Anda di halaman 1dari 5

LOKASI PERSEBARAN BIJIH BESI DAN NIKEL DI INDONESIA BESERTA

PROSPEKNYA.

1. Cilacap (pasir besi), Jawa Tengah.


2. Cilegon, Banten.
3. Gunung Tegak, Lampung (Kabupaten Tanggamus)
4. Kalimantan Selatan
5. Peg. Verbeck
6. P. Sebuku, Kalsel.
7. Sulawesi Tengah.

1. Cilacap (pasir besi), Jawa Tengah.


Penambangan pasir besi ini dilaksanakan semenjak tahun 2008. Sampai
sekarang (2014-an) masih belum diketahui kapan berakhirnya proyek tersebut.
Pasir besi banyak dijumpai di pesisir pantai dan di daerah pesawahan. Kegunaan
dari pasir besi tersebut adalah sebagai bahan bakar tinta (toner) pada mesin foto
kopi, tinta laser, pita kaset, pewarna, serta campuran untuk cat dan bahan dasar
untuk industri permanen.

2. Cilegon, Banten.

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mulai meramaikan pasar produk hulu bijih besi.
Anak usaha Krakatau Steel, PT Krakatau National Resources, Kamis (19/2) lalu,
meneken nota kesepahaman dengan PT Mineral Sukses Makmur yang
merupakan anak usaha dari Aus Asia Mineral Limited asal Australia, pemegang
izin usaha pertambangan bijih besi.

Krakatau National akan membeli sekitar 7.500 ton bijih besi per bulan dari
Mineral Sukses, untuk kemudian dijual ke pabrik pengolahan bijih besi alias
smelter milik PT Krakatau Posco, perusahaan patungan antara Krakatau Steel
dan Pohang Iron and Steel Company (Posco) di Cilegon, Banten. Kesepakatan ini
berlangsung selama 12 bulan sejak MoU ditandatangani dan bisa diperpanjang.

Sekadar informasi, Mineral Sukses Makmur memiliki konsesi untuk menambang


bijih besi di lahan seluas 73 hektare (ha) yang terletak di Kabupaten Solok,
sekitar 75 kilometer (km) dari Padang, Sumatra Barat. Bijih besi dari lahan
tambang akan diangkut dengan menggunakan kapal tongkang atau
barge dari pelabuhan Teluk Bayur, Padang, ke Cilegon.

3. Gunung Tegak, Lampung (Tanggamus)

Bijih besi berupa mineral Hematit dan Magnetit terjadi dari hasil sublimasi dalam
hubungannya dengan kegiatan gunung api, terjadi dalam endapan metamorfosa
kontak dan sebagai mineral pengiring dalam granit. Bijih Besi dijumpai di Pekon
Padang Ratu dan Pekon Tegineneng Kec. Limau, Pekon Suka Agung Kec. Bulok
serta Pekon Paku Kec. Kelumbayan. Bijih besi di Kabupaten Tanggamus pada
umumnya berupa mineral Magnetit yang memiliki kadar Fe antara 55 65 %.
Beberapa perusahaan yang mengelola seperti : PT. Cahaya Batu Limau, PT.
Berkah Semesta Alam, PT. Hasil Alam Tanggamus, PT. Sinar Fajar Persada, PT.
Batu Besi Kencana, PT. Rajaa Naufal Mandiri dan PT.Nilam Jaya Buana.
Kegunaannya adalah sebagai bahan utama untuk pembuatan besi dan baja.

4. Kalsel

Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral besi dan sejumlah mineral
pengotor seperti silika, alumina, magnesia dan nikel. Besi yang terkandung
dalam batuan tersebut dapat diekstraksi dengan teknologi yang sudah ada pada
saat ini dan mempunyai nilai ekonomis. Umumnya bijih besi lebih mudah
berikatan dengan unsur oksigen sehingga di alam besi lebih banyak berbentuk
oksida seperti hematite (Fe2O3), magnetit (Fe3O4) dan limonit (2Fe2O3.nH2O).
[Hulbrut. S., 1971].
Bijih besi merupakan bahan baku utama dalam pembuatan besi dan baja.
Indonesia memiliki potensi sumber daya bijih besi yang cukup besar yang
selama ini belum dimanfaatkan secara optimal dikarenakan berbagai kendala,
diantaranya adalah rendahnya kandungan besinya.

