Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GENESA BAHAN GALIAN

PENGELOLAHAN SUMBER DAYA MINERAL

KELOMPOK IX
FRANSISCUS SUPRI ANTO
BARTOLOMEUS.D.YEKWAM
CRISTOFORUS. WARENGGA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI DAN KEBUMIAN
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis panja kan puji dan syukur kepada Tuhan YME
atas kasih, penyertaanya, dan kekuatan yang di limpahkan-Nya, sehingga penulisan makalah
ini dengan judul pengelolahan sumber daya mineral.
Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan , Oleh karena
itu, penulis dengan rendah hati mengharapkan kritik dan saran. Semoga mekalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, terutama pada penulis sendiri. Amin.

Jayapura, 2014

penulis

DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Bab I
1.1Latar belakang
1.2Permasalahan
1.3Maksd dan tujuan
1.4Hasil yang di harapkan
Bab II
2.1 Defenisi pengelolahan sumber daya mineral
2.2 Cara pengelolahan sumber daya mineral dari usaha pertambangan
2.3 Dasar-dasar hukum
Bab III penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Daftar pustaka

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Sumber daya mineral atau yang lebih dikenal dengan bahan galian mengandung arti
bahan yang dijumpai di dalam baik berupa unsur kimia, mineral, bijih ataupun segala
macam batuan. Berdasarkan bentuknya bahan galian dibedakan menjadi tiga yaitu bahan
galian berbentuk padat (misalnya emas, perak dan gamping, lempung dll), bahan galian
berbentuk cair (misalnya minyak bumi, yodium dll), maupun bahan galian yang
berbentuk gas (misalnya gas alam).
1.2

Permasalahan
Pada dasarnya dalam pemanfaatan sumber daya mineral kita harus mengutamakan prinsip
sustainable development. Mengingat sumber daya mineral tersebut sangatlah terbatas
jumlahnya dan tidak terbarukan, sekalipun memulihkannya tentu memerlukan waktu yang
lama hingga jutaan tahun sehingga, dalam pemanfaatannya kita sebagai manusia dituntut
untuk seefisien mungkin menggunakannya. Karena hal itu, diharapkan akan mampu
menopang bagi kelancaran dan kelangsungan hidup manusia khusunya

1.3

Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan tentang cara pengelolahan sumber daya mineral dengan
baik dan benar.

2. Untuk mengetahui dampak-dampak apa saja yang terjadi pada pengelolahan


sumber daya mineral.
1.4

Hasil yang di harapkan


Agar mengetahui pengertian dari sumber daya mineral, proses dari sumber daya mineral,
pemanfaatan sumber daya mineral, dan jenis-jenis sumber daya mineral.

BAB II
Pembahasan
2.1 Definisi pengelolahan sumber daya mineral

Sumber daya mineral atau yang lebih dikenal dengan bahan galian mengandung
arti bahan yang dijumpai di dalam baik berupa unsur kimia, mineral, bijih ataupun segala
macam batuan. Berdasarkan bentuknya bahan galian dibedakan menjadi tiga yaitu bahan
galian berbentuk padat (misalnya emas, perak dan gamping, lempung dll), bahan galian
berbentuk cair (misalnya minyak bumi, yodium dll), maupun bahan galian yang
berbentuk gas (misalnya gas alam).
Barang tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Untuk mengolah barang
tambang tersebut tentunya kita harus memiliki banyak modal, tenaga ahli dan
penguasaan tekhnologi yang cukup mumpuni. Kekayaan alam Indonesia dapat dikelola
oleh perusahaan swasta maupun asing dengan syarat bahwa mereka telah mendapatkan
konsensi resmi dari Pemerintah Indonesia. Konsensi ini merupakan surat izin yang
dikeluarkan pemerintah terhadap perusahaan yang berminat untuk mengolah barang
tambang yang ada di Indonesia dengan peraturan sistem bagi hasil.
Usaha pertambangan bahan galian merupakan semua usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau badan hukum/ badan usaha untuk mengambil bahan galian dengan tujuan
untuk dimanfaatkan lebih lanjut bagi kepentingan manusia. Usaha pertambangan bahan
galian yang dimaksudkan dalam Undang-Undang meliputi kegiatan:

Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah cadangan barang
tambang yang terkandung di dalamnya.

Eksplorasi

Usaha penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti


adanya sifat dan letak bahan galian.
Eksploitasi pengolahan dan pemurnian
Usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya.

