Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian System Penyaliran


Pengertian dari sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang
diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau
mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan
untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam
jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran
tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta
mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang
digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama.

1.2 Penyaliran Pada Tambang Terbuka


Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan. Hal
ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari
sumber air permukaan.
Beberapa metode penyaliran Mine drainage :

 Metode Siemens. Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat


lubang bor kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap
bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam
lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan
selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.

1
 Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump). Metode ini digunakan
untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi.
Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke dalam
lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air.
Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter.

 Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta
katoda. Bilamana elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai,
H+ pada katoda (disumur besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada
sumur lalu dihisap dengan pompa.

2
 Small Pipe With Vacuum Pump

Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah air
sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa
yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan
dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring
kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di
bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan
pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan
terserap ke dalam lubang bor.

2. Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan.
Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut :

 Sistem Kolam Terbuka. Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang
telah masuk ke daerah penambangan. Air dikumpulkan pada sumur (sump),
kemudian dipompa keluar dan pemasangan jumlah pompa tergantung
kedalaman penggalian.
 Cara Paritan. Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang
paling mudah, yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi
penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air
limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke

3
saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau
dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.
 Sistem Adit. Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada
tambang terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang
dibuat dari tempat kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk
pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan
sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya pembuatan saluran
horisontal tersebut dan shaft.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi.

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet),
hujan gerimis atau kabut.

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi


kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

5
1. Evaporasi/ transpirasi – air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam
bentuk hujan, salju, es.
2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan.
3. Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah
Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang
berubah adalah wujud dan tempatnya.

2.2 Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah atau di mata air,
sungai danau, lahan basah, atau laut. Air permukaan berhubungan dengan air bawah
tanah atau air atmosfer.
Air permukaan secara alami terisi melalui presipitasi dan secara alami
berkurang melalui penguapan dan rembesan ke bawah permukaan sehingga
menjadi air bawah tanah. Meskipun ada sumber lainnya untuk air bawah tanah,

6
yakni air jebak dan air magma, presipitasi merupakan faktor utama dan air bawah
tanah yang berasal dari proses ini disebut air meteor.
Besarnya debit air limpasan (Run off) ditentukan dengan menggunakan
rumus rasional :
Q = 0.278 x C x I x A

Dimana :

Q = Debit Air Limpasan Maksimum (m3/detik)

C = Koefisien Limpasan

I = Intensitas Curah Hujan

2
A = Luas Daerah Tangkapan Hujan (km )

2.3 Analisa Curah Hujan

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)
milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar
tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.
Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif
terhadap tanaman.

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi


sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti
embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari
awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap
ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari


laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu
turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak

7
sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah
jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap
satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya
intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan
frekuensi kejadiannya.

Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan


durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah
luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi
cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang
jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan
ditumpahkan dari langit. Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah
hujan (definisi BMKG), diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21 mm per hari,
hujan sedang antara 21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm
per hari.

a. Curah Hujan Rencana


Curah hujan rencana merupakan suatu kriteria utama dalam perencanaan
sistem penyaliran untuk air permukaan pada suatu tambang. Salah satu metode
dalam analisa frekuensi yang sering digunakan dalam menganalisa data curah
hujan adalah metode distribusi ekstrim, atau juga dikenal dengan metode distribusi
Gumbel:

𝑌𝑇 − 𝑌𝑚
𝑋𝑇 = 𝑋 + ( )𝑆
𝑆𝑚

Dimana :

XT = Perkiraan nilai curah hujan rencana (mm)

X = Curah hujan rata-rata (mm)

S = Simpangan baku (standar deviation)

8
YT = Standar deviasi dari reduksi variate (standar deviation of the reduced
variate), nilainya tergantung dari jumlah data

Ym = Nilai reduksi variat (reduced mean) dari variable yang diharapkan


terjadi pada periode ulang tertentu

Sm = Koreksi rata-rata (reduced mean)

b. Intensitas Curah Hujan

Perhitungan intensitas curah hujan dilakukan dengan menggunakan rumus


Mononobe:

𝑅24 24 2/3
𝐼= ( )
24 𝑡𝑐

Dimana :

R24 = Curah hujan rencana perhari (24 jam)

Tc = Waktu konsentrasi (jam)

c. Daerah Tangkapan Hujan (Attacment Area)

Daerah tangkapan hujan adalah luas permukaan yang apabila terjadi hujan,
maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju ke titik
pengaliran. Luas daerah tangkapan hujan ditentukan dengan menggunakan
perhitungan panjang x lebar x skala peta.

2.4 Tahapan Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang


Rencana sistem penyaliran tambang ini dititik beratkan pada metode atau
teknik penanggulangan air pada tambang terbuka

a. Analisis Perencanaan Sump

9
Sump berfungsi sebagai tempat penampungan air sebelum dipompa keluar
tambang. Dimensi sump tergantung dari jumlah air yang masuk serta keluar dari
sump. Sump yang dibuat disesuaikan dengan keadaan kemajuan medan kerja
(front) penambangan. Optimalisasi antara input (masukan) dan output (keluaran),
maka dapat ditentukan volume dari sump.

𝑉 = (𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ)𝑥 𝑝 𝑥 1⁄2 𝑡

Sump ditempatkan pada elevasi terendah atau floor penambangan, jauh


dari aktifitas penggalian batubara sehingga tidak akan menggangu produksi
penambangan.

b. Analisis Perencanaan Pompa dan Pipa


Analisis pemompaan dan pemipaan dilakukan untuk mengetahui
jumlah pompa dan pipa yang akan digunakan.

 Head (julang) pemompaan dan pemipaan


Head (julang) adalah energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah
air pada kondisi tertentu. Semakin besar debit air yang dipompa, maka head
pompa juga akan semakin besar. Head total pompa ditentukan dari kondisi
instalasi yang akan dilayani oleh pompa tersebut.

 Durasi Pemompaan
Durasi pemompaan maksimal yang digunakan adalah 21 jam/hari, dengan
pertimbangan akan disediakan 3 jam sebagai waktu maintenance terhadap
pompa.

 Jumlah Pompa dan Pipa


Jumlah pompa disesuaikan dengan debit yang akan masuk ke dalam sump.
Jenis pompa yang digunakan adalah MF 390 dengan menggunakan pipa
polyethylene berdiameter 10 inch dengan panjang 12m.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penirisan (Drainase) Dalam Penggalian

Di dalam mulut tambang (pit) terjadi rembesan air keluar dari bawah tanah
dan banyak kasus terjadi juga resapan atau aliran air permukaan masuk dan kalau
hal ini dibiarkan, maka umumnya menyebabkan ganguan terhadap pekerjaan,
terutama kalau ada rembesan keluar atau aliran masuk yang banyak, maka sebagian
atau seluruh mulut tambang (pit) bisa tenggelam di dalam air.

