analisis Iaktor terutama bertuiuan untuk hal-hal yang bersiIat produktiI,
seperti penentuan wilayah yang cocok untuk tanaman iagung dan kentang.
Pertemuan 9 semester 1
A. Pengertian Aglomerasi Industri
Aglomerasi Industri yaitu pemusatan Industri di suatu kawasan tertentu dengan tuiuan
agar pengelolaannya dapat optimal.
Geiala Aglomerasi Industri Disebabkan oleh:
a) Persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak
b) Pelaksanaan segala bentuk eIisien dalam penyelenggaraan industry
c) Peningkatan produktivitas hasil industry dan mutu produksi
d) Pemberian kemudahan bagi kegiatan industry
e) Kemudahan control dalam hubungan tenaga keria
I) Persiapan menyongsong perdagangan bebas di kawasan ASIA pasiIik yang dimulai
tahun 2020
g) Pemerataan lokasi industry sesuai gengan iumlah secara tepat dan berdaya guna serta
menyediakan industry yang berwawasan lingkungan
B Kawasan Industri dan Kawasan Berikat
Untuk mewuiudkan usaha-usaha pembangunan dan pengembangan indurtri Indonesia
maka setiap pemerinytah propinsi dibentuklah kawasan kawasan industry dan kawasan
berikat.
a. Kawasan Industri (industrial state)
Kawasan Industri adalah daerah yang khusus disediakan pemerintah pusat maupun
daerah untuk kegiatan industri. Kawasan ini umumnya merupakan suatu bagian dalam
tata rencana kota atau daerah yang tersedia sarana lengkap untuk kegiatan industry.
Tujuan pembangunan kawasan industri
1) Mempercepat pertumbuhan industri
2) Member kemudahan pada kegiatan industry
3) Mendorong kegiatan industry supaya berlokasi dikawasan industry
4) Menyediakan Iasilitas lokasi industry yang berwawasan lingkungan
Hak dan Kewajiban pengawasan industry
a. Perusahaan kawasan industri berhak memindahkan hak atau menyewakan bagian-
bagian tanah kawasan industry kepada perusahaan industry yang berlokasi di kawasan
industry
b. Perusaan industry berhak mendapat imbalan atau pendapatan dari iasa mengelola
kawasan industry
c. Perusahaan kawasan industry berkewaiiban membantu mengurus pemerintahan dan
penyelesaian Hak guna bangunan
d. Perusahaan kawasan industry waiib mematuhi ketentuan dalam rencana pengelolaan
lingkungan serta rencana pemantauannya.
a) Pembuatan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)
b) Penataan lokasi industry sesuai dengan ienisnya
c) Pembangunan ,pengelolaan dan pemeliharaan
d) Pengelolaan limbah pabrik
e) Pemberian bantuan kepada perusahaan yang berlokasi di kawasan itu dalam
pengurusan prizinannya
e perusahan industri waiib membuat dan memberlakukan tata tertib
I Perusahaan industri waiib menyampaikan laporan mengenai kegiatan usahanya
b Kawasan Berikat (Bounded zone)
kawasan berikat merupakan kawasan pengelolaan ekspor.
DeIinisi kawasan berikat adalah kawasan yang terletak di dalam daerah pabean ,tetapi
memiliki peraturan dan tata cara pemasukan barang yang berbeda dengan cara
pemasukan barang ke daerah pabean biasa.
Fungsi kawasan berikat adalah sebagai tempat penyimpanan dan pengelolaan
produksi yang berasala dari luar negeri sebelum barang tersebut di pasarkan
Kawasan berikat di setiap Negara memiliki kesamaan dalam hal:
a. Bebas bea impor baku,bahan penuniang dan peralatan
b. Keringanan atau penundaan paiak (3 sampai 10 tahun )
c. Penyederhanaan perizinan dan administrasi
d. InIrastruktur penuniangan berupa prasaranan dan sarana lengkap
e. Subsidi tariII iasa pelayanan umum
Relokasi Industri
Relokasi industry yaitu pemindahan industry dari Negara maiu ke Negara berkembang.
Alasan relokasi Industri antara lain :
Mencari upah buru yang lebih murah
Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran dinegara maiu
Memperbesar dan memperluas usaha industry
Memperluas pemasaran hasil industry
Keuntungan relokasi industri bagi Negara yang dituiu adalah:
1) Menambah dan memperluas lapangan pekeriaan
2) Menambah pendapatan Negara dari sekor paiak
3) Alih teknologi dari Negara maiu
4) Permodalan langsung dari negar yang memindakn industri
!NYBARAN LOKASI !RTANIAN DAN MAAM - MAAMNYA
!ertanian
a. !ertanian rakyat
Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat,siIatnya sangat
sederhana dan arealnya cukup sempit
Penggunaan lahan pertanian
Penggunaan lahan pertanian dapat dibedakan meniadi
1) Sawah irigrasi
2) Sawah tadah huian
3) Pertanian sawah pasang surut
4) Pertanian sawah lebak
Usaha peningkatan produksi pangan
IntensiIikasi pertanian
EkstensiIikasi pertanian
DiIersiIikasi pertanian
Mekanisasi pertanian
Kendala yang menghambat usaha pertanian
Iklim yang kurang baik
Serangan hama
Bencana alam
b. !ertanian perkebunan
Pertanian perkebunan rakyat adalah perkebunan yang diusahaka oleh rakyat.
Ciri-ciri perkebunan rakyat antara lain:
1) Areal tidak begitu luas,hanya beberapa hektar
2) Dikerikan oleh seluruh anggota keluarga
3) Tidak membutuhkan modal besar
4) Hasil perkebunan rakyat untuk pasar dalam negeri.
Perkebunan besar adalah perkebunan yang diusahakan oleh badan badan sebagai
berikut:
1) Pemerintah BUMN (badan usaha milik Negara)
2) Modal swata yang menyewa tanah pemerintah
3) Modal asing keria sama dengan pemerintah
SiIat dan tuiuan perkebunan besar:
1) Mengusahakan secara besar besaran dan areal yang luas
2) Menggunakan system modern
3) Menggunakan tenaga keria ahli dengan pengertian ilmiah
4) Memasarkan hasil produksi untuk perdagangan ekspor
Macam-macam perkebunan besar:
1. Karet 5. Kelapa
2. Tebu 6.kelapa sawit
3. Tembakau 7.teh
4. Kopi
c. !eternakan
Peternakan adalah usaha pemeliharaan hewan ternak oleh penduduk
a. Jenis peternakan
Peternakan hewan besar antara lain:
Sapi yaitu dimanIaatkan untuk daging dan untuk menarik pedati dan
membantu pertanian
Sapi perah dimanIaatkan untuk susunya
Kerbau dimanIaatkan daging dan tenaganya
Kuda dimanIaatkan tenaganya untuk menarik pedati,kereta,pasukan berkuda TNI
Peternakan hewan kecil
Domba dan aniing
Babi
b. .usaha pengembangan ternak di Indonesia
c. Perikanan
perikanan adalah usaha pemeliharaan ikan dan penangkapannya oleh penduduk.
Factor-Iaktor yang mendorong dikembangkannya perikanan di Indonesia
a) Perairan laut yang dangkal merupakan tempat berbagai ienis ikan
b) Perairan darat yang luas merupakan tempat berbagai ienis ikan air tawar
c) Konsumsi ikan dalam negeri dan luar negeri semakin meningkat
Factor-Iaktor yang menghambat perkembangan usaha perikanan
a) Umumnya masyarakat nelayan kita masih tradisional yang masih terikat oleh
cuaca dan waktu dalam melaut
b) Alat yang digunakan masih sederhana
c) Hasil tangkapan langsung diiual,sebab tidak memiliki mesin pengawet dan
kurang mengetahui cara pengelolaan ikan.
Pertemuan 10 semester 1
Pengindraan iauh adalah ilmu atau seni cara merekam suatu obiek tanpa kontak Iisik dengan
menggunakan alat pada pesawat terbang, balon udara, satelit, dan lain-lain. Dalam hal ini yang
direkam adalah permukaan bumi untuk berbagai kepentingan manusia. Sedangkan arti dari
citra adalah hasil gambar dari proses perekaman penginderaan iauh (inderaia) yang umumnya
berupa Ioto.
Komponen !enginderaan 1auh
1. Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaia terdiri atas :
Fungsi tenaga adalah untuk menyinari obyek permukaan bumi dan memantulkannya pada
sensor
O Tenaga Alamiah, yaitu sinar matahari
O Tenaga Buatan, yang berupa gelombang mikro
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi
oleh beberapa Iaktor, antara lain :
O Waktu penyinaran, iumlah energi yang diterima oleh obyek pada saat matahari tegak
lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak
enegri yang diterima obyek, makin cerah warna obyek tersebut.

