Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG

ACARA I

PENGUKURAN DATA

KUALITATIF DAN KUANTITATIF UDARA TAMBANG

Disusun Oleh:

GLEIDIS SOFIANA LAMBEHE

7100190204

KELOMPOK 15

LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG

Acara 1

Pengukuran Data

Kualitatif Dan Kuantitatif Udara Tambang

Disusun Oleh:

GLEIDIS SOFIANA LAMBEHE

7100190204

Kelompok 15

Laboratorium Tambang Bawah Tanah


Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta

I
Gleidis Lambehe / 7100190204
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan

ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Ventilasi Tambang

beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan

Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku penyusun

mengucapkan terimakasih kepada :

1. AA Inung Arie ST, M.T. selaku dosen matakuliah Ventilasi Tambang,

Program Studi Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional

Yogyakarta

2. Andang Slamet Riyadi, S.T., selaku Asisten Dosen Ventilasi Tambang

yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

perbaikan kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan

memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Agustus 2021

Penyusun
GLEIDIS LAMBEHE

II
Gleidis Lambehe / 7100190204
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ I

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. II

KATA PENGANTAR ......................................................................................... III

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IV

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... V

DAFTAR TABEL ................................................................................................ VI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Tujuan Praktikum.................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 3

2.1. Kelembaban Relatif Udara ...................................................................... 3

2.2. Temperatur Efektif .................................................................................. 5

2.3. Efesiensi Kerja ........................................................................................ 5

2.4. Kuantitas Udara Tambang....................................................................... 5

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM .......................................................... 6

3.1. Lokasi dan Waktu Pengamatan ............................................................... 6

3.2. Peralatan Yang Digunakan ...................................................................... 6

3.3. Prosedur Praktikum ................................................................................. 8

BAB IV HASIL PRAKTIKUM ............................................................................ 9

4.1. Hasil Pengambilan Data .......................................................................... 9

4.2. Hasil Pengolahan Data .......................................................................... 12

III
Gleidis Lambehe / 7100190204
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 13

5.1. Analisa Data .......................................................................................... 13

5.2. Faktor Yang Mempengaruhi ................................................................ 14

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 15

6.1. Kesimpulan ........................................................................................... 15

6.2. Saran ...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

LAMPIRAN ........................................................................................................ 17

IV
Gleidis Lambehe / 7100190204
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kelembaban Relatif Udara……………………………………….. 2

Tabel 4.1 Data Pengendalian Kuantitas Udara Tambang…………………….. 11

Tabel 4.2. Data Pengendalian Kualitas Udara Tambang…………………….. 12

V
Gleidis Lambehe / 7100190204
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Temperatur Efektif ........................................................................... 3

Gambar 2.2 Efesiensi Kerja .................................................................................. 4

Gambar 3.1 Alat Sling Pyschometer .................................................................... 6

Gambar 3.2 Digital Fan Anemometer .................................................................. 6

Gambar 3.3 Digital Oxygenmeter ........................................................................ 7

Gambar 3.4 Digital Humidty / Anemometer ........................................................ 7

Gambar 3.5 Gas Detector ..................................................................................... 6

Gambar 3.6 Barometer ......................................................................................... 6

Gambar 3.7 Sketsa Lubang Bukaan ..................................................................... 7

VI
Gleidis Lambehe / 7100190204
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ventilasi tambang merupakan pengaturan aliran udara bersih dari

permukaan/luar tambang ke dalam tambang bawah tanah. Dalam pengaturannya

udara akan mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari tekanan tinggi ke rendah dan

udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan resistansi yang lebih

kecil dibandingkan dengan jalur dengan resistansi yang besar.

Didalam tambang batas kelembaban relatif yang diperkenankan untuk tambang

bawah tanah adalah 65% - 95% dan nilai ini dapat ditentukan secara digital.

Batas minimum kuantitas udara ventilasi adalah kebutuhan udara alat dan

manusia + 15%, untuk manusia 2 cfm dan 3 cfm kebutuhan udara per Hp tenaga

alat

1.2. Tujuan Pratikum

Tujuan Praktikum Ventilasi Tambang ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kelembaban Udara Relatif.

