Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan

PT. Cibaliung Sumberdaya (CSD) berlokasi di Desa Padasuka, Kec. Cimanggu,

Kab. Pandeglang, Provinsi Banten. PT. Cibaliung Sumberdaya merupakan anak

perusahaan PT. Aneka Tambang Tbk. (Antam). Proyek Cibaliung diawali dengan tahap

Eksplorasi pada tahun 1996 dan dilanjutkan dengan tahap studi kelayakan pada tahun

2004, kontruksi dan pengembangan seleksi tahun 2005, sedangkan Tahun 2009

diselesaikan infrastruktur fasilitas penambangan pabrik pengolahan dan pembangunan

terowongan tambang (decline). Dan di Tahun 2010 dengan Berkat dan Rahmat Tuhan

Yang Maha Esa serta didorong semangat yang tinggi akhirnya PT. Cibaliung

Sumberdaya dapat melakukan proses produksi komersial.

2.2 Sejarah PT Cibaliung Sumberdaya

Pada tahun 1993, tambang emas di Cikotok sudah mulai kekurangan bijih emas

untuk diolah. Sebagai pimpinan Kepala Eksplorasi di Unit Geologi Bogor dan tambang

Cikotok, ditugaskan oleh Aneka Tambang untuk menemukan mineral Bijih Tambang

tambahan / pengganti. Pada bulan April 1994, tim ahli geologi sedang melakukan

kegiatan pengambilan sampel sedimen sungai dengan ijin SKIP No. 71.K/2011/DDPT/

1994.

7
Hasil analisa atas batuan yang berasal dari daerah Cikoneng menunjukan

kandungan unsur emas dan perak yang tinggi terutama dua sampel yang diambil dari

penambangan masyarakat. Berdasarkan hasil analisa ini, PT. Antam Tbk. mengajukan

Kuasa Penambangan Eksplorasi pada bulan November 1994, yang akhirnya disetujui

pada bulan Mei 1995. Atas kuasa penambangan Eksplorasi yang dimiliki oleh PT.

Antam Tbk. ini, dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya dilakukan kerjasama dengan

perusahaan-perusahaan lain :

 1996-1999 PT. Antam Tbk. dengan Partner Palmer Resource Ltd (Kanada),

PT. Sitrade Nusaglobus.

 1999-2008 PT. Antam Tbk. dengan Partner Austindo Resource Corporation

NL (ARX) membentuk Perusahaan PT. Cibaliung Sumberdaya dalam

pelaksanaannya.

 2009 sekarang PT. Antam Tbk. memiliki saham 99,15% pada PT. Cibaliung

Sumberdaya setelah mengakuisisi saham kepemilikian Austindo Resource

Corporation NL (ARX) pada Bulan Juli 2009.

Secara Kronologis Proyek Cibaliung dapat diceritakan sebagai berikut:

 1998-2003 Kegiatan Eksplorasi Core Diamond Drilling Cikoneng Cibitung

 2004 Penyelesaian Tahapan Studi Kelayakan

 2005 Konstruksi Pembangunan Proyek, penyiapan lahan, pembuatan jalan

masuk Ciraden, pengembangan terowongan Cibitung Box Cut dan Camp

Ciburial.

 2006 Pembangunan terowongan Cibitung Box Cut, Pabrik, Pembukaan area

TSF (25 ha), pembangunan Infrastruktur dan gudang handak.

8
 2007 Pembangunan terowongan Cibitung Box Cut (112 m) dihentikan,

pengembangan terowongan Cikoneng Portal, Penyelesaian Pabrik,

meneruskan konstruksi TSF (25 ha).

 2008 (Januari – Oktober) Melanjutkan pembangunan terowongan Cikoneng

(1176m), penyelesaian tahap akhir pabrik dan meneruskan konstruksi TSF

(25 ha).

 2008 (November) memasuki tahap care & maintenance.

 2009 (16 Februari) Penandatanganan Head of Agreement yang secara garis

besar mengatur langkah-langkah pengambilalihan seluruh kepemilikan saham

Proyek Cibaliung oleh PT. Antam Tbk.

 2009 (Februari-Juni) Meneruskan kegiatan care & maintenance sampai aspek

legal pengambilalihan kepemilikan selesai.

 2009 (6 Juli) Penandatanganan Akta Pengambilalihan Kepemilikan PT. CSD

oleh PT. Antam Tbk. dan PT. Antam Resourcindo (PTARI).

 2009 (1 Agustus) Memasuki tahapan Konstruksi dan Development

 2010 (13 Mei) Peleburan pertama core Bullion.

