Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

PENGAMATAN DI LAPANGAN

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data hasil kegiatan pengamatan

lapangan meliputi kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang di Quarry

Kedondong yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit

Palimanan (PT. ITP Unit Palimanan), Kabupaten Cirebon.

Sistem penambangan yang digunakan pada kegiatan penambangan batu

gamping yang dilakukan oleh perusahaan termasuk ke dalam sistem tambang terbuka

dengan menggunakan metode Side Hill Quarry Type (memotong dan mengupas

perbukitan) dan menggunakan sistem jenjang. Pola reklamasi yang digunakan oleh

perusahaan di Quarry Kedondong adalah sejalan dengan kemajuan aktivitas

penambangan.

Hasil pengamatan menunjukan kegiatan penambangan batu gamping di

Quarry Kedondong menyebabkan perubahan bentang alam, luas lahan penambangan

seluruhnya adalah 14,43 hektar dan luas daerah yang sedang diusahakan perizinan

IUP nya seluas 23 hektar lihat Lampiran C. Pada saat ini lahan yang sudah di

reklamasi untuk sementara waktu yaitu sekitar 0,6 hektar untuk kolam sedimentasi

(settling pond) dan seluas 14,43 hektar masih merupakan tambang yang masih aktif

produksi nya.

Perubahan bentang alam yang terjadi di Quarry Kedondong (lihat Gambar

4.1) dapat terlihat dari kestabilan lahan yang tidak baik untuk kemantapan lereng

Quarry Kedondong (lihat Gambar 4.2).

66
67

(Sumber : Google Maps, 2018)


Gambar 4.1

Lokasi Quarry Kedondong

(Sumber : Data Aktual Lapangan, 2018)


Gambar 4.2
68

Lokasi Aktual Quarry Kedondong

Tabel 4.1

Jadwal Kerja Bagian Reklamasi di PT ITP Tbk. Unit Palimanan

Hari
Jam Kerja
Senin – Kamis Jum’at

Briefing & Persiapan Kerja 07.00 – 07.30 07.00 – 07.30

Jam Kerja Efektif I 07.30 – 12.00 07.30 – 11.00

Jam Istirahat 12.00 – 13.00 11.00 – 13.00

Jam Kerja Efektif II 13.00 – 15.00 13.00 – 15.00

Evaluasi Pekerjaan 15.00 – 15.30 15.00 – 15.30

Total Waktu Kerja Efektif/Hari 390 menit 330 menit

Waktu Kerja Efektif Rata-rata/Minggu 1.890 menit (31,5 jam)

Waktu Kerja Efektif Rata-rata/Hari 378 menit (6,3 jam)

(Sumber : Data Primer, 2018)

Pada Tabel 4.1 menunjukan bahwa waktu kerja efektif rata-rata/minggu

untuk staf, karyawan dan kontraktor bagian reklamasi di PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk. Unit Palimanan adalah 31,5 jam. Hal ini karena dalam satu pekan pada

hari Sabtu dan Minggu departemen pertambangan termasuk bagian reklamasi

diliburkan.

Jam kerja efektif karyawan di bagian reklamasi umumnya memiliki jam kerja

selama 6 jam 30 menit pada hari Senin s/d Kamis dan selama 5 jam 30 menit pada

hari Jum’at, yaitu dengan menambah waktu istirahat sebanyak 1 jam untuk

mempermudah keperluan ibadah khususnya jum’atan bagi yang muslim. Berikut

perhitungan jam kerja efektif rata-rata/hari (JKE/hari) :


69

Jumlah Hari Kerja per Minggu (nHari) = 5 Hari

Jam kerja efektif Hari Senin s/d Khamis (J1) = 390 menit

Jam kerja efektif Hari Jum’at (J2) = 330 menit

(J1 X nHari) +(J2 X nHari) (390 X 4) +(330 X 1)


JKE/hari = =
nHari 5 Hari

1.560 menit + 330 menit 1.890 menit


= =
5 Hari 5 Hari

= 6,3 Jam/Hari

4.1 Lahan Yang Direklamasi

Luas lahan terbuka akibat aktivitas penambangan di Quarry Kedondong adalah

seluas 14,43 ha. Lahan seluas 14 ha di Quarry Kedondong masih digunakan untuk

keperluan aktivitas penambangan, lahan di lokasi ini belum dilakukan reklamasi

karena lahan tersebut masih digunakan sebagai fasilitas penunjang untuk mendukung

kegiatan penambangan seperti penyediaan lahan untuk timbunan tanah, dll.

Sedangkan sisa lahan bagian samping tambang di Quarry Kedondong seluas 0,6

ha telah dilakukan reklamasi sementara dengan membuat setling pond (kolam

pengendap) dan saluran air serta tanggul penahan longsor. Kedepan nya lahan

dengan tujuan menjadikan Quarry Kedondong sebagai area hutan produksi sesuai

dengan keputusan perusahaan pada saat perencaan reklamasi tambang setelah tahun

ke 5. Pada area seluas 0,6 ha, lahan yang aktif digunakan untuk kolam pengendapan

seluas 500 m2, sebanyak 4 kolam, dengan ukuran yang berbeda tiap masing-masing

kolam pengendapan. untuk akses jalan masuk ke area penambangan seluas 9.400 m2
70

dan untuk fasilitas penunjang terdiri dari workshop dan kantor seluas 0,15 ha dari

perencanaan yang sudah ditentukan. (lihat Tabel 4.2).

Tabel 4.2

Luas Area Reklamasi di Quarry Kedondong

Luas lahan Luas


Area yang Luas lahan Luas lahan Luas lahan
kolam fasilitas
di amati reklamasi revegetasi akses jalan
pengendap penunjang
Quarry
144.300 m2 140.000 6.000 m2 9.400 m2 1.500 m2
Kedondong
(Sumber : Data Primer, 2018)

4.2 Data Pendukung Kegiatan Reklamasi Pascatambang

Data pendukung kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh PT.Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk. Unit Palimanan diperlukan agar hasil reklamasi pascatambang sesuai

dengan rencana awal yang telah ditetapkan. Berikut adalah data pendukung yang

dibuat untuk mendukung kelancaran pelaksaanaan reklamasi pascatambang :

4.2.1 Dokumen Reklamasi Pascatambang

Dokumen reklamasi PT. ITP Unit Palimanan telah dibuat dalam buku

yang berisi lokasi-lokasi yang telah direklamasi seiring dengan perkembangan

kegiatan penambangan. Sehingga kegiatan tersebut sudah diperhitungkan

sedemikian rupa agar sesuai dengan yang diharapkan dengan mengacu pada

RT/RW Kabupaten Cirebon tahun 2011 – 2031.

