Anda di halaman 1dari 4

Nama : NURUL AZIJAH

Npm : 153342098

Manajemen 6B Reg

3 Mazhab – Mazab Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer :

Agama islam hanyalah satu, yaitu agama yang haq dari Allah SWT. Oleh karenanya tidaklah
mengherankan jika terdapat berbagai macam interpreatsi manusia tentang islam, termasuk tentang
masalah ekonomi dalam islam. Tetapi hal ini tidaklah mengurangi arti eksistensi dan vitalitas islam. Justru
merupakan keragaman yang digunakan untuk memperkokoh islam. Dari sisi karakter dasar pemikiran
ekonomi islam pada saat ini, secara garis besar terdapat tiga mazhab (corak pemikiran) utama yaitu:

1. Mazhab Baqir as-sadr

Mazhab ini dipelopori oleh Baqir as-sadr dengan bukunya yang fenomenal yaitu Iqtishaduna (ekonomi
kita). Mungkin sebelumnya anda bertanya-tanya siapakah Baqir as-sadr, Muhammad Baqir al-Sadr
dilahirkan di Kadhimiyeh pada 25 Dzulqaidah 1353 H/ 1 Maret 1935 M. Datang dari suatu keluarga yang
terkenal dari sarjana-sarjana Shi’ite dan para intelektual islam, Sadr mengikuti jejak mereka secara alami.
Beliau memilih untuk belajar studi-studi islam tradisional di hauzas (sekolah-sekolah tradisional di Iraq),
di mana Beliau belajar fiqh, ushul dan teologi. Beliau adalah ulama syiah irak terkemuka, pendiri
organisasi hizbullah di Lebanon.

Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan islam. Ekonomi tetap
ekonomi dan islam tetap islam. Keduanya tidak akan pernah dapat dipersatukan karena keduanya
berasal dari filosofi yang saling kontradiktif. Yang satu anti islam sedangkan yang lainnya Islam.

Menurut mereka perbedaan filosofi ini berdampak pada perbedaan cara pandang keduanya dalam
melihat masalah ekonomi. Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul karena adanya keinginan
manusia yang tidak terbatas dan ketersediaan sumberdaya yang terbatas. Mazhab Baqir menolak
pernyataan ini, karena menurut mereka Islam tidak mengenal sumberdaya yang terbatas. Seperti yang
ada di dalam Alquran ” Sungguh telah kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya
(54:49). Oleh karena itu segala sesuatunya telah terukur dengan sempurna, Allah telah memberikan
sumberdaya yang cukup bagi seluruh manusia di dunia. Pendapat bahwa keinginan manusia tidak
terbatas juga ditolak. Contohnya Manusia akan berhenti minum jika dahaganya telah terpuaskan.

Mazhab Baqir berpendapat bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya distribusi yang tidak merata
dan adil sebagai akibat sistem ekonomi yang membolehkan exploitasi dari pihak yang kuat terhadap
yang lemah. Dimana yang kuat memiliki akses terhadap sumberdaya sehingga menjadi sangat kaya
sedangkan yang lemah tidak meiliki akses ke sumberdaya sehingga menjadi sangat miskin. Oleh karena
itu masalah ekonomi bukan karena sumberdaya yang terbatas tetapi karena keserakahan manusia yang
tidak terbatas.
Oleh karena itu menurut mazhab ini istilah ekonomi islami adalah istilah yang menyesatkan dan
kontradiktif. Sebagai gantinya ditawarkan dengan istilah yang berasal dari filosofi islam yaitu Iqtishad,
yang secara harfiah berarti keadaan sama seimbang.

Semua teori yang dikembangkan oleh ilmu ekonomi konvensional ditolak dan dibuang. Sebagai gantinya
maka disusunlah teori-teori ekonomi baru yang digali dari Alquran dan Assunah.

2. Mazhab Mainstream

Mazhab mainstrean berbeda pendapat dengan mazhab Baqir. Mazhab ini justru setuju bahwa masalah
ekonomi muncul dikarenakan sumberdaya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang
tidak terbatas. Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad Saw. Bahwa manusia tidak akan pernah puas.
Bila diberikan emas satu lembah, ia akan meminta emas dua lembah. Bila diberikan dua lembah maka
dia akan meminta tiga lembah dan seterusnya sampai ia masuk kubur.

Dengan demikian, pandangan mazhab ini tentang masalah ekonomi hampir tidak ada bedanya dengan
pandangan ekonomi konvensional. Perbedaannya terletak pada cara menyelesaikan masalah tersebut.
Dilema sumberdaya terbatas dihadapkan dengan keinginan manusia yang tidak terbatas memaksa
manusia itu melakukan pilihan-pilihan atas keinginannya. Kemudian manusia membuat skala prioritas
dalam memenuhi keinginannya.

