Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

EKONOMI BAHAN GALIAN

Makalah
Bahan Galian Bijih Besi

Oleh :

DESI AULIA
DBD 114 032

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga

makalah ini dapat tersusun hingga selesai dan mengingat pentingnya mata kuliah

ini, maka penulis dapat menyelesaikan tugas Ekonomi Bahan Galian yang berjudul

Bahan Galian Bijih Besi tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan.

Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup diri

terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi

mahasiswa Fakultas Teknik pada umumnya dan mahasiswa Teknik Pertambangan

pada khususnya.

Palangka Raya, Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 2
1.2.1 Maksud .................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keterdapatan Bahan Galian .............................................................. 3
2.2 Metode Eksplorasi ............................................................................ 4
2.3 Metode Penambangan ...................................................................... 6
2.4 Teknologi Penambangan .................................................................. 7
2.5 Pemanfaatan ..................................................................................... 9
2.6 Nilai Jual .......................................................................................... 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Besi adalah logam transisi yang paling banyak dipakai karena relatif
melimpah di alam dan mudah diolah. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila
dicampur dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji
besi biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2)
sekitar 10% serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan
mangan.(Syukri ,1999 : 623). Besi merupakan unsur kuat golongan VIII B
yang mempunyai nomor atom 26. bijih besi merupakan jenis logam yang
melimpah di bumi dan masih menjadi tulang punggung dalam peradaban
modern. Ketergantungan terhadap logam tersebut teridentifikasi dalam
kehidupan manusia, mulai dari keperluan rumah tangga, pertanian,
permesinan hingga alat transportasi. Menurut Ishlah (2009) alam Indonesia
memiliki potensi endapan bijih besi yang cukup besar, baik dalam bentuk
bijih besi primer, sekunder maupun laterit. Pertumbuhan kebutuhan bijih besi
yang memiliki trend positif perlu diimbangi dengan pasokan. Keseimbangan
jumlah penggunaan (demand) dan ketersediaan (supply) bijih besi merupakan
kunci utama dalam usaha pengembangan industri baja nasional maupun
industri produsen bijih besi itu sendiri, sehingga permintaan kebutuhan bahan
galian bijih besi sangat tinggi dalam industri pertambangan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
lanjut tentang mineral bijih besi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Keterdapatan Bahan Galian
2. Mengetahui Metode Eksplorasi

1
3. Mengetahui Metode Penambangan
4. Mengetahui Teknologi Penambangan
5. Mengetahui Pemanfaatan
6. Mengetahui Nilai Jual Produk

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterdapatan Bahan Galian

Gambar 2.1 Peta Sebaran Bijih Besi di Indonesia


Logam besi merupakan salah satu bahan baku penting yang diperlukan
hampir oleh seluruh industri dalam negeri Indonesia. Bijih besi banyak
ditemukan di Indonesia terutama di pulau-pulau ; Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Halmahera, dapat terbentuk sebagai cebakan
skarn, placer, dan laterit. Lebih dari seratus lokasi dari ke-empat jenis tersebut
telah ditemukan dengan kondisi geologi yang bervariasi.berikut rekapitulasi
Ketersediaan Sumbedaya dan Cadangan Bijih Besi (Besi Primer, Laterit dan
Pasir Besi) di Indonesia. Berikut ini adalah rekapitulasi Ketersediaan
Sumbedaya dan Cadangan Bijih Besi (Besi Primer, Laterit dan Pasir Besi) di
Indonesia.
Tabel 2.1 Sumber Daya dan Cadangan Bijih Besi Indonesia
Sumber Daya Sumber Daya Cadangan Cadangan
Tipe Bijih Besi Logam Bijih Logam
Endapan (ton) (ton) (ton) (ton)
Besi Primer 791.282.885 266.281.067 2.216.005 1.383.256
Besi Laterit 1.929.475.899 743.615.644 80.640.000 18.061.869