Jadi langkah pertama dari penirisan (drainase) mulut tambang (pit) adalah
memperjelas sumber atau air asal-usul air di dalam mulut tambang (pit). Usaha
seperti ini dinamakan pencegahan air didalam mulut tambang (pit) bawah tanah.

Air yang sudah muncul di dalam mulut tambang (pit) harus dibuang keluar
mulut tambang (pit), dimana air yang berada di atas level mulut tambang (pit)
segera dialirkan keluar mulut tambang (pit) melalui saluran air yang sesuai,
sedangakan air yang berada pada level yang sama atau lebih rendah dari mulut
tambang (pit) disalurkan ke penampung air/sumuran (shaft) yang dibuat di tempat
yang pantas, kemudian dari situ di keluarkan ke luar mulut tambang (pit) dengan
mengangkatnya (memompa) sampai ketinggian yang diperlukan dengan
mengguanakan pompa. Pada kasus yang belakang, tahap pertama merupakan
pengumpulan air dan tahap kedua merupakan pengangkatan (pemompaan) air.
Seperti dijelaskan diatas, masalah penirisan (drainase) di dalam mulut tambang (pit)
bawah tanah dapat ditinjau dengan membaginya menjadi 2 bagian, yaitu
pencegahan air, pengumpulan air dan pengangkata (pemompaan) air.

Untuk yang pertama, yaitu pencegahan air, pertma harus diperjelas keadaan
keberadaan air bawah tanah yang merupakan sumber air bagi rembesan air di dalam
mulut tambang (pit) serta diperjelas tahapan hingga air tersebut merembes keluar
dan penyebab peresapan dan aliran masuk ke pertmukaan ke dalam mulut tambang
(pit), kemudian berdasarkannya diambil tindakan yang sesuai. Untuk yang kedua,

11
yaitu pengumpulan air bersama-sama dengan yang ketiga, yaitu pengangkatan
(pemompaan air), mempuyai kaitan dengan sistem pengembangan mulut tambang
(pit) bawah tanah. Untuk yang ketiga, yaitu pengangkatan (pemompaan) air adalah
pekerjaan yang dilakukan dengan pompa dan pipa, sehingga merupakan pekerjaan
yang banyak berhubungan dengan bidang mesin dan listrik.

Pada umumnya banyak terjadi rembesan air keluar di dalam mulut tambang
(pit) bawah tanah, sehingga pekerjaan penirisan (drainase) menjadi beban yang
besar bagi produksi. Apabila banyak rembesan air keluar di dalam mulut tambang
(pit), fasilitas penirisan (drainase) juga menjadi besar dan diperlukan biaya yang
besar untuk investasi dan pemeliharannya. Terutama, tambang yang ada bahaya
kemasukan air permukaan dari mulut tambang (pit) karena banjir atau mulut
tambang (pit) lama yang ada air tampungan, atau tambang yang batubara yang
melakukan pekerjaan di bawah dasar laut, selau terdapat bahaya tenggelammya
mulut tambang(pit) oleh semburan air sehingga porsi peranan penirisan (drainase)
pada pekerjaan mulut tambang (pit) bawah tanah sangatlah penting.

3.2 Sumber Air Pada Mulut Tambang (pit) Bawah Tanah

Sebagian dari hujan yang turun di permukaan tanah, meresap ke bawah


tanah dan menjadi air bawah tanah yang mengalir menembus di dalam lapisan
tanah. Jadi, tambang yang menambang sumber bahan baku bawah tanah tidak dapat
berfikir mengenai pekerjaan dengan memisahkan air bawah tanah ini. Yang
umumnya kita sebut sebagai air di dalam mulut tambang )pit) itu, sebagian besar
adalah bawah tanah ini dan apbila di sekitar kontruksi mulut tambang (pit0 ada
lapisan yang mengandung air, maka air di dalam mulut tambang (pit) menjadi
banyak dan apabila dikelilingi oleh batuan yang bersifat tidak tembus air
(impermeable), maka rembesan keluar air sedikit.

12
3.2.1 Air Rembesan dan Air Sembur

Cara keluarnya air didalam mulut tambang (pit), pada dasarnya


dapat dibagi menjadi rembesan air dan semburan air.

Air bawah tanah disangga oleh batuan bersifat tidak tembus air
(impermeable), atau tertampung di dalam batuan yang ada ruang kosong
(porositas) seperti batugamping (limestone). Batuan yang menjadi batuan
induk pada endapan logam dalam berbagai kasus banyak yang tidak tembus
air, tetapi air dapat merembes keluar melalui rekahan/celahan (crack), batas
lapisan atau tempat yang relatif lunak dan lemah atau pada lapisan batubara
adalah melalui lapisan yang mudah dilewati air seperti batupasir
(sandstone) di bagian atas. Inilah yang dinamakan rembesan air, dimana
rembesan air ini tidak mudah berhenti dan jumlah airnya juga tidak berubah
drastis.

Lain dengan rembesan air, apabila air yang tertampung didalam


ruang kosong di dalam batuan atau patahan atau lapisan aliran air ditembus,
maka air akan mengalir keluar secara mendadak dan sering membawa
kecelakaan besar yang dikenal sebagai kecelakaan semburan air. Jumlah air
yang menyembur keluar selalu makin lama makin berkurang dengan
berlalunya waktu. Perta,bahan air didalam mulut tambang (pit) yang tidak
normal dan bersifat sementara seperti ini disebut semburan air dan
penanganannya dibedakan rembesan air.

Pada dasarnya, air rembes dan air sembur tidak berbeda, tetapi
sebagai hasilnya semburan air dapat menimbulkan kecelakaan besar di
dalam mulut tambang (pit) dan dapat mengundang dan mendatangkan
kerugian jiwa manusia dan terbuangnya bahan baku atau kerugian waktu
dan biaya yang amat besar untuk pemulihannya.

3.2.2 Sifat Air Di Dalam Mulut Tambang (pit) Dan Pencegahan


Pulusi Tambang

13
Air bawah tanah yang disaring oleh lapisan batuan bersifat
menampung air yang banyak lubangnya, umumnya dikatakan air murni
secara kimia organik, tetapi kenyataanya didalamnya terlarut berbagai
macam bahan. Diantara bahan tidak murni (impurity) yang terkandung di
dalam air bawah tanah yang paling umum dan dari segi penirisan (drainase)
merugikan adalah tanah lumpur, jenis asam dan jenis garam.

Yang paling umum di tambang logam adalah garam asam sulfat dan
yang paling umum di tambang batubara dasar laut adalah garam dapur, yang
mana keduanya korosif terhadap besi, sehingga terutama untuk menejemen
perawatan mesin dan fasilitas sepert pompa dan pipa perlu diperhatikan.

Selain itu, air di dalam mulut tambang (pit) ada yang mengandung
banyak zat beracun seperti ion logam dan belerang. Terhadap hal ini, agar
tidak merugikan kesehatan manusia karena air tersebut di buang kedaerah
air untuk penggunaan umum atau merugikan lingkungan hidup sudah
menjadi ketentuan umum untuk diambil tindakan yang diperlukan
berdasarkan undang-undang pencegahan pencemaran kualitas air serta
instruksi menteri yang menetapkan standard pengaturan untuk mencegah
polusi tambang, diantaranya termasuk standard buangan dan konsentrasi ion
hidogen serta kewajiban untuk mengukur kualitas air dan lain-lain.