Sudut datang sinar matahari mempengaruhi iumlah energi yang diterima bumi
O Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopograIi halus dan memiliki
warna cerah pada permukaannya lebih banvak memantulkan sinar matahari
dibandingkan permukaan yang bertopograIi kasar dan berwarna gelap. Sehingga
daerah bertopograIi halus dan cerah terlihat lebih terang dan ielas
O Keadaan Cuaca, kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan
sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang
berkabut menyebabkan hasil inderaia meniadi tidak begitu ielas atau bahkan tidak
terlihat.
2. Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai ienis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan
helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosIer tersebut dapat menyerap,
memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam inderaia terdapat istilah 1endela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik
yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosIer dapat meniadi penghalang pancaran sumber
tenaga yang mencapai ke permukaan bumi.

Kondisi Cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan
bumi
3. Interaksi antara tenaga dan obyek
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh Ioto udara.
Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan
tenaga ke sensor.
O Obyek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan
obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra.
Contoh :
permukaan puncak gunung yang tertutup oleh saliu mempunyai daya pantul tinggi yang
terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
4. Sensor dan Wahana
a. Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor
dapat dibedakan meniadi dua :
O Sensor FotograIik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan
Ioto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra Ioto (foto udara), sensor
yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
O Sensor Elektronik, bekeria secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini
direkam dalam pada pita magnetic yang kemudian dapat diproses meniadi data visual
atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan
sebutan citra.
b. Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaia.
Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat
dibedakan meniadi tiga kelompok :
O Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000
9.000 meter di atas permukaan bumi
O Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000
meter di atas permukaan bumi
O Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km 900 km diluar atmosIer bumi.

Satelit, wahana dengan peredaran di luar angkasa
5. !erolehan Data
Data yang diperoleh dari inderaia ada 2 ienis :
O Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan
interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop, stereoskop
dapat digunakan untuk melihat obyek dalam bentuk tiga dimensi.

Stereoskop Cermin, salah satu ienis alat yang digunakan untuk melakukan interpretasi citra
O Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan soItware khusus penginderaan
iauh yang diterapkan pada komputer.
6. !engguna Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaia, yaitu orang
atau lembaga yang memanIaatkan hasil inderaia. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaia
tidak ada manIaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaia misalnya adalah :
O Bidang militer
O Bidang kependudukan
O Bidang pemetaan
O Bidang Meteorologi dan Klimatologi
Pertemuan 11 semester 1
ManIaat Penginderaan Jauh
Dalam bidang Meteorologi (Meteosat, Tiros, NOAA) :
Mengamati kondisi iklim suatu daerah melalui pengamatan keadaan awan dan kandungan
uap air dalam udara
Membantu analisis cuaca dan peramalan (prediksi) dengan cara menentukan daerah yang
bertekanan udara ttingggi dan rendah serta daerah huian badai / siklon.
Mengamati sistem / pola angin di permukaan bumi
Melakukan permodelan data meteorologi dan klimatologi.
Dalam Bidang OseanograIi (Seasat) :
Mengamati siIat Iisis laut, seperti; suhu di permukaan dan arus permukaan.
Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah dan Irekwensi)
Mencari upwelling (air dari dasar laut yang naik ke perrmukaan), Sinking (air yang
tengelam) dan distribusi suhu permukaan
Melakukan studi perubahan pantai, abrasi dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT)
Dalam bidang Hidrologi (LANDSAT, ERS, SPOT)
Pemantauan Daerah Alirran Sungai (DAS) dan konservasi sungai.
Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
Pemantauan daerah dan intensitas baniir.
Dalam bidang Geologi, Geodesi dan Lingkungan (LANDSAT, Geosat, NOAA) :
Melakukan pemetaan permukaan bumi.
Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran hutan) aktivitas gunung berapi dan
penyebaran debu vulkkanik.
Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, luas, persebaran
dan kerusakan akibat perambahan hutan).
Melakukan pemantauan pencemaran / polusi baik akibat kebakaran hutan maupun
tumpahan minyak di pantai.

Macam-macam sensor :
Berdasarkan siIatnya ;
sensor alami ; mata, telinga, hidung .
sensor buatan ; kamera, radar, sonar .
Berdasarkan sumber energinya ;
sensor aktiI ; - sumber energi berasal dari sensor itu sendiri / energi buatan.
sensor dilengkapi dengan alat pemancar dan penerima pantulan gelombang elektromagnetik
b. sensor pasiI ; - sumber energi bukan berasal dari sensor itu sendiri, baik eneri alami
(matahari) maupun buatan
sensor hanya dilengkapi dengan alat penerima pantulan / pancaran gelombang
elektromagnetik.
Berdasarkan proses perekaman :
a. sensor IotograIi ; - data direkam pada emulsi Iilm
diproses secara kimiawi
menghasilkan Ioto
b. sensor elektronik ; - data direkam pada pita magnetik dalam bentuk sinyal elektrik
diproses secara elektronik
menghasilkan baik data visual / gambar maupun data digital
Macam-macam Data :
Data digital ; berupa angka
Data visual / Citra ; berupa gambar
Macam-macam data visual ; Citra Ioto Ioto udara
; Citra nonIoto tampilan gambar di monitor
Macam-macam citra Ioto :
Berdasarkan Wahana yang digunakan:
Foto udara ; dihasilkan dari pesawat udara
Foto orbital / satelit ; dihasilkan dari satelit
Berdasarkan sonsornya :
Foto tunggal ; Suatu wilayah dipotret dalam selembar Ioto
Foto Jamak ; Suatu wilayah dipotret dalam beberapa lembar Ioto
# Multi spektral ; Beberapa Ioto pada daerah yang sama dihasilkan pada waktu yang
bersamaan.
# Multi temporal ; Beberapa Ioto pada daerah yang sama dihasilkan pada waktu yang
berbeda.
# Multi level ; Beberapa Ioto pada daerah yang sama dihasilkan dari ketinggian yang
berbeda.
Berdasarkan spektrum elektromagnetik :
Foto ultraviolet ; menggunakan spektrum ultraviolet (. 0,29 )
Foto Ortokromatik ; menggunakan sebagian dari spektrum tampak, dari spektrum biru
sampai sebagian spektrum hiiau (0,4 0,5 )
Foto Pankromatik ; menggunakan spektrum tampak (0,4 0,7 )
Foto InIramerah ; menggunakan spektrum inIramerah (0,7 0,9 1,2 )
Berdasarkan warnanya :
Foto warna asli (true color)
Foto warna semu (Ialse color) ; Ioto ultraviolet, Ioto inIramerah, Ioto hitam putih.
Berdasarkan sumbu kamera :
Foto vertikal.
Foto condong (kemiringan ~ 30), terdiri dari ;
# Foto agak condong (low obligue) ; Cakrawala tampak pada Ioto
# Foto sangat condong (high oblique) ; Cakrawala tidak tampak pada Ioto
Macam-macam citra nonIoto :
Berdasarkkan wahana yang digunakan ;
Citra dirgantara (airborne image) ; dihasilkan dari pesawat
Citra satelit (satellite / spaceborne image) ; dihasilkan dari satelit
Berdasarkan sensor :
Citra tunggal
Citra iamak
Berdasarkan Spektrum elektromagnetik yang digunakan;
Citra inIramerah thermal ( 3,5 5,5 , 8 14 )
Citra radar dan Citra gelombang mikro ; dihasilkan dari pektrum gelombang mikro
Citra radar , termasuk sistem aktiI
Citra gelombang mikro, termasuk sistem pasiI


Langkah-langkah dalam mendapatkan data geograIi dari hasil penginderaan iauh :
Deteksi ; yaitu pennyadapan / pengamatan data secara selektiI atas obyek pada citra
IdentiIikasi ; yaitu pengeiaan ciri-ciri suatu obyek yang tergambar pada citra / Ioto udara.
Ciri-ciri utama yang dapat diidentiIikasi dari suatu obyek pada citra ada 3, yakni;
Ciri spektoral / spektral ; yaitu ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga
elektromagnetik dengan obyek. Cirri spektoral dinyatakan dengan;
Rona; yaitu tingkat kegelapan dan kecerahan suatu obyek yang tergambar pada citra dalam
wuiud hitam / putih. Rona dipengaruhi oleh beberapa Iaktor, antara lain :
Karakteristik / siIat suatu obyek
Cuaca
Letak
Waktu
Bahan yang digunakan (kepekaan Iilm)
Pemrosesan emulsi
Warna ; yaitu wuiud yang tampak pada mata dengan menggunakan spektrum sempit dari
spektrum tampak.
Ciri spasial ; yaitu ciri suatu obyek yang berkaitan dengan masalah keruangan, meliputi;
Bentuk ; merupakan kerangka suatu obyek, sehingga banyak suatu obyek yang dikenali
berdasakan bentuknya.
Contoh ; * Jalan keretaapi bentuknya memaniang dan lebih lurus dari ialan raya.
* Bangunan sekolah berbentuk; I, L atau U
Ukuran; merupakan ciri suatu obyek yang berkaitan dengan iarak, luas, tinggi, lereng dan
volume. Untuk mentukan ukuran sutu obyek yang tergambar pada Ioto udara maka Ioto
tersebut terlebih dahulu harus dicari skalanya.

