PENDAHULUAN
Skripsi
Skripsi
setelah sampai ponorogo langsung menuju arah timur pertigaan Pasar Taman Sari
kurang lebih 2 km. Akses jalan menuju lokasi penelitian dapat dilalui dengan
kendaraan, karena jalan untuk masuk ke Desa Maguan sudah beraspal tetapi juga
banyak yang rusak, dari Desa Maguan menuju Lokasi Penelitian jalannya tidak
beraspal, tetapi masih berupa makadam (Batu dan Tanah) dan juga berlumpur.
Skripsi
Hasil Penelitian
(1996),
Suatu
bahan
Wayan
Model
Warmada
Geologi
Dengan
galian
yang
teknis
mempunyai
parameter
program
Surfer.
relatif
homogen.
Pemakaian
setara
dengan
22.303.102,50
2108,799 ton.
Surfer
Data
primer
diperoleh
pengamatan
dari
Berdasarkan
hasil
hasil
penelitian
dan
maupun wawancara
dengan
yaitu
beberapa
pertanyaan
yang
dengan
menjadi
yangberkaitan
Bukit Kandis.
dengan
pemanfaatan
BAB 2
DASAR TEORI
1.1
Skripsi
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau
tanpa
proses kristalisasi,
baik
maupun
di
di
bawah
atas
permukaan
permukaan
sebagai
sebagai
beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan
penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai
berikut :
1. Batuan Beku Intrusif
Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan
beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai
Skripsi
intrusi
yang
berkomposisi
agak
berbeda.
Perbedaan
ini
Skripsi
c) Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang
diterobosnya.
d) Jenjang Vulkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah :
a) Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b) Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk
kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat prosesproses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapat
tersingkap di permukaan.
c) Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
Skripsi
a) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
b) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
c) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.
Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
d) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
e) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
f) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran.
2.3
mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia
adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO,
CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma
asal, pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan
banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan
bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma
sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau
pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan
yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami
ubahan. Namun begitu sebagai catatanpengelompokan yang didasarkan kepada
susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya
lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.
Skripsi
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia
oksida, Contohnya pada tabel berikut ini :
OKSIDA
GRANIT
DIORIT
GABRO
PERIDOTIT
SiO2
72,08
51,86
48,36
43,54
TiO2
0,37
1,50
1,32
0,81
Al2O3
13,86
16,40
16,84
3,99
Fe2O3
0,86
2,73
2,55
2,51
FeO
1,72
6,97
7,92
9,8
MnO
0,06
0,18
0,18
0,21
MgO
0,52
6,21
8,06
34,02
CaO
1,33
3,40
11,07
3,46
Na2O
3,08
3,36
2,26
0,56
K2O
0,46
1,33
0,56
0,25
H2O+
0,53
0,80
0,64
0,76
P2O5
0,18
0,35
0,24
0,05
Tabel 2.1 Pembagian Kimia Pada Batuan Beku Asam dan Basa
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel
di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari
setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak
dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra
basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah
kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya,
asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja,
sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis
mineral.
Skripsi
Batuan Intrusi
Batuan Ekstrusi
Granit
Riolit
Syenit
Trahkit
Diorit
Andesit
Tonalit
Dasit
Monsonit
Latit
Gabro
Basal
Pembagian batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di bawah :
Nama Batuan
Kandungan Silika
Batuan Asam
Lebih besar 66 %
Batuan Menengah
52 66 %
Batuan basa
45 52 %
Lebih kecil 15 %
Kandungan Silika
Leucocratic
0 33 %
Skripsi
10
Mesocratic
34 66 %
Melanocratic
67 100 %
Batuan Felsik
B.
Batuan Mafik
C.
Batuan Ultramafik
batuan beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral
yang biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar
dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral
amphibol, piroksen dan olovin.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat
mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur
batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan
itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama,
sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi
pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang
cepat.
Skripsi
11
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur
batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a) Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa keluarga atau kelompok yaitu :
keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak
dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas,
kadang plagioklas juga tidak hadir
keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir
dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
Skripsi
12
2.5
Warna Batuan
Warna
batuan
berkaitan
erat
dengan
komposisi
mineral
Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
Skripsi
13
14
Granularitas : pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi
menjadi beberapa macam yaitu:
a) Equigranularitas
disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang seragam. Tekstur ini
dibagi menjadi 2 :
~ Fenerik Granular : bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata
telanjang.