Dalam Ekonomi konvensional pemilihan sekala prioritas berdasarkan selera masing-masing pribadi.
Manusia boleh mempertimbangkan tuntutan agama atau boleh juga mengabaikannya. Tetapi dalam
ekonomi islami pilihan tidak dapat dilakukan semaunya, harus berdasarkan tuntunan Alquran dan
Assunah.

Mazhab ini berpendapat mengambil hal-hal yang baik dan bermanfaat yang dihasilkan oleh bangsa dan
budaya non islam tidak diharamkan. Nabi bersabda hikmah atau ilmu itu bagi umat islam adalah ibarat
barang yang hilang. Dimana saja ditemukan maka umat islam paling berhak mengambilnya.

3. Mazhab Alternatif – Kritis

Mazhab ini mengkritik dua mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir dikritik sebagai mazhab yang berusaha
menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya telah ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori
yang lama dengan menggantinya dengan teori yang baru. Sedangkan mazhab mainstream dikritiknya
sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel
zakat dan niat.

Mazhab ini adalah mazhab kritis. Meraka berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan
terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam itu sendiri. Mereka meyakini
bahwa Islam itu benar tetapi ekonomi islami belum tentu benar karena ekonomi islami adalah hasil
tafsiran manusia atas Alquran dan Assunnah.
Oleh karena itu nilai kebenarannya tidaklah mutlak. Teori-teori yang diajukan oleh ekonomi islami harus
selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi konvensional.

Masing-masing dari ketiga mazhab diatas telah memiliki ciri menonjol yang bisa saling berkonfrontasi,
sepertihalnya mainstream yang terlihat paling moderat karena sikapnya terhadap teori ekonomi
konvensional yang tidak semata-mata dihapus, melainkan dipilah berdasarkan prinsip metodologi teori
ekonomi Islam jika didapatkan sesuatu yang tidak salah dan dibolehkan atau dibenarkan maka hal itu
dilaksanakan, dan apabila ada yang salah maka hal itu dihilangkan. Begitu juga sikapnya terhadap
permasalahan pangkal dari sebuah teori ekonomi berupa scrachity (kelangkaan) yang titik tolaknya pada
dasarnya sama, melainkan lebih pada pola distribusinya. Hal ini berbeda sama sekali dengan As Shadr,
yang sampai tegasnya mazhab ini berpendapat bahwa jika, ingin dinamakan dengan ekonomi Islam,
seharusnya tidak perlu pakai istilah ekonomi melainkan dengan istilah yang berubah total yakni
iqtishoduna. Permasalahan ini dikarenakan mazhab as Sadhr tidak menyetujui jika permasalahan
ekonomi adalah sama dengan konvensional yakni pada kelangkaan sumber daya. Sebab menurut
mazhab ini, pada dasarnya Allah telah menurunkan secara jelas ayat yang menegaskan bahwa sumber
daya yang ada itu pada dasarnya sudah cukup, tinggal bagaimana manusia mengolahnya dan
mendistribusikannya. Sedangkan mazhab kritis, lebih pada analisa mendalam mengenai hasil temuan-
temuan sistem ekonomi yang ada termasuk ekonomi Islam untuk dikritisi kembali dan secara terus
menerus.

Diantara ketiga mazhab ini, jika dikaji berdasarkan teori dialektika dan sebuah kesatuan metodolgi
bukanlah tiga teori yang sebenarnya layak untuk menimbulkan klaim hingga pada akhirnya menimbulkan
terjadi konflik dialektika teori yang meruncing. Akan tetapi, dari ketiga mazhab ekonomi Islam ini, pada
dasarnya memiliki sebuah kesatuan dan mampu untuk saling mengisi satu sama lain yang didasarkan
dari peran teori yang diusung oleh masing-masing mazhab.

Sepertihalnya kekurangan pada mazhab mainstream yang cenderung mudah disalah persepsikan sebagai
ekonomi minus riba plus zakat dapat untuk kemudian ditegaskan kembali oleh mazhab As Shadr dan
dikoreksi secara terus menerus oleh alternatif kritis.

Teori pada dasarnya akan mengalami evolusi melalui pelestarian, inovasi, dan kepunahan, maka terdapat
suatu proses evolusi dalam sejarah manusia. Proses ini ditandai dengan dua kecenderungan, yakni
adanya keanekaragaman dan kemajuan. keanekaragaman mengacu kepada kenyataan bahwa jumlah dan
aneka ragam masyarakat sangat meningkat, dan pola-pola adaptasi manusia semakin lama semakin
berbeda-beda. Sementara kemajuan tidak mengacu kepada peningkatan kebahagiaan atau moralitas
tetapi kepada perkembangan teknologi dan kepada perubahan organisasi dan ideologi yang terjadi
bersamaan dengan perkembangan teknologi.