Pengangkutan
Usaha pemindahan bahan galian dari daerah eksplorasi, eksploitasi atau dari
tempat pengolahan ke tempat lain.

Penjualan
Usaha penjualan dari hasil pengolahan ataupun pemurnian bahan galian.

Pertambangan secara besar-besaran di Indonesia dengan menggunakan


peralatan modern, terutama untuk pertambangan energi dan mineral logam. Usaha
pertambangan dan bahan galian dalam pembangunan Indonsia mempunya peranan
diantaranya:
a.
b.
c.
d.

Menambah pendapatan negara/devisa negara.


Memperluas lapangan pekerjaan.
Memajukan bidang transfortasi dan komunikasi.
Memajukan industri dalam negeri.

2.2 Proses Pembentukan Sumber Daya Mineral


Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahan galian ini merupakan sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui. Dimana jumlahnya yang sangat terbatas dan
juga pembentukan serta pemulihannya memakan waktu yang cukup lama bahkan
dapat menelan waktu hingga jutaan tahun lamanya. Untuk itulah dalam
pemanfaatannya kita harus mampu menggunakannya seefektif dan seefisien
mungkin.
Dibawah ini akan diterangkan lebih lanjut mengenai proses pembentukan
beberapa bahan galian/barang tambang diantaranya:

a. Minyak bumi
Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu jutaan tahun. Minyak
bumi berasal dari mikroplankton (ganggang) yang terdapat di danau, teluk, rawa,
dan laut yang dangkal. Sesudah mati, mikroplankton berjatuhan dan mengendap
di dasar-dasar kemudian bercampur dengan lumpur sapropelium. Tekanan dari
lapisan-lapisan atas dan pengaruh magma yang mengakibatkan terjadinya
proses destilasi yang menghasilkan minyak bumi.
Kualitas minyak bumi di Indonesia terbilang cukup baik. Kadar sulfurnya
sangat rendah, sehingga mengurangi asap motor yang menimbulkan pencemaran
udara.
Perusahaan yang melakukan eksploitasi minyak bumi di Indonesia yaitu
Perusahaan minyak negara (Pertamina), sedangkan untuk pihak swastanya yaitu
PT. Caltex Indonesia dan PT. Stanvac Indonesia) dan untuk pihak asinya yaitu
Petromer Tren, Arco, Union Oil dan Javec.
Persebaran pertambangan minyak bumi di Indonesia antara lain Nanggroe
Aceh Darussalam/ NAD, Sumatera Utara, Riau dan Kep. Riau yaitu Kep.
Natuna (Pulau Sumatera), lepas pantai Teluk Jakarta disekitar kepulauan Seribu
dan di Jati Barang Indramayu (Jawa Barat), sekitar Cepu (Jawa Tengah) ,
Bojonegoro, Surabaya, dan lepas patai timur Madura (Jawa Timur), Balikpapan,
Tarakan, Pulau Bunyu dan Pulau Bekapai di lepas patai timur Samarinda
(Kalimantan Timur), Pulau Seram bagian timur di teluk Bula dan Pulau Lemun,
Teluk Seram Utara (Maluku), Sorong, Kepala Burung, Biak, dan Kasim
(Papua/Irian Jaya).
b. Gas Alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidro karbon dengan kadar karbon
yang kecil, terutama metan, propan dan butan yang digunakan sebagi bahan
bakar. Terdapat dua macam gas alam cair yang diperdagangkan yaituLiquified
Natural atau gas alam cair (LNG) dan Gas Liquified Petroleum Gas atau gas
minyak bumi cair (LPG), dipasarkan dengan nama elpiji dengan tabung gas.
Elpiji ini yang digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan pemanas lainnya.
Daerah persebarannya di Arun, NAD (Sumatera), Kamojang (Jawa Timur),
Bontang dan Kalimantan Timur (Kalimantan).
c. Batu bara
Sebagian besar batu bara berasal dari tumbuh-tumbuhan tropis masa
prsejarah/masa karbon. Tumbuhan tersebut tertimbun hingga berada di dalam
lapisan batuan sedimen. Proses pembentukan batu bara disebut inkolen(proses
pengarangan) yang terjadi mejadi dua (proses biokimia dan proses
metamorfosis). Proses biokimia adalah proses pembentukan batu bara yang
dilakukan oleh bakteri anaerob sehingga sisa-sisa tumbuhan yang menjadi keras
karena beratnya sendiri, tidak ada kenaikan suhu dan tekana. Proses ini
menyebabkan tumbuh-tumbuhan menjadi gambut (turf). Proses metamorfosis
merupakan proses yang terjadi karena pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi
dan berlangsung lama. Dan proses ini tidak ada bakteri lagi.
Daerah persebaran batu bara di Indonesia yaitu di Sumatera bagian tengah,
Ombilin (Sawah Lunto), Sumatera bagian selatan, Bukit Asam (Sumatera), di
daerah Mahakam, Kalimantan bagian tenggara di Pulau Laut (Kalimantan).
d. Tanah liat