~ Afinitik : apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang
atau ukuran kristalnya sangat halus.
b) Inequigranular
Apabila ukuran kristal tidak seragam, Tekstur ini dapat dibagi lagi menjadi :
~ Faneroporfiritik : bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil
dan dapat dikenali dengan mata telanjang.
~ Porfiroafinitik : bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat
dikenali dengan mata telanjang.
c) Gelasan (glassy) : Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila
semuanya tersusun atas gelas.
Bentuk Butir
a) Euhedral : bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang
sempurna.
b) Subhedral : bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang
kristal yang sempurna.
c) Anhedral : berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal
yang tidak sempurna.
Skripsi
15
Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4
yaitu:
a) Kelompok Granit Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam, terutama
tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat
hornblende, biotit, muskovit dalam jumlah yang kecil.
b) Kelompok
Diorit
Andesit
Berasal
dari
magma
yang
bersifat
Skripsi
16
Batu Andesit merupakan salah satu jenis batuan beku yang dihasilkan dari
produk gunung berapi. Batuan jenis Andesit ini pada umumnya bisa dibagi
menjadi dua jenis batuan berdasarkan dari tempat asal terbentuknya.
Batuan jenis Andesit yang pertama adalah andesit berupa batuan beku yang
proses membeku atau terbentuknya berada di dalam tanah (Batu Andesit
Porfiritik).
Batuan dari jenis andesit yang kedua adalah andesit yang proses
pembekuannya terjadi di permukaan tanah atau yang sering disebut dengan lava
(Batu Andesit Afanitik).
Andesit juga termasuk dengan jenis batuan beku lava dimana juga
mempunyai struktur batuan struktur tiang atau columnar Advertisement jointing.
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit,
mineralnya berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya
kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam
bentuk lava maupun piroklastika. Batuan andesit yang banyak mengandung
hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung
piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras
jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang
berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.
1.10
Perhitungan Cadangan
17
Skripsi
18
= L ( S1 + S2 ) / 2
Skripsi
= Volume Cadangan
19
Skripsi
20
Skripsi
21
Gambar 3.1 Peta Zona Fisiografis Regional Jawa Timur menurut Van Bemmelen
(1949).
Skripsi
22
sub satuan, yaitu sub satuan: Jading-Patuk Banteng, Gajah Mungkur, dan
Agrokalangan.
Morfologi Kerucut Gunungapi terdapat di bagian tengah lembar. Satuan
ini dibentuk oleh Pegunungan Wilis, yang berupa batuan gunungapi. Morfologi ini
mudah sekali dikenali, baik pada petaa tropografi maupun di lapangan. Pola aliran
sungainya memencar, mengalir ke segala arah. Beberapa puncak gunung yang
tingginya melebihi 2000 m antara lain Gunung Argokalangan dan Gunung
Argotawang. Sub satuan Jading-Patuk Banteng terletak dibagian barat kerucut
yang letaknya terpisah dari keseluruhan morfologi kerucut gunungapi.
Batas satuan ini di utara adalah aliran K. Klepon, alur sungai yang
mengalir ke utara terpotong oleh sub satuan Argokalangan. Di sepanjang K.
Kesugihan banyak alur sungai yang ke selatan terpotong oleh sub satuan yang
sama. Sub satuan Gajahmungkur terdapat di bagian timur. Di utara berbatasan
dengan sub satuan Argokalangan dengan K. Kuncir sebagai batasnya. Hal itu
terlihat dengan adanya beberapa sungai yang asalnya mengalir ke utara, tiba-tiba
membelok mengikuti K. Kuncir. Di barat, batasnya diduga berupa sesar yang
membentuk tebing terjal berarah baratlaut-tenggara, mulai dari barat G.
Mlokoseketip sampai barat G. Glagah Ombo. ke selatan batas keduanya agak
kabur, tetapi dengan melihat perbedaan kerpatan aliran sungainya, batasnya dapat
diperkirakan.
Sungai-sungai di Sub-satuan Argokalangan lebih rapat, dan mengalir
sejajar, yang berasal dari arah puncak Pegunungan Wilis. Sedangakan di sub
satuan Gajahmungkur lebih mendekati ke memencar, dan berasal dari G. Glagah
Ombo, G.Gajahmungkur dan G. Argoklono. Sub satuan Argokalangan tersebar
mulai dari bagian puncak pegunungan, menjulur ke utara, ketenggara dan sedikit
ke barat sampai daerah pedataran.