3
Pasir Besi 536.412.685 72.690.587.21 4.372.000 2.417.961
Sumber ; Kajian Supply Demand Bijih Besi, MinerbaPabum, 2008
Berdasarkan tabel diatas, secara keseluruhan jumlah sumberdaya bijih
besi Indonesia yaitu 3.257.171.469 ton dengan kandungan logam sekitar
1.009.896.711 ton, sedangkan cadangan bijih besi Indonesia diperkirakan
sekitar 87.228.005 ton dimana kandungan logamnya diperkirakan sekitar
21.863.086 ton. Bijih besi laterik banyak terdapat di Kalimantan Selatan,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Bijih Besi
Magnetik hematit banyak terdapat di Kalimantan Tengah, sedangkan bijih
besi titan Terdapat di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu, Lampung,
Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Gambar 2.2 Deposit Bijih Besi di Indonesia


2.2 Metode Eksplorasi
Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya
dilakukan melalui empat tahap sbb : Survei tinjau, prospeksi, eksplorasi
umum, eksplorasi rinci. Survei tinjau, tahap eksplorasi untuk
mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral
pada skala regional. Prospeksi, tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit
daerah yg mengandung endapan mineral yg potensial. Eksplorasi umum,
tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang
teridentifikasi.
Umumnya terdapat di alam Indonesia mempunyai kadar besi (Fe)
sekitar 35% 40% berbentuk besi oksida hematit (Fe2O3) dan bercampur

4
dengan material ikutan seperti SIO2, Al2O3, CaO, MgO, TiO2, Cr2O3,
NiO2, P, S dan H2O. Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan
kegiatan eksplorasi sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan
setelah pekerjaan lapangan. Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai prospek cebakan bijih besi
primer, meliputi studi literatur dan penginderaan jarak jauh. Penyediaan
peralatan antara lain peta topografi, peta geologi, alat pemboran inti, alat ukur
topografi, palu dan kompas geologi, loupe, magnetic pen, GPS, pita ukur, alat
gali, magnetometer, kappameter dan peralatan geofisika. Kegiatan pekerjaan
lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi meliputi pemetaan;
pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei geofisika dan
pemboran inti.
Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain adalah
analisis laboratorium dan pengolahan data. Analisis laboratorium meliputi
analisis kimia dan fisika. Unsur yang dianalisis kimia antara lain : Fetotal,
Fe2O3, Fe3O4, TiO2, S, P, SiO2, MgO, CaO, K2O, Al2O3, LOI. Analisis fisika
yang dilakukan antara lain : mineragrafi, petrografi, berat jenis (BD).
Sedangkan pengolahan data adalah interpretasi hasil dari penyelidikan
lapangan dan analisis laboratorium.
Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn
3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan
singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Penyelidikan
geologi adalah penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi
diantaranya: pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pemetaan adalah
pengamatan dan pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi
dilapangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi,
ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan conto berupa
batuan terpilih.
Penyelidikan Geofisika adalah penyelidikan yang berdasarkan sifat
fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan, geometri
cebakan mineral, serta sebarannya secara horizontal maupun secara vertical

5
yang mendukung penafsiran geologi dan geokimia secara langsung maupun
tidak langsung. Pemboran inti dilakukan setelah penyelidikan geologi dan
penyelidikan geofisika. Penentuan jumlah cadangan (sumberdaya) mineral
yang mempunyai nilai ekonomis adalah suatu hal pertama kali yang perlu
dikaji, dihitung sesuai standar perhitungan cadangan yang berlaku, karena
akan berpengaruh terhadap optimasi rencana usaha tambang, umur tambang
dan hasil yang akan diperoleh. Dalam hal penentuan cadangan, langkah yang
perlu diperhatikan antara lain :
a. Memadai atau tidaknya kegiatan dan hasil eksplorasi.
b. Kebenaran penyebaran dan kualitas cadangan berdasarkan korelasi seluruh
data eksplorasi seperti pemboran, analisis conto, dll.
c. Kelayakan penentuan batasan cadangan, seperti Cut of Grade, Stripping
Ratio, kedalaman maksimum penambangan, ketebalan minimum dan
sebagainya bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan sebaran bijih
besi bawah permukaan.
2.3 Metode Penambangan
Dengan telah diberlakukannya UU No 4 Tahun 2009 tentang Mineral
dan Batubara, maka undang-undang ini akan menjadi rejim dasar setiap
kegiatan penambangan mineral dan batubara di Indonesia, namun undang-
undang ini belum diikuti oleh Peraturan Pemerintah yang akan memberikan
pedoman tentang rincian dalam pelaksanaannya.
Bahan baku awal dalam pembuatan besi dan baja adalah biji besi (iron
core). Biji besi yang didapatkan dari alam umumnya merupakan senyawa besi
dengan oksigen seperti hematite (Fe O ); magnetite (Fe O ); limonite (Fe O ).
Kandungan senyawa besi dibumi ini mencapai 5 % dari seluruh kerak bumi
ini. Penambangan biji besi tergantung keadaan dimana biji besi tersebut
ditemukan. Jika biji besi ada di permukaan bumi maka penambangan
dilakukan dipermukaan bumi (open-pit mining), dan jika biji besi berada di
dalam tanah maka penambangan dilakukan di bawah tanah (underground
mining). Teknik penambangan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain:

