Anda di halaman 1dari 5

BIJIH BESI DI INDONESIA

disusun oleh kelompok L: Meiske Libby (6141901010), Steven Setiadi (6141901024), Matthew
Reinhardt Setiawan (6141901082)

BESI

Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum), bernomor atom 26,
dan merupakan logam dalam deret transisi pertama. Besi adalah unsur paling umum di bumi
berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalam bumi. Besi juga
termasuk ke dalam unsur keempat terbesar pada kerak bumi.
Umumnya, besi digunakan sebagai bahan baku pembuatan besi baja, bahan dasar
pembuatan tiang-tiang rambu lalu lintas, bahan konstruksi bangunan, rangka kendaraan, pipa, jalur
kereta api, dan masih banyak lagi. Sebagai tambahan informasi, bijih besi terdiri dari ikatan
oksigen dan atom besi yang biasanya diperoleh dalam bentuk magnetit, limonit, hematit dan goetit.
Sebelum digunakan sebagai produk, bijih besi harus mengalami proses ekstraksi terlebih dahulu.

POTENSI BIJIH BESI DI INDONESIA

Potensi bijih besi di Indonesia cukup besar yang pada umumnya dapat berupa pasir besi,
besi primer, dan besi laterit. Indonesia yang kaya akan bijih besi disebabkan oleh struktur geologi
yang dimiliki Indonesia dimana sangat kompleks. Sumber daya bijih besi yang tersebar di tiap
provinsi di Indonesia mencapai 1 miliyar ton (kurang lebih 0,49% dari total sumber daya dunia).
Berdasarkan data dari Pusat Sumber Daya Geologi tahun 2008, ditemukan sumber daya
besi sedimen mencapai 23,7 ton di Kabupaten Dongko sebanyak 4 lokasi. Sumber daya besi
sedimen terbesar ditemukan di Kalitelu-Pagergunung yang mencapai 11,3 juta ton dengan kadar
logam 7 juta ton.
Berdasarkan data dari Pusat Sumber Daya Geologi tahun 2008, ditemukan sumber daya
laterit besi sebesar 1.585.195.899,30 ton dengan cadangan sebesar 80.640.000 ton. Pada tahun
2003, ditemukan jenis bijih besi yang belum diketahui jumlahnya, tapi dari data tahun 2008,
jumlah sumber daya dan cadangan bijih besi primer telah diketahui sehingga dapat disimpulkan
bahwa selama 5 tahun (2003-2008) telah terjadi kegiatan eksplorasi bijih besi yang baik.

Berdasarkan data dari Pusat Sumber Daya Geologi, hingga tahun 2012, telah diidentifikasi
jumlah sumber daya besi mencapai 4,920 milyar ton dan 1,507 milyar ton logam. Sumber daya
besi ini menyebar ke beberapa wilayah, seperti: Aceh, Sumatra Barat, Bangka Belitung, Lampung,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa, Sulawesi Tenggara, dan Papua. Jika dibandingkan
dengan kondisi dunia, eksplorasi bijih besi di Indonesia mencapai 1,3% dari eksplorasi dunia.
Berdasarkan data dari tempo.com tahun 2012, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memiliki
cadangan pasir besi terbesar dan terluas di Indonesia. Kawasan yang dimiliki sebagai potensi pasir
besi mencapai luas 60 ribu hektare. Besarnya cadangan pasir besi di Lumajang juga ada kaitannya
dengan keberadaan Gunung Semeru. Limpahan pasir yang berasal dari muntahan material
vulkanik Gunung Semeru terbawa air hujan hingga ke laut Selatan. Kemudian melalui proses alam
secara bertahun-tahun terjadi penumpukan pasir besi di kawasan pantai Selatan. Namun, potensi
pasir besi di kawasan pantai Selatan ini belum dieksploitasi secara maksimal karena terjadi
penolakan dari masyarakat sekitar yang mengkhawatirkan terjadinya kerusakan lingkungan akibat
kegiatan pertambangan. Adapun daerah penghasil Bijih Besi di Indonesia dapat dijumpai pada:
1. Cilacap, Jawa Tengah