Skala . I . paniang Iokus kamera
h ketinggian pesawat dari obyek

Contoh ; Suatu obyek dipotret dari ketinggian 7.500 m dpl (dari permukaan laut). Sementara
ketinggian obyek tersebut 1.500 m dpl. Paniang Iokus kamera yang digunakan adalah 20 cm.
Berapakah skala Ioto yang dihasilkan dari pemotretan tersebut ?
Diketahui :
Fokus kamera yang digunakan 20 cm
Ketinggian pesawat (H) 7.500 m dpl.
Ketinggian obyek (hO) 1.500 m dpl.
Jadi ketingggian pesawat dari obyek (h) H hO
7.500 m 1.500 m
6.000 m
Jawab: Skala I : h
20 cm : 6.000 m ; 20 cm : 600.000 cm
1 : 30.000
Catatan : Foto udara ukuran standar yang dihasilkan adalah 23 X 23 cm, berarti luas wilayah
yang sebenarnya dari hasil pemotretan tersebut adalah Luas peta X Skala2 .
Tekstur ; yaitu Irekuensi perubahan rona/warna pada citra. Atau tinggkat kekasaran /
kehalusan suatu obyek pada citra (kasar, sedang, halus)
Pola ; yaitu susunan keruangan yang menuniukan ciri khas suatu obyek pada citra.
Pola dapat dibuat oleh manusia maupun secara alami. Pada umumnya pola-pola yang dibuat
oleh manusia dapat dibedakan dari pola-pola alami.
Contoh; Pola perkenbunan lebih teratur dibandingkan dengan pola hutan belantara.
Situs ; merupakan letak suatu obyek terhadap obyek lain disekiarnya.
Contoh; * Hutan mangrove / bakau situsnya di pantai / air payau
* Permukiman penduduk yang bentuknya memaniang situsnya di sekitar ialan / sungai / pantai
Asosiasi ; Yaitu keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya.
Coontoh; * Stasiun kereta api berasosiasi dengan rel yang iumlahnya lebih dari satu.
* Gedung sekolah berasosiasi dengan lapangan olahraga.
Bayangan ; dapat digunakan untuk menentukan arah mata angin dan memperielas
kenampakan suatu obyek atau bahkan menyembuyikan kenampakan suatu obyek karena
tertutup bayangan.



Ciri Temporal ; yaitu ciri suatu obyek yang tergambar pada citra berdasarkan umur / waktu
suatu benda pada saat dilakukan perekamanan.
Contoh ; * Tanaman tebu dan iagung sulit dibedakan pada saat masih berumur 1 bulan, tetapi
akan mudah dibedakan iika berumur lebih dari 2,5 bulan.
* Sungai pada citra tampak gelap pada musim kemarau (karena airnya iernih) dan tampak
lebih cerah pada musim penghuian (karena airnya keruh sehingga lebih banyak memantulkan
sinar).
Pengenalan : merupakan tahap mengumpulkan ienis obyek yang tergambar berdasarkan ciri-
ciri yang sama.
Analisis : yaitu pemisahan dengan penarikan garis batas (delineasi) kelompok obyek yang
memiliki kesamaan wuiud. Bertuiuan untuk mengelompokkan obyek yang mempunyai ciri-
ciri yang sama.
Deduksi : yaitu memperkirakan adanya hubungan tertentu pada suatu obyek dengan
menggunakan azas konvergensi bukti.
Konvergensi bukti yaitu menggunakan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya
makin menyempit ke arah suatu kesimpulan tertentu.
KlasiIikasi ; merupakaan upaya menyusun dan mendeskripsikan suatu obyek yang telah
dianalisis secara sistematis.
Idealisasi : yaitu penyaiian hasil interpretasi citra ke dalam wuiud peta.

Pertemuan 12 semester 1
KUNGGULAN !NGINDRAAN 1AUH
Menurut Sutanto(1994:18-23), penggunaan penginderaan iauh baik diukur dari iumlah
bidang penggunaannya maupun dari Irekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami
pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa Iaktor antara lain :
(1) Citra menggambarkan obyek, daerah, dan geiala di permukaan bumi dengan; wuiud dan
letak obyek yang mirip uiud dan letak di permukaan bumi, relatiI lengkap, meliputi daerah
yang luas, serta bersiIat permanen.
(2) Dari ienis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila
pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
(3) Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwuiudkan dalam bentukcitra sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya.
(4) Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit diielaiahi secara
terestrial.
(5) Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
(6) Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

Sistem penginderaan iauh sangat berguna dalam berbagai kaiian di wilayah daratan
(terrestrial) dan laut. Interaksi terrestrial dengan radiasi gelombang elektromagnetik (REM)
lebih mudah dipelaiari disbanding dengan lautan. Berikut adalah keterbatasan aplikasi
system penginderaan iauh di wilayah pesisir tropis seperti Indonesia:
a. Tutupan awan, mempengaruhi REM ke permukaan bumi, sehingga dapat mengurangi
intensitas REM yang ditransmisikan dan kualitas gambar (citra) yang dihasilkan. Di daerah
tropis yang bebas awan dan iarang huian (misalnya, Indonesia Timur) menghasilkan citra
yang lebih bagus dibandingkan daerah lain yang sering huian.
b. Resolusi spasial dan resolusi spectral sensor terlalu kasar karena kondisi/siIat pesisir yang
dinamis
c. Kekeruhan dan variasi warna air menyulitkan klasiIikasi dan batimetri. Hal ini
mengakibatkan warna citra berubah-ubah karena kekeruhan akibat iumlah muatan padatan
terlarut yang beragam dan batimetri meniadi bias.
d. Variasi kedalaman dan arus menyulitkan perbandingan tingkatan klasiIikasi citra. Selain
itu, gelombang elektromagnetik tidak mampu melakukan penetrasi kedalaman secara
keseluruhan dan kondisi pasang surut yang berubah-ubah.
e. Percampuran substrat dari berbagai ukuran butir membingungkan pengematan batimetri.
I. Hamburan balik dari atmosIerdan sinar matahari menyulitkan intepretasi karena citra yang
dihasilkan buram. Keadaan laut yang buruk meningkatkan hamburan balik dan mengurangi
penetrasi cahaya.
g. Resolusi temporal iarang yang dikarenakan proses pengambilan dan pemrosesan citra
membutuhkan biaya yang tinggi (mahal).
h. Kesulitan dalam memperoleh koreksi geometric untuk koreksi citra. Hal ini dikarenakan
perbedaan antara data citra dengan kondisi di lapangan yang mempersulit intepretasi citra.
i. Ketersediaan inIormasi. Penginderaan iauh biasanya menyediakan inIormasi
geomorIologi dibanding dengan inIormasi biologi. Interaksi di darat lebih mudah dipelaiari
disbanding dengan pesisir dan lautan. Hal ini dikarenakan pada lingkungan laut REMpada
paniang gelombang tertentu mengalami transmisi, sehingga energy yang diterima sensor
dapat berasal dari permukaan, material pada kolom air dan material dasar saia.
i. Resolusi radiometric terbatas dan membutuhkan koreksi radiometrik karena pantulan yang
ditangkap oleh sensor dari obiek hanya berasal dari permukaan material dasar dan material
pada kolom air.