6
1. Letak atau posisi bahan galian.
2. Topografi permukaan.
3. Kondisi geologi.
4. Peralatan yang digunakan.
5. Nilai bahan galian.
6. Ketentuan perundang-undangan.
Penambangan terbuka diawali dengan mengupas lapisan penutup
(overburden) dan memisahkan tanah pucuk (top soil). Pada saat reklamasi
tanah pucuk tersebut dapat dikembalikan fungsinya untuk menjaga kesuburan
lahan (Mcdonald, 1983). Berdasarkan cara penggaliannya, alluvial mining
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Penambagan mekanik (mechanical mining) yaitu penambangan
menggunakan proses mekanik. Salah satu diantaranya yaitu
menggunakan bucket whell excavator. Penambangan mekanik
menggunakan truk, excavators, scrapers, loaders, dan bulldozer dilakukan
untuk memindahkan material ke unit pengolahan.
2. Manual/Hand mining yaitu penambangan secara manual atau sederhana
adalah penambangan yang menggunakan tenaga manusia atau tidak
menggunakan tenaga mesin atau alat mekanis. Penggunaan metode ini
biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau pengusaha skala kecil.
Endapan besi yang ditambang umumnya mempunyai jumlah cadangan
tidak terlalu besar.
2.4 Teknologi Penambangan

Gambar 2.3 Proses Pengolahan Bijih Besi

7
Karena biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur
dengan kotoran-kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan biji besi
tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan
konsentrasi biji yang lebih tinggi (25 - 40%). Proses pemurnian ini dilakukan
dengan metode crushing, screening, dan washing (pencucian).
Untuk meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%) serta
memudahkan dalam penanganan berikutnya, dilakukan proses agglomerasi
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel halus (serbuk).
2. Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan dari kotoran- kotoran
dengan cara pemisahan magnet (magnetic separator) atau metode lainnya.
3. Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupa
bola-bola kecil berdiameter antara 12,5 - 20 mm.
4. Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan
hingga temperatur 1300 C agar pellet o tersebut menjadi keras dan kuat
sehingga tidak mudah rontok.
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari
biji besi. Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau
gas karbon monoksida (CO). Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses
reduksi langsung dan proses reduksi tidak langsung. Perubahan wujud dari
bijih menjadi besi berlangsung di dalam tanur tinggi. Tanur tinggi ialah
sebuah tungku rongga setinggi 2030 m dengan garis tengah terbesar 8 m
dan memiliki dinding tahan api yang memungkinkan pengoperasian terus
menerus selama bertahun-tahun. Udara panas yang masuk melalui moncong
pancar angin terbakar menjadi karbon monoksida (CO). la menyerap banyak
zat asam dari bijih dan terbakar menjadi karbon dioksida (C02). Akibatnya
bijih (oksid besi) direduksi menjadi besi murni (Fe).

8
Gambar 2.3 Proses Instalasi Tanur Tinggi
2.5 Pemanfaatan
Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari unsur besi yang sering
kita temui dalam kehidupan sehari hari :
1. Bahan baku pembuatan besi baja dan kabel/kawat baja
Bijih besi murni yang dileburkan dan langsung dicetak tanpa
campuran berbagai macam unsur lainnya akan membentuk besi baja. Besi
baja dinilai memiliki kekuatan yang dangat baik dan sering digunakan
sebagai penopang konstruksi dari proyekproyek bangunan. Beberapa
manfaat dari besi baja:
Sebagai penopang konstruksi bawah tanah
Sebagai rangka dari pembuatan gedung bertingkat
Sebagai struktur konstruksi jembatan
Kawat dan tali baja dapat digunakan sebagai alat pengangkut pada
crane, dan alat Derek. Selain itu besi baja digunakan sebagai beberapa
spare part kendaraan, seperti roda, bodi dan bagian lainnya, terutama pada
kendaraan berat dan special.
2. Sebagai bahan dasar pembuatan tiang tiang rambu lalu lintas dan LPJ
(lampu penerangan jalan)
Bjih besi yang dilebur dapat dicampur dengan unsur lain, seperti
jenis alumunium untuk membuat tiang tiang lampu jalanan dan rambu