Tanah liat merupakan tanah yang mengandung lempung (65%), butirbutirnya sangat halus sehingga rapat dan sulit menyerap air. Persebaran tanah
liat ini terdapat di dataran rendah seperti di Pulau Jawa.
e. Kaolin
Kaolin yang disebut oleh masyarakat tanah lempung putih atau tanah liat
putih merupakan endapan residual atau dapat pula terjadi sebagai akibat proses
pelapukan dan hydrothermal alterasi pada batuan beku yang banyak
mengandung feldspar dimana mineral potassium alumunium silikat dan feldspar
dirubah menjadi kaolin. Persebarannya terdapat di Aceh, Sumatra Utara,
Sumatra Selatan, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Tengah, Maluku.
f. Batu kapur
Batu kapur terbentuk dari pelapukan makhluk hidup laut, seperti karang
dan sarang binatang laut. Batu kapur ini banyak terdapat di Pulau Sumatera dan
Pulau Jawa.
g. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen, berasal dari rombakan
batuan yang mengandung silicon dioksida seperti granit, riolit, granodiorit.
Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses transfortasi, sortasi dan
sedimentasi . oleh sebab itu endapan pasir kuarsa dialam tidak pernah
didapatkan dalm keadaan murni. Sekalipun ada di alam biasanya sudah
tercampunr dengan lempung, feldspar, magnetit dsb.
Persebarannya terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Timurdan
Selatan juga Sulawesi dan Papua.
h. Pasir besi
Pasir besi berasal dari batuan pasir yang banyak mengandung zat besi.
Persebaran pasir besi yaitu di pantai seltan Wates, Kulon Progo bagian barat
sampai ke timur Cilacap (Pulau Jawa).
i. Marmer/batu pualam
Marmer/batu pualam merupakan batu kapur yang telah berubah bentuk
menjadi batuan yang sangat indah setelah digosok dan dilicinkan.
j. Batu aji/batu akik
Batu aji/batu akik merupakan mineral yang cukup keras. Warna batu aji ini
bermacam-macam seperti merah, hijau, biru, ungu, putih, kuning dan hitam. Batu
ini banyak digunakan untuk perhiasan. Batu akik banyak ditemukan di daerah
pegunungan dan di sekitar aliran sungai. Banyak terdapat di daerah seperti Pulau
Jawa.
k.Bauksit
Bauksit terjadi dari hasil pelapukan prafis yang efektif pada batuan beku
yang kaya akan alumina. Bauksit merupakan bahan dasar pembuatan alumunium.
Persebaran bauksit adalah di Pulau Bintan, Loban, Tanjung Saluh, Pulau Kijang,