Dokumen reklamasi yang dimiliki perusahan diantara lokasi yang

masuk ke dalam daftar area yang telah direklamasi adalah Quarry Kedondong

dimana status perizinan dari pemerintah terkait pelaksanaan reklamasi di area

tersebut meliputi dokumen reklamasi PT.ITP Unit Palimanan, laporan


71

dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan

Lingkungan (RPL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL), dan laporan

reklamasi lima tahunan.

4.2.2 Pemetaan Area Reklamasi Pascatambang

Kegiatan pemetaan daerah reklamasi pascatambang dilakukan dengan

menggunakan aplikasi AutoCad 2016 dengan skala 1:6.000. Peta dibuat

berdasarkan keadaan bulan Desember tahun 2016 termasuk diantaranya peta

reklamasi pascatambang di Quarry Kedondong seluas 14,43 ha, Kecamatan

Gempol, Kabupaten Cirebon yang di ukur dan di gambar oleh Bapak Eko F. N

selaku bagian Geologi Informatika dari pihak perusahaan (lihat pada

Lampiran D).

Adapun peta reklamasi pascatambang dan revegetasi pascatambang di

Quarry Kedondong yang dibuat oleh penulis dengan skala 1:200 yang

bersumber dari peta perusahaan dan data citra satelit perusahaan, pengukuran,

dan perhitungan luas area penelitian melalui Google Maps bulan Desember

2018 untuk mempermudah penyajian data peta reklamasi dan revegetasi di

Quarry Kedondong. Peta tersebut dibuat dengan bantuan aplikasi Paint,

GoogleSkethup, dan Google Earth Pro. Hasil pemetaan dapat di lihat pada

Lampiran F).

4.3 Peralatan yang digunakan Pada Kegiatan Reklamasi

Peralatan-peralatan untuk menunjang kegiatan reklamasi pascatambang di

Quarry Kedondong disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Adapun

penyewaan peralatan mekanis untuk menunjang kegiatan reklamasi tidak diperlukan


72

karena perusahaan memiliki peralatan mekanis yang tersedia di dalam perusahaan

pada bagian HE (Heavy Equipment Maintenace Office). HE bertugas untuk

menyediakan kebutuhan dan perbaikan alat-alat berat untuk mendukung kelancaran

segala aktivitas di perusahaan PT. ITP Unit Palimanan.

Spesifikasi alat berat yang digunakan pada kegiatan reklamasi dapat dilihat pada

Lampiran G). Berikut kebutuhan peralatan-peralatan yang digunakan untuk

menunjang kegiatan penataan lahan reklamasi pascatambang yang tertera pada

Tabel 4.3 :

Tabel 4.3

Kebutuhan Peralatan Pada Penatagunaan Lahan Pascatambang

Alat yang
No Penatagunaan Lahan Tipe Alat
digunakan

Bulldozer CAT D8R


1 Penataan Permukaan Tanah
Excavator KOM PC 200
Buldozer CAT D8R
2 Penyebaran Tanah Pucuk Excavator KOM PC 200
Dump Truck HINO
Pengendalian Erosi dan Bulldozer CAT D8R
3
Kualitas Air Excavator KOM PC 200
(Sumber : Laporan Reklamasi Quarry Kedondong di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit
Palimanan, 2018)

4.4 Kegiatan Reklamasi Pascatambang

Pada kegiatan reklamasi pascatambang, penataan lahan reklamasi merupakan

tahap kegiatan sebelum dilakukannya kegiatan revegetasi pada lahan bekas tambang

di Quarry Kedondong. Kegiatan reklamasi pascatambang diantaranya adalah


73

kegiatan penataan lahan yang meliputi pengaturan permukaan lahan (re-contouring

dan re-sloping), penataan lahan, kendali erosi dan sedimentasi, penaburan tanah

pucuk (top soil), pekerjaan sipil, dan kegiatan revegetasi. Berikut adalah kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan 5 tahun mendatang 2016-2020 :

4.4.1 Kegiatan Penataan Lahan

Bentuk teras pada areal Quarry Kedondong peruntukan revegetasi

lahan didesain dengan menggunakan teras bangku yaitu suatu teras yang dibuat

terutama tanaman tahunan sehingga penataan lahan yang berkaitan dengan

mengembalikan tata guna lahan yang telah ditambang sesuai dengan tata guna

lahan sebelum ditambang yaitu sebagai kawasan hutan produksi.

Secara teknis reklamasi lahan bekas tambang di Quarry Kedondong

dimulai dengan kegiatan recontouring, regrading atau resloping dari lubang-

lubang bekas tambang. Hal ini dilakukan agar memperoleh kondisi lahan

dengan kemiringan lereng yang stabil. Permukaan lahan bekas tambang ditata

dengan mengupas lapisan tanah atas dengan menggunakan bulldozer. Tanah

yang dikupas dimuat dengan menggunakan excavator, kemudian tanah kupas

akan dipindahkan/diangkut dari lokasi reklamasi menuju tempat penimbunan

tanah yang ada di area penambangan dengan menggunakan dumptruck.

Pengaturan bentuk lahan bekas tambang di Quarry Kedondong

dilakukan dengan mengubah kemiringan lereng tambang (mine slope) menjadi

lebih kecil untuk menghindari terjadinya erosi saat sudah dilakukan penebaran

tanah pucuk. Permukaan lahan hasil landscaping yang akan ditaburi dengan

tanah pucuk selanjutnya dilakukan pembuatan teras-teras peruntukan lahan

revegetasi sesuai dengan syarat pengaturan bentuk teras yang sesuai. Pada
74

Gambar 4.3 diperlihatkan desain perubahan slope dengan sudut kemiringan

lereng awal adalah 60º dirubah setelahnya menjadi 15º dan panjang bench dari

27 meter dipotong menjadi 7,5 meter.