2. Cilegon, Banten

3. Pulau Derawan, Kalimantan Selatan

4. Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan

5. Gunung Tegak, Lampung

6. Lengkabana, Sulawesi Tengah

7. Longkana, Sulawesi Tengah

8. Pegunungan Verbeek, Sulawesi Tengah

Penambangan bijih besi skala besar di Indonesia banyak dilakukan di daerah Kalimantan
Selatan. Sementara pertambangan skala kecil lainnya banyak dilakukan di daerah Kalimantan
Barat, Jambi, Riau Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara. Meski sumber daya bijih besi di
Indonesia terhitung besar, jika ditambang secara terus-menerus persediaan bijih besi akan semakin
menipis, ditambah lagi dengan kebutuhan bahan baku bijih besi yang semakin meningkat.

TANTANGAN PENAMBANGAN BIJIH BESI DI INDONESIA

Tantangan dalam penambangan bijih besi di Indonesia adalah:


1. Protes dari warga.
Adanya penolakan dari warga yang mengkhawatirkan terjadinya kerusakan lingkungan
akibat kegiatan pertambangan. Contohnya adalah pada kasus penolakan dan perlawanan
yang dilakukan warga desa Wotgalih terhadap pertambangan pasir besi oleh PT Anak
Tambang di kawasan Pantai Selatan, Lumajang.
2. Menentukan arah.
Jika penambangan bijih besi yang dilakukan tidak berhasil mendapatkan penyebaran lateral
baik vertikal maupun horizontal pada endapan bijih besi yang akan ditambang, maka akan
berdampak pada arah penambangan bijih yang menjadi tidak terarah sehingga akan
semakin merusak bentang alam dan penggalian yang merusak lingkungan di sekitar
kegiatan penambangan.
3. Kualitas bahan baku bijih besi.
Kualitas bahan baku bijih besi di Indonesia menjadi kendala karena belum dapat memenuhi
kriteria kualitas industri pengolahan baja, sebab kandungan Fe pada bijih besi di Indonesia
tidak cukup untuk diolah lebih lanjut. Walaupun begitu, ada beberapa tempat dengan
kandungan Fe pada bijih besi melebih 70%, tetapi daerah penambangannya hanya berupa
spot-spot dengan kuantitas kecil.
4. Modal
Dalam penambangan skala besar, tentunya membutuhkan tenaga kerja, alat kerja juga
kebutuhan keselamatan lainnya. Tenaga kerja tentunya membutuhkan upah per pekerjanya
ditambahkan banyaknya pekerja dan jaminan keselamatan kerja. Tentunya semua ini
membutuhkan modal yang sangat besar agar penambangan tetap berjalan.
Sumber :

● https://www.neraca.co.id/article/139298/harga-bijih-besi-membaik-kapuas-prima-kaji-
potensi-pasar-domestik
● https://pddi.lipi.go.id/pasir-besi-di-indonesia-geologi-eksplorasi-dan-pemanfaatannya/
● https://ilmugeografi.com/geologi/daerah-penghasil-bijih-besi-terbesar-di-indonesia
● https://bisnis.tempo.co/read/377732/cadangan-pasir-besi-lumajang-terluas-di-
indonesia/full&view=ok
● Ishlah, 2008. Jurnal Potensi Bijih Besi Indonesia Dalam Kerangka Pengembangan Klaster
Industri Baja. Perekayasa Madya Pusat Sumber Daya Geologi.
● Tresnadi, 2009. Jurnal Kajian Penambangan Bijih Besi Di Sungai Riam, Pemalongan dan
Sumber Mulia Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.
● Suherman, 2016. Jurnal Analisis Teknoekonomi Pabrik Peleburan Bijih Besi Dalam
Rangka Memperkuat Industri Besi Baja di Indonesia. Puslitbang Teknologi Mineral dan
Batubara.

Anda mungkin juga menyukai