Angkut, Tembeling, Kelong dan Koyan (Riau), Pulau Singkep, Bangka Belitung,
daerah Kapuas dan Tayun (Kalimantan Barat).
l. Timah
Timah dapat dibedakan menjadi dua yaitu timah primer dan timah sekunder
(alluvial). Timah primer merupakan timah yang mengendap pertama kali pada
batuan granit, sedangkan timah sekunder adalah timah yang sudah berpindah dari
tempat asalnya akibat proses pelapukan dan erosi. Persebaran timah yaitu di
Pulau Bangka, Belitung, Singkep, Bangkinang, Riau daratan, dan lepas pantai
Pulau Tujuh (Pulau Sumatera).
m.Nikel
Nikel terbentuk karena proses pelapukan dan pencucian oleh air hujan pada
batuan peridotit yang massif. Hasil pelapukan kemudian teronggok di permukaan
sebagai mineral-mineral. Mineral ini mengandung nikel. Daerah persebaran nikel
terdapat di Soroako, Bulubulang, Pamaloa Utara, dan Pamaloa Selatan (Sulawesi
Tenggara).
n.Tembaga
Tembaga berasal dari larutan cair magma yang kemudian menyusup dan mengisi
celah-celah pada patahan (diaklas). Tembaga dalam jumlah kecil merupakan hasil
sampingan dalam penambangan emas dan perak. Persebarannya di Tembagapura
(Papua/Irian Jaya), Cikotok, Cirotan dan Palasari (Jawa).
o.Emas dan perak
Emas dan perak merupakan logam mulia. Pertambangan emas dan perak di
Indonesia dilakukan dengan cara pertambangan secara terbuka, dan
mengeruk/mendulang pasir/lumpur sungai yang mengandung emas. Daerah
persebaran di Pulau Jawa yaitu: Cikotok (Jawa Barat), dan daerah Rejang
Lembong (Bengkulu).
p. Mangan
Mangan merupakan hasil pengendapan di daerah danau dan pantai yang
terjadi pada zaman tersier. Daerah persebaran magma terdapat di Karangnunggal
dan Tasikmalaya bagian selatan (Jawa Barat), Kliripan dan Kulon Progo
(Yogyakarta) serta di sekitar Martapura (Kalimantan)

q. Besi
Pada temperature yang tinggi, bijih besi dicampur dengan kokas dan besi
tua. Percampuan diatur dan dibakar secara merata. Kotoran dalam bijih besi
dihilangkan melalui proses reduksi yaitu mengambil unsure oksigen dari bijih
besi. Proses pembakaran pada suhu tinggi menghasilkan cairan. Kemudian cairan
tersebut dicetak dalam bentuk tertentu. Bijih besi merupakan besi yang
kandungan/campuran karbonnya rendah.
r. Belerang

Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk yaitu sebagai senyawa sulfide
dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfide didapatakan dalam bentuk
galen-PbS, chalkoporit-CuFeS dan Pirit-FeS. Kesemuanya terbentuk akibat
proses hydrothermal, kecuali yang yang terakhir dapat pula terjadi karena proses
sedimentasi dalam kondisi tertentu. Sedang belerang alam unsure tersebut
berbentuk kristal bercampur lumpur atau merupakan hasil sublimasi. Endapan
belerang ini terbentuk oleh kegiatan solfatara, fumarola atau sebagai akibat dari
gas dan larutan yang mengandung belerang keluar dalam bumi melalui rekahanrekahan, serta selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api aktif.
Belerang ini terdapat di Kab. Aceh Besar, Aceh Tenggara, Sumatera Utara
(Kab. Taput), Sumatera Barat (Kab. Solok), Jambi (Kab. Kerinci), Jawa Barat (G.
Papandayan, G. Galunggung, G. Ciremai dan Tangkuban Parahu), Jawa Tengah
(G. Dieng, Telaga Terus), Maluku, Sulawesi Utara dll.
s. Fosfat
Endapan fosfat di Indonesia terdapat di gua-gua dalam berbagai bentuk dan
butiran , bongkahan sampai bongkahan besar. Endapan fosfat guano dengan
komposisi kalsium fosfat terdapat sebagai endapan permukaan, endapan gua dan
endapan bawah permukaan.
Secara garis besar proses pembentukan ketiganya adalah sama yaitu
merupakan hasil reaksi antara batu gamping dengan kotoran burung dan
kelelawar yang mengandung asam fosfat karena pengaruh air hujan/air tanah.
Persebarannya terdapat di daerah Aceh yaitu kab. Aceh Besar dan Aceh
Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat ( Kab.Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Ciamis,
Pangandaran), Jawa tengah (Kab. Tegal, dan Kab. Wonogiri), Blitar, Sumenep,
Madura, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Irian Jaya dan Sulawesi
Tenggara.
t. Mika
Kelompok mika (muskovit, plogopit dan biotit) terbentuk pada tahap akhir
proses pembentukan magma yang kekentalannya rendah dan bersifat assam.
Kristal mika berukuran lebar dan berlapis, relatif lunak (kekerasan 2-2,5)
transparan dengan warna yang bervariasi. Muscovit ini berwarna putih, kuning
dan coklat yang memiliki sifat fleksibel dan elastis didapatkan pada batuan beku
yang kaya silica dan alumina. Sedangkan plogopit bersifat transparan dan elastis
dengan warna coklat muda atau kekuningan dan biasa terdapat pada batuan
metamorf yang kaya magnesium. Biotit berwarna hitam hingga hijau gelap,
fleksibel, elastis, dan biasa dijumpai pada batuan pegmatite, lamprophyre,
kadang-kadang pada lava batuan metaomrf.
Persbarnnya terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Irian Jaya.
u. Tras
Tras pada umumnya terbentuk pada batuan volkanik yang banyak
mengandung feldspar dan silica antara lain breksi andesit, granit, rhyolit yang
telah mengalami pelapukan lanjut. Akibat proses pelapukan feldspar akan
berubah menjadi mineral lempung/kaolin dan senyawa silica amorf. Makin lanjut
tingkat pelapukan maka makin baik mutu/kualitas tras.
Persebarannya terdapat di Pulau Sumatera, Pulau Bali, Pulau Jawa, Nusa
Tenggara dan Sulawesi.

