PENDAHULUAN
1
Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump). Metode ini digunakan
untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi.
Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke dalam
lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air.
Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter.
Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta
katoda. Bilamana elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai,
H+ pada katoda (disumur besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada
sumur lalu dihisap dengan pompa.
2
Small Pipe With Vacuum Pump
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah air
sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa
yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan
dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring
kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di
bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan
pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan
terserap ke dalam lubang bor.
2. Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan.
Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut :
Sistem Kolam Terbuka. Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang
telah masuk ke daerah penambangan. Air dikumpulkan pada sumur (sump),
kemudian dipompa keluar dan pemasangan jumlah pompa tergantung
kedalaman penggalian.
Cara Paritan. Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang
paling mudah, yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi
penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air
limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke
3
saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau
dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.
Sistem Adit. Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada
tambang terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang
dibuat dari tempat kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk
pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan
sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya pembuatan saluran
horisontal tersebut dan shaft.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet),
hujan gerimis atau kabut.
5
1. Evaporasi/ transpirasi – air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam
bentuk hujan, salju, es.
2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan.
3. Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah
Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang
berubah adalah wujud dan tempatnya.
Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah atau di mata air,
sungai danau, lahan basah, atau laut. Air permukaan berhubungan dengan air bawah
tanah atau air atmosfer.
Air permukaan secara alami terisi melalui presipitasi dan secara alami
berkurang melalui penguapan dan rembesan ke bawah permukaan sehingga
menjadi air bawah tanah. Meskipun ada sumber lainnya untuk air bawah tanah,
6
yakni air jebak dan air magma, presipitasi merupakan faktor utama dan air bawah
tanah yang berasal dari proses ini disebut air meteor.
Besarnya debit air limpasan (Run off) ditentukan dengan menggunakan
rumus rasional :
Q = 0.278 x C x I x A
Dimana :
C = Koefisien Limpasan
2
A = Luas Daerah Tangkapan Hujan (km )
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)
milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar
tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.
Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif
terhadap tanaman.
7
sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah
jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap
satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya
intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan
frekuensi kejadiannya.
𝑌𝑇 − 𝑌𝑚
𝑋𝑇 = 𝑋 + ( )𝑆
𝑆𝑚
Dimana :
8
YT = Standar deviasi dari reduksi variate (standar deviation of the reduced
variate), nilainya tergantung dari jumlah data
𝑅24 24 2/3
𝐼= ( )
24 𝑡𝑐
Dimana :
Daerah tangkapan hujan adalah luas permukaan yang apabila terjadi hujan,
maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju ke titik
pengaliran. Luas daerah tangkapan hujan ditentukan dengan menggunakan
perhitungan panjang x lebar x skala peta.
9
Sump berfungsi sebagai tempat penampungan air sebelum dipompa keluar
tambang. Dimensi sump tergantung dari jumlah air yang masuk serta keluar dari
sump. Sump yang dibuat disesuaikan dengan keadaan kemajuan medan kerja
(front) penambangan. Optimalisasi antara input (masukan) dan output (keluaran),
maka dapat ditentukan volume dari sump.
Durasi Pemompaan
Durasi pemompaan maksimal yang digunakan adalah 21 jam/hari, dengan
pertimbangan akan disediakan 3 jam sebagai waktu maintenance terhadap
pompa.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Di dalam mulut tambang (pit) terjadi rembesan air keluar dari bawah tanah
dan banyak kasus terjadi juga resapan atau aliran air permukaan masuk dan kalau
hal ini dibiarkan, maka umumnya menyebabkan ganguan terhadap pekerjaan,
terutama kalau ada rembesan keluar atau aliran masuk yang banyak, maka sebagian
atau seluruh mulut tambang (pit) bisa tenggelam di dalam air.
Jadi langkah pertama dari penirisan (drainase) mulut tambang (pit) adalah
memperjelas sumber atau air asal-usul air di dalam mulut tambang (pit). Usaha
seperti ini dinamakan pencegahan air didalam mulut tambang (pit) bawah tanah.