2.3 Kegiatan Eksplorasi PT Cibaliung Sumberdaya

 2004 : Penyelesaian Feasibility Study Cikoneng – Cibitung, 108 lubang bor

dengan estimasi panjang 25 km.

 2005 : Kegiatan pemboran Geoteknik, sarana dan prasarana Tambang Emas

Cibaliung.

9
 2006 : Kegiatan pemboran Geoteknik, sarana dan prasarana Tambang Emas

Cibaliung. Pemboran awal / scout drilling di area Rorah Kadal & Ramada

Prospect.

 2007 : Kegiatan pemboran Geoteknik, sarana dan prasarana Tambang Emas

Cibaliung. Deliniasi Pemboran Dangkal di area Cikoneng Surface.

 2008 : Membantu Kegiatan Underground Mine Geologi Cikoneng Cibitung.

 2009 : Extension Survey Geofisika, Induction Polarisation (IP) dan pemboran

awal Cijagen Prospect.

 2010 : Survey Geofisika, CSAMT dan pemboran awal Prospect Surface

Cikoneng - Cibitung deeper & shalow drilling : Muara Cikeni – Cipatat -

Cibengang - Cibeber & Rorah Kadal.

 2011 : Pengeboran di area Permukaan Cikoneng Cibitung & Kadal Rorah;

Memeriksa potensi mineralisasi Cikoneng Splays Vein.

 2012 : In Progress Drilling Program Pemboran di area Surface Cikoneng

Cibitung & RorahKadal ; Checking potensial mineralisasi Cikoneng Splays

Vein. Resampling seluruh suface prospect.

 Rencana 2013 : Deliniasi Prospected Area di Prospect.

2.4 Lokasi Kesampaian Daerah

Lokasi penelitian dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat

selama kurang lebih 5 jam melalui jalan beraspal dari Bandung menuju PT. Cibaliung

Sumberdaya dengan jarak tempuh ± 198 km, ±8 jam perjalanan. Rute yang ditempuh

adalah Bandung – Jakarta – Labuhan – Pagelaran – Kab. Pandeglang – Cigeulis –

Cibaliung.

10
PT. Cibaliung Sumberdaya terletak di Desa Mangku Alam – Padasuka

Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten Indonesia.

Gambar 2.1

Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.5 Stratigrafi Regional dan Struktur Geologi

2.5.1 Stratigrafi Regional

Dalam Peta Geologi Lembar Cikarang skala 1:100.000 membagi stratigrafi

regional daerah penelitian ke dalam tujuh formasi, yaitu :

1. Formasi Cimapag

11
Formasi ini terdiri dari dua bagian,bagian bawah terdiri dari litologi breksi aneka

bahan. Lava andesit, batu pasir, batu lempung, batu gamping, konglomerat, aglomerat,

dan tuff bagian atas terdiri dari tuf dasit, lava andesit, dan tuff breksi. Umumnya diduga

Miosen Awal. Formasi Cimapag dapat disebandingkan dengan formasi Cikantana di

lembar Ujung Kulon yang berumur tidak lebih tua dari Miosen. Tebal satuan ini

diperkirakan 400 m. Formasi ini ditindih tak selaras oleh Formasi Bojongmanik dan

setempat diterobos oleh andesit-basalt.

2. Formasi Honje

Formasi ini terdiri dari litologi berupa breksi gunung api, tuff, lava, andesit-

basalt, dan kayu terkersikan. Formasi ini diduga berumur Miosen Akhir berdasarkan

sebagian dari satuan batuan ini yang menjemari dengan formasi Bojongmanik. Tebal

Formasi Honje diperkirakan berkisar dari 500 – 600 m. Sebarannya terdapat disekitar

Gn. Honje, Gn. Tilu, dan daerah Citereup setempat yang diterobos batuan andesit-basalt

(Sudana & Santosa, 1992).

3. Formasi Bojongmanik

Formasi Bojongmanik terdiri dari litologi berupa perselingan batupasir dan batu

lempung bersisipan napal, batu gamping, konglomerat, tuff, dan lignit, fosil – fosil

foraminera yang ditemukan pada batuan ini menunjukan umur Miosen Akhir-Pliosen

atau pada zonasi Blow N16 – N19. Selain fosil foraminera ditemukan juga pecahan

moluska, ostrkoda, ekinoid, dan kerang dengan lingkungan pengendapan darat sehingga

laut dangkal. Tebal formasi ini diperkirakan mencapai 400 m.