v. Intan
Intan terbentuk bersamaan dengan pembekuan batuan ultra basa missal
peridotit dan kimberlit. Kristalisasi Intan pada kimberlite pipa terbentuk pada
kedalaman 60 mil/ lebih dalam dibawah permukaan bumi dan temperatur 1.5002.000C. Intan mempunyai hablur berwarna bening tetapi kadang-kadang
berwarna kebiruan, kehijauan, kemerahan atau kuning.
Intan yang diketemukan di Indonesia terdapat di Riau, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan (Martapura), Kalimantan Timur.
w. Asbes
Asbesterjadi karena proses metamorphose (proses serpentinisasi) batuan
yang bersifat basa atau ultra basa. Berdasarkan sifatnya asbes ini terbagi enjadi
dua yaitu asbes serpentinit dan amfibol.
Tempat diketemukan Jawa Tengah (Karangsambung, kab. Kebumen),
Halmahera (Weda), Sulawesi Teggara, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya.
x. Grafit
Grafit terbentuk pada metamorphose tingkat tinggi dari batuan yang
mengandung zat organic, dapat terjadi pula karena proses magmatisme antara
lain pada pegmatite, dan juga terdapat pada hydrothermal vein. Grafit ini sangat
umum didapatkan dalam granit, sekis, genis mika sekis ataupun batu gamping
kristalin.

2.3. Pemanfaatan Sumber Daya Mineral


Dalam perkembangannya, pengelolaan sumber daya mineral kini semakin kompleks
mengingat seiring dengan perkembangan zaman yang disertai dengan perkembangan
tekhnologi yang semakin canggih. Dimana, manusia dituntut untuk selalu menyesuaikan diri
terhadap setiap perubahan yang ada. Hal itupun yang sekiranya membawa dampak terhadap
inovasi demi inovasi yang bermunculan saat ini. Begitupun halnya dengan sumber daya
mineral yang pemanfaatannya memiliki peran yang sangat sentral bagi pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Dibawah ini pemanfaatan hasil tambang sebagai berikut:
a. Minyak bumi
Minyak bumi ini setelah diolah dihasilkan minyak gas (avigas), bensol (avtur), gasoline
(bensin, premium dan super 98), karosin (minyak tanah dan minyak lampu), minyak solar,
diesel dan minyak bakar, vaselin dan paraffin (untuk industry batik dan korek api) dan aspal.
Hasil olahan tersebut dapat digunakan untuk penerangan rumah, tenaga penggerak dan mesin
pabrik, bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar pesawat terbang dan pemanfaatan
lainnya.
b. Gas alam
Gas alam ini biasanya digunakan untuk bahan bakar rumah tangga dan keperluan industri
lainnya.
c. Batu bara

Batu bara biasanya digunakan sebagai bahan bakar pemberi tenaga dan bahan mentah
cat, obat-obatan, wangi-wangian dan bahan bakar peledak.
d. Tanah liat
Tanah liat digunakan untuk membuat gerabah dan bahan bangunan seperti batu bata,
genting dan kerajinan tangan seperti kendi dsb.
e. Kaolin
Kaolin ini digunakan sebagai bahan dasar membuat porselen.
f. Batu gamping
Batu gamping digunakan sebagai bahan perekat bangunan, bahan pembuat semen, dan
pengapur dinding.
g. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa ini dapat digunakan untuk membuat kaca.
h. Pasir besi
Pasir besi biasanya digunakan untuk membuat besi tuang.
i. Marmer
Marmer ini biasa digunakan untuk membuat lantai dan hiasang dinding.
j. Batu aji
Batu aji digunakan untuk perhiasan.
k. Alumunim
Alumunium merupakan logam ringan dan kuat yang digunakan untuk industry kapal terbang,
mobil, mesin-mesin dan alat-alat rumah tangga lainnya.
l. Timah
Timah sebagai bahan untuk membuat pipa ledeng, logam patri dan kawat telepon.
m. Nikel
Nikel dapat digunakan untuk bahan campuran dalam industry besi baja agar kuat dan tahan
karat.
n. Tembaga
Tembaga dapat digunakan untuk membuat bahan kapal dan industry barang-barang perunggu
dan kuningan.
o. Intan
Intan ini biasa dipergunakan untuk perhiasan bagi kaum perempuan pada umumnya.
p. Asbes
Asbes dapat digunakan sebagai atap bangunan pengganti genting.