9
lalu yang kuat, namun ringan. Selain itu campuran ini juga dinilai
ekonomis dan mudah dalam perawatan, serta memiliki ketahan terhadap
korosi atau karat yang cukup bagus.
3. Sebagai bahan pembuatan besi tuang
Besi tuang merupakan salah satu jenis logam ferro. Logam ferro
merupakan jenis logam yang dibuat dengan campuran antara besi dan
karbon. Hasil campuran ini akan menciptakan logam yang sangat kuat dan
tahan lama. Biasanya jenis besi tuang ini diaplikasikan dan dimanfaatkan
untuk Alas mesin, Meja perata, Blok silinder pada mesin kendaraan dan
mesin konstruksi
4. Besi tempa
Beberapa bijih besi akan dicetak dengan ukuranukran tertentu dan
dibuat menjadi lembaran-lembaran. Hal ini diperuntukkan untuk
keperluan besi tempa. Besi tempa merupakan jenis besi yang mengandung
99% bijih besi, yang akan dibuat menjadi suatu barang. Berikut ini adalah
beberapa aplikasi dari besi tempa :
Sebagai bahan senjata, seperti keris dan pedang
Sebagai plat penambal lubang atau kebocoran pada konstruksi besi
Sebagai peyambung konstruksi besi (dengan cara di las)
Untuk pembuatan bracket bracket atau dudukan
5. Pembuatan baja lunak
Baja lunak merupakan campuran antara bijih besi dengan karbon,
dengan kandungan campuran karbon sebanyak 0.1 0.3%. Biasanya jenis
baja ini dapat ditempa, dan mudah dipotong dengan menggunakan gergaji
tangan. Berikut ini beberapa pemanfaatan dari baja lunak :
Pembuatan mur, sekrup, dan baut
Pembuatan perkakas, seperti obeng dan semacamnya
Pembuatan pipa pia non pralon
6. Baja sedang
Merupakan jenis baja yang lebih keras dan kuat dibandingkan baja
lunak. Baja sedang memiliki kandungan campuran besi dan karbon,

10
dengan kadar karbon sebanyak 0.4 0.6%. Baja sedang ini sering
dimanfaatkan sebagai alas dan poros dari peralatn berat. berikut ini
beberapa manfaat dari baja sedang yaitu sebagai As roda dari alat berat
dan beberapa truk besar, Membuat rel kereta dan Alat tempa.
7. Baja dengan campuran karbon yang tinggi dan tambahan campuran
lainnya
Bijih besi yang dibuat menjadi baja jenis ini biasanya memiliki
kandungan campuran karbon sebanyak 0.7 1.5 % dan juga biasanya
sering ditambahkan campuran unsur lain, seperti nikel, kobalt, dan krom.
Baja jenis ini memiliki kualitas yang baik dari segi kekuatan dan ketahanan
dan biasanya anti karat. Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari baja
jenis ini :
Bahan dasar pembuatan perkakas berat, seperti gergaji, pahat, stempel.
Pembuatan mesin bubut dan peralatan untuk melakukan bubut, seperti
bor dan gerinda
Pembuatan peralatan dan spare part dari mesin mesin besar.
8. Sebagai aksesoris dan peralatan rumah tangga
Bijih besi juga dapat dimanfaatkan sebagai aksesoris dan peralatan
rumah tangga. Banyak aksesoris dan peralatan rumah tangga yang dapat
dibuat dengan menggunakan bijih besi, yang tentunya dicampur dengan
unsur lain, seperti nikel, krom, tembaga dan lainnya. Aksesoris yang
memiliki bahan dasar besi yaitu Gelang, kalung dan cincin, Gagang
kacamata, Pembuatan kunci rumah dan Peralatan dapur.
9. Sebagai bahan pembuatan rangka kendaraan
Bijih besi yang sudah menjadi besi juga dapat menjadi bahan baku
pembuatan rangka kendaraan, seperti sepeda, motor dan mobil. Dengan
menggunakan rangka dari bahan besi, kualitas kendaraan akan menjadi
lebih baik, dan kuat, namun mudah mengalmi korosi alias karat, sehingga
harus dirawat dengan tepat.