Unsur-unsur interpretasi citra :
1. Rona dan Warna
Rona adalah tingkat kecerahan/kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra
Warna adalah uiud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih
sempit dari spektrum tampak.
2. Bentuk
Mencerminkan konIigurasi atau kerangka obyek, baik bentuk umum (shape) maupun bentuk
rinci (form) untuk mempermudah pengenalan data.
3. Ukuran
Termasuk dalam unsur ukuran adalah iarak, lua, volume, ketinggian tempat dan kemiringan.
Ukuran dapat mencirikan obyek sehingga dapat diiadikan sebagai ciri pembeda dengan obyek
lainnya
4. Tekstur
Tekstur adalah Irekuensi perubahan atau pengolangan rona pada citra. Dibedakan meniadi tiga
tingkatan yaitu tekstur halus, sedang dan kasar.
5. !ola
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek , misal pola aliarn sungai, iaringan ialan dan
pemukiman penduduk.
6. Bayangan
Bayangan bersiIat menyembunyikan detail atau obyek yang berada pada daerah gelap. Obyek
yang berada pada daerah gelap biasanya tidak terlihat atau hanya samar-samar. Meskipun
demikian bayangan sering meniadi kunci penting pada pengenalan beberapa obyek yang iustru
lebih tampak pada bayangannya.
7. Situs
Merupakan tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Situs bukan
merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan
sekitarnya.
8. As0siasi
Adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Karena adanya keterkaitan
ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petuniuk bagi adanya obyek
lain.
9. Konvergensi bukti
Di dalam mengenali sebuah obyek pada pada Ioto udara dianiurkan tidak hanya menggunakan
satu unsur interpretasi citra, tetapi sebaiknya menggunakan unsur-unsur yang lainnya
sekaligus. Semakin banyak iumlah unsur yang digunakan, semakin menciut lingkupnya ke
arah titik simpul tertentu.
itra !enginderaan 1auh
Gambar yang merupakan hasil dari penginderaan iauh disebut dengan citra. Adapun
arti dari citra itu sendiri adalah gambaran yang tampak dari suatu obiek yang diamati sebagai
hasil dari proses perekaman sensor ataupun alat pemantau lainnya. Menurut Simonett, 1983
yang dimaksud dengan citra (image) adalah gambaran obiek yang dibuahkan oleh pantulan
atau pembiasan sinar yang diIokuskan dari sebuah lensa atau cermin.
Secara umum citra penginderaan iauh dapat dibedakan meniadi dua, yaitu citra Ioto dan citra
non Ioto:
itra oto
Citra Ioto adalah citra obiek yang merupakan hasil dari pemotretan kamera.
Berdasarkan spectrum elektromagnetik yang digunakan, citra Ioto dapat dibedakan sbb:
oto ultraviolet, yaitu citra Ioto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet
dengan paniang gelombang 0,1 0,4 mikron.
oto ortokromatik, yaitu citra Ioto yang dibuat dengan menggunakan spektrum sinar
tampak. Mulai dari warna biru sampai warna hiiau dengan paniang gelombang 0,4
0,56 mikron.
oto pankromatik, yaitu citra Ioto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak
mulai dari warna merah sampai warna ungu dengan paniang gelombang 0,4 0,7
mikron.
oto inframerah, yaitu Ioto yang dibuat dengan menggunakan spectrum inIramerah
dengan paniang gelombang 0,7 30,0 mikron.
Berdasarkan sumbu kamera yang digunakan citra Ioto dibedakan atas:
Foto vertikal, yaitu citra Ioto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap
obiek di permukaan bumi.
Foto miring/condong, yaitu citra Ioto yang yang dibuat dengan menggunakan sumbu
kamera yang condong dan membentuk sudut terhadap obiek di permukaan bumi
Perhatikan gambar di bawah !

Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra Ioto dapat dibedakan sebagai berikut:
Foto tunggal, yaitu citra Ioto yang dihasilkan dari kamera tunggal
Foto iamak yaitu citra Ioto yang dibuat pada waktu yng sama dan meliput daerah yang
sama pula.
Berdasarkan jenis wahana yang digunakan, citra Ioto dapat dibedakan atas:
Foto udara, yaitu citra yang alat perekam/sensornya menggunakan wahana balon udara
ataupun pesawat terbang.
Foto satelit, perekaman sensor dengan menggunakan wahana satelit.
itra non foto
Citra non Ioto adalah Ioto yang dibuat dengan menggunkan sensor non kamera.
Gambarnya diperoleh dengan menggunakan penyinaran scanner. Citra non Ioto dapat
dibedakan berdasarkan:
Spektrum gelombang elektromagnetik:
Citra inIramerah termal, yaitu citra yang terbentuk dari penyerapan spectrum
inIramerah termal.
Citra gelombang mikro, yaitu citra yang terbentuk dari penyerapan gelombang mikro.
Citra radar, yaitu citra ysng dibuat dari sumber tenaga buatan.
1enis sensor
Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat melalui sensor tunggal.
Citra iamak, yaitu citra yang dibuat melalui sensor iamak
1enis wahana
Citra dirgantara, citra yang dibuat dari wahana yang berada di atmosIer (bukan ruang
angkasa).
Citra satelit, citra yang dibuat dari wahana yang berada di luar angkasa (antariksa).
Berdasarkan penggunaanya citra satelit dibedakan atas:
1. Citra satelit untuk penginderaan planet
Contoh: Citra satelit Viking (AS)
Citra satelit Vanera (Rusia)
2. Citra satelit untuk penginderaan cuaca
Contoh: NOAA (AS)
Citra Meteor (Rusia)
3. Citra satelit untuk penginderaan SDA
Contoh: Landsat (AS)
Soyuz (Rusia)
SPOT (Perancis)
4. Citra satelit untuk OseanograIi (kelautan)
Contoh: Citra Seasat (AS)
Citra MOS (Jepang)

!erbedaan itra oto dan itra non oto




Pertemuan 13 semester 1
Dalam melakukan interpretasi citra, digunakan berbagai alat yang meliputi alat
pengamat, alat pengukur obyek pada citra, alat pemindahan data intrepretasi Citra, serta
alat Analisis digital.Alat pengamat pada citra meliputi alat pengamat nonstereoskopik
(lensa pembesar, meia sinar, serta istrumen pengamat optik dan elektronik) dan Alat
pengamat stereoskopik. Stereoskop merupakan piranti optik binokuler untuk membantu
pengamat guna mengamati pasangan Ioto atau diagram yang diorientasikan dengan benar
untuk memperoleh kesan mental sebuah model tiga dimensional. Alat pengukur obyek
pada citra meliputi pengukur arah, pengukur iarak, pengukur luas, pengukur tinggi, serta
pengukur lereng.
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah
pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya
dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun
hasil yang diperoleh akan menurun seialan dengan menurunnya potensi dan daya dukung
lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan iauh merupakan salah satu bentuk yang
potensial dalam penyusunan arahan Iungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan
dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan
pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertambangan atau
budidaya permukaan.
Peta citra merupakan citra yang telah bereIerensi geograIis sehingga dapat dianggap
sebagai peta. InIormasi spasial yang disaiikan dalam peta citra merupakan data raster yang
bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra
memberikan semua inIormasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi. Peranan
peta citra (space map) dimasa mendatang akan meniadi penting sebagai upaya untuk
mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat
meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan inIormasi terbaru (up to date).
Peta citra mempunyai keunggulan inIormasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan
karena citra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat
berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya
peta dasar dan peta tanah.

BIDANG METEOROLOGI
ManIaat penginderaan iauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a. Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan
air dalam udara.
b. Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah
tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah huian badai dan siklon.
c. Mengamati sistem/pola angin permukaan.
d. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
BIDANG OSEANOGRAFI (SEASAT)
ManIaat penginderaan iauh di bidang oseanograIi (kelautan) adalah sebagai berikut :
a. Mengamati siIat Iisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar
tampak (0-200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan Irekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi
BIDANG HIDROLOGI
ManIaat penginderaan iauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut.
a. Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
b. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c. Pemantauan luas daerah intensitas baniir.
BIDANG GEOFISIKA BUMI PADAT, GEOLOGI, GEODESI, DAN LINGKUNGAN
ManIaat penginderaan iauh di bidang geoIisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi,
dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam,
kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara).
e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
I. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.
Setelah melalui tahapan interpretasi, citra dapat diteriemahkan dan digunakan ke dalam
berbagai kepentingan, seperti dalam bidang geograIi, geologi, lingkungan hidup, dan bidang-
bidang lainnya. Adapun manIaat suatu citra, antara lain sebagai berikut.
1. Citra dapat memberikan inIormasi mengenai keadaan dan perubahan lahan sehingga dapat
membantu dalam perencanaan pembangunan.
2. Citra dapat membantu dalam menganalisis perairan darat maupun laut.
3. Citra dapat membantu dalam menganalisis keadaan cuaca dan iklim beserta prediksinya.
4. Citra dapat menyaiikan model, relieI, dan kemiringan lereng suatu lahan.
5. Citra dapat memberikan gambaran atau pemetaan daerah bencana alam, seperti baniir,
gempa Bumi, tsunami, dan daerah letusan gunungapi sehingga dapat dimanIaatkan untuk
proses pencegahan dan evakuasi.
Pengaplikasian pengolahan citra pada satelit metode penginderaan iauh
D. IdentiIikasi Bentang Alam dan Bentang Budaya dari citra Penginderaan
Interpretasi citra adalah tindakan mengkaii Ioto dan atau citra dengan maksud untuk
mengenali obiek dan geia la serta menilai arti pentingnya obiek dan geiala tersebut, (Estes,
1975 dan Sutarto, 1979).Selain hal tersebut di atas, suatu Ioto udara secara sistematik biasanya
melibatkan pertimbangan karakteristik dasar citra Ioto. Tuiuh karakteristik yang digunakan
oleh penaIsir Ioto secara manual atau visual adalah sebagai berikut.
a. Bentuk ialah konIigurasi atau kerangka suatu obiek yang langsung menumbuhkan kesan
bentuk obiek yang diidentiIikasi sesuai dengan kenampakan pada Ioto udara. Contohnya
gedung sekolah berbentuk empat persegi paniang, huruI L, huruI I, atau huruI U.
b. Ukuran ialah keluasan atau volum suatu obiek yang berkaitan erat dengan skala Ioto
sehingga besar kecilnya ukuran atau sempit luasnya ukuran sangat relatiI. Contohnya ukuran
rumah pada umumnya lebih kecil bila dibandingkan dengan ukuran kantor atau industri.
c. Pola ialah hubungan susunan spasial suatu obiek. Contohnya pola aliran sungai dendritik.
d. Bayangan sangat penting bagi penaIsir Ioto karena mendukung penalaran bentuk obiek
yang diidentiIikasi. Contohnya cerobong asap, menara, tangki minyak dan lereng terial.
e. Rona atau gradasi atau tingkat kecerahan/kegelapan obiek pada Ioto udara hitam putih
menuniukkan gradasi dari terang, terang kelabu, kelabu gelap hingga gelap atau hitam.
Contohnya pantulan obiek, misalnya air tampak gelap dan batuan kapur tampak cerah.
I. Tekstur atau Irekuensi perubahan rona pada citra IotograIi dihasilkan oleh kumpulan unit
kenampakan atau merupakan gabungan dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, dan rona.
Contohnya pantulan obiek, misalnya air tampak gelap dan batuan kapur tampak cerah.
g. Situs ialah suatu posisi atau lokasi suatu obiek terhadap obiek lainnya. Hal ini memberi
kesan adanya hubungan yangsangat membantu penaIsir Ioto dalam mengenali dan meyakini
hasil interpre tasi atau penaIsiran suatu obiek. Contohnya situs kebun kopi terletak di tanah
miring karena tanaman kopi menghendaki adanya pengaturan air yang baik.
E. Beberapa Bentang Alam Hasil Penginderaan Jauh
a. Sungai
1. Pada Ioto udara hitam putih, warna permukaan air seragam. Air yang iernih berwarna gelap
dan air yang keruh berwarna merah. Pada Ioto udara inIra merah, warna pancaran terlihat
gelap.
2. Arah sungai dikenal dengan :
a. Lebar sungai, yaitu makin lebar ke arah muara
b. Tempat-tempat pertemuan yang umumnya menyusut, lancip ke arah aliran sungai.
c. Beda tinggi, yaitu makin rendah ke muara
d. Bentuk gosong sungai (river bar) yang runcing dan melebar ke arah aliran.
b. Dataran Baniir1. Permukaan rata dan letaknya lebih rendah dari sekitarnya. Kalau teriadi
ketidakrataan biasanya disebabkan oleh adanya danau tapak kudam point bar, bekas saluran,
dan sebagainya.
2. Tampak sungainya, meskipun kadang-kadang iauh (bagian terlebar dari dataran baniir di
sungai Missisippi mencapai 125 mil dari sungainya.
3. Rona seragam atau tidak seragam
4. Pada umumnya digunakan untuk tanaman pertanian.
c. Hutan Bakau
1. Tidak memiliki rona yang hitam karena daya pantul sangat rendah