Yang dimaksud dengan konsentasi ion hidogen disini secara umum


dinamakan pH, ddimana pH 0 sampai bersifat asam, 7 netral, 7 sampai 14
bersifat alkalis (basa), dimana pH air yang dibuang ke daerah perairan untuk
penggunaan umum dibatasi di atas 5,8 dan di bawah 8,6 dan pH air yang di
buang ke perairan laut di batasi di atas 5,0 dan dibawah 9,0. Oleh karena
itu, apabila melampui pembatasan ini, pH harus diatur dengan zat penetral.
Pada umumnya sebagai zat penetral digunakan batugamping(limestone),
soda kaustik dan laion-lain sebagai bahan basa serta asam sulfat, klor, ozon
dan lain-lain sebagai bahan asam. Air di dalam mulut tambang (pit) tambang
batubara banyak yang netral atau asam lemah, sedangkan p[ada tambang
logam, umumnya bersifat asamnya kuat, dimana banyak yang mengandung

14
ion logam, seperti tembaga, seng, timah dan besi serta ada yang banyak
mengandung garam asam sulfat.

3.3 Metode Pencegahab Air Di Dalam Mulut Tambang (pit) Bawah


Tanah

3.3.1 Pemboran Pendahulu

Pengeboran pendahulu sangat diperlukan pada saat bertemu


dengan semburan dan rembesan air dan pada saat mendekati daerah
dengan geologi yang tidak jelas atau bekas mulut tambang (pit) lama dan
paling efektif untuk eksplorasi mulut tambang (pit) lama, patahan, lapisan
mengandung air dan lain-lain.

Dengan melaksanakannya, maka :

 Dapat menemukan patahan.


 Dapat mengetahui perubahan lapisan tanah.
 Dapat menemukan mulut tambang (pit) lama dan lapisan
aliran air.
 Dapat melakukan pengeluaran/penirisan (drainase) dan
injeksi semen.

Untuk daerah dengan geologi yang tidak jelas dan mulut tambang
(pit) lama, maka ditetapkan untuk melaksanakan pengeboran pendahulu
lebih dari 40 meter, tetapi dari segi pembelaan diri dapat diharapkan sikap
untuk melakukan pengeboran pendahulu dengan inisiatif sendiri. Sebagai
masalah nyata, apabila mendekati lapisan yang mengandung air atau mulut
tambang (pit) lama diperlukan paling tidak dua buah pengeboran menyusuri
garis perpanjangan terowongan (lubang bukaan). Apalagi, disekitar
patahan, selain itu harus ditambah juga pengeboran ke arah atas dan ke arah
bawah terorowongan (lubang bukaan).

15
Tidak jarang kasus yang mengandung kecelakaan karena
mengandalkan data masa lalu seperti gambar pengukuran dan terlalu
memanfaatkannya. Menangani masalah berdasarkan data terbaru adalah
benar dari dulu hingga sekarang dimanapun juga dan untuk tujuan ini
pengebran pendahulu adalah metode yang paling tepat.

Tidak hanya terbatas pada pengecekan posisi, tetapi jangan


dilupakan juga untuk mengamati dan memeriksa perubahan kadar
kekeruhan, rasa, temperatur, warna dan lain-lain dari air lumpur dan air
bersih yang keluar dari lubang bor, untuk dijadikan bahan pertimbangan.

3.3.2 Injeksi Semen

Selama penggalian terowongan (lubang bukaan), pada waktu


melewati lapisan yang mengandung air atau patahan yang ada kemungkinan
bahaya penyemburan air, maka dikendalikan dengan injeksi semen.

Pada pekerjaan injeksi, lubang bor mengarah ke celah (retakan) yang


dituju, kemudian pipa injeksi dimasukkan kedalamnya dan campuran semen
(cement milk) ditekan masuk oleh pompa tekanan tinggi dengan tekana
sekitar 100 atmosfir, tetapi memperkirakan efektifitas injeksi sangatlah
sulit, karena kondisi geologi senarnya berbeda-beda.

Terutama pada daerah remuk pada lapisan batupasir (sandstone),


setelah semen yang diinjeksi mengeras juga dapat terjadi kebocoran oleh
hujan dan banyak kasus dimana diperlukan injeksi yang mencapai puluhan
kali hanya untuk melakukan penggalian yang tidak seberapa. Namun,
apabila kondisi penghentian (penahanan) air seperti posisi lubang injeksi,
kekentalan (konsentrasi) campuran semen (cement milk) dan waktu
pengerasannya kebetulan pas dengan kondisi setempat, maka metode ini
sangatlah efektif.

16
3.3.3 Dam pencegah Air

Prinsip dasar dari tindakan waktu terjadi semburan air di dalam


mulut tambang (pit) adalah melakukan tindakan pencegahan air untuk
menahan pembesaran lubang air sekecil mungkin. Untuk itu, sering kali
dibuat dam diterowongan (lubang bukaan).

Bentuk dan jenis dam ada bermacam-macam, dimana diantaranya


ada dinamakan Dam Kayu sebagai metode yang mudah dan efektif terhadap
lapisan lunak dan lemah. Pada dam ini, maka kayu dengan diamater bagian
kecil 15 cm dan panjang 1,8 m dijejerkan sejajar dengan terowongan
(lubang bukaan) dan disela batuan dan kayu diisi pakis atau jerami,
kemudian menancapkan lagging untuk memudahkan tumpukan (chock)
kayu itu sendiri. Kekuatan terhadap tekanan pada satu set tumpukan kayu
dikatakan seberat 2,4 kg/cm2. Kemudian sebagai dam permanen ada dam
beton, dimana ketebalan yang diperlukannya berubah menurut lebar
terowongan (lubang bukaan) dan tekana air. Pada Gambar 1 dan gambar 2
ditunjukan diagram hitungan ketebalan dam.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam kontruksi dam adalah :

o Pada waktu pembuatan dam, sedapat mungkin dipilih tempat yang


landasannya baik.
o Melakukan penggalian pondasi dengan sempurna.
o Bagian belakang dam dilakukan chock atau packing yang cocok untuk
mencegah batuan runtuh.
o Pipa penirisan (drainase) dimasukkan di bagian bawah dam, dan pipa
kecil untuk pengukuran tekana air atau untuk mengeluarkan udara,
dimasukkan dibagian atas dam dan dipasangi gate valve.
o Pada pekerjaan sekitar atap, adonan morter yang kental dimasukkan
sempurna.
o Jangan memberi tekana air sampai beton mengeras sempurna.