11
2.6 Nilai Jual Produk
Pesatnya pembangunan disegala bidang, khususnya dalam
pembangunan infrastruktur dan kontruksi mampu memberikan dampak yang
signifikan bagi pelaku bisnis atau pengusaha yang bergerak dibidang industri
logam terutama logam besi dan baja. Berbagai dampak positif maupun negatif
mulai terasa dengan banyaknya industri logam yang menghasilkan komoditi
besi dan baja, baik untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor. Namun
berjalannya waktu dalam perkembangan industri logam, secara tidak
langsung dipengaruhi oleh kondisi krisis global saat ini.
Pada tahun 2007 impor baja Amerika Serikat diperkirakan mencapai 42
juta ton per tahun. Negara eksportir utama baja ke Amerika Serikat adalah
Kanada (9,1 juta ton), Brazil (7,2 juta ton), Mexico (4,2 juta ton), RRC (3,1
juta ton) dan Rusia (2,6 juta ton). Sedangkan Indonesia sendiri menempati
urutan ke-46 sebagai eksportir baja ke Amerika Serikat dengan volume
ekspor hanya 17.900 ton. Sebaliknya impor baja Indonesia pada tahun 2007
mencapai US$ 5,04 miliar atau naik 34,4% dibandingkan nilai impor tahun
2006 yang mencapai US$ 3,75 miliar.
Negara pengekspor baja ke Indonesia pada tahun 2007 adalah RRC
(21,72%), Jepang (16,86%), Ukraina (9,93%), Korea (6,65%), Australia
(5,32%) dan lain-lainnya (39,52%). Harga rata-rata nilai jual besi dan baja di
Asia, maka dalam periode Agustus 2007 sampai dengan Juli 2008, di
Tiongkok sekitar US$ 701/ton, Malaysia sekitar US$ 577/ton, dan Taiwan
sebesar US$ 693/ton, dalam negeri sebesar US$ 981/ton, Thailand sebesar
US$ 1.083/ton, Jepang sebesar US$ 893/ton, dan Korea sebesar USS
1.109/ton (Investor Daily Indonesia, 10 November 2008). Harga jual bijih
besi di Indonesia per Januari 2008 sebesar US$ 229 per ton (Krakatau Steel,
2008).
Di bulan September 2008 harga bijih besi Indonesia yang diekspor yaitu
US$ 50 per ton lebih murah dibandingkan bijih besi yang sudah diproses, dan
diimpor Indonesia dari luar negeri dengan harga rata-rata US$ 200 per ton.
Berbagai macam faktor untuk mendukung keberlangsungan industri sebagai

12
bahan dasar produksi industri logam mulai terasa menipis salah satunya
adalah bijih besi, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya harga logam
(bijih besi) di Indonesia. Faktor tersebut diakibatkan oleh berkurangnya
deposit yang tidak terkelola dengan baik mengenai data-data keterdapatan,
sebaran endapan bijih besi dan kualitas bijih besi yang rendah sehingga tidak
bernilai ekonomis untuk dapat di eksploitasi terutama untuk tubuh bijih yang
berupa spot-spot. Untuk itu perlu dilakukan pencarian/eksplorasi sumber
endapan baru sebagai bahan dasar guna memenuhi produksi industri dan
kebutuhan pembangunan.