2. Tinggi pohon seragam, yakni antara 7 13 meter

3. Tumbuh pada pantai yang becek atau tepi sungai hingga batas air payau.
d. Hutan Rawa
1. memiliki tinggi pohon yang berbeda-beda hingga 50 meter sehingga rona dan teksturnya
tidak seragam.
2. Ke arah laut dibatasi oleh hutan bakau dan ke arah pedalaman dibatasi oleh hutan rimba.
3. Tampak air atau perairan di dekatnya.
F. Keuntungan Penggunaan Penginderaan Jauh
Baik diukur dari iumlah bidang penggunaan maupun Irekuensinya, penggunaan penginderaan
iauh pada saat ini meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh Iaktor-Iaktordibawah ini :
a. Citra menggambarkan obiek, daerah, dan geiala di permukaan bumi dengan wuiud dan letak
obiek yang mirip dengan wuiud dan letaknya di permukaan bumi, relatiI lengkap, meliput
daerah yang luas, dan bersiIat permanen. Wuiud dan letak obiek yang tergambar pada citra
mirip dengan wuiud dan letaknya di permukaan bumi.
Citra merupakan alat dan sumber pembuatan peta, baik dari segi sumber data maupun sebagai
kerangka letak. Kalau peta merupakan model analog, citra terutama Ioto udara merupakan
modal ikonik karena wuiud gambarnya mirip wuiud obiek sebenarnya. Citra merupakan
sumber data multimatik karena citra dapat digunakan untuk berbagai bidang, seperti geograIi,
geologi, hidrologi, dan kehutanan.
Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas. Bagi Ioto udara berskala 1 : 50.000
dan berukuran standar 23 x 23 cm, tipe Ioto dapat meliput daerah seluas 132 km2. Satu lembar
Ioto udara berskala 1 : 100.000 meliput daerah seluas 529 km2. Citra satelit LANDSAT IV
yang dibuat pada ketinggian 700 km dapat meliput daerah seluas 34.000 km2. Di samping
citra, hanya peta yang mampu menyaiikan gambaran sinoptik walaupun berupa simbol.
b. Dari ienis citra tertentu dapat ditimbulkan gambar tiga dimensi apabila pengamatannya
dilakukan dengan alat steroskop.
Gambar tersebut menguntungkan karena: Menyaiikan model medan yang ielas.
Menyaiikan relieI yang lebih ielas karena adanya pembesaran vertikal.
Memungkinkan pengukuran beda tinggi untuk pembuatan kontur.
Memungkinkan pengukuran lereng untuk menentukan kelas lahan atau konservasi lahan.
c. Karakteristik obiek yang tampak dapat diwuiudkan dalam bentuk citra sehingga
dimungkinkan pengenalan obieknya. Obiek dapat dikenali berdasarkan beda suhunya. Kota
yang direkam dengan citra inIramerah termal tampak gelap pada malam hari, ini dapat
diwuiudkan bentuk citra yang cukup ielas. Selain itu, kebocoran pipa gas bawah tanah atau
kebakaran tambang batu bara bawah tanah mudah dikenali pada citra inIramerah termal.
Obiek tersebut tidak tampak oleh mata karena terletak di bawah tanah. Meskipun terlihat
langsung oleh mata, air panas yang keluar dari industri tidak dapat dibedakan terhadap air
lainnya dalam wuiud yang sama. Air panas dapat dikenali dengan baik pada citra inIramerah
termal.
d. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit diielaiahi secara langsung
(terestrial). Hal ini dapat dibuktikan pada pemetaan daerah rawa, hutan, dan pegunungan.
Kalau cuacanya baik, daerah tersebut dapat dipotret dengan citra secara cepat. Perekaman sat
u lembar Ioto udara meliputi daerah seluas 132 km2 dilakukan dalam waktu kurang dari satu
detik, sedangkan perekaman citra LANDSAT yang meliputi daerah seluas 34.000 km2
dilakukan dalam waktu 25 detik.
e. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana karena tidak ada cara lain
yang mampu memetakan daerah bencana seara cepat iustru pada saat teriadi bencana,
misalnya baniir, gempa bumi, gunung meletus, seperti letusan Gunung Galunggung tahun
1982 yang terekam antara lain pada citra satelit Cuaca GMS dan NOAA.
I. Citra satelit dibuat dengan periode ulang yang pendek, misalnya 16 hari bagi citra
LANDSAT IV dan dalam dua kali tiap harinya bagi citra NOAA. Dengan demikian, citra
merupakan alat yang baik sekali untuk memantau perubahan yang cepat, seperti pembukaan
hutan, pemekaran kota, atau perubahan kualitas lingkungan.

Pertemuan 14 semester 1
Dalam melakukan interpretasi citra, digunakan berbagai alat yang meliputi alat
pengamat, alat pengukur obyek pada citra, alat pemindahan data intrepretasi Citra, serta
alat Analisis digital.Alat pengamat pada citra meliputi alat pengamat nonstereoskopik
(lensa pembesar, meia sinar, serta istrumen pengamat optik dan elektronik) dan Alat
pengamat stereoskopik. Stereoskop merupakan piranti optik binokuler untuk membantu
pengamat guna mengamati pasangan Ioto atau diagram yang diorientasikan dengan benar
untuk memperoleh kesan mental sebuah model tiga dimensional.Alat pengukur obyek
pada citra meliputi pengukur arah, pengukur iarak, pengukur luas, pengukur tinggi, serta
pengukur lereng.