2.4. Jenis Jenis Sumber Daya Mineral

Departemen pertambangan dan energi menggolongkan mineral ke dalam 3 (tiga)


kelompok:
1. Kelompok A (mineral strategic),
Yang hanya dapat ditambang oleh pemerintah, tetapi perusahaan domestik dan asing
dapat menjalankan join venture(patungan) dengan perusahaan pemerintah berdasarkan
kontrak karya atau persetujuan kerja sama. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
minyak bumi, gas alam, bitumen cair, antransit, batubara, lignit, uranium, radium, thorium
dan mineral radioaktif lainnya, nikel, cobalt, dan timah.
2. Kelompok B (mineral vital)
Yang dapat ditambang oleh BUMN, badan usaha swasta, koperasi maupun pribadipribadi warganegara. Badan swasta asing hanya sebagai kontraktor pemerintah atau anggota
minoritas pada perusahaan nasional. Namun perusahaan asing boleh menjalankan eksplorasi
melalui pemegang izin swasta Indonesia. Kelompok ini meliputi besi, manggan,
molybdenum, chromit, yodim dan belerang.
3. Kelompok C (mineral lainnya)
Hanya boleh ditambang oleh perusahaan swasta nasional. Perusahaan asing dapat
member dana dan mengadakan kontrak pembelian mineral ini. Kelompok ini meliputi
gamping, tanah liat, gips, fosfat, nitrat, asbestos, mika, granit, magnesit, jarosit, leusit, dll.
2.5. Landasan hukum
UU. No. 23 / 1997 tentang lingkungan hidup
Bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahtraan manusia serta makhluk hidup lainnya
UUD 1945, khususnya Pasal 33 ayat 3,
tentang bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh Negara dan
pergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Keputusan Menteri No. 51/1995 tentang AMDAL
Keputusan Menteri No.1453/K/29/MEM/2000 tentang pedoman pengawasan konservasi bahan
galian pertambangan umum.

2.6 Usaha pertambangan


Usaha pertambangan bahan galian merupakan semua usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau badan hukum/ badan usaha untuk mengambil bahan galian dengan tujuan
untuk dimanfaatkan lebih lanjut bagi kepentingan manusia. Usaha pertambangan bahan
galian yang dimaksudkan dalam Undang-Undang meliputi kegiatan:

Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah cadangan barang
tambang yang terkandung di dalamnya.

Eksplorasi
Usaha penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti
adanya sifat dan letak bahan galian.
Eksploitasi pengolahan dan pemurnian
Usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya.

Pengangkutan
Usaha pemindahan bahan galian dari daerah eksplorasi, eksploitasi atau dari
tempat pengolahan ke tempat lain.

Penjualan
Usaha penjualan dari hasil pengolahan ataupun pemurnian bahan galian.

Pertambangan secara besar-besaran di Indonesia dengan menggunakan


peralatan modern, terutama untuk pertambangan energi dan mineral logam. Usaha
pertambangan dan bahan galian dalam pembangunan Indonsia mempunya peranan
diantaranya:

e.
f.
g.
h.

Menambah pendapatan negara/devisa negara.


Memperluas lapangan pekerjaan.
Memajukan bidang transfortasi dan komunikasi.
Memajukan industri dalam negeri.