17
3.4 Pengeluaran Air Pada Mulut Tambang (pit) Lama

Apabila akan menambang dengan mendekati mulut tambang (pit) lama,


maka untuk mencegah semburan air yang tidak terduga, perlu mengetahui posisi
dan situasi mulut tambang (pit) lama setepat mungkin didalam peraturan keamanan
ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pada waktu mendekati mulut tambang (pit) lama, harus dilakukan


pengeboran pendahulu dari posisi lebih dari 50 meter dari mulut
tambang (pit) lama untuk meneliti kondisi geologi dan bersamaan
dengan itu harus memeriksa keadaan air tertampung serta ada tidaknya
penimbunan gas mudah terbakar dan lain-lain. Tujuannya untuk
memehami situasi yang tepat.
b) Pada waktu melakukan pengeboran pendahulu, penggalian terowongan (lubang
bukaan) tidak boleh mendekati kurang dari 5 m dari dasar lubang bor.
Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan dinding pelindung (cover rock).
c) Pada waktu banyak kemungkinan bahaya semburan air berjumlah besar, selain
melakukan tindakan pengeboran pendahulu, harus membuat dam pencegah air
dan fasilitas pencegah air yang lain. Tujuannya adalah untuk mencegah
perluasan pengaruh kecelakaan tersebut, dimana semuanya harus dilakukan
dengan pasti.

Sebagai metode pengeluaran air pada mulut tamabang (pit) lama, ,maka
metode pengeluaran air dengan lubang panjang melalui pengeboran adalah metode
pengeluaran air dengan lubang panjang melalui pengeboran adalah metode
penirisan (drainase) yang paling aman, dimana jumlah air juga dapat ditetapkan
sembarang tergantung dari jumlah pengeboran dan besarnya lubang bor.

1. mengenai penyebab semburan air didalam mulut tanbang (pit) dapat


dibayangkan hal dibawah ini, bersama metode pencegahan yang umum.
o Penyebab
 semburan air dari lapisan mengandung air
 semburan air dari patahan dan daerah remuk
 semburan air dari ruang kosong di dalam batuan

18
 semburan dari air yang tertampung di dalam mulut tambang (pit) lama
 matinya, fungsinya penirisan (drainase) akibat kerusakan fasilitas
penirisan (drainase) dan mati listrik

o Metode Pencegahan
 pengeboran pengeluaran air, grout, dam pencegah air, penempatan
pompa pembantu dan sumber listrik cadangan

2. Mengenai Semburan Air (Rembesan Air Abnormal)

o Pengeboran pendahulu adalah salah satu metode yang efktif untuk


memperkirakan penyemburan air.
o Selain patahan dan lapisan mengandung air, maka air tertampung dalam
mulut tambang (pit) lama juga sering menjadi penyebab penyemburan
air.
o Apabila diameter pipa penirisan (drainase) = d, laju aliran (jumlah) air =
Q dan kecepatan rata-rata di dalam pipa = v, maka terdapat hubungan :

3. Mengenai Air Di Dalam Mulut Tambang (pit)

o Jumlah air rembesan di dalam mulut tambang (pit) mempuyai hubungan


yang erat dengan jumlah hujan yang turun.
o Pada prencanaan penirisan (drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah,
selain pengangkatan (pemompaan air), perencanaan pengumpulan air
dan pencegahan air juga penting.
o Rembesan air (semburan air) yang jumlahnya berkurang drastis seiring
dengan berlalunya waktu, umumnya banyak yang merupakan gejala yang
mendadak.

4. Metode Penirisan (Drainase)

3.5 Penirisan (Drainase) Dengan Saluran Penirisan (Drainase)

19
Pada mulut tambang (pit) yang membuka mulut tambang (pit) dengan
membuat terowongan (lubang bukaan) yang lebih tinggi dari terowongan (lubang
bukaan) tersebut, maka air rembesan dapat dikumpulkan di terowongan (lubang
bukaan) ini dapat dialirkan keluar mulaut tambang (pit). Pada tambang logam,
banyak tambang yang beroperasi di daerah yang lebih tinggi dari terowongan
(lubang bukaan) tembus tersebut, sehingga di tambang tersebut umumnya
digunakan metode penirisan (drainase) ini.

Pada metode ini, sama sekali tidak diperlukan fasilitas mesin dan juga
tenaga penggerak serta pekerjaanya juga mudah. Walaupun mulut tambang (pit)
berkembang di bawah ketinggian tanah tersebut dan sebatas diizinkan oleh
topografinya, maka penirisan (drainase) dilakukan dengan menggali terowongan
(lubang bukaan) khusus untuk penirisan (drainase). Terowongan (lubang bukaan)
khusus ini umumnya mempuyai menjadi panjang dan besar serta diperlukan biaya
penggalian yang besar, namun karena biaya penirisan (drainase) berkurang, maka
tambang logam dimanfaat secara luas. Terowongan (lubang bukaan) semacam ini
dterowongan (lubang bukaan) penirisan (drainase).

Apabila jumlah air rembes sedikit, tetapi di buat terowongan/lubang bukaan


penirisan (drainase khusus), tetapi di buat saluran (selokan) samping di terowongan
(lubang bukaan) pengangkutan utama dan [penirisan (drainase) dilakukan oleh
aliran secara alami dengan membuat kemiringan pada jalur air. Dari sudut panadang
pengaliran dan pengangkutan air, biasanya kemiringan tersebut dibuat miring 1/200
– 1/300 tanpa membedakan apakah itu tambang logam atau tambang batubara.

Kemudian , apabila kecepatan aliran terlalu lambant, maka serbuk debu, tanah dan
pasir akan mengendap, yang menyebabkan jalur air menjadi mengecil, sehingga
harus dipertahankan kecepatan aliran minimal lebih dari 7,2 m/menit untuk
mengeliminasi pengendapan tersebut.

Perhitungan kapasitas saluran penirisan (drainase) dinyatakan dengan luas aliran


(m2) x kecepatan aliran (m/detik), dimana pada perhitungan kecepatan aliran sering
digunakan rumus Kutta.

V = R.S

20
Dimana :

V = kecepatan rata-rata (m/detik)

C = koefisien kecepatan aliran

R = kedalaman jalur (m)

S = kemiringan permukaan air (tan …… sudut kemiringan).

Yang dimaksud dengan kedalaman jalur pada suatu penampang yang tegal lurus
aliran air adalah luas penampang aliran dibagi dengan panjang keseluruhan dinding
jalur air yang bersentuhan dengan air, misal pada gambar 3 adalah :

Koefisien kecepatan aliran ditentukan oleh kedalaman jalur dan jenis saluran
penirisan (drainase) yang mana contohnya ditunjukkan pada tabel I dibawah ini.

Tabel I

Nilai Koefisien Kecepatan Aliran

Kedalaman Jalur Saluran Beton Saluran Batuan Apa Adanya

0,05 36 30

0,1 42 34

0,15 44 36

0,2 47 37

0,25 50 39

3.6 Penirisan (drainase) Dengan Pompa

Kenyataanya, penirisan (drainase) air yang dilakukan hanya dengan metode


aliran turun alami seperti dijelaskan pada pasal sebelumnya sangat jarang, hampir

21
pada semua tambang, rembesan air yang timbul seiring dengan penambangan di
bawah level, dibuang denga mengangkat (memompa) air oleh tenaga penggerak.
Pompa adalah alat untuk meksud tertentu.