C. Interpretasi Citra Pada Bentang Alam Dan Bentang Budaya
Bentang alam dan bentang budaya merupakan obiek dari penginderaan iauh. Melalui metode
penginderaan iauh, keduanya dapat direkam oleh sensor sehingga meniadi citra. Dengan
interpretasi citra, unsur-unsur bentang alam dan bentang budaya dapat dikenali dan hasilnya
dapat dimanIaatkan sesuai dengan tuiuan penelitian.
Di bawah ini disaiikan contoh pengenalan unsur bentang alam dan bentang budaya dari citra
penginderaan iauh yang disarikan oleh ProI. Dr. Sutanto dalam bukunya beriudul
Penginderaan Jauh, tahun 1992.
1. Unsur Bentang Alam
a. Sungai
Sungai memiliki tekstur permukaan air yang seragam dengan rona yang gelap iika
airnya iernih, atau cerah iika keruh. Arah aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai
yang lebar pada bagian muara, pertemuan sungai memiliki sudut lancip sesuai dengan
arah aliran, perpindahan meander ke arah samping dan ke arah bawah (muara), gosong
sungai meruncing ke arah hulu dan melebar ke arah muara (lihat gambar 4.6 dan 4.7).


b. Dataran Baniir
Dataran baniir memiliki permukaan yang rata dengan posisi lebih rendah dari daerah
sekitar. Kadang-kadang diiumpai tempat-tempat yang tidak rata karena adanya bekas
saluran atau adanya oxbow lake (danau tapal kuda). Dataran baniir memiliki rona yang
seragam atau kadang-kadang tidak seragam, dan terdapat sungai yang posisinya
kadang-kadang agak iauh.


c. Kipas luvial dan Kerucut luvial
1) Kipas aluvial berbentuk kipas dengan permukaan halus. Lereng bawahnya landai (1
2 deraiat) dengan bagian atas yang curam, rona yang putih sampai kelabu putih
dengan bagian bawah lebih gelap karena adanya vegetasi yang padat.










Kapal besar dan kecil dapat dikenali dengan mudah, dan dapat dihitung bila perlu.
Rumahpun demikian pula halnya. Rumah kecilpun dapat dikenali dan diukur
luasnya bila diperlukan. Air Sungai Mahakam yang berona cerah menuniukkan

bahwa air itu keruh.
2) Kerucut aluvial bentuknya seperti kipas aluvial dengan ukuran lebih kecil.
Lerengnya curam (bisa mencapai 20 deraiat).


d. Guguk Pasir (Beach Ridge)
Gubuk pasir berbentuk sempit dan memaniang, lurus atau melengkung, igir rendah
dengan permukaan air yang datar, seiaiar sama lain dan seiaiar pantai. Tak terdapat
aliran permukaan dan erosi. Pada kawasan terbukti bentuknya sesuai garis tinggi.
Daerah ini sering dimanIaatkan untuk tempat tinggal atau ialan.


e. Hutan Bakau
Hutan bakau memiliki rona sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah,
ketinggian pohon seragam dan tumbuh pada pantai yang becek, tepi sungai atau
peralihan air payau.


f. Hutan Rawa
Hutan rawa memiliki rona dan tekstur tidak seragam. Hal ini disebabkan karena
ketinggian pohonnya berbeda. Terletak antara hutan bakau dengan hutan rimba di
kawasan pedalaman.


g. Sagu dan Nipah
1) Sagu memiliki daun yang membentuk roset (bintang) sedang nipah tidak.
2) Sagu memiliki rona yang gelap sedang nipah berona cerah dan seragam.
3) Sagu tumbuh berkelompok sedang nipah tidak.
4) Tangkai bunga sagu memantulkan cahaya putih yang berasal dari taiuk bunga
sedang nipah tidak.


2. Unsur Bentang Budaya
a. Jalan Rava dan Jalan Kereta pi
Jalan raya dan ialan kereta api memiliki bentuk memaniang, lebarnya seragam dan
relatiI lurus. Tekstur halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada
umumnya cerah. Simpang ialan tegak lurus atau mendekati tegak lurus (lihat gambar
4.8).


b. Terowongan dan Jembatan
1) Pada terowongan nampak seperti ialan atau ialan kereta api yang tiba-tiba hilang
pada satu titik dan timbul lagi pada titik yang lain.

2) Pada iembatan nampak adanya sungai atau saluran irigasi yang menyilang ialan,
terdapat bayangan karena perbedaan tinggi antara iembatan dengan sungai. Badan
iembatan umumnya lebih sempit dari ialan yang dihubungkannya.


c. Stasiun Kereta pi. Terminal Bus. dan Bandar Udara
1) Pada stasiun kereta api terdapat bangunan rumah yang terpisah dari sekitarnya,
nampak cabang rel kereta api dan gerbong kereta api. Pada stasiun besar nampak rel
yang hilang pada satu sisi rumah dan timbul kembali pada sisi yang lain.

2) Pada terminal bus nampak kawasan yang datar, teratur dan luas, terdapat bangunan
besar dengan deretan bus yang beriaiar ke arah samping dan iaraknya rapat.

3) Pada bandar udara nampak lapangan yang luas, datar dan tekstur halus. Landasan
yang lurus, lebar dengan pola yang teratur nampak ielas. Terdapat gedung terminal,
tempat parkir pesawat dan kadang-kadang nampak pesawat terbangnya.


d. Lapangan Sepakbola
Berbentuk empat persegi paniang dengan ukuran teratur (5 : 4), dengan rona cerah dan
tekstur yang halus. Pada Ioto skala 1 : 5.000 nampak gawang di tengah garis belakang.

e. Rumah Permukiman
1) Rumah mukim berbentuk empat persegi paniang, terdapat bayangan di tengah-
tengah bagian atapnya, terletak dekat ialan dan ukuran rumah relatiI kecil (lihat
gambar 4.8 dan 4.9).

2) Gedung sekolah bentuknya seperti I, L atau U dengan halaman yang teratur dan
bersih serta luas.

3) Rumah sakit merupakan bangunan seragam, besar dan memaniang, pola teratur
dengan deretan bangunan yang terpisah satu sama lain yang dihubungkan oleh
bangunan penghubung. Memiliki halaman yang luas untuk parkir dan letaknya di
tepi ialan.

4) Pabrik/industri memiliki gedung dengan ukuran besar dan pada umumnya
memaniang, beberapa gedung sering bergabung dengan iarak yang dekat (rapat).
Terletak di pinggir ialan, terdapat tempat bongkar muat barang, kadang-kadang
nampak tangki air/bahan bakar, cerobong asap dan sebagainya (lihat gambar 4.9).

5) Pasar memiliki bentuk dan ukuran gedung yang teratur dan seragam. Pola teratur
dengan iarak rapat, terletak di tepi ialan besar dan nampak konsentrasi kendaraan
bermotor dan tidak bermotor.


f. Tanah Pertanian dan Perkebunan
1) Sawah berupa petak-petak persegi paniang pada daerah datar, pada daerah miring
bentuk petak mengikuti garis tinggi. Sering nampak saluran irigasi. Jika pada sawah
tersebut terdapat tanaman padi, memiliki tekstur yang halus dengan rona gelap pada
usia muda, abu-abu pada usia 2 bulan dan cerah pada usia tua. Jika ditanami tebu,
tekstur lebih kasar dari padi dan tampak ialur lariknya. Tekstur dan rona nampak
seragam pada kawasan yang luas.










2) Perkebunan karet memiliki ialur lurus dengan tinggi pohon seragam, iarak tanaman
dalam ialur teratur demikian iuga iarak antar ialur. Tekstur mirip beledu dengan rona
yang gelap. Terletak pada ketinggian 50 - 60 m dari permukaan laut dengan relieI
miring.

3) Perkebunan kopi tampak sebagai deretan lurus titik-titik hitam dan latar belakang
cerah. Pohon pelindung lebih tinggi dan lebih iarang. Jarak tanaman teratur (3 - 4 m)
dan tinggi tanaman 3 - 4 m. Terletak pada kawasan yang miring sampai ketinggian
1.500 m dari permukaan laut. Tanahnya gembur dan mampu meresap air sampai
dalam, dengan curah huian lebih dari 2000 m setiap tahun.

4) Perkebunan kelapa memiliki pola yang teratur dengan rona yang cerah dan iarak
tanaman sekitar 10 m dengan tinggi pohon mencapai 15 m. Terdapat pada daerah
yang mudah meresap air dengan curah huian yang cukup banyak. Taiuk pohon
berbentuk bintang.

5) Perkebunan kelapa sawit memiliki taiuk yang rapat dan berbentuk bintang.
Teksturnya lebih halus dari pada tanaman kelapa, rona gelap dengan iarak tanaman
teratur (6 - 9 m) dan curah huian 2.000 mm - 4.000 mm per tahun.