.
2.7. Kuasa pertambangan

Kuasa Pertambangan (KP) adalah wewenang yang diberikan kepada badan /


perseorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan. Dikenal 6 jenis (KP) yaitu KP
Penyelidikan Umum, KP Explorasi, KP Eksploitasi,KP pengolahan dan pemurnian, KP
Pengangkutan dan KP Penjualan. Kuasa Pertambangan dapat di berikan kepada:
Instansi Pemerintahaan yang di tunjuk oleh Menteri Pertambangan
Perusahaan Negara
Perusahaan Daerah
Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan daerah
Koperasi
Badan atau Perseorangan Swasta yang memenuhi syarat
Perusahaan dengan modal bersama antar Negara dan atau daerah dengan koperasi dan
atau badan/perseorangan swasta yang memenuhi syarat-syarat
Pertambangan Rakyat
Perlu di ketahui bahwa bahan galian golongan A pada hakekatnya hanya dapat
diusahakan oleh Istansi Pemerintah yang di tunjuk oleh Menteri Pertambangan dan
Energi dan Perusahaan Negara. Selain itu dapat pula di usahakan oleh swasta maupun
Pertambangan Rakyat dengan syarat tertentu seperti telah diatur dalam Undang-Undang
No. 11 tahun 1967, pasal 7 dan pasal 8.
SYARAT-SYARAT PERMOHONAN KUASA PERTAMBANGAN (KP)
Surat permohonan bagi Perusahaan harus di ajukan di atas kop surat perusahaan
pemohon dengan di bubuhi materai tempel dan bagi perorangan di ajukan di atas
kertas bermeterai dengan ketentuan yang berlaku.
Peta bagan / wilayah yang di mohon dengan skala 1:50.000 untuk Pulau Jawa dan
Pulau Bali.
Surat Jaminan Bank dari Bank Pemerintahan sesuai dengan Keputusan MPE No.
749/KPTS/Pertamben/1981 dengan ketentuan bahwa Jaminan Bank tersebut baru
dapat dicairkan setelah disetujui atau ditolaknya permohonan KP yang bersangkutan .
Setoran Pajak Terhitung (SPT) tahun terakhir.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Pernyataan tenaga ahli , perjanjian kerja tenagah ahli , foto kopi ijazah, daftar riwayat
hidup dan foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Fotokopi KTP penanda tangan surat permohonan.
Akte Pendirian Perusahaan yang salah satu dari maksud dan tujuannya menyebutkan
berusaha di bidang Pertambangan dengan di sertai bukti pendaftaran akte tersebut
pada Pengadilan Negara setempat bagi CV dan Firma serta tambahan pengesahan dari
Departemen Kehakiman bagi PT dan Angaran Dasar yang di sahkan oleh instansi
yang berwenang bagi koperasi.
Untuk Permohonan KP Eksploitasi di samping persyaratan tersebut di atas
ditambah lagi dengan:
Laporan Eksplorasi lengkap.
Laporan Study Kelayakan juga meliputi Rencana Kerja Eksploitasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berbicara mengenai sumber daya mineral atau yang lebih dikenal dengan bahan galian tentu
bukan hal yang tabu. Mengingat kita tinggal di Indonesia yang notabene merupakan negara
yang bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya semata akantetapi Indonesia pun

terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah termasuk sumber daya mineral
yang terkandung di dalamnya.
Dalam persebarannya, sumber daya mineral yang ada di Indonesia terbilang sangat
merata, buktinya hampir di setiap pulau memiliki lebih dari satu jenis bahan galian, baik itu
yang ada di darat maupun yang ada di laut. Dan dari sekian banyak potensi bahan galian yang
dimiliki tak sedikit yang di ekspor ke luar negeri dan Indonesia pernah tegabung dalam
sebuah organisasi OPEC, namun hal itu tidak demikian halnya untuk sekarang ini karena,
kini cadangan minyak yang dimiliki oleh Indonesia sangatlah terbatas sehingga untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiripun terasa sangat sulit apalagi harus diekspor ke
luar.
Sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia tentunya harus diolah sebaik mungkin
agar bisa memberikan manfaat lebih bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Tapi,
tentunya dalam pengolahan& pemanfaatannya perlu menerapkan sebuah manajemen
ekoefisiensi. Dalam artian dalam pemanfaatannya sumber daya mineral ini harus secara tepat
dan berguna dengan tidak mengenyampingkan/ menomorduakan pelestarian lingkungan.
3.2 Daftar pustaka
Meurah, Cut dan Wangsa Jaya.(2006). Geografi untuk SMA kelas XI.Jakarta: Phibeta.
Sukandarrumindi.(2009).Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
AUKLARU di 21.13

Anda mungkin juga menyukai