Geliat Kemunculan Proptotipe Ekonomi Islam Modern, sebagai penutup


Keuangan Islam bukanlah temuan dari gerakan politik ekstrim Islam abad ini, namun bersumber dari
perintah yang ada dalam al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad. Keyakinan-keyakinan pokok hukum
Islam yang bersumber wahyu berkenaan dengan urusan perdagangan ini merupakan bagian dari agama
yang sama nilainya dengan pernikahan. Hukum Islam telah mengambil serangkaian ketentuan yang
saling terkait dari kitab suci yang melarang pengambilan bunga dan praktek spekulasi yang tidak wajar.
Pada abad pertengahan, kedua praktek tersebut dianggap sebagai perbuatan dosa sekaligus melanggar
hukum, dan benar-benar dihindari. Praktek keuangan dalam bentuk Islam yang berumur ratusan tahun
tersebut sebagian besar mengalami kemunduran selama kurun waktu kekaisaran kolonial Eropa, keitka
hampir seluruh dunia Islam berada di bawah kekuasaan Barat. Di bawah pengaruh negara-negara Eropa,
sebagain besar negara mengadopsi sistem perbankan dan model perusahaan yang terilhami Barat serta
meninggalkan praktek-praktek perdagangan Islam. Dengan demikian, periode modern keuangan Islam
dimulai ketika negara-negara Islam mendapatkan kemerdekaan setelah Perang Dunia Kedua.

Lembaga Keuangan Islam paling awal tercatat adalah Mit Ghamr Project. Lembaga ini didirikan di Mesir
pada 1963 dan segerak diikuti oleh Nasser Social Bank pada 1971. Tonggak sejarah berikutnya adalah
pendirian, berdasarkan Organisasi Konferensi Islam (OKI), The Multinational IDB PADA 1973. Selama
kurun waktu 70-an banyak lembaga keuangan Islam didirikan di sejumlah negara-sebagian merupakan
lembaga pemerintahan, sebagain merupakan lembaga yang berbagi kepemilikan antara pemerintah
dengan swasta, dan sebagain lagi adalah lembaga swasta.

Gelombang jatidiri Islam yang lebih kuat telah memberikan dorongan positif yang lain bagi penerapn
prinsip-prinsip Islam dalam bisnis dan keuangan. Karena jenuh dengan politik dan kebudayaan Barat, dan
diilhami oleh kesalehan relijius, sejumlah Muslim taat yang terus bertambah jumlahnya berusaha untuk
menyesuaikan kehidupan mereka di dunia modern dengan ajaran agamanya. Berakhirnya kolonialisme
dan munculnya trend keberagamaan telah merangsang kebangkitan kembali keuangan Islam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4 DR Ubai
    Bab 4 DR Ubai
    Dokumen31 halaman
    Bab 4 DR Ubai
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    Dokumen9 halaman
    ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • KONTEMPORER
    KONTEMPORER
    Dokumen11 halaman
    KONTEMPORER
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pak B
    Pak B
    Dokumen19 halaman
    Pak B
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pak Muhi 2
    Pak Muhi 2
    Dokumen23 halaman
    Pak Muhi 2
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Damar
    Dokumen Damar
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Damar
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Daftar ISI Gilang
    Daftar ISI Gilang
    Dokumen2 halaman
    Daftar ISI Gilang
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • BAiikk
    BAiikk
    Dokumen25 halaman
    BAiikk
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Da
    Dokumen Da
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Da
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover S
    Cover S
    Dokumen1 halaman
    Cover S
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • BA
    BA
    Dokumen9 halaman
    BA
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Daftar ISI Ubaedah
    Daftar ISI Ubaedah
    Dokumen2 halaman
    Daftar ISI Ubaedah
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Coverhu
    Coverhu
    Dokumen1 halaman
    Coverhu
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Manajemenn
    Pengantar Manajemenn
    Dokumen89 halaman
    Pengantar Manajemenn
    Ahmad Sirojuddin
    Belum ada peringkat
  • Chainage
    Chainage
    Dokumen10 halaman
    Chainage
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Bab I-Bab Iii
    Bab I-Bab Iii
    Dokumen36 halaman
    Bab I-Bab Iii
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • 2 Prakata
    2 Prakata
    Dokumen2 halaman
    2 Prakata
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • SIMAU
    SIMAU
    Dokumen3 halaman
    SIMAU
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Konsep Kewirausahaan
    Konsep Kewirausahaan
    Dokumen34 halaman
    Konsep Kewirausahaan
    Rafi Rahman AL Kautsar
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen18 halaman
    Bab 5
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Salsa
    Salsa
    Dokumen2 halaman
    Salsa
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Dasar Dasar Manajemen
    Dasar Dasar Manajemen
    Dokumen33 halaman
    Dasar Dasar Manajemen
    co_mozilla2501
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • ENDANG
    ENDANG
    Dokumen3 halaman
    ENDANG
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 1
    Bab 1 1
    Dokumen15 halaman
    Bab 1 1
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Ida
    Cover Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Ida
    ubaivisca
    100% (1)