Gambar 2.4 Sejarah Singkat Industri Besi Dunia

13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Bijih besi banyak ditemukan di Indonesia terutama di pulau-pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Halmahera, dapat terbentuk
sebagai cebakan skarn, placer, dan laterit. Jumlah sumberdaya bijih besi
Indonesia yaitu 3.257.171.469 ton, sedangkan cadangan bijih besi
Indonesia diperkirakan sekitar 87.228.005 ton dimana kandungan
logamnya diperkirakan sekitar 21.863.086 ton.
2. Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan eksplorasi
sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah
pekerjaan lapangan. Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan bertujuan
untuk mengetahui gambaran mengenai prospek cebakan bijih besi primer,
meliputi studi literatur dan penginderaan jarak jauh. Kegiatan pekerjaan
lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi dan kegiatan setelah
pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain adalah analisis
laboratorium dan pengolahan data.
3. Metode penambangan terbuka pada bijih besi diawali dengan mengupas
lapisan penutup (overburden) dan memisahkan tanah pucuk (top soil).
Berdasarkan cara penggaliannya, alluvial mining dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
Penambagan mekanik (mechanical mining) yaitu penambangan
menggunakan proses mekanik.
Manual/Hand mining yaitu penambangan secara manual atau
sederhana adalah penambangan yang menggunakan tenaga manusia
atau tidak menggunakan tenaga mesin atau alat mekanis. Penggunaan
metode ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau pengusaha
skala kecil. Endapan besi yang ditambang umumnya mempunyai
jumlah cadangan tidak terlalu besar.
4. Karena biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan
kotoran-kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan biji besi

14
tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan
konsentrasi biji yang lebih tinggi (25-40%). Proses pemurnian ini
dilakukan dengan teknologi dan dengan metode crushing, screening, dan
washing (pencucian).
5. Bijih besi memiliki beberapa manfaat yaitu :
Sebagai bahan baku pembuatan besi baja dan kabel/kawat baja
Sebagai bahan dasar pembuatan tiang tiang rambu lalu lintas dan
LPJ (lampu penerangan jalan)
Sebagai bahan pembuatan besi tuang
Besi tempa
Pembuatan baja lunak, baja sedang, dan baja dengan campuran karbon
yang tinggi dan tambahan campuran lainnya
Sebagai aksesoris dan peralatan rumah tangga
Sebagai bahan pembuatan rangka kendaraan
6. Harga rata-rata nilai jual besi dan baja di Asia, dalam periode Agustus
2007 sampai dengan Juli 2008, di Tiongkok sekitar US$ 701/ton, Malaysia
sekitar US$ 577/ton, dan Taiwan sebesar US$ 693/ton, dalam negeri
sebesar US$ 981/ton, Thailand sebesar US$ 1.083/ton, Jepang sebesar
US$ 893/ton, dan Korea sebesar USS 1.109/ton. Harga jual bijih besi di
Indonesia per Januari 2008 sebesar US$ 229 per ton. Di bulan September
2008 harga bijih besi Indonesia yang diekspor yaitu US$ 50 per ton lebih
murah dibandingkan bijih besi yang sudah diproses, dan diimpor Indonesia
dari luar negeri dengan harga rata-rata US$ 200 per ton.
3.2 Saran
Eksplorasi tubuh bijih besi harus dilakukan secara langsung dan tidak
langsung dengan metoda geofisika geolistrik dan geomagnet dan secara
langsung pemboran serta trenching, karena Jika eksplorasi endapan bijih besi
tidak berhasil mendapatkan penyebaran lateral baik vertikal maupun
horisontal endapan bijih besi yang akan ditambang, maka kurangnya
informasi tersebut akan berakibat pada arah penambangan bijih yang tidak

15
terarah sehingga akan lebih merusakan bentang alam dan penggalian yang
merusak lingkungan di sekitar penambangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://mencaritugassekolah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pengolahan-biji-
besi.html
Diakses pada Minggu, 20 Oktober 2017

http://bkv315a.blogspot.co.id/2012/08/makalah-besi.html
Diakses pada Minggu, 20 Oktober 2017

https://dokumen.tips/documents/bijih-besi-makalah-5783c469baa4a.html
Diakses pada Minggu, 21 Oktober 2017

https://tambangunhas.wordpress.com/tag/explorasi-bijih-besi/
Diakses pada Minggu, 22 Oktober 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Bijih_besi
Diakses pada Minggu, 22 Oktober 2017

http://cara-proses.blogspot.co.id/2015/01/proses-penambangan-dan-pengolahan-
biji-besi.html
Diakses pada Minggu, 22 Oktober 2017

17

Anda mungkin juga menyukai