Mineral utama penyusun bijih besi tentu saja memiliki sifat yang beragam dan
perilaku yang berbeda ketika diolah menjadi pellet dan bahkan ketika mengalami
proses reduksi. Jika faktor ini memberikan efek positif maka pellet yang
dihasilkan cenderung memiliki kualitas yang baik. Sebaliknya, bila faktor
tersebut memberikan efek negatif maka pellet yang dihasilkan cenderung
memiliki kualitas yang kurang baik.

Bijih besi adalah batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah
mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dll. Bijih besi terdiri atas
oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam molekul. Besi sendiri
biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit,
limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida dan beragam
dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat.

Potensi tambang bijih besi di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah


Laut sebesar 185.667 ton, Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 593.800.000 ton,
Kabupaten Kotabaru sebesar 510.633.000 ton, Kabupaten Tapin sebesar 625.000
ton dan Kabupaten Balangan sebesar 5.062.900 ton.

5. Pegunungan Verbeck (Sorowako)

Gunung ini merupakan puncak tertinggi dari Pegunungan Verbeck yang terdapat
di Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan. Memandang pegunungan ini, kita
akan teringat seorang Belanda bernama Kruyt. Bule inilah yang dalam
'pengembaraan'-nya pada tahun 1901, mula-mula menemukan biji tambang
yang sangat berharga yang bernama nikel di Sulawesi. Tiga puluh enam tahun
pun berlalu tanpa apa-apa. Beruntung pada tahun 1937, seorang ahli geologi
INCO Limited Flat Elves melakukan studi endapan nikel di daerah yang kini
bernama Sorowako, sekitar 620 km dari Makassar. Hasil kajian tersebut ternyata
memakan waktu lama bagi INCO Limited, 31 tahun, untuk memutuskan
menggarap nikel di Pegunungan Verbeck tersebut. Maka, pada tahun 1968
pertama kali PT Internasional Nikel Indonesia (INCO) meneken kontrak karya
dengan pemerintah Indonesia. Sembilan tahun kemudian, tepatnya 1977,
fasilitas penambangan dan pengolahan nikel PT Inco pun diresmikan Presiden
Soeharto. Setahun setelah diresmikan, PT Inco memproduksi nikel komersial
pertama. Pada tahun 1996, PT Inco memperpanjang kontrak karya kedua dengan
pemerintah Indonesia. Kontak ini berlangsung hingga tahun 2025. Pada tahun
2006, PT Inco yang mengantongi saham 60% perusahaan nikel itu, diakuisisi oleh
PT Vale, perusahaan yang berpusat di Brasil. Namun PT Inco ganti 'baju' menjadi
PT Vale resmi berlangsung tahun 2012. Perusahaan yang memasok 5%
kebutuhan nikel dunia ini, saat sekarang memiliki konsensi lahan penambangan
190.513 ha yang tersebar di Sulawesi Selatan (118.386 ha), Sulawesi Tengah
(35.493 ha), dan Sulawesi Tenggara seluas 36.635 ha. Produk utama PT Vale
adalah nikel dalam matte, biji nikel sebesar kedelai. Produk ini memiliki
kandungan rata-rata 78% nikel, 1% kobal, 20$ sulfur dan logam lainnya. Setiap
tahun, perusahaan nikel ini menghasilkan rata-rata 75.000 metrik ton, seperti
dilansir brosur PT Vale yang saya peroleh ketika mengunjung ladang
pertambangan perusahaan nikel ini, 1 Agustus 2013. Kehadiran PT Vale meski
banyak dikritik, namun mampu mend-drivepertumbuhan ekonomi Sulawesi
Selatan, dan Kabupaten Luwu Timur pada khususnya, Luwu Timur termasuk
daerah kabupaten/kota kedua di Sulawesi Selatan yang memiliki pendapatan
income per capita tertinggi kedua, setelah kota Makassar berkat kehadiran PT
Vale. Pangkep yang juga memiliki PT Semen Tonasa berada di urutan ketiga
kabupaten yang penduduknya memperoleh income per capita tertinggi ketiga.
Kota Sorowako yang terdiri atas tiga desa (Nikel, Sorowako, dan Kelurahan
Magani) tidak ubahnya sebagai sebuah kota megapolitan kecil. Desa-desa yang
kehidupannya penuh dengan sarat pertumbuhan ekonomi. Sekitar 90 persen
penduduk ketiga desa ini adalah karyawan perusahaan nikel ini.Jangan kaget
kalau datang ke Sorowako yang padat dengan jalan yang antarpenghunian
warga yang sempit, sesak dengan kendaraan mobil segala merek. Perusahaan-
perusahaan baru tumbuh subur sebagai imbas kehadiran PT Inco dan kini PT Vale
sejak 45 tahun silam. (M.Dahlan Abubakar).