3.6.1 Pemilihan Pompa

Berbagai macam pompa untuk penirisan (drainase) mulut tambang


(pit) bawah tanah yang digunakan, yang mana konstruksi, penggerarak yang
digunakan dan kapasitasnya tergantung dari tempat dan tujuan
penggunanan, tetapi pokoknya yang penting adalah menggunakan pompa
yang paling sesuai dengan kapasitas fasilitas dan situasi di dalam mulut
tambang (pit). Karakter dan kemapuan pompa berdasarkan jenisnya adalah
seperti Tabel II di bawah ini.

Tabel II

Karakter dan Kemampuan Pomapa

enis Kemapuan Penggerak Penggunaan Penanganan

Worthington Kapasitas kecil, Udara Kompresi Penggalian Sulit


Pump head sedang

urbin Pump Kapasitas besar Listrik Pompa Tetap Mudah


Head besar

olute Pump Kapasitas besar Listrik Polapa Tetap Mudah


Head kecil

ir Pump Kapasitas kecil Udara Penggalia Sulit

Head kecil Kompresi

et Pump Kapasitas kecil Air bertekanan Penggalian Mudah


Head kecil

22
Dewasa ini sebagai pompa penirisan (drainase) di tambang yang
umum digunakan adalah pompa sentrifugal, terutama digunakan multi stage
turbin pump dan multi stage volute pump untuk pemompaan head tinggi.
Sebagai pompa lokal ada kalanya digunakan pomap bolak-balik kecil (small
size recripocating pump).

Dalam pemilihan pompa, harus dilakukan pertimbangan dengan


membandingkan efesiensi, kemapuan, bentuk, pemeliharaan, sulit
mudahnya penanganan, kondisi penggunaan yang berbeda menurut jenis
pompa, dimana kalau kita bandingkan pompa sentrifugal dan pompa
bolak-balik, maka :

a. Konstruksi pompa sentrifugal lebih sederhana, bentuknya kecil karena


melakukan operasi kecepatan tinggi dan harganya murah
b. Ruang tempat pemasangan pompa sentrifugal cukup kecil dan pekerjaan
fondasinya sederhana sehingga biaya fasilitasnya tidak sampai setengah
dari biaya fasilitas pompa bolak-balik.
c. Pada pompa bolak-balik, katup masuk dan katup keluar merupakan
elemen yang penting dari segi operasi, sedangkan pada pompa
sentrifugalkatup seperti ini tidak diperlukan, sehingga kerusakan karena
katup jenis ini pasti tidak ada.
d. Pengaturan jumlah air keluar pada pompa bolak-baliktidak ada cara
lainselain merubah kecepatan, sedangakan pada pompa sentrifugal
walaupun kecepatannya konstan, pengaturan jumlah air keluar dapat
dilakukan secara mudah dan aman dengan mengatur bukaan katup
pembatas.
e. Pada pompa sentrifugal tidak diperlukan ruang udara karena
pengeluaran air kontinu. Sedangkan pada pompa bolak-balik,
pengiriman air terputus setiap melakukan satu langkah, oleh karena itu
untuk tujuanmencegah kekurangan ini dimanfaatkan ruang udara, tetapi
tidak sempurna, sehingga aliran keluar dari pompa bergerak seperti
berdenyut dan mudah menimbulkan bahaya efek impak air.

23
f. Selama operasi, pada pompa bolak-balik banyak bagian yang
memerlukan minyak pelumas, dan dengan sendirinya banyak
kesempatan air tercemar karena minyak pelumas masuk bercampur
kedalam air. Sementara, bagian utama langsung mengalami friksi pada
pompa sentrifugal adalah bearing dan poros (as) dan sedikit sekali
bagian yang perlu diperhatikan selama operasi, sehingga dapat
menghemat biaya manusia dan biaya minyak pelumas.

Pada umunya, pompa mengisap masuk air di dalam penampung air


seperti terlihat pada Gambar4 dan mengangkatnya sampai keketinggian
tujuan, dimana pipa air untuk untuk menghisap di sebut pipa isap (suction
pipe) dan pipa air untuk mengangkat disebut pipa pengiriman (delivery
pipe).

3.6.2 Kapasitas Penirisan (drainase)

Berbeda dengan pabrik produksi lain, pada tambang sulit


diperkirakan jumlah air buangan pada tahap awal pembuangan. Selain itu,
ketinggian pengangkatan (head) juga pada awalnya tidak jelas, berapa
banyak air buangan antara musim hujan dan musim kering sangat berbeda.

Apa bila menghadapi kesulitan seperti ini, dimana harus ditetapkan


kapasitas pompa penirisan (drainase) dan jumlah pompa sert lokasi
pemasangannya, maka untuk memutuskannya tidak ada jalan lain selain
mengacu kepada penyelidikan (survey) geologi serta penyilidikan (survey)
kondisi penirisan (drainase) tambang batubara dan tambang lain yang
serupa yang saat ini sedang beroperasi.

Secara ideal, apabila misalnya kapasitas fasiolitas dibuat empat


kali jumlah air yang dikeluarkan pada waktu normal, dimana pompa yang
dipasang mempuyai kapasitas yang sama, maka dalam hal ini satu unit
digunakan untuk operasi normal dan sisa tiga unit sebagai cadangan yang
dapat digunakan setiap saat, tetapi diharapkan tetapi diharapkan melalui

24
penggunaan seluruh fasilitas pompa, paling tidak kemampunnya mencapai
1,3 – 1,5 kali jumlah semburan air maksimum yang diperkirakan. Selain
itu, jalur distribusi listrik sampai ke lokasi perubah tegangan di luar mulut
tambang (pit), diharapkan masing-masing di buat lebih dari dua jalur
untuk bersiap menghadapi kemungkinan mati listrik yang tidak terduga
pada salah satu jalur.

3.6.3 Sumuran (shalft) Pada Mulut Tambang (pit) Bawah Tanah

Tujuan dari sumuran (shalft) adalah memasukkan pipa isap pompa


dan tempat mengendapkan tanah lumpur yang bercampur di dalam air
mulut tambang (pit) serta melakukan penyelelarasan yang pantas antara
jumlah air yang dikumpulkan ke dalam sumuran (shalft) dan jumlah air
yang dikeluarkan pompa.