Sebelum Reklamasi

Sesudah Reklamasi

Gambar 4.3

Perubahan Desain Kemiringan Lereng di Quarry Kedondong


75

4.4.2 Kendali Erosi dan Sedimentasi Pascatambang

Erosi yang terjadi pada lahan pascatambang adalah erosi yang

disebabkan oleh air dan angin. Pengendalian erosi dan sedimentasi yang

dilakukan oleh PT. ITP Tbk. Unit Palimanan adalah dengan cara mengurangi

kecepatan air limpasan, stabilisasi lereng, pembuatan saluran air, dan

penanaman tanaman penutup (cover crop). Lahan bekas tambang yang telah

ditata harus dirawat agar kegiatan reklamasi dapat berjalan dengan lancar

sesuai dengan rencana awal. Untuk mengurangi kecepatan air limpasan adalah

dengan membuat teras-teras dan meningkatan peresapan air (infiltrasi) dan

membuat kolam pengendap (settling pond).

4.4.3 Penaburan Tanah Pucuk Pada Kegiatan Pascatambang

Tujuan dilakukannya penaburan tanah pucuk adalah untuk mengatur

dan menaburkan tanah pucuk ke atas lahan reklamasi peruntukan revegetasi di

Quarry Kedondong agar keberhasilan pertumbuhan tanaman pokok sesuai

dengan rencana awal. Ketersediaan jumlah tanah pucuk di PT. ITP Tbk. Unit

Palimanan sangat banyak sehingga untuk mengatasi ketersediaan tersebut tanah

pucuk didapatkan dari hasil pembelian melalui sentra-sentra penjualan tanah

pucuk yang telah bekerjasama dengan pihak perusahaan.

Penaburan tanah pucuk di daerah tersebut dilakukan dengan

menggunakan alat mekanis dumptruck yang digunakan untuk mengangkut

tanah pucuk dari lokasi penimbunan ke lokasi reklamasi, excavator yang

digunakan untuk memindahkan tanah pucuk dari bak dumptruck, mengatur

tanah pucuk agar berbentuk kerucut untuk mempermudah proses penebaran,


76

dan motor grader untuk menyebarkan dan meratakan permukaan tanah pucuk

di atas lahan reklamasi.

Ketebalan tanah pucuk yang ditabur untuk lahan revegetasi di lokasi

tersebut adalah 0,15 meter. Pada Tabel 4.4 diperlihatkan kebutuhan tanah

pucuk untuk lahan revegetasi seluas 140.000 m2 di Quarry Kedondong.

Tabel 4.4

Kebutuhan Tanah Pucuk di Quarry Kedondong

Kegiatan Pengelolaan
No Lapangan Keterangan
Tanah Pucuk

1 Luas area yang ditabur 140.000 m2 Lahan revegetasi 14 ha

2 Kemiringan lereng 30º Teras bangku

3 Kebutuhan tanah pucuk 112 m3 Hasil pembelian

4 Ketebalan tanah pucuk 15 cm Sangat Baik

(Sumber : Laporan Reklamasi Tahunan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit


Palimanan, 2016)

4.4.4 Pekerjaan Sipil Pascatambang

Pelaksanaan pekerjaan sipil yang berkaitan dengan kegiatan reklamasi

lahan pascatambang di Quarry Kedondong adalah dengan melakukan

pembuatan bangunan workshop dan kantor seluas 0,15 ha, tanggul pada kolam

pengendap dan tanggul pada jalan angkut, serta kolam penampungan air hujan

seluas 600 m2 dengan bentuk menyerupai balok dengan panjang 25 m, lebar

20 m dan kedalaman kolam 5 m di Quarry Kedondong untuk sarana perairan

bagi bibit yang ditanami dan mempermudah pengambilan air untuk kegiatan

penyiraman rutin pada bibit tanam pokok.


77

Pengelolaan air dilakukan dengan membiarkan proses sedimentasi

secara alami yaitu air hujan yang bercampur dengan batu gamping di sekitar

atau dari dasar kolam dibiarkan mengendap. Biasanya juga dilakukan

pengerukan dengan bantuan alat mekanis untuk mengeluarkan endapan-

endapan yang ada di dalam kolam penampung.

4.4.5 Kegiatan Revegetasi Pascatambang

4.4.5.1 Penyediaan Tapak Tanam dan Pembersihan Lahan

Penyediaan tapak tanam pada lahan bekas tambang di Quarry

Kedondong bertujuan untuk menyediakan tapak tanam dengan

melakukan kegiatan pembersihan lahan disekitar area yang akan

dilakukan kegiatan revegetasi dengan mengatur jarak antar tanaman,

penentuan arah larikan tanaman, pembuatan lubang tanam dan

pemasangan ajir sesuai dengan komposisi yang akan ditanam untuk

memudahkan penempatan bibit tanam dan agar tanaman tidak

homogen.

Kegiatan pembersihan tapak penanaman dari gulma dan rumput

liar dilakukan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya persaingan

antara tanaman pokok dalam mendapatkan unsur hara dan air dengan

tanaman penutup. Pembersihan dapat dilakukan secara manual maupun

mekanis tergantung tingkat kerapatan dan kecepatan pertumbuhan dari

tumbuhan liar tersebut. Pembersihan tapak tanam dilakukan

menggunakan unit alat Bulldozer dan dapat dilihat pada Gambar 4.4.
78

(Sumber : Data Aktual Lapangan 2018)


Gambar 4.4

Kegiatan Penyediaan dan Pembersihan Tapak Tanam

4.4.5.2 Penyediaan Tanaman Penutup (Cover Crop)

Penyediaan tanaman penutup pada lokasi reklamasi di

kawasan konservasi Gunung Blindis, jenis tanaman penutup tanah

(land cover crops atau LCC) dilakukan setelah pekerjaan pembersihan

tapak tanaman dan pembuatan lubang tanam selesai. Teknik

penanaman LCC bergantung pada jenis tanaman LCC yang digunakan.