Air yang sudah muncul di dalam mulut tambang (pit) harus dibuang keluar
mulut tambang (pit), dimana air yang berada di atas level mulut tambang (pit)
segera dialirkan keluar mulut tambang (pit) melalui saluran air yang sesuai,
sedangakan air yang berada pada level yang sama atau lebih rendah dari mulut
tambang (pit) disalurkan ke penampung air/sumuran (shaft) yang dibuat di tempat
yang pantas, kemudian dari situ di keluarkan ke luar mulut tambang (pit) dengan
mengangkatnya (memompa) sampai ketinggian yang diperlukan dengan
mengguanakan pompa. Pada kasus yang belakang, tahap pertama merupakan
pengumpulan air dan tahap kedua merupakan pengangkatan (pemompaan) air.
Seperti dijelaskan diatas, masalah penirisan (drainase) di dalam mulut tambang (pit)
bawah tanah dapat ditinjau dengan membaginya menjadi 2 bagian, yaitu
pencegahan air, pengumpulan air dan pengangkata (pemompaan) air.
Untuk yang pertama, yaitu pencegahan air, pertma harus diperjelas keadaan
keberadaan air bawah tanah yang merupakan sumber air bagi rembesan air di dalam
mulut tambang (pit) serta diperjelas tahapan hingga air tersebut merembes keluar
dan penyebab peresapan dan aliran masuk ke pertmukaan ke dalam mulut tambang
(pit), kemudian berdasarkannya diambil tindakan yang sesuai. Untuk yang kedua,
11
yaitu pengumpulan air bersama-sama dengan yang ketiga, yaitu pengangkatan
(pemompaan air), mempuyai kaitan dengan sistem pengembangan mulut tambang
(pit) bawah tanah. Untuk yang ketiga, yaitu pengangkatan (pemompaan) air adalah
pekerjaan yang dilakukan dengan pompa dan pipa, sehingga merupakan pekerjaan
yang banyak berhubungan dengan bidang mesin dan listrik.
Pada umumnya banyak terjadi rembesan air keluar di dalam mulut tambang
(pit) bawah tanah, sehingga pekerjaan penirisan (drainase) menjadi beban yang
besar bagi produksi. Apabila banyak rembesan air keluar di dalam mulut tambang
(pit), fasilitas penirisan (drainase) juga menjadi besar dan diperlukan biaya yang
besar untuk investasi dan pemeliharannya. Terutama, tambang yang ada bahaya
kemasukan air permukaan dari mulut tambang (pit) karena banjir atau mulut
tambang (pit) lama yang ada air tampungan, atau tambang yang batubara yang
melakukan pekerjaan di bawah dasar laut, selau terdapat bahaya tenggelammya
mulut tambang(pit) oleh semburan air sehingga porsi peranan penirisan (drainase)
pada pekerjaan mulut tambang (pit) bawah tanah sangatlah penting.
12
3.2.1 Air Rembesan dan Air Sembur
Air bawah tanah disangga oleh batuan bersifat tidak tembus air
(impermeable), atau tertampung di dalam batuan yang ada ruang kosong
(porositas) seperti batugamping (limestone). Batuan yang menjadi batuan
induk pada endapan logam dalam berbagai kasus banyak yang tidak tembus
air, tetapi air dapat merembes keluar melalui rekahan/celahan (crack), batas
lapisan atau tempat yang relatif lunak dan lemah atau pada lapisan batubara
adalah melalui lapisan yang mudah dilewati air seperti batupasir
(sandstone) di bagian atas. Inilah yang dinamakan rembesan air, dimana
rembesan air ini tidak mudah berhenti dan jumlah airnya juga tidak berubah
drastis.
Pada dasarnya, air rembes dan air sembur tidak berbeda, tetapi
sebagai hasilnya semburan air dapat menimbulkan kecelakaan besar di
dalam mulut tambang (pit) dan dapat mengundang dan mendatangkan
kerugian jiwa manusia dan terbuangnya bahan baku atau kerugian waktu
dan biaya yang amat besar untuk pemulihannya.