4. Formasi Cipacar

12
Formasi ini terdiri dari tuff, tuff berbatu apung, batu pasir tuff, batu lempung tuff,

breksi, dan napal. Satuan ini umumnya berlapis baik dan tebalnya diperkirakan ± 250 m,

ditindih tak selaras oleh Formasi Bojong dan satuan batuan lebih muda. Fosil-fosil

foraminera dalam formasi ini menunjukan umur relatif Pliosen (N19 – N21). Dalam

formasi ini dijumpai pula fosil moluska, kerang-kerangan dan ostrakoda. Lingkungan

pengendapan nya adalah darat – laut dangkal.

5. Andesit-basalt

Batuan terobosan berupa andesit dan basalt yang diduga berumur Pliosen.

Satuan ini menerobos Formasi Cimapag dan Formasi Honje.

6. Formasi Bojong

Formasi ini terdiri dari litologi berupa batu pasir gampingan, batu lempung

karbonan, napal, lensa batu gamping, tuff, dan gambut. Formasi ini umumnya berlapis

baik, tebalnya antara 150-200 m, ditindih tak selaras oleh satuan batuan yang lebih

muda. Fosil-fosil foraminera yang ditemukan pada formasi ini menunjukan umur

relative Pleistosen atau N22. Lingkungan pengendapannya adalah litoral luar.

7. Volkanik Kuarter

Batuan gunung api Kuarter terdiri dari litologi breksi gunung api, aglomerat, dan

tuff. Satuan ini tebalnya diperkirakan lebih dari 100 m dan umurnya sesuai Pleistosen.

Sindanglaya dan sekitarnya termasuk dalam dua satuan batuan, yaitu Formasi

Bojongmanik dan Formasi Honje. Formasi Honje merupakan nama formasi baru untuk

endapan volkanik dengan lokasi tipe terletak di pegunungan Honje, Cimanggu, Banten

Selatan.

13
2.5.2 Litologi

Didalam daerah penambangan PT. Cibaliung Sumberdaya ada dua formasi

batuan, yaitu : (Formasi Honje), breksi gunung api, tuff lava andesit-basalt, kayu

kersikan. (Formasi Bojongmanik), Perselingan batupasir dan batu lempung meyerpih,

bersisipan napal, konglomerat, tuff dan lignit, batu gamping.

2.5.3 Struktur Geologi

Daerah penelitian terletak di bagian tengah busur magmatik Sunda - Banda.

Area ini merupakan daerah transisi sesar geser lateral berarah barat laut (di Sumatera)

sampai sesar kompresi arah timur - barat (di Jawa). Struktur geologi yang ada di daerah

penelitian kelurusan dan sesar normal berarah timur laut-barat daya. Struktur tersebut

diduga ada hubungannya dengan zona graben daerah Krakatau di Selat Sunda yang

merupakan depresi kegiatan gunung api tektonik.

2.6 Kondisi Tambang

PT. Cibaliung Sumberdaya diperkirakan memiliki resources emas sebesar 1,5

juta wmt bijih emas dengan rata-rata kadar emas per ton nya adalah 9,8 gr. Diperkirakan

umur tambang PT. Cibaliung Sumberdaya ini sekitar 6 tahun, dengan total maksimum

produksi 70.000 Ton (2.000 kg) emas. PT. Cibaliung Sumberdaya ini menggunakan

metode penambangan bawah tanah dengan Decline Acces dan metode penambangan

mekanis cut and fill dan undercut and fill. Sedangkan untuk pengolahan emas

menggunakan proses CIL proses yaitu dengan menggunakan proses sianida atau proses

MacArthur Forrest, yaitu teknik metalurgi untuk mengekstraksi emas bijih kadar rendah

14
dengan mengubah emas ke kompleks koordinasi yang larut dalam air. PT CSD

(Cibaliung Sumberdaya) dalam tahapan Komersial Production, peleburan pertama

(percobaan) dilakukan pada tanggal 13 Mei 2010 dengan hasil bulion seberat 22,2 kg

dengan kadar + 15% Au. Kegiatan penambangan terowongan akan berakhir pada tahun

2017, apabila tidak ditemukannya cadangan baru. Untuk kegiatan pemboran eksplorasi

dalam kawasan IUP Operasi Produksi emas terus dilakukan untuk menemukan

cadangan baru guna menambah umur operasional tambang emas Cibaliung.

Gambar 2.2

Kondisi Tambang PT. Cibaliung Sumberdaya

15

Anda mungkin juga menyukai