2. Untuk menentukan Temperatur Efektif.

3. Untuk menghitung Temperatur Efektif dan Efesiensi Kerja.

1
Gleidis Lambehe / 7100190204
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kelembaban Relatif Udara

Udara di dalam ventilasi tambang selalu mengandung uap air dan tidak pernah

ada udara benar-benar kering. Oleh karena itu akan selalu ada istilah kelembaban

udara. Kelembaban udara adalah jumlah kandungan uap air yang ada di udara

tambang bawah tanah. Kelembaban udara ini mempengaruhi tingkat efektivitas

pekerja. Tingginya kelembaban dipengaruhi oleh temperatur udara. Semakin tinggi

temperatur udara di suatu lokasi maka akan semakin tinggi pula kelembaban

udaranya. Bekerja pada lingkungan yang terlalu panas dan lembab, dapat

menurunkan kemampuan fisik tubuh dan dapat menyebabkan keletihan yang datang

terlalu dini. Sedangkan pada lingkungan yang terlalu dingin, dapat menyebabkan

hilangnya fleksibilitas terhadap alat-alat motoric tubuh yang disebabkan oleh

timbulnya kekakuan fisik tubuh. Kedua kondisi ini dapat mengurangi produktivitas

kerja bahkan potensial menyebabkan kecelakaan kerja.

Ventilasi digunakan untuk memenuhi kenyamanan kerja di tambang bawah

tanah yang kelanjutannya dapat meningkatkan efisiensi dan produksi. Temperatur

mencapai tingkat tertentu, seseorang akan kehilangan efisiensinya, dan bila

temperaturnya naik lagi maka dia akan mengalami gangguan fisiologi.

Dari buku yang ditulis joseph j walsh yang berjudul “the phisich and chemistry

of mining and mine ventilation” halaman 46, untuk menentukan kelembapan

relative (RH) dapat dilihat menggunakan table berikut :

2
Gleidis Lambehe / 7100190204
Tabel 2.1 Kelembaban Relatif Udara

2.2. Temeperatur Efektif

Temperatur efektif didefinisikan sebagai temperatur dari udara jenuh dalam

keadaan diam atau mendekati diam (≤ 0.1 m/det). Jadi, konsep temperatur efektif

ini adalah kombinasi dari temperatur udara, kelembaban udara dan kecepatan udara

yang dapat menimbulkan kondisi termal pada suatu lokasi.

Dalam menduga temperature efektif dari suatu kondisi td -tw serta kecepatan

aliran udara tertentu dapat menggunakan grafik berikut (preventation of heat illness

in mine, hallaman 13)

3
Gleidis Lambehe / 7100190204
Gambar 2.1 Temperatur Efektif

2.3. Efesiensi Kerja

Persentase efisiensi kerja ditentukan oleh hasil temperatur efektif pada lokasi

penelitian. Besarnya temperatur yang didapatkan dari grafik temperatur efektif

dapat digunakan untuk menilai efisiensi kerja dari para pekerja tambang bawah

tanah.

Hubungan antara efesiensi kerja dengan temperatur efeketif dapat di lihar pada

gambar berikut :

Gambar 2.2 Efesiensi Kerja

4
Gleidis Lambehe / 7100190204
2.4. Kuantitas Udara Tambang

Pengendalian kuantitas udara berkaitan dengan perpindahan udara, arah aliran,

dan pengaturan jumlah udara bersih. Kuantitas udara dipengaruhi oleh kecepatan

aliran udara, luas area, dan tekanan fan, dan tahanan aliran udara.

Kuantitas dihitung berdasarkan hasil kali antara kecepatan aliran udara dengan

luas penampang yang dilawatinya.

Q=VxA

Keterangan :

Q = Kuantitas udara, (m2/detik)

V = Kecepatan aliran udara tambang,( m/detik)

A = Luas penampang jalan udara tambang, (m2)

Perhitungan kuantitas udara di permukaan kerja dilakukan berdasarkan

pada :

1. Berdasarkan kebutuhan udara minimal untuk pernafasan pekerja di front

kerja.

2. Berdasarkan kebutuhan minimum untuk mengencerkan gas hingga ke

batas maksimum.

3. Berdasarkan jumlah tenaga kuda (Horse Power) peralatan yang

beroperasi.

5
Gleidis Lambehe / 7100190204
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Lokasi dan Waktu Pengamatan

Praktikum dilaksanakan online atau secara daring, pada hari senin tanggal 1

agustus 2021, dan data data sudah disediakan oleh asisten dosen ventilasi tambang

demi kelancaran praktikum.