Namun untuk mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan tanaman

LCC maka diperlukan perlakuan terhadap benih sebelum ditanam.

Jenis perlakukan yang digunakan berbeda menurut jenis tanaman LCC

yang digunakan.

Jenis tanaman penutup tanah yang disarankan untuk ditanam di

area PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan

diantaranya adalah: Centrosema pubescens (CP), kalopo atau


79

Calopoginium mucunoides (CM), Calopogonium caeruleum (CC),

Mucuna conchinchinensis (MC), dan Pueraria javanica. Tanaman

penutup di lokasi reklamasi Quarry Kedondong memiliki ketersediaan

yang melimpah disekitar lahan revegetasi. Sehingga pembelian bibit

untuk tanaman penutup tidak diperlukan.

4.4.5.3 Pengadaan Bibit Tanaman Pokok Pada Pascatambang

Ketersediaan bibit tanam di Quarry Kedondong umumnya

didapatkan dari hasil pembelian melalui sentra-sentra penjualan bibit

yang besertifikat dan bekerjasama dengan Dinas Kehutanan setempat

atau instansi terkait dan dapat juga melalui persemaian yang dibuat

oleh perusahaan. Penanaman awal pada pelaksanaan revegetasi lahan

bekas tambang di Quarry Kedondong akan dilaksanakan setelah 5

tahun kedepan yaitu pada tahun 2020 dengan luas lahan 14.000 m2

dengan jarak tanam 4m x 4m. Dari data tersebut maka dapat dihitung

jumlah kebutuhan jumlah bibit tanaman pokok per hektar adalah :

Jumlah tanaman pokok/hektar (nT/ha) :

(luas lahan revegetasi) 144.300 m2 − 4.300 m2


= = = 8.750 bibit/hektar
Jarak tanam (4 x 4 m) 16 m2

Jenis-jenis bibit tanaman pokok yang ditanam di Quarry


Kedondong dapat dilihat pada Tabel 4.5 :
80

Tabel 4.5
Persiapan Jenis Bibit Tanaman Untuk Kegiatan Revegetasi
di Quarry Kedondong

No Nama Lokal Nama Latin/Ilmiah Jumlah Batang


1 Mangga Mangifera Indica 300

2 Jati Tectona Grandis 300

3 Sengon Albizia chinensis 400

Total Ketersediaan Bibit Tanam 1.000


(Sumber : Laporan Perencanaan Reklamasi Quarry Kedondong di PT ITPTbk.)

Pada persiapan penanaman bibit untuk 1.000 lubang tanam pada luas

lahan 2 hektar pertama, PT. ITP Tbk. Unit Palimanan berencana akan

menyediakan bibit tanaman pokok sebanyak 1.000 yang diangkut dari

dua tempat berbeda yaitu dipenampungan bibit tepatnya di CSR

Department (Corporate Social Responsibility) yang lokasinya berada

di dalam area IUP dan hasil pembelian diluar lokasi tambang, sehingga

akan memudahkan apabila diangkut menuju lokasi yang akan

direvegetasi.

4.4.5.4 Peralatan Yang Digunakan Pada Kegiatan Revegetasi

Peralatan yang digunakan pada kegiatan revegetasi lahan bekas

tambang di Quarry Kedondong adalah cangkul, parit, kawat pengikat

ajir, meteran, alat penggarap tanah, ajir, ember, skop, linggis, gunting,

gergaji, pisau pangkas, dan penggaris.

4.4.5.5 Bahan Yang Digunakan Pada Kegiatan Revegetasi


81

Bahan-bahan yang diperlukan pada tahap awal pelaksanaan

kegiatan revegetasi pascatambang di Quarry Kedondong adalah

persiapan bibit penanaman awal untuk 1.000 lubang tanam sebanyak

1.000 bibit, campuran sekam padi, pupuk kandang, pupuk kompos

(mulsa), dan pupuk tunggal dari sentra penjualan pupuk seperti pupuk

Urea, TSP, dan KCL sebagai pelengkap pemupukan tanaman pokok.

4.5 Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Bibit Tanaman Pokok

4.5.1 Pengaturan Jarak Tanam

Pengaturan jarak tanam tanaman di Quarry Kedondong akan dilakukan

dengan menggunakan pola segi empat (Square Pattern) dengan jarak tanam

yaitu sekitar 4 x 4 meter. Karena bibit yang akan ditanam sebagian besar

adalah jenis pohon maka ukuran lubang tanam yang dibuat lebih besar

disesuaikan dengan jenis bibit tanaman yang akan ditanam serta sifat fisik dan

kimia tanah. Setiap titik tempat penamanan bibit diberi tanda dengan

menggunakan ajir, yaitu bilah bambu panjang ±70 cm dengan lebar ±3 cm

yang ditancapkan pada setiap titik tanam untuk mempermudah kegiatan

pemeliharaan dan pemantauan berkala.

4.5.2 Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam tanaman di Quarry Kedondong dilakukan

dengan mengatur susunan komposisi lapisan tanah peruntukan media tanam,

diameter dan kedalaman lubang tanam yang digunakan rata-rata adalah 60 cm.
82

Gambar desain lubang tanam pada kegiatan revegetasi di Quarry Kedondong

dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Lubang tanam di area revegetasi Quarry Kedondong berbentuk tabung,

sehingga pada perhitungan jumlah volume tiap media tanam yang dimasukan

ke dalam lubang tanam dapat di hitung menggunakan rumus volume tabung

sesuai dengan diameter lubang 60 cm dan kedalam lubang tanam 60 cm.