Hal pokok yang harus dipertimbangkan pada waktu menentukan


posisi dan kapasitas sumuran (shelft) adalah sebgai berikut :

a. Untuk memperpendek dan mengurangi belokan (lengkungan) pipa isap,


sedapat mungkin mendekat ke dudukan pompa.
b. Tidak menghalangi kemajuan penggalian (memindahka) berkali-kali
berarti tidak ekonomis.
c. Dibuat di tempat yang memudahkan pengumpulan air di dalam mulut
tambang (pit) dan berada di dalam lapisan batuan yang kokoh untuk
mencegah air bocor.
d. Hubungannya dengan jumlah air buang pompa biasa (reguler) serta ada
tidaknya pompa cadangan dan jumlahnya.
e. Perubahan jumlah air rembesan di dalam mulut tambang (pit) (menurut
cuaca cerah-hujan dan musim).
f. Kelonggaran (toleransi) terhadap saat pemompaan air terhenti, misalnya
oleh mati listrik dan kerusakan fasilitas.
g. Untuk mengantisipasi berkurangnya kapasitas efektif sumuran (shaft)
yang disebabkan oleh pengendapan tanah lumpur yang tercampur di

25
dalam mulut tambang (pit), ditempatkan pompa tanah lumpur dan
menjaga kapasitas efektif sumuran (shaft).

Demukianlah pokok perhatian untuk sumuran (shaft) dan yang


penting adalah menentukan sumuran (shaft) dengan kapasitas yang
diperlukan dan lagi terkecil. Apabila keadaannya memungkinkan, walaupun
dalam kasus pompa biasa dan cadangan keduanya tersedia juga, sumuran
(shaft) diharapkan mempuyai volume yang cukup untuk menampung
jumlah air rembesan selama 12 – 24 jam.

3.6.4 Pemipaan

Berbeda dengan bagian mesin, pipa itu sederhana sehingga sering


diabaikan. Tetapi, karena ada juga masalah air bocor dan korosi, terutama
penempatannya perlu dilakukan dengan hati-hati.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada pemipaan antara lain


adalah :

a. memasang pipa isap dengan tidak membebani selruh bobot pipa kepada
bagian sambungnya dengan pompa.
c. Bagian yang datar pada pipa isap di buat miring naik sedikit mengarah
ke pompa agar tidak terjadi air pocket.
d. Penyambungannya dikerjakan dengan baik agar dipastikan tidaj
mengisap masuk udara melalui bagiam sambungan pipa isap.
e. Bagian datar pipa pengiriman (delivery pipe) juga sebaiknya
ditempatkan dengan miring sedikit ke atas mengrah ke arah pengiriman.
f. Dalam kasus apapun, pemipaan direncanakan agar sedapat mungkin
mengurangi katup, pipa cabang dan bagian belok.

Pipa air yang digunakan sebagi pipa distribusi, maka umumnya


digunakan pipa baja. Dibandingkan dengan pipa dari besi cor, maka pipa
baja lebih mudah korosi oleh asam dan garam, namun karena mempuyai
keuntungan seperti kekuatan mekanik yang tinggi dan mudah ditangani

26
karena ringan dan sambungannya cukup sedikit saja karena dapat diperoleh
pipa yang panjang sehingga pipa baja yang digunakan secara luas.

Apabila tekanan tidak terlalu tinggi, yaitu di bawah 10 atmosfir,


digunakan pipa gas dan tekanan yang lebih dari itu, digunakan pipa baja
tanpa sambungan. Apabila dilakukan pemompaan air dengan volume
tertentu dengan menggunakan pipa berdiameter kecil, maka ada pipa air
yang tahanan friksi di dalam pipanya besar, sehingga kerugian energinya
menjadi lebih besar dan biaya penggeraknya bertambah.

Berlawanan dengannya, apabila digunakan pipa dengan diameter


besar, maka biaya biaya penggeraknya berkurang, tetapi biaya fasilitas
pemipaan membengkak. Oleh karena itu, untuk memperoleh ukuran pipa air
yang paling sesuai harus dipilih yang paling ekonomis dengan
mempertimbangkan biaya penggerak, biaya fasilitas pemipaan, lamanya
waktu operasi dan lain-lain. Akan tetapi, kenyataannya sulit untuk
menentukan masing-masing pipa berdsarkan perhitungan. Unuk itu, sebagai
standar patokan, biasanya dilakukan perhitungan diameter pipa dengan
merencanakan agar kecepatan aliran rata-rata di dalam pipa menjadi 1 – 3
meter per detik. Antara diameter pipa dan laju aliran air terdapat hubungan
sebagai berikut :

Dimana :

d = diameter bagian dalam pipa (m).

v = kecepatan aliran per menit (m/menit)

Q = laju aliran per menit (m3/menit)

Umumnya pada pipa air pompa sentrifugal tidak ada perubahan


kecepatan aliran, sehingga jika dibandingkan dengan pipa air pomapa
bolak-balik, dapat digunakan pipa yang diameternya relatif kecil.

Pada tambang yang jumlah air yang dipompanya banyak atau pada
tambang dengan kuallitas air yang sangat korosif terhadap pipa air, maka

27
untuk mencegah korosi dilakukan berbagai tindakan pencegahan korosi,
seperti menggunakan pipa air yang permukaan dalamnya atau kedua
permukaannya dilapisi lining karet (rubber linning).

3.6.5 Manajemen Pemiliharaan Pompa

a. Pompa harus diinstalasi datar. Di dalam mulut tambang (pit0 ada


kemungkinan gerakan landasan, sehingga instalasi perlu dibuat agar
dapat di setel oleh bahan yang ditetapkan oleh pondasi.
b. Sedapat mungkin pompa diinstalasi agar tinggi pengisapannya (suction
head) menjadi rendah.
c. Posisi mulut iasap dipilih yang tepat agar tidak mengisap masuk udara
karena terjadi pusaran air d imulut isap.
d. Minyak pelumas dituangkan secukupnya pada setiap tempat.
e. Memeriksa arah puar poros pompa, apakah sama dengan arah yang
ditunjuk oleh tanda panah.
f. Sebelumnya, kondisi putaran diperiksa dengan tangan.
g. Menutup katup pemisah pada sisi pengiriman.
h. Apabila sistem pengisian air pompa memakai katup foot, pertama-tama
membuka semua cook pengeluaran udara dan menuangkan air dari
corong bagian atas dan setelah dipenuhi cukup air hingga air yang
keluar dari cook tidak mengandung gelembung udara, cook ditutup
kembali dan dilakukan pengoperasian sebenarnya.
i. Motor dijalankan dan setelah mencapai keadaan putaran normal, katup
pemisah pada sisi pengiriman dibuka secara perlahan-lahan.
j. Pada pompa berputaran tinggi dan multi stage turbin pump, tidak boleh
melakukan operasi kosong tanpa dipenuhi air.
k. Mengusahakan agar debu tidak masuk ke bearing dan perhatikan
temperatur dan kondisi pasok (suplai) minyak pelumas bearing dan
minyak pelumas diganti dengan yang baru lebih dari 2 kali per bulan.
l. Penahan packing dikencangkan ringan agar selalu ada sedikit air yang
mengalir keluar. Pompa yang melakukan penutupan air dengan

28
menuangkan air k bagian ini, harus hati-hati agar tidak mentup jalur
lewat air.
m. Masuknya udara ke dalam pompa, tengah (centre) poros yang tidak
tepat, jumlah putaran yang tidak normal, tersangkutnya benda asing
pada sudut dan lain-lain dapat menjadi penyebab kerusakan yang akan
tampak dalam bentuk terjadinya getaran, beban lebih atau
berkurangnya jumlah air yang dipompa. Getaran dapat memperpendek
umur poros dan karena tidak sempurnanya pelumasan dapat menjadi
penyebab kerusakan terbakar.
n. Pengukur tekanan dan pengukur vakum setiap diperlakukan harus di
buka dan di baca.
o. Melakukan pemeriksaan bagian dalam pompa cadangan dan
melakukan anti karat, ganti catat serta penggantian minyak pelumas
dan harus dilakukan tindakan pencegahan kelembaban yang sempurna
pada motor listrik. Pada musim dingin harus hati-hati terhadap
pembekuan air sisa.