13
Air bawah tanah yang disaring oleh lapisan batuan bersifat
menampung air yang banyak lubangnya, umumnya dikatakan air murni
secara kimia organik, tetapi kenyataanya didalamnya terlarut berbagai
macam bahan. Diantara bahan tidak murni (impurity) yang terkandung di
dalam air bawah tanah yang paling umum dan dari segi penirisan (drainase)
merugikan adalah tanah lumpur, jenis asam dan jenis garam.
Yang paling umum di tambang logam adalah garam asam sulfat dan
yang paling umum di tambang batubara dasar laut adalah garam dapur, yang
mana keduanya korosif terhadap besi, sehingga terutama untuk menejemen
perawatan mesin dan fasilitas sepert pompa dan pipa perlu diperhatikan.
Selain itu, air di dalam mulut tambang (pit) ada yang mengandung
banyak zat beracun seperti ion logam dan belerang. Terhadap hal ini, agar
tidak merugikan kesehatan manusia karena air tersebut di buang kedaerah
air untuk penggunaan umum atau merugikan lingkungan hidup sudah
menjadi ketentuan umum untuk diambil tindakan yang diperlukan
berdasarkan undang-undang pencegahan pencemaran kualitas air serta
instruksi menteri yang menetapkan standard pengaturan untuk mencegah
polusi tambang, diantaranya termasuk standard buangan dan konsentrasi ion
hidogen serta kewajiban untuk mengukur kualitas air dan lain-lain.
14
ion logam, seperti tembaga, seng, timah dan besi serta ada yang banyak
mengandung garam asam sulfat.
Untuk daerah dengan geologi yang tidak jelas dan mulut tambang
(pit) lama, maka ditetapkan untuk melaksanakan pengeboran pendahulu
lebih dari 40 meter, tetapi dari segi pembelaan diri dapat diharapkan sikap
untuk melakukan pengeboran pendahulu dengan inisiatif sendiri. Sebagai
masalah nyata, apabila mendekati lapisan yang mengandung air atau mulut
tambang (pit) lama diperlukan paling tidak dua buah pengeboran menyusuri
garis perpanjangan terowongan (lubang bukaan). Apalagi, disekitar
patahan, selain itu harus ditambah juga pengeboran ke arah atas dan ke arah
bawah terorowongan (lubang bukaan).
15
Tidak jarang kasus yang mengandung kecelakaan karena
mengandalkan data masa lalu seperti gambar pengukuran dan terlalu
memanfaatkannya. Menangani masalah berdasarkan data terbaru adalah
benar dari dulu hingga sekarang dimanapun juga dan untuk tujuan ini
pengebran pendahulu adalah metode yang paling tepat.
16
3.3.3 Dam pencegah Air
17
3.4 Pengeluaran Air Pada Mulut Tambang (pit) Lama
Sebagai metode pengeluaran air pada mulut tamabang (pit) lama, ,maka
metode pengeluaran air dengan lubang panjang melalui pengeboran adalah metode
pengeluaran air dengan lubang panjang melalui pengeboran adalah metode
penirisan (drainase) yang paling aman, dimana jumlah air juga dapat ditetapkan
sembarang tergantung dari jumlah pengeboran dan besarnya lubang bor.
18
semburan dari air yang tertampung di dalam mulut tambang (pit) lama
matinya, fungsinya penirisan (drainase) akibat kerusakan fasilitas
penirisan (drainase) dan mati listrik
o Metode Pencegahan
pengeboran pengeluaran air, grout, dam pencegah air, penempatan
pompa pembantu dan sumber listrik cadangan
19
Pada mulut tambang (pit) yang membuka mulut tambang (pit) dengan
membuat terowongan (lubang bukaan) yang lebih tinggi dari terowongan (lubang
bukaan) tersebut, maka air rembesan dapat dikumpulkan di terowongan (lubang
bukaan) ini dapat dialirkan keluar mulaut tambang (pit). Pada tambang logam,
banyak tambang yang beroperasi di daerah yang lebih tinggi dari terowongan
(lubang bukaan) tembus tersebut, sehingga di tambang tersebut umumnya
digunakan metode penirisan (drainase) ini.