Satuan perbukitan bertimbulan tajam, tedapat di bagian selatan lembar.
Satuan ini terbentuk oleh bermacam-macam batuan. Beberapa struktur sesar turut
mengendalikan bentukan morfologinya. Pola aliran sungainya tidak teratur, dan
Skripsi
23
hak ini mungkin disebabkan oleh perbedaan batuan dan banyaknya kekar yang
berkembang. Puncak tertingginya mencapai 727 m (G. Bayangkaki), yang
ditempati oleh breksi gunungapi.
3.3 Stratigrafi Regional
Menurut U.Hartono, Baharuddin Dan (And) K. Brata, 1992, tatanan
stratigrafi lembar Madiun bagian selatan ini mirip dengan tatanan stratigrafi
lembar Tulungagung yaitu yang meliputi:
a. Endapan Permukaan
(1) Aluvium
Endapan ini merupakan hasil aktifitas endapan sungai, pantai dan rawa,
yang disusun oleh kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur.
Dijumpai
di
Kecamatan-Kecamatan
Besuki,
Bandung,
Pakel,
b. Batuan Sedimen
(2) Satuan Breksi / Formasi Arjosari (Toma).
Berupa runtuhan endapan turbidit, yang ke arah mendatar berangsur
berubah menjadi batuan gunung api. Umur satuan ini adalah Oligosen
Akhir-Miosen Awal, tersingkap di Kecamatan-Kecamatan Gondang dan
Kauman.
(3) Satuan Batugamping / Formasi Campurdarat (Tmcl).
Disusun oleh batu gamping hablur yang bersisipan dengan batu lempung
berkarbon. Formasi ini berumur Miosen Awal-Awal Miosen Tengah.
Tersebar di kecamatan-kecamatan Bandung, besuki, Campurdarat dan
Tanggunggunung.
Skripsi
24
Gunung
Api
Tua
Formasi
Mandalika
(Tomn).
Batuan penyusun berupa breksi gunung api, lava, tuf, batupasir dan
batulanau. Umur satuan ini adalah oligo miosen. Tersingkap di
Kecamatan-Kecamatan Besuki, Bandung, Tanggunggunung, Campurdarat,
Boyolangu, Kalidawir, dan Pagerwojo.
(7) Satuan Breksi Gunungapi / Formasi Wuni (Tmw).
Tersusun oleh breksi gunung api, tuf, batupasir, dan batulanau yang
umumnya tufan, bersisipan batugamping. Berumur miosen. Tersingkap
setempat-setempat di Kecamatan Pucanglaban.
(8) Satuan Gunung Api Muda / Batuan Gunung api.
Litologi penyusun batuan berupa lava, breksi piroklastik, lapili, tuf,
endapan lahar dan lumpur gunung api. Satuan ini berumur plistosen
d. Batuan Terobosan
(9) Satuan Andesit (An)
Litologi berwarna kelabu kehitaman, tekstur porfiritik, berkomposisi
andesin, kuarsa, ortoklas, biotit, mineral bijih, dan tertanam dalam masa
Skripsi
25
Skripsi
26
4.2
Skripsi
27
Skripsi
28
dilakukan
untuk
mengetahui
yang
perhitungannya
29
didasarkan
atas
tinjauan
telah
diperoleh
kemudian
di
analisis
dan
di
perlengkapan lainnya.
8) Meteran : untuk mengukur ketebalan singkapan.
9) Buku, Pensil, Bulpoin, Penghapus, dan Clip Board
Skripsi
30
TAHAP
PERSIAPAN
STUDI
PUSTAKA
Pengamatan Geomorfologi
PENGAMBILAN
DATA DAN
PENELITIAN DI
LAPANGAN
Bentang Alam
Pola Pengaliran
Pengamatan Stratigraf
-
ANALISIS
DATA DAN
PENULISAN
Skripsi LAPORAN
Petrografi
Struktur Geologi
Perhitungan cadangan dengan metode Cross
Section
Perhitungan cadangan dengan metode GIS 3D
TIN (ArcView 3.3)
31
Studio
-
PRESENTASI
KOLOKIUM
DAN SIDANG
TUGAS AKHIR
Peta Lintasan
Peta Pola Pengaliran
Peta Geomorfologi
Peta Geologi
Peta Cadangan Andesit
Maret 16
April 16
Mei 16
Bimbingan
Presentasi dan Evaluasi
Tabel 4.2. Jadwal Rencana Kegiatan
Skripsi
32
Juni 16