3.2. Peralatan Yang Digunakan

a. sling psychrometer

Fungsi dari alat ini yaitu :

1. Suhu Basah (TW)

2. Suhu Kering (TD)

3. Kelembaban udara relatif (RH)

Gambar 3.1 Alat Sling Pyschometer

b. Digital Fan Anemometer

Fungsi dari alat ini yaitu :

1. Kecepatan Aliran Udara

2. Suhu Udara

6
Gleidis Lambehe / 7100190204
Gambar 3.2 Digital Fan Anemometer

c. Digital Oxygenmeter

Fungsi dari alat ini yaitu :

1. Kandungan Oxygen Dalam Udara

Gambar 3.3 Digital Oxygenmeter

d. Digital Humidty / Anemometer

Fungsi dari alat ini yaitu :

1. Kecepatan Aliran Udara

2. Kelembaban Udara

7
Gleidis Lambehe / 7100190204
Gambar 3.4 Digital Humidty / Anemometer

e. Gas Detector

Fungsi dari alat ini yaitu :

1. Kandungan Gas Dalam Udara

Gambar 3.5 Gas Detector

f. Barometer

Fungsi dari alat ini yaitu :

1. Tekanan Udara

2. Kelembaban

3. Suhu Udara

8
Gleidis Lambehe / 7100190204
Gambar 3.6 Barometer

3.3. Prosedur Praktikum


a. Debit dan Suhu Udara

Untuk mendapatkan data dari sebuah lubang bukaan atau geometri, untuk

mencari suhu dan debit tersebut dapat menggunakan alat anemometer. Dengan

cara letakkan anemometer dari a sampai i bergerak dengan bentuk 2, dan

kemudian di dapatkan data dari alat anemometer, dapat di lihat pada gambar di

bawah ini untuk gambar dari sketsa lubang bukaan.

Gambar 3.7 Sketsa Lubang Bukaan

9
Gleidis Lambehe / 7100190204
b. Mencari Suhu Kering dan Suhu Basah

Disini untuk mencari data suhu kering dan suhu basah dengan menggunakan

Sling Phsycometer dimana cara kerja alat ini gagang sling dipegang erat,

kemudian diputar searah jarum jam selama kurang lebih 30 detik, maka

termometer akan menunjukkan suhu basah dan kering. Selisih antara suhu

basah dan kering akan menentukan kelembaban udara pada saat suhu diukur,

lakukan berulang kali dengan lokasi yang berbeda dari S1 sampai S15.

10
Gleidis Lambehe / 7100190204
BAB IV
HASIL PRATIKUM

4.1. Hasil Pengambilan Data


A. Data Pengendalian Kuantitas Udara Tambang

Tabel 4.1 Data Pengendalian Kuantitas Udara Tambang


Kecepatan
No Lokasi Suhu C
min max
1 S1 1,204 2,504 24
2 S2 1,304 2,004 25
3 S3 1,404 2,004 26
4 S4 1,204 2,404 26
5 S5 1,204 2,304 25
6 S6 1,504 2,304 26
7 S7 1,304 2,004 25
8 S8 1,704 2,104 24
9 S9 1,304 2,004 27
10 S10 1,304 2,104 26
11 S11 1,304 2,404 26
12 S12 1,404 2,404 25
13 S13 1,204 3,004 24
14 S14 1,304 3,004 25
15 S15 1,404 3,104 26
rata-rata 1,857 2,377 25.33

11
Gleidis Lambehe / 7100190204
Gambar 4.1 Luas Lubang Bukaan

B. Data Pengendalian Kualitas Udara Tambang

Tabel 4.2 Data Pengendalian Kualitas Udara Tambang

TD TW
No Lokasi
(OC) (OC)
1 S1 28 28.04
2 S2 29 29.04
3 S3 28 28.04
4 S4 28 28.04
5 S5 30 30.04
6 S6 29 29.04
7 S7 28 28.04
8 S8 29 29.04
9 S9 27 27.04
10 S10 28 28.04
11 S11 30 30.04
12 S12 29 29.04
13 S13 28 28.04
14 S14 27 27.04
15 S15 27 27.04
rata - rata 28.33 25.26

12
Gleidis Lambehe / 7100190204
4. 2. Hasil Pengolahan Data

A. Pengendalian Kuantitas Udara

Diketahui : P = 3m T elips = 0.7m

L = 3m

Kecepatan udara min 1.274 dan suhu 25˚

Luas Penampang = Luas Persegi Panjang + Luas Elips

Luas Penampang = (3 m x 3 m) + 1/2(π x 0.7 m x 3 m)

= 12.29 m2

Kuantitas udara =VxA

= 1,857 x 2,377

= 4.4140 m3/detik (155.878.938 cfm)


Batas minimum kuantitas udara ventilasi adalah kebutuhan udara alat dan manusia +
15%, untuk manusia 2 cfm dan 3 cfm kebutuhan udara per Hp tenaga alat maka untuk 4
pekerja serta 1 alat gali dengan kekuatan 200 Hp yaitu

1 pekerja membutuhkan 2 cfm maka 4 pekerja membutuhkan


4 pekerja x 2 cfm = 8 cfm
1 alat membutuhkan 3 cfm perHp = 3cfm x 200 Hp = 600 cfm
Maka untuk 4 pekerja dan 1 alat membutuhkan 608 cfm. Dengan 155.878.938 cfm
sangat mencukupi.