Berikut adalah perhitungannya :

Volume Lubang Tanam (m3) = Luas Alas Lubang (m2) x Kedalaman (m)

V1Tanah Pucuk = (3,14 x 0,32) m) x 0,18 m = 0,050868 m3

V2Pupuk Kompos & Kandang = (3,14 x (0,3)2 m) x 0,18 m

= 0.050868 m3

V3Tanah Pucuk = (3,14 x 0,32) m) x 0,24 m = 0,067824 m3

(Sumber : Data Primer, 2018)


Gambar 4.5

Desain Lubang Tanam di Quarry Kedondong


83

4.5.3 Media Tanam

Media tanam yang digunakan untuk kebutuhan bibit revegetasi di

Quarry Kedondong berupa campuran tanah pucuk, pupuk kompos dan sekam

padi. Susunan komposisinya dengan memasukan tanah pucuk sampai 40 %

dari kedalaman lubang 37-60 cm, campuran pupuk kompos, sekam padi, dan

pupuk kandang sampai 30% dari kedalaman lubang 19-36 cm lalu lapisan

tanah paling atas dengan tanah pucuk sampai 30% dari kedalaman lubang 0-18

cm (lihat Tabel 4.6). persentase ini didapatkan dari hasil perhitungan volume

lubang tanam yang berbentuk tabung (lihat Gambar 4.5).

Tabel 4.6

Komposisi Media Tanam per Lubang Tanam

di Quarry Kedondong

Kedalaman Persentase
Jenis Media
Lubang Volume (m3) komposisi/lubang
Tanam
Tanam tanam
0-18 cm Tanah Pucuk 0,050868 m3 30 %
Campuran Pupuk
19-36 cm Kompos dan Pupuk 0,050868 m3 30 %
Kandang
37-60 cm Tanah Pucuk 0,067824 m3 40 %
Total komposisi media
0,16956 m3 100 %
tanam/lubang tanam
(Sumber : Laporan Pascatambang Quarry Kedondong di PT .ITP Unit Palimanan, 2016)

4.5.4 Waktu Penanaman Tanaman Pokok

Pemilihan waktu yang tepat untuk menanam sangatlah penting dalam

menentukan keberhasilan kegiatan penanaman. Hampir semua jenis pohon di


84

waktu muda peka terhadap kelembaban tanah yang rendah. Penanaman

yang terbaik adalah pada saat kelembaban tanah mencapai kapasitas lapang.

Untuk mengurangi evapotranspirasi, maka penanaman dilakukan pada

saat langit berawan atau cuaca teduh. Sebaiknya kegiatan penanaman bibit di

kawasan Quarry Kedondong dilakukan pada awal bulan Desember 2018 dan

penanaman penyulaman dilakukan pada awal bulan Desember 2020.

Penanaman dilakukan setelah musim hujan tiba yang berlangsung antara bulan

Oktober sampai Januari. Pengamatan mulainya hujan lebat sangat diperlukan

karena bibit yang baru ditanam membutuhkan air yang cukup dan udara

lembab.

4.5.5 Penanaman Bibit Tanaman Pokok

Kegiatan penanaman bibit di Quarry Kedondong pada pascatambang

akan dilakukan dua kali yaitu penanaman awal pada bulan Desember 2018

sebanyak 1.000 bibit tanam yang dipantau sampai bulan Maret 2019.

Berikut adalah tahap-tahap pelaksanaan kegiatan penanaman bibit di

area revegetasi yang akan dilakukan pada Quarry Kedondong:

a. Pemadatan tanah di dalam polybag yang berisi bibit tanaman pokok

sebelum bibit dimasukan ke dalam lubang tanam.

b. Pemotongan cabang akar yang menerobos keluar dari tanah di dalam

polybag agar tidak terlipat pada saat ditanam ke dalam lubang tanam.

c. Pelepasan bibit tanaman pokok dari dalam polybag dengan hati-hati agar

tanah pembungkus bibit, akar, dan bibit tanaman tidak pecah dan tidak

rusak.
85

d. Memasukan bibit tanaman pokok ke dalam lubang tanam yang telah

ditandai dengan ajir dengan posisi tegak dan melepaskan ajir sementara

untuk mempermudah proses penanaman.

e. Menimbun bibit tanaman pokok di dalam lubang tanam dengan lapisan

tanah pucuk (top soil) dan campuran pupuk kandang/pupuk kompos yang

ditimbun sampai pangkal batang atau leher akar bibit tanaman pokok.

f. Pemadatan tanah sekitar penanaman bibit dan membuat timbunan di atas

lubang tanam yang telah ditanami dengan bentuk timbunan cembung agar

air tidak menggenangi lubang tanam.

g. Penutupan timbunan dengan mulsa untuk mengurangi penguapan air,

pemasangan kembali ajir di tepi lubang tanam sejauh 30 cm dari tanaman

pokok.

h. Penandaaan hasil kegiatan penanaman dengan meletakan kantung plastik

(poly bag) bekas media tanam bibit di atas ajir.

4.5.6 Evaluasi Kesehatan Tanaman

Evaluasi kesehatan tanaman dilakukan pada tanaman muda yang baru

ditanam danakan terus diperiksa setelah umur 1-3 bulan pertama penanaman.

Evaluasi penanaman perlu diakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

penanaman. Evaluasi tanaman oleh perusahaan dilakukan pada awal

penanaman yaitu awal bulan Januari 2019 sampai dengan bulan Maret 2019,

dan pada penyulaman evaluasi dilakukan pada awal bulan Januari 2020 sampai

dengan awal bulan Maret 2020.


86

Evaluasi kesehatan tanaman dilaksanakan sebelum pelaksanaan

pemeliharaan tanaman. Hasil pemeriksaan dan evaluasi terhadap kesehatan

penanaman perlu dilakukan untuk menghitung jumlah tanaman yang

hidup/mati, menghitung jumlah tanaman sehat, menghitung jumlah tanaman

yang merana (tidak normal), mengamati tingkat gangguan tanaman (hama,

penyakit, gulma, binatang, dll.).

4.6 Pemantauan Revegetasi di Gunung Quarry Kedondong

4.6.1 Pemantauan Flora dan Fauna

Pemantauan flora dan fauna sangat diperlukan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan revegetasi yang telah dilaksanakan. Pemantauan flora

pada kegiatan pemantauan reklamasi di perusahaan adalah dengan melakukan

pemulihan tutupan lahan melalui penanaman vegetasi pada area bekas tambang

untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan kegiatan reklamasi di

Quarry Kedondong. Metode pemantauan yang digunakan adalah :

 Pencatatan luas area yang direklamasi.