A. mengenai Penirisan (Drainase)

1. Untuk penirisan (drainase) air di dalam mulut tambang (pit) sering


digunakan pompa sentrifugal.
2. Kebanyakan kecelakaan penyemburan air terjadi pada waktu
permukaan kerja mengenai patahan atau lapisan penampung air.
3. Dalam banyak kasus, air rembesan di dalam mulut tambang (pit) di
keluarkan setelah dikumpulkan di terowongan (lubang bukaan)
penirisan drainase.

B. Mengenai Pompa

1. Diantara pompa sentrifugal, pompa turbin mempuyai sudut putar


dan sudut pengarah di bagian dalam pompa dan melakukan

29
pengangkatan (pempompaan) dengan prinsip melempar keluar
air ke arah radial oleh gaya sentrifugal putaran sudut.
2. Volute pump yang tidak mempuyai sudut pengarah, akhir ini
banyak digunakan karena konstuksi yang sederhana. Pompa pasir
(sand pump) yang digunakan untuk mengirim air lumpur dan slurry
termasuk salah satu jenisnya.

C. Pengukuran Jumlah Air

Pada waktu berfikir mengenai masalah yang berhubungan dengan


air, maka yang paling adalah melakukan pengukuran jumlah air secra
cepat.

Ada berbagai macam metode pengukuran, diantaranya adalah


metode tanki untuk pengukuran jumlah aliran dengan metode penahan
merupakan yang paling mudah dan relatif tepat untuk penggunaan di
tambang.

3.7 Metode Dengan Tangki Pengukuran

Pada metode ini biasanya digunakan drum minyak, dimana air di tampung
dan diukur sampai penuh, atau berapa drum yang dipenuhi dalam selang waktu
tertentu.

Metode ini dapat mengukur dengan tepat apabila jumlah aliran airnya
sedikit. Tetapi, pada metode ini pengukuran hanya dapat dilakukan secara
terputus-putus, dimana kalau diperlukan pengawasan kontinue terhadap laju aliran
air, maka lebih mudah pengukuran laju aliran dengan penahan.

3.7.1 Pengukuran Laju Aliran Dengan Penahan

30
Air yang hendak diukur (lihat gambar 5), melewati pipa dan
mengalir masuk kedalam saluran A yang dipasang datar sempurna. Setelah
permukaan air stabil dengan melewati jalan logam yang dipasang didalam
air, air jatuh dari penahan B.

Dalam kasus ini, ketinggian dari dasar penahan B sampai permukaan


atas menjadi patokan laju air, dimana laju aliran dapat dihitung dari masing-
masing rumus yang berbeda menurut bentuk potongan penahan (seti tiga
atau segi empat). Pada gambar 5 dapat dilihat untuk pengukuran laju aliran.

Q = K.h 5/2 (penahan segi tiga)

Q = K. bh3/2(penahan segi empat)

Dimana :

Q = laju aliran ( m3/detik)

h = kedalaman air pada penahan (m)

b = lebar penahan (m)

Dimana K adalah lkoefisien laju aliran yang berubah menurut lebar


jalur air, lebar penahan dan kedalaman air, dimana nilainya menjadi, K =
1,44 pada penahan segi tiga dan K = 1,80 pada penahan segi empat.

3.7.2 Orifice dan yang lain

Ada venturi meter yang mencari laju aliran berdasarkan perbedaan


tekana di depan dan belakang orifice yang mempersempit jalur pipa untuk
mengukur laju aliran air dalam pipa, seperti terlihat pada gambar 6.

31
Selain itu, telah dikembangkan metode pengukuran laju aliran dari
luar pipa yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dan mulai
dipraktekkan.

3.8 Fasilitas Penisiran (drainase)

3.8.1 Ketentuan Keamanan

Mengenai keamanan yang berhubungan dengan fasilitas penirisan


(drainase), seperti pokok yang tertulis di bawah ini, rinciannya harus
ditetapkan oleh ketentuan keamanan.

a. Hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan rutin pompa penirisan


(drainase) mulut tambang bawah tanah
b. Hal-hal yang berhubungan dengan manejemen pompa penisiran
(drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah.
c. Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen pipa penisiran
(drainase) dan jalur penisiran (drainase).
d. Hal-hal yang berhubungan dengan manejemen penampung air mulut
tambang (pit) bawah tanah.
e. Hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran jumlah air penirisan
(drainase).

3.8.2 Perihal Perlengkapan

Pada waktu membuat fasilitas penirisan (drainase), harus sesuai


dengan ketentuan tiap butir dibawah ini.

1. harus memberikan toleransi yang sesuai atas jumlah air pada


kemampuan penirisan (drainase).
2. Harus melengkapi pompa penirisan (drainase) utama didalam mulut
tambang (pit) dengan pompa perisan (drainase) cadangan.

32
3. Harus melengkapi pengukuran tekana pada tempat yang tepat disisi
keluar dari pompa penirisan (drainase) utama.
4. Apabila diperlukan dari segi keamanan pada tempat yang tepat di sisi
luar turbin untuk penirisan (drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah,
dipasang katup penghenti aliran balik.
5. Untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik, kerusakan fasilitas dan
lain-lain kapasitas penampung air di dalam mulut tambang 9pit0 di buat
mempuyai toleransi yang sesuai.

3.9 Pemeriksaan dan Manajemen Yang Berhubungan Dengan Fasilitas


Penirisan/Drainase (Diambil Dari Ketentuan Keamanan –
Ikhesema Coal Mine)

3.9.1 Mengenai Pemeriksaan Rutin Pompa Penirisan (Drainase)


Mulut Tambang (pit) Bawah Tanah

1. Waktu, tempat dan metode pemeriksaan rutin.

Untuk memompa penirisan (drainase) yang menggunakan


penggerak berdaya lebih dari 50 kW yang dipasang di dalam mulu tambang
9pit0, petugas keamanan mesin harus melaksanakan pemeriksaan rutin
setiap butir berikut ini.

a. Bed Level……………………….. lebih dari 1 kali setiap 6 bulan

b. Center pompa dan motor……….. lebih dari 1 kali setiap 6 bulan

c. Pump bearing…………………... lebih dari 1 kali setiap 6 bulan

d. Sambuang pipa…………………. lebih dari 1 kali setiap 4 bulan

e. Katup………………………….... lebih dari 1 kali setiap 6 bulan

f. Minyak pelumas motor pompa..... lebIh dari 1 kali setiap 6 bulan

33
2. Hasil pemerisaan Rutin

 Hasil di atas di catat dan melaporkan ada tidaknya kelainan kepada


wakil manajer teknik keaman untuk mendapatkan petunjuknya.