6. Pulau Sebuku, Kalsel

Sebuku Group, grup perusahaan pertambangan bijih besi yang terintegrasi


tengah menguasai cadangan bijih besi di Kabupaten Sebuku, Kalimantan Selatan
dengan potensi sebesar 360 juta ton.

General Manager Eksplorasi dan Pengembangan Sebuku Group Yoseph


Swamidharma mengatakan nilai tersebut setara dengan 100 juta ton besi logam
dan tersebar di 4 unit usaha tambangnya, yaitu yaitu PT Sebuku Iron Lateritic
Ore (SILO), PT Ikatrio Sentosa (ITS), PT Banjar Asri (site P. Sebuku) dan PT Banjar
Asri (site P.Laut).

Rincian dari keempat unit usaha tambang tersebut yaitu PT Silo terletak di pulau
Sebuku memiliki IUP operasi produksi seluas 8.117,23 ha dengan potensi
eksplorasi sebesar 24,6 juta ton dengan kadar Fe rata-rata sebesar 41,6%.

Sementara PT ITS memiliki IUP operasi produksi seluas 5.017 ha yang terletak di
kecamatan Gronggang Kabupaten Kota Baru, kalimantan Selatan. Potensi
eksplorasinya sebesar 21,6 juta ton dengan kadar Fe rata-rata sebesar 41,71%.

Sementara PT Banjar Asri (site P. Sebuku) berada di bagian timur Pulau Sebuku
dengan luas IUP operasi produksi seluas 3.324 ha dan potensi ekpslorasi sebesar
28,5 juta ton dengan kadar Fe rata-rata sebesar 41,75%.

Kemudian PT Banjar Asri (site P.Laut) berada di tengah Pulau Laut, kabupaten
Kota baru. Luas IUPnya 1.395 ha dan potensi eksplorasinya sebesar 8,8 juta ton
dengan kadar Fe rata-rata sebesar 42,73%.

7. Sulawesi Tengah
Potensi biji besi terdapat di kabupaten Tojo Una-una di kecamatan Ulubongka,
dan Blok Balingara kecamatan Ampana Tete dengan kadar Fe203 53%. Di
kabupaten Banggai terdapat di Blok Siuna dengan luas 45.000 ha, cadangan
infered 14.048 juta ton. Blok Pagimana-Bunta dengan luas areal tambang 50.000
ha dan kadar Fe203 42,46% cadangan infered 3.6juta ton dan pada blok
Balingara luas 15.000 ha. Sedangkan biji besi yang ada di kabupaten Morowali
dengan luas areal tambang 149.700 ha dimana cadangan terduga 8.000.000
WMT. Blok Tampira mempunyai cadangan infered limonit 6 juta ton, pada blok
Ungkaya potensi inferred limonit sebanyak 3.1 juta ton dan Saprolit 0.2 juta ton.
Pada blok Bulu Taloa potensi infeered limonit terdapat 1 juta ton dengan kadar
rata-rata Fe203 47%.

Anda mungkin juga menyukai