Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Peta

Istilah peta berasal dari bahasa Inggris, yaitu map. Adapun kata map berasal dari bahasa Yunani,
yaitu mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun, secara umum Pengertian Peta adalah
gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan
skala tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi, sedangkan orang yang pekerjaannya
membuat peta disebut Kartograf.
Pengetahuan peta telah dikenal manusia sejak sebelum masehi. Benda bersejarah yang berhubungan dengan
pembuatan peta adalah berupa lempengan tanah liat peninggalan bangsa Babilonia, Mesir, dan Cina. Benda
tersebut saat ini dapat disaksikan di Museum Semit Harvard, Amerika Serikat.

Pengertian peta menurut para ahli


1. Menurut ICA (International Cartographic Association)

ICA (International Cartographic Association) adalah lembaga asosiasi para kartograf seluruh dunia. Menurut
ICA, peta diartikan sebagai suatu representasi atau gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan
bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada
bidang datar secara diperkecil atau diskalakan.

2. Aryono Prihandito

Aryono Prihandito adalah salah seorang ahli kartografi dalam negeri yang telah menghasilkan banyak sekali
peta. Menurut Aryono, peta adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu dan digambarkan pada
bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu

3. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)

Bakosurtanal adalah akronim dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Menurut lembaga ini,
pengertian peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan yang dapat menjadi
sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

4. Erwin Raisz

Menurut Erwin Raisz, pengertian peta adalah gambaran konvensional kenampakan muka bumi yang diperkecil
seperti ketampakan aslinya bila dilihat vertikal dari atas, peta dibuat pada bidang datar serta dilengkapi tulisan-
tulisan sebagai penjelasan.

5. Soetarjo Soerjosumarmo

Pengertian peta menurut Soetarjo Soerjosumarmo adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.

6. F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson

Menurut F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson, pengertian peta ialah suatu perakitan terpadu atau suatu sintesa
dari empat kelompok infomasi yaitu titik, garis, wilayah dan nama yang dikemukakan dalam istilah : liputan,
ciri, pola, bentuk, ukuran, ketebalan simbul dan lain-lain.
Batasan tersebut langsung menunjuk ke pada segi teknik penetapan simbol dan analisis keruangan aspek
persebaran data dalam jenis dan besaran serta penamaan geografiknya (toponimy). Di antara pengertian peta
menurut para ahli lainnya, rasanya pengertian inilah yang paling mendasar.

7. Badan Informasi Geospasial (BIG)


Peta adalah wahana untuk penyimpanan dan penyajian data kondisi sebuah lingkungan yang dapat difungsikan
bagi perencana dan pengambil keputusan dalam peningkatan pembangunan.

8. KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peta diartikan sebagai suatu gambar atau lukisan pada kertas yang
menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan lain sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu
daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan, dan denah.

9. Wikipedia

Menurut Wikipedia, peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui
suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional
yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.

Fungsi Peta
 Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
 Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
 Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-
bentuk lainnya.
 Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
 Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
 Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
 Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
 Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di
permukaan bumi.
Peta digunakan sebagai bahan informasi untuk mendapatkan data – data. Untuk mencapai tujuan tersebut,
suatu peta harus dibuat dengan sebaik mungkin. Suatu peta dapat dikatakan peta yang baik apabila memiliki
syarat – syarat sebagai berikut:

1. Konform, Peta harus dibuat berdasarkan keadaan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di
permukaan bumi.

2. Ekuidistan, Peta harus memiliki skala yang apabila dikalikan dengan jarak pada peta memiliki ukuran yang
sama dengan jarak sebenarnya.

3. Ekuivalen, peta harus dibuat dengan memperhitungkan skalanya.

Jenis-Jenis Peta
Terdapat banyak macam jenis peta yang dapat kita temui. Jenis – jenis peta tersebut diklasifikasikan
berdasarkan isi, bentuk, dan skalanya. Nah, berikut ini adalah pembahasan lengkap mengenai jenis – jenis peta
beserta dengan contohnya.

A. Peta Berdasarkan Isinya


1. Peta Umum
Peta umum menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi secara umum, baik kenampakan alam
maupun buatan manusia. Peta umum sendiri dapat dibedakan kembali menjadi tiga macam peta, yaitu :

a). Peta Dunia

Yaitu peta yang menggambarkan letak, bentuk, dan wilayah negara – negara di dunia. Umumnya dunia
mengunakan skalta yang relatif kecil karena cakupan wilayahnya yang begitu luas.

b). Peta korografi


Peta korografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum.
Peta korografi umumnya berskala sedang hingga kecil, yaitu antara 1 : 250.000 hingga di atas 1: 1.000.000.

c). Peta topografi


Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan menggunakan garis-garis
kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukkan perbedaan ketinggian suatu tempat. Peta
topografi juga menggambarkan kenampakan alam, misalnya pola aliran sungai dan morfologi, serta
kenampakan buatan manusia, misalnya jalan dan permukiman. Peta topografi biasanya berskala besar, yaitu 1 :
25.000 atau 1 : 50.000.