 Pencatatan jumlah pohon yang ditanam.

 Pencatatan jenis tanaman yang ditanam.

 Pencatatan kemampuan pertumbuhan tanaman.

Pemantauan fauna pada kegiatan pemantauan reklamasi di PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan adalah dengan melakukan

pemulihan tutupan lahan melalui penanaman vegetasi pada area bekas

tambang untuk memperoleh informasi tentang pemulihan habitat satwa di


87

area bekas tambang. Metode pemantauan fauna yang digunakan oleh

perusahaan adalah :

 Pencatatan Jenis satwa yang hidup di area bekas tambang PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan yang telah

ditanami kembali.

 Pencatatan Jumlah satwa yang hidup di area bekas tambang PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan yang telah

ditanami kembali.

4.6.2 Pengendalian dan Pemberantasan Hama dan Penyakit

Tanaman berumur muda yang tumbuh pada kondisi tanah kurang subur

pada umumnya rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Jenis hama dan

penyakit yang menyerang pada umumnya akan berbeda-beda menurut jenis

tanaman, musim, serta sumber penyebab hama dan penyakit. Oleh karena itu,

tindakan pengendalian dan pemberantasan hama dan penyakit yang umumnya

timbul juga disesuaikan dengan jenis tanamannya.

Pengendalian dan pembentasan hama dan penyakit pada lahan

revegetasi di Quarry Kedondong salah satunya dengan pemberantasan gulma

yang tumbuh disekitar tanaman pokok.

4.6.3 Pengendalian Tanaman Pengganggu (Gulma)

Pengendalian gulma merupakan proses membatasi kehadiran gulma

sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien, sedangkan

pemberantasan gulma adalah usaha mematikan seluruh gulma yang ada,


88

baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya sehingga populasi

gulma sebisa mungkin dihilangkan sampai habis.

Pengendalian dan pemberantasan gulma bertujuan untuk menekan

pertumbuhanya sehingga tidak merugikan tanaman pokok karena gulma dapat

bersaing dalam pengambilan unsur hara, air dan sinar matahari, serta dapat

menjadi sumber munculnya hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman

pokok.

Pada awal pertanaman di Quarry Kedondong, pengendalian gulma

merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar pertumbuhan

tanaman tidak terhambat. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan

menebas atau memotong menggunakan alat seperti cangkul, gunting pangkas,

pisau pangkas, parang, atau mesin pemotong rumput. Namun demikian,

pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan gulma harus hati-hati agar tidak

mengenai tanaman pokok. Pada lahan miring, pengendalian dan pemberantasan

gulma dilakukan dengan intensitas yang ringan, yakni hanya di sekitar tanaman

pokok untuk mencegah terjadinya erosi.

Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan

herbisida yang disesuaikan dengan jenis gulma yang ada seperti Round Up,

polaris, gramaxson, dan lain-lain. Jika menggunakan glifosat maka konsentrasi

yang digunakan adalah 6–8 l/ha atau disesuaikan dengan anjuran pemakaian

sesuai petunjuk yang ada pada kemasan.

4.6.4 Pencegahan dan Pengendalian Penebangan Liar


89

Penebangan liar yang terjadi di area reklamasi Quarry Kedondong di

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan umumnya dilakukan

oleh warga sekitar area penambangan.

Hal ini menjadi salah satu kendala pada kegiatan revegetasi karena hasil

tanam menjadi tidak sesuai dengan rencana awal yang diharapkan. Pada jenis

tanaman pokok yang berbentuk pohon, seringkali ranting-ranting ditebang

sehingga proses pemeliharaan menjadi terhambat.

Pencegahan dan pengendalian penebangan liar pada area reklamasi

Quarry Kedondong secara garis besar peraturan yang diberikan sama dengan

pencegahan dan pengendalian pengembalaan liar.

Upaya yang dilakukan untuk menekan penebangan liar adalah dengan

memberi teguran lisan dari pihak patroli perusahaan dan melakukan

musyawarah bersama agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Pencegahan juga dilakukan dengan mendirikan plang peraturan dan peringatan

untuk batas area yang direklamasi sehingga para penebang liar dapat

mengetahui area reklamasi perusahaan yang tidak boleh diganggu.

4.6.5 Pencegahan dan Pengendalian Pengembalaan Liar

Pengembalaan liar yang berada di area reklamasi Quarry Kedondong

diantaranya adalah pengembalaan kerbau, sapi, dan kambing. Pengendalian

penggembalaan liar ditekankan pada pencegahan dengan memberikan jalan

keluar untuk mengatasi kekurangan pakan ternak.

Upaya pengendalian penggembalaan ternak secara liar yang dilakukan di

perusahaan adalah dengan cara sebagai berikut:


90

a) Melakukan patroli rutin. Patroli adalah kegiatan pengawasan pengamanan

yang dilakukan dengan cara gerakan dari satu tempat ke tempat lain oleh

dua atau lebih di wilayah reklamasi. Patroli dilaksanakan secara teratur dan

selektif atau tergantung situasi dan kondisi keamanan kawasan. Tujuan

patroli adalah mencegah terjadinya gangguan terhadap areal reklamasi,

mengetahui situasi lapangan serta melakukan tindakan terhadap pelaku

pelanggaran yang ditemukan pada waktu patroli.

b) Mencegah masuknya binatang ternak dengan memasang plang/rambu-

rambu tentang larangan masuknya ternak ke area reklamasi. Larangan

masuknya ternak ke dalam area reklamasi di Quarry Kedondong maupun

lokasi reklamasi lainnya umumnya dilakukan hanya sewaktu tanaman

masih berumur muda dan apabila tajuk pohon sudah tidak dapat dicapai

ternak maka penggembalaan ke dalam area reklamasi diperbolehkan

kembali.

c) Pengaturan penggembalaan diarahkan untuk membatasi jumlah ternak yang

dapat digembalakan di area reklamasi yang telah melewati umur kritis

(umur tanaman yang masih rentan).

d) Memberikan alternatif kepada pengembala untuk menuju lokasi lainnya ke

lahan yang memiliki ketersediaan pakan ternak sehingga dapat

memberikan pakan bagi ternaknya.