3.9.2 Mengenai Manajemen Pompa Penirisan (drainase) Mulut


Tambang (pit) Bawah Tanah

1. Pemilihan penanggung jawab manajemen, pemeriksaan dan


pemeliharaan reguler dan catatan harian operasi

a. Wakil manajemen teknik keamanan harus memilih penanggung


jawab manajemen untuk mengelola pompa penirisan (drainase)
mulut tambang (pit) bawah tanah.
b. Setiap inspeksi keliling, penanggung jawab manajemen memeriksa
dan memelihara pompa penirisan (drainase) mulut tambang (pit)
bawah tanah dan apabila terdapat kelainan, mengambil tindakan
yang tepat dan segera melaporkan kepada wakil manajer teknik
keamanan untuk mendapatkan petunjuk.
c. Operator harus mencatat waktu pengoperasian mesin serta ada
tidaknya kelainan, pada catatan harian operasi yang ditetapkan

3.9.3 Mengenai Manajemen Pipa Penirisan (Drainase) Dan Jalur


Penirisan (Drainase)

1. Pemilihan penangung jawab manajemen

a. wakil manajer teknik keamanan harus memilih penangung


jawab manajemen untuk mengelola pipa penirisan (drainase) dan jalur
penirisan (drainase).

2. Waktu dan Metode pemeriksaan rutin pipa dan jalur penirisan


(drainase)

34
Penanggung jawab manajemen harus melakukan pemeriksan ada
tidaknya kelainan pada pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan
(drainase) mengenai butir-butir berikut :

a. Pipa penirisan (drainase)

Tingkat korosi pipa serta bahan

penyangga pipa drainase……………… lebih dari 1 kali per minggu

Baik tidaknya bagian sambungan

Pipa dan kondisi penyanggaan……….. lebih dari 1 kali per minggu

Kondisi penempelan kotoran air (deki).

pipa penirisan (drainase)……………… lebih dari 1 kali per minggu

b. Jalur penirisan (drainase)

Penjagaan dan kondisi aliran air

jalur penirisan (drainase)…;………….. lebih dari 1 kali per minggu

c. Hasil di atas di catat dan melaporkan ada tidaknya kelainan


kepada wakil manajer teknik keamanan untuk mendapat petunjuknya

3. Pemeriksaan reguler pipa penirisan dan jalur penirisan


(drainase)

Selain pemeriksaan rutin pada pasal diatas, penanggung jawab


manajemen memeriksa pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan
(drainase) setiap inspeksi keliling dab apabila di ketahui adanya kelainan,
mengambil tindakan yang tepat dan segera melaporkan kepada wakil
manajernya teknik untuk mendapatkan petunjuknya.

4. Waktu dan metode pembersihan

35
Apabila ada bahaya gangguan terhadap penirisan (drainase) pada
pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan (drainase), penanggung jawab
manejemen harus segera mengambil tindakan yang tepat.

3.9.4 Mengenai Manajemen Penampung Air Mulut Tambang (pit)


Bawah Tanah

A. Waktu dan metode pembersihan

Pembersihan penampung air mulut tambang (pit) bawah tanah harus


dilakukan dengan menyesuaikan terhadap situasi setempat dan harus
dipelihara agar tidak terjadi gangguan terhadap penirisan (drainase).

B. Pemeriksaan dan pemeliharaan

Penamggung jawab manajemen melaksanakan pemeriksaan rutin 1


kali setiap bulan dan harus memeliharanya agar tidakl terjadi gangguan
terhadap penirisan (drainase).

3.9.5 Mengenai Pengukuran Jumlah Air Penirisan (Drainase)

a. Tempat pengukuran

Harus membuat tempat pengukuran jumlah air penirisan (drainase) di


mulut tambang (pit).

b. Waktu dan Metode pengukuran

Jumlah air penirisan (drainase) harus diukur setiap hari dengan alat
pengukur aliran di mulut tambang (pit).

c. Pencatatan pengukuran

Hasil pengukuran jumlah air penirisan (drainase) harus dicatat dan


disimpan

36

Anda mungkin juga menyukai

  • Dokumen Damar
    Dokumen Damar
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Damar
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pak Muhi 2
    Pak Muhi 2
    Dokumen23 halaman
    Pak Muhi 2
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    Dokumen9 halaman
    ID Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas P
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pak B
    Pak B
    Dokumen19 halaman
    Pak B
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 DR Ubai
    Bab 4 DR Ubai
    Dokumen31 halaman
    Bab 4 DR Ubai
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • BA
    BA
    Dokumen9 halaman
    BA
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Daftar ISI Gilang
    Daftar ISI Gilang
    Dokumen2 halaman
    Daftar ISI Gilang
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • KONTEMPORER
    KONTEMPORER
    Dokumen11 halaman
    KONTEMPORER
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Daftar ISI Ubaedah
    Daftar ISI Ubaedah
    Dokumen2 halaman
    Daftar ISI Ubaedah
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover S
    Cover S
    Dokumen1 halaman
    Cover S
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • SIMAU
    SIMAU
    Dokumen3 halaman
    SIMAU
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen4 halaman
    2
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • BAiikk
    BAiikk
    Dokumen25 halaman
    BAiikk
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Manajemenn
    Pengantar Manajemenn
    Dokumen89 halaman
    Pengantar Manajemenn
    Ahmad Sirojuddin
    Belum ada peringkat
  • Chainage
    Chainage
    Dokumen10 halaman
    Chainage
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Da
    Dokumen Da
    Dokumen8 halaman
    Dokumen Da
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen18 halaman
    Bab 5
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • 2 Prakata
    2 Prakata
    Dokumen2 halaman
    2 Prakata
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Konsep Kewirausahaan
    Konsep Kewirausahaan
    Dokumen34 halaman
    Konsep Kewirausahaan
    Rafi Rahman AL Kautsar
    Belum ada peringkat
  • Salsa
    Salsa
    Dokumen2 halaman
    Salsa
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Dasar Dasar Manajemen
    Dasar Dasar Manajemen
    Dokumen33 halaman
    Dasar Dasar Manajemen
    co_mozilla2501
    Belum ada peringkat
  • Coverhu
    Coverhu
    Dokumen1 halaman
    Coverhu
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • Cover Nama Ida
    Cover Nama Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Nama Ida
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat
  • ENDANG
    ENDANG
    Dokumen3 halaman
    ENDANG
    ubaivisca
    Belum ada peringkat
  • Cover Ida
    Cover Ida
    Dokumen4 halaman
    Cover Ida
    ubaivisca
    100% (1)
  • Bab 1 1
    Bab 1 1
    Dokumen15 halaman
    Bab 1 1
    DamarPenggalih
    Belum ada peringkat