Pertemuan 15 semester 1
Sistem InIormasi GeograIis (bahasa Inggris: Geographic InIormation System
disingkat GIS) adalah sistem inIormasikhusus yang mengelola data yang memiliki inIormasi
spasial (bereIerensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,adalah sistem komputer
yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkaninIormasi bereIrensi geograIis, misalnya data yang diidentiIikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database. Parapraktisi iuga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.Teknologi Sistem InIormasi
GeograIis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya,
perencanaanpembangunan, kartograIi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu
perencana untuk secara cepatmenghitung waktu tanggap darurat saat teriadi bencana alam,
atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan
perlindungan dari polusi.Seiarah pengembangan35000 tahun yang lalu, di dinding gua
Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, iuga garis
yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut.
Catatan awal ini seialan dengan dua elemen struktur pada sistem inIormasi gegraIis
modern sekarang ini, arsip graIis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an
teknik survey modern untuk pemetaan topograIis diterapkan, termasuk iuga versi awal
pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus. Awal abad ke-20
memperlihatkan pengembangan "litograIi Ioto" dimana peta dipisahkan meniadi beberapa
lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian seniata
nuklir membawa aplikasi pemetaan meniadi multiIungsi pada awal tahun 1960-an. Tahun
1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh
Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson,
yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan,
menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI -
Canadian land Inventory) - sebuah inisiati untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai inIormasi pada tanah, pertanian, pariwisata,
alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
Faktor pemeringkatan klasiIikasi iuga diterapkan untuk keperluan analisis.CGIS
merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki
kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendiiitalan/pemindaian
(digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua
Amerika , memasukkan garis terpisah. Pengembangya, seorang geograIer bernama Roger
Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG". CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan
memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa
bersaing dengan aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti
Intergraph.
Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI
dan CARIS berhasil membuat banyak Iitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama
pada pemisahan inIormasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada
organisasi data atribut meniadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an
dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi.
Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan meniadi platIorm lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor
menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada Iormat data dan
transIer. Indonesia sudah mengadopsi sistem ini seiak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang
UNESCO dalam menyusun "Kebiiakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua
(1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
Komponen - Komponen SIG
Secara umum, Sistem InIormasi GeograIis bekeria berdasarkan integrasi komponen, yaitu:
Hardware, SoItware, Data, Manusia, dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat diielaskan
sebagai berikut:
1. Hardware
Sistem InIormasi GeograIis memerlukan spesiIikasi komponen hardware yang sedikit lebih
tinggi dibanding spesiIikasi komponen sistem inIormasi lainnya. Hal tersebut disebabkan
karena data-data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang
besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang
cepat. Beberapa Hardware yang sering digunakan dalam Sistem InIormasi GeograIis adalah:
Personal Computer (PC). Mouse. Digitizer. Printer. Plotter. dan Scanner.


2. Software
Sebuah soItware SIG haruslah menyediakan Iungsi dan tool yang mampu melakukan
penyimpanan data, analisis, dan menampilkan inIormasi geograIis.
Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen soItware SIG adalah:
Tools untuk melakukan input dan transIormasi data geograIis
Sistem Manaiemen Basis Data.
Tools yang mendukung query geograIis, analisis, dan visualisasi.
Geographical User InterIace (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geograIi.

. Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara Iundamental, SIG
bekeria dengan 2 tipe model data geograIis, yaitu model data vector dan model data raster.
Dalam model data vector, inIormasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk
koordinat x,y. Bentuk garis, seperti ialan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru
koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah peniualan disimpan sebagai
pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti
peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertenti
yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.
4. Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka
sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia meniadi komponen yang
mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.
5. Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia
nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartograIi dan perencanaan
rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap
darurat saat teriadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah
(wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

ManIaat SIG dewasa ini khususnya dalam menyongsong pembangunan di masa mendatang
semakin penting. InIormasi yang dihasilkan SIG merupakan inIormasi keruangan dan
kewilayahan, maka inIormasi tersebut dapat dimanIaatkan untuk inventarisasi data keruangan
yang berkaitan dengan sumber daya alam. Juga pembuatan rencana dan kebiiakan dalam
pembangunan. Berikut ini akan dibahas mengenai manIaat SIG secara lebih terperinci.
1. ManIaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam Secara sederhana manIaat SIG dalam
data kekayaan sumber daya alam adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi,
batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
b. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
- kawasan lahan potensial dan
lahan kritis.

2. ManIaat SIG dalam Perencanaan Pola Pembangunan Berikut ini contoh manIaat SIG
dalam perencanaan pola pembangunan.

a. Pembangunan waduk PLTA Saguling Dilihat dari lingkungan Iisiknya, lokasi proyek
PLTA Saguling sangat potensial dibangun waduk (bendungan) raksasa. Pernahkah Anda
melihat waduk? Dengan SIG, pembangunan waduk tidak hanya memperhatikan Iaktor
kecocokan Iisik saia, tetapi iuga Iaktor-Iaktor sosial ekonomi penduduk di sekitar proyek
tersebut. Dengan dibangunnya waduk raksasa, pola kehidupan masyarakat yang
sebelumnya serba darat akan berubah meniadi pola kehidupan darat dan air.

3. ManIaat SIG dalam Bidang Sosial
Dalam bidang sosial SIG dapat dimanIaatkan pada hal-hal berikut:
a. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
b. Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
c. Untuk pendataan dan pengembangan iaringan
transportasi.
d. Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
e. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri sekolah,
rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.

Pertemuan 16 semester 1
Tahapan Keria Pengertian Sistem InIormasi GeograIi atau SIG
Input
1. Data Keruangan ( Data GraIis ) : adalah data yangmenuniukkan ruang, letak, serta lokasi
geograIis di permukaan bumi.
2. Data Atribut ( Data Non GraIis ): adalah data non graIis yang merupakan data non graIis
yang menerangkan inIormasi dalam menerangkan krakteristik, kualitas serta keterkaitan
antar kenmpakan dalam peta dan data graIis.
Untuk memperoleh data Pengertian Sistem InIormasi GeograIi atau SIG dapat dilakukan
dengan 3 cara, yakni:
1. Penyiaman
Merupakan proses pengubahan data graIik continous meniadi sel-sel penyusun gambar
pixel.
2. Digitasi
Pengubahan data graIis analog meniadi data graIis digital dalam strukur vector.
3. Tabulasi Peroses pemasukan data Pengertian Sistem InIormasi GeograIi atau SIG dengan
pembuatan table.
Proses
1. Pengelolaan
2. Manipulasi
3. Analisa
4. Penyimpanan

Output

Tahapan Keria SIG
Tahapan keria SIG meliputi tiga hal yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
Masukan -~ Proses - Keluaran
1. Masukn input
Masukan akan membentuk database di dalam computer yang digunakan untuk pengolahan
selaniutnya. Ada dua macam data yang dimasukan yaitu :
a. Data atribut adalah data yang terdapat pada ruang atau tempat.
b. Data keruangan adalah data yang menunuiukan ruang lokasi atau tempat-tempat di
permukaan bumi,
2. Proses
Proses SIG meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang telah tersimpan
dalam computer.Macam-macam analisis data :
a. Analisis lebar
Analisis lebar mengolah data dalam computer yang menghasilkan daerah tepian sungai
dengan lebar tertentu
b. Analisis peniumlahan aritmatik (arithmethic addition)
Analisis ini menghasilkan peniumlahan. Dapat digunakan untuk peta berklasiIikasi yang
akan menghasilkan klasiIikasi baru.

c. Analisis garis bidang
Analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah atau region dalam radius tertentu.
Misalnya untuk menentukan daerah rawan gempa, rawan baniir, dan sebagainya.
3. Keluaran
Adalah penyaiian semua atau sebagian data dalam bentuk table, peta Iile elektronik, atau
graIik. Dalam SIG ada dua ienis perangkat yang digunakan yaitu perangkat keras dan
perangkat lunak. Perangkat keras meliputi satu unit computer yang terdiri atas digitizer,
printer, plotter, CPU, VDU, Disk Drive, dan Tape Drive.
Pertemuan 17 semester 1
Penerapan SIG dalam Kaiian GeograIi
c. Inventarisasi sumber daya alam

Penerapan SIG dengan teknik penginderaan iauh mampu menghasilkan data potensi sumber
daya alam di berbagai daerah, serta dapat menyaiikannya dengan cepat dan tepat. SIG dapat
dimanIaatkan untuk inventarisasi sumber daya alam di antaranya.

1) Sumber daya air

Inventarisasi sumber daya air menielaskan tentang banyaknya distribusi air, kualitas air, baik
permukaan maupun air tanah

2) Sumber daya lahan
Inventarisasinya meliputi kesediaan, kesesuaian, dan kemampuan lahan

3) Sumber daya mineral
Yang dapat dinventasisasi misalnya ienis, kualitas, cadangan dan persebarannya.

4) Sumber daya hutan
Misalnya tentang luas, ienis dan kerusakan hutan,.