4.7 Asumsi Kendala Pada Kegiatan Reklamasi di Quarry Kedondong

Pada pelaksanaan reklamasi khususnya pada kawasan Quarry Kedondong di

lokasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan tidak selalu bejalan
91

dengan lancar. Kendala yang terjadi pada pelaksanaan kegiatan reklamasi lahan

bekas tambang nanti nya di Quarry Kedondong adalah hasil tanaman pokok yang

memiliki kualitas kurang baik, serangan hama dan penyakit, aktivitas pengembalaan

liar yang melibatkan hewan perusak tanaman pokok seperti kerbau, sapi, dan

kambing, penebangan liar, musim kemarau, cuaca yang buruk, dan gulma atau

tanaman pengganggu (gulma).

4.8 Manfaat Revegetasi Lahan Bekas Tambang di Quarry Kedondong

Manfaat yang didapatkan pada kegiatan revegetasi lahan bekas tambang di

Quarry Kedondong sangat banyak. Pemilihan jenis bibit tanam yang sebagian besar

merupakan tanaman peruntukan pembuatan obat, bahan makanan, minuman,

tanaman hias dapat menjadi nilai tambah. Sehingga hasil panen yang akan didapat

sangat berdampak positif bagi peningkatan perekonomian bagi warga sekitar

tambang khususnya pihak pengelola.

Quarry Kedondong merupakan kawasan konservasi dengan berbagai

keanekaragaman hayati di dalamnya. Pelaksanaan kegiatan revegetasi dapat

memulihkan lahan bekas aktivitas penambangan sehingga dapat berdaya guna.

Pelaksanaan revegetasi di Quarry Kedondong juga salah satu dari perencanaan

pascatambang yang akan diperuntukan sebagai kawasan konservasi untuk umum

sehingga stabilitas kehutanan tetap terjaga setelah kegiatan penambangan berakhir.

4.9 Perkiraan Biaya Reklamasi di Quarry Kedondong

Pengeluaran biaya reklamasi di Quarry Kedondong telah dimasukan dalam

laporan keuangan kegiatan reklamasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit
92

Palimanan. Biaya langsung sebesar Rp. 271.055.192,00,- dan biaya tidak langsung

sebesar Rp. 41.992.905,- sehingga total biaya reklamasi di Quarry Kedondong pada

lahan seluas 3,68 ha adalah Rp. 246.779.008,65,-

Untuk mempermudah penyajian data biaya reklamasi dan revegetasi,

pengeluaran biaya langsung dan biaya tidak langsung untuk upaya reklamasi dengan

revegetasi menggunakan tanaman jenis pionir dan lokal di kawasan konservasi

Quarry Kedondong dapat di lihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Perhitungan biaya

reklamasi dapat dilihat pada Lampiran C.

Tabel 4.9

Deskripsi Biaya Langsung Untuk Reklamasi Quarry Kedondong

Deskripsi Biaya Langsung Harga Jumlah


Total Harga
Kebutuhan
A. Biaya Penatagunaan Lahan
1. Biaya Pengaturan
Rp.10.000/lt 1.260 liter Rp.12.600.000
Permukaan Lahan (Rp)
2. Biaya Penaburan Tanah
Rp.20.000/m3 2.880 m3 Rp.57.600.000
Pucuk (Top Soil) (Rp)
3. Biaya Pengendalian Erosi
- - -
dan Monitoring Air ((Rp)
B. Biaya Revegetasi
1. Penebaran tanaman
- - -
penutup (cover crops)
2. Penebaran tanah pucuk 118,692
Rp.20.000/m3 Rp.2.373.840
1.000 lubang tanam m3

Urea = Rp.3.900,
3. Pemupukan (Rp) KCL = Rp.3900, 300 hari Rp.159.350
TSP = Rp.3.650,

Rp.30.000 s/d
4. Pengadaan Bibit (Rp) 1.318 bibit Rp.37.120.000
Rp.50.000/bibit
5. Penanaman (Rp) - - -
6. Pemeliharaan harian (5
50.000/hari 300 hari Rp.75.000.000
orang) (Rp)
93

D.Biaya Pekerjaan
Sipil Peruntukan - - -
Revegetasi (Rp)
Total Biaya Langsung Rp. 184.853.190,00,-
(Sumber : Rencana Reklamasi Quarry Kedondong di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Unit Palimanan, 2016)

Tabel 4.10

Deskripsi Biaya Tidak Langsung Untuk Reklamasi Quarry Kedondong

Persentase
Deskripsi Biaya Tidak Langsung (Rp) dari Biaya
Total Biaya
Langsung

Luas Lahan Reklamasi (Ha)


A. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi
2,5 % Rp. 6.772.952,79,-
Alat
B. Biaya Perencanaan Reklamasi 3% Rp. 18.127.543,00,-
C. Biaya Administrasi Rp. 13.545.905,93,-
5%
dan Keuntungan pihak ke-3
D. Biaya Supervisi 5% Rp. 13.545.905,93,-

Total Biaya Tidak Langsung Rp. 41.992.308,-


(Sumber : Laporan Reklamasi Quarry Kedondong di PT. ITP, 2016)

4.10 Pemantauan Kualitas Air Kolam Buatan di Quarry Kedondong

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.Unit Palimanan melakukan kegiatan rutin

pengecekan kualitas air pada kolam buatan tersebut. litologi dari dasar pembentukan

kolam yang ada di Quarry Kedondong umumnya adalah batu gamping dan batu

lempung, sehingga kandungan air setiap harinya dapat tercampur dengan

batugamping dan mengurangi kualitas air untuk kebutuhan perairan lahan revegetasi.
94

Untuk memperoleh informasi tentang kualitas air kolam dan jumlah kerusakan

pada kolam penampungan air hujan. Parameter utama yang dilakukan dalam kegiatan

pemantauan kualitas air kolam adalah : nilai keasaman (pH), kadar TSS pada kolam

yang menjadi badan penerimaan air, dan jumlah sedimen yang harus dikeruk pada

kolam pengendapan. Berikut metode pemantauan kualitas air yang digunakan oleh

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan adalah sebagai berikut :

 Pengambilan sampel air permukaan kolam penampungan air hujan yang

terletak di Quarry Kedondong.