2. Peta Khusus/Tematik
Peta khusus ialah peta yang menggambarkan suatu aspek atau gejala – gejala khusus di permukaan bumi saja.
Peta khusus sering disebut juga dengan peta tematik karena peta ini hanya memuat tema – tema khusus yang
ada muka bumi. Contoh dari peta khusus adalah peta persebaran flora, fauna, peta persebaran hasil tambang,
peta kepadatan penduduk, dan lain – lain.

B. Peta Berdasarkan Bentuknya


1. Peta Datar (Peta Planimetri)
Peta datar merupakan sebuah peta yang dibuat di atas bidang datar, seperti kain, kertas, kanvas, maupun
triplek. Seperti pada peta-peta pada umumnya, peta ini memiliki berbagai macam simbol yang digambarkan
dengan bentuk, dan warna yang berbeda – beda.

2. Peta Timbul (Relief)


Peta timbul adalah peta yang dibuat secara 3 dimensi sehingga mirip dengan bentuk permukaan bumi yang
sebenarnya. Peta ini memiliki kontur – kontur dan permukaan bumi yang jelas, seperti pegunungan yang
nampak menjulang, perbedaan dataran tinggi – rendah, dan lain – lain.

3. Peta Digital

Peta digital yaitu peta yang proses pembuatannya menggunakan komputer. Data – data kenampakan
permukaan bumi di dalam peta biasanya disimpan di dalam suatu memori komputer atau bisa dengan flashdisk
atau hardisk eksternal. Penampilan gambar peta ini ditayangkan melalui layar monitor komputer dengan
menggunakan program map info dan arc info.

C. Peta Berdasarkan Skalanya


Berdasarkan skalanya, peta dibagi menjadi 5 jenis, yaitu

1. Peta geografis
Peta yang skalnya lebih dari 1 : 1.000.000, peta jenis ini biasanya digunakan untuk menggambar kelompok
negara contohnya, peta negara-negara Eropa, peta negara-negara Asia, peta negara-negara Afrika, dll.

2. Peta Skala Kecil

Peta yang skalanya berukuran antara 1 : 500.001 – 1 : 1.000.000, jenis peta ini biasanya digunakan untuk
menggambar daerah yang wilayahnya luas, contohnya peta Indonesia, peta Malaysia.
3. Peta Skala Sedang

Peta yang skalanya berukuran antara 1 : 250.001 – 1 : 500.000, jenis peta ini biasanya digunakan untuk
menggambar daerah yang wilayahnya agak luas, seperti peta Provinsi Jawa, peta Provinsi Bali.

4. Peta Skala Besar


Peta yang skalanya berukuran antara 1 : 5001 – 1 : 250 : 000, jenis peta ini biasanya digunakan untuk
menggambar daerah yang wilayahnya sempit, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dusun.

5. Peta Kadaster
Peta yang skalanya berukuran antara 1 : 100 – 1 : 5000, jenis peta ini biasanya digunakan untuk menggambar
luas tanah dalam sertifikat tanah.

Besar kecilnya skala suatu peta akan mempengaruhi besar peta tersebut. Semakin besar angka skala
pembandingnya, maka semakin kecil ukuran peta tersebut.

Langkah-langkah Pembuatan Peta


Proses pembuatan peta memerlukan beberapa tahapan berikut.

Menentukan Arah Utara


Arah utara dijadikan pedoman untuk pengukuran sudut arah setiap objek atau titik ukur yang akan dipetakan.
Maka dari itu, langkah awal yang harus dilakukan dalam pembuatan peta adalah menentukan arah utara. Arah
utara juga berguna dalam pembuatan tanda orientasi saat penggambaran peta. Macam-macam arah utara adalah
sebagai berikut

1. Utara Magnetis, yaitu arah utara yang ditunjukan oleh pengaruh magnetis bumi
2. Utara grid, yaitu arah utara menurut garis bujur dan garis lintang pada peta. Utara grid sering disebut
juga dengan utara peta.
3. Utara geografis, yaitu arah utara yang melalui kutub utara dan kutub selatan bumi atau sering disebut
juga dengan utara matahari
Menentukan Titik Awal Pengukuran
Titik awal pengukuran digunakan sebagai patokan untuk menentukan titik ukur selanjutnya. Maka dari itu,
pemilihan titik awal diusahakan berupa objek yang permanen dan mudah dikenali. Contoh objek yang dapat
dijadikan sebagai titik awal pengukuran adalah perempatan jalan, ujung jembatan, titik pertemuan dua sungai,
dan ujung lapangan

Menentukan Letak Titik Ukur


Letak titik ukur perlu diperhitungkan agar memudahkan proses pengukuran. Titik ukur merupakan titik bantu
agar semua wilayah yang akan dipetakan dapat terukur secara lengkap. Jarak antara titik ukur yang satu dengan
yang lainnya sebaiknya tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahan
pengukuran.