B. Pengendalian Kualitas Udara

Diketahui : Td = 28.33 ˚

Tw = 25.26 ˚

Maka selisih suhu basah dan kering yaitu 28.33 – 25.26 = 3.07 ˚(3.5˚)

Tabel 4.2 Hasil Pegolahan Data Tabel Kelembaban Relatif

13
Gleidis Lambehe / 7100190204
Dari data diatas dengan suhu keringnya 28.33˚ dan suhu basahnya

25.26˚ maka didapatkan data RH nya yaitu 59 %

14
Gleidis Lambehe / 7100190204
Gambar 4.2 Hasil Pengolahan di Garafik Temperatur Efektif

Dari data diatas didapatkan temperature effectivenya sekitar 24˚.

Gambar 4.3 Hasil Pengolahan di Grafik Efesiensi Kerja

Di dapatkan dari grafik efesiensi kerjanya yaitu lebih dari 100%.

15
Gleidis Lambehe / 7100190204
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Analisis Data


jadi untuk kebutuhan udara Maka untuk 4 pekerja dan 1 alat membutuhkan 608
cfm. Dengan 36.639,67 cfm cfm sangat mencukupi.
Dari data diatas dengan suhu keringnya 28.33˚ dan suhu basahnya 25.26 ˚

maka didapatkan data RH nya yaitu 59 %. didapatkan temperature effectivenya sekitar

24˚. grafik efesiensi kerjanya yaitu lebih dari 100%.

5.2. Faktor Yang Mempengaruhi

Faktor alam ini yang dapat mempengaruhi ruang kerja menjadi panas. Faktor

autocompresion adalah faktor dimana naiknya temperatur setiap 1 km turun dari

muka bumi akan naik sebesar 1˚C.

16
Gleidis Lambehe / 7100190204
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Ventilasi digunakan untuk memenuhi kenyamanan kerja di tambang bawah

tanah yang kelanjutannya dapat meningkatkan efisiensi dan produksi. Temperatur

mencapai tingkat tertentu, seseorang akan kehilangan efisiensinya, dan bila

temperaturnya naik lagi maka dia akan mengalami gangguan fisiologi.

Temperatur efektif didefinisikan sebagai temperatur dari udara jenuh dalam

keadaan diam atau mendekati diam (≤ 0.1 m/det). Jadi, konsep temperatur efektif

ini adalah kombinasi dari temperatur udara, kelembaban udara dan kecepatan udara

yang dapat menimbulkan kondisi termal pada suatu lokasi.

Persentase efisiensi kerja ditentukan oleh hasil temperatur efektif pada lokasi

penelitian. Besarnya temperatur yang didapatkan dari grafik temperatur efektif

dapat digunakan untuk menilai efisiensi kerja dari para pekerja tambang bawah

tanah.
jadi untuk kebutuhan udara Maka untuk 4 pekerja dan 1 alat membutuhkan 608
cfm. Dengan 155.878.938 cfm sangat mencukupi.
Dari data diatas dengan suhu keringnya 28.33˚ dan suhu basahnya 25.26˚ maka

didapatkan data RH nya yaitu 59 %. didapatkan temperature effectivenya sekitar

24˚. grafik efesiensi kerjanya yaitu lebih dari 100%.

17
Gleidis Lambehe / 7100190204
6.2. Saran

1) Praktikan melakukan pengukuran dengan benar.

2) Mencatat data dan melakukan perhitungan dengan teliti.

3) Praktikan kedepannya bisa menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium.

18
Gleidis Lambehe / 7100190204
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Ekskursi Tambang Bawah Tanah. (2021). Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta (ITNY).
R, Yulianti. (2014). Prinsip Dasar Ventilasi Tambang. Perpustakaan Universitas

Trisakti: Jakarta, 27-32.

MG, Gilmour. Preventation of Heat Illness in Mine, Halaman 13.

19
Gleidis Lambehe / 7100190204
20
Gleidis Lambehe / 7100190204

Anda mungkin juga menyukai