 Pengukuran kualitas air untuk parameter fisika (TDS, turbiditas/TSS,

temperatur, warna, dan konduktivitas listrik), parameter kimiawi (total

logam dan anion), dan parameter mikrobiologi (analisis bakteri koliform).

 Pengamatan jumlah sedimen yang mengendap dalam kolam pengendapan.

Hasil pengukuran kualitas air kolam buatan di daerah Quarry Kedondong

Tahun 2016 dapat di Lihat pada Lampiran D yang bersumber dari laporan tahunan

pemantauan lingkungan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan.

4.11 Pelaporan

Pelaporan yang dibuat oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit

Palimanan tertera pada laporan dokumen reklamasi, laporan dokumen ANDAL, RPL

dan RKL, status perizinan dari pemerintah terkait pelaksanaan reklamasi khususnya

pemantauan yang diawasi oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat dan pelaporan

rutin hasil pelaksanaan reklamasi di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit

Palimanan ditunjukan kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa
95

Barat, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dan Bupati Kabupaten

Cirebon.

4.12 Standar Keberhasilan Kegiatan Reklamasi

Standar keberhasilan reklamasi lahan bekas tambang pada kawasan hutan dari

Perum Perhutani di Quarry Kedondong, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit

Palimanan mengacu pada Peraturan Mentri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

P4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan yang menyatakan bahwa

penilaian keberhasilan reklamasi hutan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali atau

setahun sebelum berakhirnya masa berlaku izin pinjam pakai kawasan hutan.

Pada Permenhut Nomor : P.60/Menhut-II/2009. Penilaian keberhasilan

reklamasi dilakukan dengan cara pemberian skor dan pembobotan pada setiap

kriteria yang meliputi :

 penataan lahan dengan bobot 30

 pengendalian erosi dan sedimentasi dengan bobot 20

 kegiatan revegetasi dengan bobot 50

4.13 Standar Keberhasilan Kegiatan Revegetasi

Standar keberhasilan revegetasi lahan bekas tambang Quarry Kedondong

mengacu pada Pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.60/Menhut-II/2009 dan

Peraturan Mentri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P4/Menhut-II/2011, namun

peraturan tersebut tidak mencantumkan secara eksplisit tentang standar pemeliharaan

tanaman.
96

Dengan mengacu pada aturan tersebut PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Unit Palimanan melakukan modifikasi terhadap parameter keberhasilan maka dapat

dirumuskan standar keberhasilan dari kegiatan pemeliharaan tanaman pokok di

Quarry Kedondong adalah sebagai berikut :

a) Pemeliharaan Tanaman

 Persentase jadi tanaman ≥ 90% dari total jumlah batang yang ditanam pada

kegiatan reklamasi.

 Jumlah batang tanaman yang dilakukan penyulaman < 5%.

 Penggunaan jenis pupuk kandang atau kompos ≥ 90% dari total

penggunaan pupuk.

 Jumlah pupuk yang digunakan ≥ 90% dari yang direncanakan.

 Kesesuaian frekuensi pemupukan dengan yang direncanakan ≥ 90%.

 Jumlah batang tanaman yang terganggu oleh gulma atau terserang hama

dan penyakit < 10%.

b) Kondisi tanaman

 Jumlah batang tanaman yang tumbuh secara sehat ≥ 90% dari total

jumlah batang yang ada.

 Persentase tumbuh tanaman ≥ 90% dari total jumlah batang yang

ditanam.

 Jumlah batang tanaman yang memiliki tinggi tanaman normal ≥ 90%

dari total jumlah batang tanaman yang hidup.

Anda mungkin juga menyukai

  • Dasar Dasar Manajemen
    Dasar Dasar Manajemen
    Dokumen33 halaman
    Dasar Dasar Manajemen
    co_mozilla2501
    Belum ada peringkat
  • Pak B
    Pak B
    Dokumen19 halaman
    Pak B
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen4 halaman
    2
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Damar
    Dokumen Damar
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Damar
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    Dokumen9 halaman
    ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pak Muhi 2
    Pak Muhi 2
    Dokumen23 halaman
    Pak Muhi 2
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • KONTEMPORER
    KONTEMPORER
    Dokumen11 halaman
    KONTEMPORER
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Daftar ISI Gilang
    Daftar ISI Gilang
    Dokumen2 halaman
    Daftar ISI Gilang
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • BAiikk
    BAiikk
    Dokumen25 halaman
    BAiikk
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Da
    Dokumen Da
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Da
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover S
    Cover S
    Dokumen1 halaman
    Cover S
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • BA
    BA
    Dokumen9 halaman
    BA
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Daftar ISI Ubaedah
    Daftar ISI Ubaedah
    Dokumen2 halaman
    Daftar ISI Ubaedah
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Coverhu
    Coverhu
    Dokumen1 halaman
    Coverhu
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Manajemenn
    Pengantar Manajemenn
    Dokumen89 halaman
    Pengantar Manajemenn
    Ahmad Sirojuddin
    Belum ada peringkat
  • Chainage
    Chainage
    Dokumen10 halaman
    Chainage
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Bab I-Bab Iii
    Bab I-Bab Iii
    Dokumen36 halaman
    Bab I-Bab Iii
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • 2 Prakata
    2 Prakata
    Dokumen2 halaman
    2 Prakata
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • SIMAU
    SIMAU
    Dokumen3 halaman
    SIMAU
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Konsep Kewirausahaan
    Konsep Kewirausahaan
    Dokumen34 halaman
    Konsep Kewirausahaan
    Rafi Rahman AL Kautsar
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen18 halaman
    Bab 5
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Salsa
    Salsa
    Dokumen2 halaman
    Salsa
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • ENDANG
    ENDANG
    Dokumen3 halaman
    ENDANG
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 1
    Bab 1 1
    Dokumen15 halaman
    Bab 1 1
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Ida
    Cover Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Ida
    ubaivisca
    100% (1)