Pada metode ini, sama sekali tidak diperlukan fasilitas mesin dan juga
tenaga penggerak serta pekerjaanya juga mudah. Walaupun mulut tambang (pit)
berkembang di bawah ketinggian tanah tersebut dan sebatas diizinkan oleh
topografinya, maka penirisan (drainase) dilakukan dengan menggali terowongan
(lubang bukaan) khusus untuk penirisan (drainase). Terowongan (lubang bukaan)
khusus ini umumnya mempuyai menjadi panjang dan besar serta diperlukan biaya
penggalian yang besar, namun karena biaya penirisan (drainase) berkurang, maka
tambang logam dimanfaat secara luas. Terowongan (lubang bukaan) semacam ini
dterowongan (lubang bukaan) penirisan (drainase).
Kemudian , apabila kecepatan aliran terlalu lambant, maka serbuk debu, tanah dan
pasir akan mengendap, yang menyebabkan jalur air menjadi mengecil, sehingga
harus dipertahankan kecepatan aliran minimal lebih dari 7,2 m/menit untuk
mengeliminasi pengendapan tersebut.
V = R.S
20
Dimana :
Yang dimaksud dengan kedalaman jalur pada suatu penampang yang tegal lurus
aliran air adalah luas penampang aliran dibagi dengan panjang keseluruhan dinding
jalur air yang bersentuhan dengan air, misal pada gambar 3 adalah :
Koefisien kecepatan aliran ditentukan oleh kedalaman jalur dan jenis saluran
penirisan (drainase) yang mana contohnya ditunjukkan pada tabel I dibawah ini.
Tabel I
0,05 36 30
0,1 42 34
0,15 44 36
0,2 47 37
0,25 50 39
21
pada semua tambang, rembesan air yang timbul seiring dengan penambangan di
bawah level, dibuang denga mengangkat (memompa) air oleh tenaga penggerak.
Pompa adalah alat untuk meksud tertentu.
Tabel II
22
Dewasa ini sebagai pompa penirisan (drainase) di tambang yang
umum digunakan adalah pompa sentrifugal, terutama digunakan multi stage
turbin pump dan multi stage volute pump untuk pemompaan head tinggi.
Sebagai pompa lokal ada kalanya digunakan pomap bolak-balik kecil (small
size recripocating pump).
23
f. Selama operasi, pada pompa bolak-balik banyak bagian yang
memerlukan minyak pelumas, dan dengan sendirinya banyak
kesempatan air tercemar karena minyak pelumas masuk bercampur
kedalam air. Sementara, bagian utama langsung mengalami friksi pada
pompa sentrifugal adalah bearing dan poros (as) dan sedikit sekali
bagian yang perlu diperhatikan selama operasi, sehingga dapat
menghemat biaya manusia dan biaya minyak pelumas.
24
penggunaan seluruh fasilitas pompa, paling tidak kemampunnya mencapai
1,3 – 1,5 kali jumlah semburan air maksimum yang diperkirakan. Selain
itu, jalur distribusi listrik sampai ke lokasi perubah tegangan di luar mulut
tambang (pit), diharapkan masing-masing di buat lebih dari dua jalur
untuk bersiap menghadapi kemungkinan mati listrik yang tidak terduga
pada salah satu jalur.
25
dalam mulut tambang (pit), ditempatkan pompa tanah lumpur dan
menjaga kapasitas efektif sumuran (shaft).
3.6.4 Pemipaan
a. memasang pipa isap dengan tidak membebani selruh bobot pipa kepada
bagian sambungnya dengan pompa.
c. Bagian yang datar pada pipa isap di buat miring naik sedikit mengarah
ke pompa agar tidak terjadi air pocket.
d. Penyambungannya dikerjakan dengan baik agar dipastikan tidaj
mengisap masuk udara melalui bagiam sambungan pipa isap.
e. Bagian datar pipa pengiriman (delivery pipe) juga sebaiknya
ditempatkan dengan miring sedikit ke atas mengrah ke arah pengiriman.
f. Dalam kasus apapun, pemipaan direncanakan agar sedapat mungkin
mengurangi katup, pipa cabang dan bagian belok.