Patok ditancapkan pada titik-titik ukur yang telah ditetapkan untuk mengetahui posisi titik ukur. Jumlah titik
ukur yang ditentukan dicatat dalam tabel pengukuran agar tidak ada titik yang terlewat saat proses pengukuran
berlangsung

Mengukur Jarak Antar Titik Ukur


Jarak antar titik ukur dihitung mulai dari titik awal dilanjutkan ke titik-titik ukur yang telah ditentukan.
Pengukuran jarak antar titik ukur dilakukan menggunakan meteran. Hasil pengukuran jarak antar titik dicatat
pada tabel pengukuran. Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut

1. Pembanjaran lurus dilakukan dengan mengukur jarak secara bertahap bagian per bagian. Tiap bagian
dibatasi dengan tongkat. Pembanjaran lurus dilakukan oleh dua orang, seorang membidik lurus dan
yang satunya lagi menancapkan tongkat ukur sesuai komando pembidik
2. Pengukuran langsung dilakukan apabila panjang meteran dapat mencapai jarak dua titik ukur
Mengukur Sudut Arah Antar Titik Ukur
Sudut arah antar titik ukur dapat ditentukan menggunakan metode azimuth dan bearing. Sudut azimuth adalah
sudut arah yang diukur dari utara magnet bumi ke titik yang lain searah putaran jarum jam (kisaran sudut 0°-
360°). Sudut Bearing adalah sudut arah yang diukur dari utara atau selatan magnet bumi ke titik yang lain,
searah atau berlawanan dengan jarum jam dengan sudut maksimum 90°. Prinsip pengukuran sudut dengan
metode bearing dan azimuth bisa dilihat pada gambar dibawah
kiri sudut bearing – kanan sudut azimuth

Mencatat Kenampakan Objek di Sekitar Garis Lurus


Kenampakan objek yang terdapat disebelah kanan dan kiri titik ukur dicatat pada tabel pengukuran.
Kenampakan terseput merupakan informasi penting untuk peta yang akan digambarkan. Contoh hasil
pengukuran lapangan suatu wilayah sebagai berikut

keterangan

Titik Azimuth Jarak (m) kanan kiri

1-2 180º 10 Jalan Tempat Parkir

2-3 90º 12 Jalan Tempat Parkir

3-4 360º 10 Jalan Tempat Parkir

4-1 270º 12 Jalan Tempat Parkir

Pengolahan Data
Tahap pengolahan data dan analisis data dilakukan setelah proses pengukuran lapangan. Data hasil pengukuran
dihitung, diolah, dan dikoreksi untuk menentukan posisi setiap titik hasil pengukuran pada kertas gambar. Data
perlu dikoreksi karena dapat terjadi kesalahan dalam pengukuran, baik kesalahan alami, kesalahan petugas
pengukuran (human error), maupun kesalahan alat.
Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan simbol dan penentuan skala peta. Sebagai contoh, hasil pengukuran
lapangan pada tabel diatas akan digambarkan dengan peta berskala 1:100. Hasil pengolahan data sebagai
berikut
keterangan

Titik Azimuth Jarak (cm) kanan kiri

1-2 180º 10 Jalan Tempat Parkir

2-3 90º 12 Jalan Tempat Parkir

3-4 360º 10 Jalan Tempat Parkir

4-1 270º 12 Jalan Tempat Parkir

Penyajian Data
Tahap penyajian data adalah penggambaran peta berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data. Langkah-
langkah penyajiannya adalah sebagai berikut

1. Plotting titik awal pada kertas gambar. Posisi titik awal (titik 1) pada kertas gambar diplotkan sesuai
dengan sketsa
2. Menggambarkan titik 2 sesuai jarak dan azimuth hasil pengolahan data. Plotting jarak antar titik ukur
dilakukan menggunakan penggaris. Plotting sudut arah titik-titik hasil pengukuran dilakukan
menggunakan busur derajat.
3. Menghubungkan titik-titik ukur hingga membentuk kenampakan sesuai sketsa
4. Memberikan simbol dan keterangan pada hasil penggambaran
5. Melengkapi peta dengan komponen-komponen seperti judul, skala, tanda orientasi, legenda, dan garis
tepi

Anda mungkin juga menyukai