5) Sumber daya laut
Inventarisasinya meliputi potensi sumber daya laut, baik sumber daya mineral maupun sumber
daya hayati laut, ienis, potensi, dan persebarannya,.
b. Analisis Keruangan
Untuk keperluan analisis keruangan SIG memiliki beberapa analisis, diantaranya :
1) Analisis overlay (tumpang tindih). Analisis ini untuk mencari dan mendata daerah yang
diliputi oleh dua tema yang berlainan. Analisis ini iuga untuk mengetahu perbedaan batas
atau perubahan dari masa ke masa.
2) Analisis sebaran (distribusi). Analisis ini untuk memahami pola dan iumlah atribut terhadap
peluang atau obieknya.
3) Analisis aliran (Ilow). Untuk menganalisis pola aliran lalu lintas
4) Analisis tiga dimensi
Perencanaan Pembangunan wilayah
Untuk penyusunan rencana pembangunan yang tepat dibutuhkan inIormasi yang lengkap dan
akurat tentang berbagai masalah dan potensi sumber daya alam yang terkandung dalam
wilayah yang bersangkutan. SIG dapat memberikan inIormasi yang dibutuhkan dengan tepat
dan cepat. Sehingga SIG daapt dimanIaatkan untuk merencanakan pola pembangunan suatu
wilayah.
Kegunaan SIG :
a. Merencanakan pembangunan bendungan
SIG digunakan untuk mengetahui daerah genangan air dan volume air, daerah yang harus
digusur, daerah lahan pertanian yang akan tergenang, volume urukan untuk bendungan, besar
masukan dan keluarnya volume air, daerah lahan pertanian yang diairi, rencana pembuatan
pembangkit tenaga listrik, rencana pembangunan ialan, dan dampak dari pembangunan
tersebut.
b. Pemetaan sumber daya
Sistem inIormasi geogarIi dalam pemetaan sumber daya digunakan untuk pemetaan
penggunaan lahan, pemetaan lahan hiiau yang diperlukan bagi keberadaan lahan pertanian,
pemetaan daerah pasang surut, pemetaan geologi untuk kepentingan eksplorasi dan
penanggulanagan bencana
c. Pertanian dan kehutanan
SIG digunakan untuk menginventarisasi tanaman pangan, pemantauan perubahan penggunaan
lahan, inventarisasi tanaman perkebungan, inventarisasi dan pemantauan hutan untuk
reboisasi, perluasan hutan dan pencegahan kerusakan hutan, inventarisasi lahan kritis, dan
inventarisasi tanaman sagu.
d. Transmigrasi
Untuk keperluan transmigrasi SIG bermanIaat untuk pemilihan lokasi transmigrasi,
perencanaan waktu pemindahan penduduk dengan keadaan daerah yang sesuai, perencanaan
pembuatan ialan, dan irigasi
e. Lingkungan Hidup
SIG digunakan untuk perencanaan kota yang berkaitan dengan tata ruang, pemantauan
terhadap pencemaran lingkungan hidup.,
I. Pemantauan bencana alam
Dengan bantuan penginderaan iauh yang multitemporal dan multi spectral SIG dapat
digunakan untuk menginventarisasi, mengevaluasi, dan memantau bencana alam, sepert
gunung meletus, gempa bumi, kebaran hutan, dan serangan hama.
g. Perencanaan dan pemantauan daerah pantai dan laut
Dalam hal ini SIG digunakan untuk pencarian lokasi ikan laut, pemantauan perubahan garis
pantai dan daerah abrasi,pantauan proses-proses yang teriadi di laut, seperti pengangkatan arus
dan instrusi air laut.
h. Pemantuan program IDT
SIG digunakan untuk mendapatkan :
1) InIormasi potensi desa yang berkaitan dengan LKMD, sarana ialan dan angkutan, mata
pencaharian penduduk, Iasilitas kesehatan, Iasilitas pendidikan ,pasar, sarana
komunikasi dan iarak untuk berhubungan.

2) InIormasi penduduk yang berkaitan dengan kepadatan, persebaran, pertambahan,
susunan, atau komposisi penduduk.

3) InIormasi lingkungan yang berkaitan dengan sumber air, penerangan, tempat ibadah,
tempat pembuangan sampah, iamban atau MCK.

Pembangunan ialan raya atau ialan tol baru
SIG digunakan untk mengetahui pembebasan lahan pemukiman dan lahan pertanian, arah
dan penempatan ialan yang eIisien, volume pemotongan tanah untuk taniakan, volume
urukan tanah untuk penimbunan, pembuatan iealan penyebrangan yang eIektiI, dan
dampak dari pembangunan tersebut.
i. Paiak Bumi dan Bangunan
SIG digunakan untuk mengetahui besarnya pemasukan berdasarkan luas lahan, ienis lahan,
dan ienis usaha di kota atau desa, target pemasukan paiak di setiap desa, kecamatan,
kabupaten, dan provinsi.
Pertemuan 18 semester 1
Pengoperasian SIG secara Konvensional Pengolahan data dalam SIG dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu ; cara manuak (konvensional) dan dengan menggunakan computer.
a. Pengolahan secara manual (konvensional)
Yaitu pengolahan data melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan alat yang
konvensional. Ketepatan dan ketelitian hasil yang diperoleh tergantung pada ketepatan dan
ketelitian data yang terkumkpul, keterampilan dan ketelitian orang yang mengolah data.
InIormasi yang disaiikan pada peta konvensional merupakan inIormasi yang murah, namun
data yang digunakan pada peta tersebut telah digeneralisir sehingga tidak menuniukan
kenampakan aslinya. Contoh ; lebar ialan atau sungai, luas suatu kota disaiikan tidak sesuai
dengan ukuran aslinya. Suatu wilayah akan mengalami perkembanganl,sehingga inIormasi
yang disaiikan harus terus diperbaharui. Bila menggunakan cara konvensional memerlukan
banyak waktu, sehingga inIormasi yang disaiikan terkadang sudah mengalami perubahan
sehingga sudah tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Pengolahan dengan computer
Dengan menggunakan computer pengolahan data dapat diselesaikan lebih cepat dengan hasil
ketelitian yang tinggi. Keunggulannya adalah :
1) pengolahan data lebih mudah dan cepat
2) iika teriadi kesalahan pada saat input data, mudah diperbaharui
3) Jika membutuhkan data yang terdahulu, mudah dicari
4) data lebih aman karena dikunci dengan kode
5) Penyimpanan data lebih hemat dan ringkas
6) mudah dibawa atau dipindahkan
7) relative murah

komponen dalam SIG
Komponen-komponen yang terdapat dalam SIG yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan
intelegensi manusia.
1. !erangkat keras (Hardware)
Perangkat keras: berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya). Data
yang terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam SIG terbagi
meniadi tiga kelompok yaitu:
a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam iaringan komputer.
Contoh: Scanner, digitizer, CD-ROM.
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berIungsi mengolah,
menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive,
disk drive.
c. Alat keluaran (ouput) yang berIungsi menayangkan inIormasi geograIi sebagai data dalam
proses SIG, contoh: VDU, plotter, printer.

Bila Anda ingin gambaran yang lebih ielas, perhatikan skema berikut:
8)


Keterangan gambar 5.6.
Data dasar geograIi melalui unit masukan (digitizer, scanner, CD-ROM) dimasukkan ke
komputer. Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU (pusat pemrosesan data), dan
CPU ini dihubungkan dengan:
a. Unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket.
b. Unit keluaran (printer, plotter) untuk dicetak meniadi data dalam bentuk peta.
c. VDU (layar monitor) untuk itayangkan agar dapat dikontrol oleh para memakai dan
programmer (pembuat program).
Scanner : alat untuk membaca tulisan pada sebuah kertas atau gambar.
CD-ROM : alat untuk menyimpan program.
Digitizer : alat pengubah data asli (gambar) meniadi data digital (angka).
Plotter : alat yang mencetak peta dalam ukuran relatiI besar.
Printer : alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatiI kecil.
CPU : (Central Processing Unit) pusat pemrosesan data digital.
VDU : (Visual Display Unit) layar monitor untuk menayangkan hasil
pemrosesan. Disk drive : bagian CPU untuk menghidupkan program.
Tape drive : bagian CPU untuk menyimpan program.

2. !erangkat lunak (software)
Perangkat lunak, merupakan sistem modul yang berIungsi untuk memasukkan, menyimpan
dan mengeluarkan data yang diperlukan.
Untuk lebih ielasnya, perhatikan skema di bawah ini!

9) Keterangan gambar 5.7.
Data hasil penginderaan iauh dan tambahan
(data lapangan, peta) diiadikan satu meniadi
data dasar geograIi. Data dasar tersebut
dimasukkan ke komputer melalui unit
masukan untuk disimpan dalam disket. Bila
diperlukan data yang telah disimpan tersebut
dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk
peta/ gambar). Data ini iuga dapat diubah untuk meniaga agar data tetap aktual (sesuai
dengan keadaan sebenarnya).

. Intelegensi manusia (brainware)
Brainware merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanIaatan SIG
secara eIektiI. Bagaimanapun iuga manusia merupakan subiek (pelaku) yang
mengendalikan seluruh sistem, sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya
terhadap ilmu dan teknologi mutakhir. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk
memadukan pengelolaan dengan pemanIaatan SIG, agar SIG dapat digunakan secara
eIektiI dan eIisien. Adanya koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat diperlukan agar
inIormasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi tepat dan akurat. Berikut ini disaiikan
skema dari komponen-komponen dalam SIG.

Anda mungkin juga menyukai