26
karena ringan dan sambungannya cukup sedikit saja karena dapat diperoleh
pipa yang panjang sehingga pipa baja yang digunakan secara luas.
Dimana :
Pada tambang yang jumlah air yang dipompanya banyak atau pada
tambang dengan kuallitas air yang sangat korosif terhadap pipa air, maka
27
untuk mencegah korosi dilakukan berbagai tindakan pencegahan korosi,
seperti menggunakan pipa air yang permukaan dalamnya atau kedua
permukaannya dilapisi lining karet (rubber linning).
28
menuangkan air k bagian ini, harus hati-hati agar tidak mentup jalur
lewat air.
m. Masuknya udara ke dalam pompa, tengah (centre) poros yang tidak
tepat, jumlah putaran yang tidak normal, tersangkutnya benda asing
pada sudut dan lain-lain dapat menjadi penyebab kerusakan yang akan
tampak dalam bentuk terjadinya getaran, beban lebih atau
berkurangnya jumlah air yang dipompa. Getaran dapat memperpendek
umur poros dan karena tidak sempurnanya pelumasan dapat menjadi
penyebab kerusakan terbakar.
n. Pengukur tekanan dan pengukur vakum setiap diperlakukan harus di
buka dan di baca.
o. Melakukan pemeriksaan bagian dalam pompa cadangan dan
melakukan anti karat, ganti catat serta penggantian minyak pelumas
dan harus dilakukan tindakan pencegahan kelembaban yang sempurna
pada motor listrik. Pada musim dingin harus hati-hati terhadap
pembekuan air sisa.
B. Mengenai Pompa
29
pengangkatan (pempompaan) dengan prinsip melempar keluar
air ke arah radial oleh gaya sentrifugal putaran sudut.
2. Volute pump yang tidak mempuyai sudut pengarah, akhir ini
banyak digunakan karena konstuksi yang sederhana. Pompa pasir
(sand pump) yang digunakan untuk mengirim air lumpur dan slurry
termasuk salah satu jenisnya.
Pada metode ini biasanya digunakan drum minyak, dimana air di tampung
dan diukur sampai penuh, atau berapa drum yang dipenuhi dalam selang waktu
tertentu.
Metode ini dapat mengukur dengan tepat apabila jumlah aliran airnya
sedikit. Tetapi, pada metode ini pengukuran hanya dapat dilakukan secara
terputus-putus, dimana kalau diperlukan pengawasan kontinue terhadap laju aliran
air, maka lebih mudah pengukuran laju aliran dengan penahan.
30
Air yang hendak diukur (lihat gambar 5), melewati pipa dan
mengalir masuk kedalam saluran A yang dipasang datar sempurna. Setelah
permukaan air stabil dengan melewati jalan logam yang dipasang didalam
air, air jatuh dari penahan B.
Dimana :
31
Selain itu, telah dikembangkan metode pengukuran laju aliran dari
luar pipa yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dan mulai
dipraktekkan.
32
3. Harus melengkapi pengukuran tekana pada tempat yang tepat disisi
keluar dari pompa penirisan (drainase) utama.
4. Apabila diperlukan dari segi keamanan pada tempat yang tepat di sisi
luar turbin untuk penirisan (drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah,
dipasang katup penghenti aliran balik.
5. Untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik, kerusakan fasilitas dan
lain-lain kapasitas penampung air di dalam mulut tambang 9pit0 di buat
mempuyai toleransi yang sesuai.
33
2. Hasil pemerisaan Rutin
34
Penanggung jawab manajemen harus melakukan pemeriksan ada
tidaknya kelainan pada pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan
(drainase) mengenai butir-butir berikut :
35
Apabila ada bahaya gangguan terhadap penirisan (drainase) pada
pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan (drainase), penanggung jawab
manejemen harus segera mengambil tindakan yang tepat.
a. Tempat pengukuran
Jumlah air penirisan (drainase) harus diukur setiap hari dengan alat
pengukur aliran di mulut tambang (pit).
c. Pencatatan pengukuran
36