GEOLOGI DASAR
LOKASI : PADALARANG, JAWA BARAT
DISUSUN OLEH
SAFITRI NUR AULIA
270110150028
KELAS F
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AJARAN 2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kata Geologi berasal dari kata Yunani, geos berarti bumi dan logos yang
berarti ilmu. Jadi Geologi adalah Ilmu yang mempelajari material bumi secara
menyeluruh, termasuk asal mula, struktur, penyusun kerak bumi, proses - proses yang
berlangsung selama dan setelah pembentukannya, dan yang sedang berlangsung,
hingga menjadikan keadaan bumi seperti saat ini.. Geologi yang dipelajari di lingkup
ini hanya sebatas teori secara umum. Bentuk-bentuk fisik dari keadaan geologi suatu
daerah tidak dapat diketahui secara langsung apabila tidak pergi ke lapangan. Bentuk
singkapan dan karakteristik suatu batuan beserta proses pembentukan di alam dapat
diamati melalui kuliah lapang. Meskipun pada dasarnya, secara teori
telah di
1.3
Ruang Lingkup
Laporan ini berjudul Laporan Kuliah Lapangan Geologi Dasar yang dilakukan di
Citatah, Bandung. Kunjungan ini diikuti oleh Mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Semester l
kelas C, G, dan H tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa, 08
Desember 2015 dengan keberangkatan pukul 6.30 WIB dan tiba pukul 09.00 WIB. Penelitian
ini berlangsung dari jam 09.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB. Penelitian
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada. Pelaksanaan penelitian dapat berlangsung
dengan lancar karena atas bantuan Asisten Praktikum dan teman-teman kelompok.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN DAN PERLATAN YANG DI BAWA
Dalam pelaksanaan Kuliah Lapangan Geologi Dasar tentang batuan, mahasiswa dan
mahasiswi melakukan pengamatan dan idetifikasi terhadap jenis, struktur, tektur dan
komposisi batuan. Selama kunjungan penyusun melakukan beberapa Metode Penelitian,
antara lain :
2.1
2.2
2.3
Kompas geologi
BAB III
ISI
TEORI DASAR
Batuan merupakan suatu agregat dari satu atau lebih mineral yang terbentuk dialam
dan telah mengeras (mengalami litifikasi) sedangkan batu merupakan bagian dari batuan
yang telah dipisahkan. Batuan dibedakan menjadi tiga yaitu : batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf.
Batuan Beku
Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang membeku dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, dapat di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Dalam
membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari :
Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineralmineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang
membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh
tiga hal yang penting, yaitu:
A. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak
yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan
kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat
maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya
akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.
B. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya
dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
1. Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu
sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat
dibedakan menjadi:
- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
2. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata
biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat
tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat
dibedakan:
- Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan
lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya
dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut,
membentuk struktur seperti bantal.
Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara
teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh
batuan (hand speciment sample), yaitu:
Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan
adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam
tubuh batuan beku.
Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan
mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai
penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa,
feldspar, feldspatoid dan muskovit.
Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan
olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks
warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam
jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya. Klasifikasi berdasarkan cara
terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962),
jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Gambar 4.1
Peta Geologi Citatah
: S 06o 5005.50
E 107o 2448.19
Stasiun
Elevasi
: STA1
: 514m
: Berawan cerah
Waktu
: 09.00 WIB
Strike/Dip
: -
Lokasi
: Desa Citatah,
Padalarang
Sketsa Lapangan
Deskripsi
Batuan yang ditemukan adalah batu pasir. Memiliki warna lapuk coklat kehijauan dan
warna segar coklat. Besar butirnya adalah pasir halus, bentuk butirnya adalah angular,
memiliki kekerasan agak kompak, pemilihan pada batu ini adalah moderately sorted,
kemasnya tertutup dan permeabilitasnya sedang. Struktur sedimen yang dimiliki yaitu
sebagian laminae dan sebagian massive. Tidak memiliki karbonatan dikarenakan tidak
ada reaksi saat diteteskan HCl. Tidak ditemukan pula fosil.
: S 06o 5006.55
E 107o 2446.12
Stasiun
: STA3
Elevasi
: 508m
Sketsa Lokasi
: Cerah
Waktu
: 11.47 WIB
Strike/Dip
: N 70o E/79o
Deskripsi
Batuan yang ditemukan adalah batu lempung. Batu ini memiliki warna lapuk coklat
kehitaman dan warna segar putih keabuan. Besar butirnya sangat kecil (clay),
kekerasannya kompak, memiliki kemas tertutup dan permeabilitasnya buruk. Struktur
sedimen yang dimiliki oleh batu ini adalah paralel lamination dan banyak terdapat
kekar disekitar struktur. Batu ini tidak memiliki karbonatan karena saat ditetesi HCl
tidak terjadi reaksi. Namun, ditemukan fosil kerang jenis cast.
: S 06o 5009.72
E 107o 2447.28
Stasiun
: STA 2
: Mendung
Waktu
: 10.49 WIB
Strike/Dip
: N 75o E/85o
Elevasi
: 523m
Sketsa Lapangan
Padalarang
Deskripsi
Batu ini adalah batu pasir. Batu ini memiliki warna lapuk orange keabuan dan warna
segar abu abu kekuningan. Batu ini memiliki besar butir upper medium, bentuk
butirnya sub-angular, kekerasannya agak keras, memiliki pemilahan yang poor,
kemasnya terbuka, dan permeabilitasnya sedang. Struktur sedimen yang dimiliki
adalah paralel lamination. Batu ini memiliki karbonatan dikarenakan bereaksi
dengan larutan HCl. Oleh karena itu, kami dapat menyimpulkan batuan di
stasiun 3 ini adalah batuan pasir yang mengandung kalsit.
: S 06o 4942.23
E 107o 2455.68
Stasiun
: STA 4
: Berawan
Waktu
: 13.56WIB
Strike/Dip
:-
Elevasi
: 453 m
Sketsa Lapangan
Deskripsi
Batuan breksi yang ditemukan merupakan jenis batuan polimik karena memiliki
fragmen/komponen yang lebih dari satu jenis, yaitu batuan lempung dan batuan
andesit dan memiliki fragmen berupa batuan pasir. Batu pasir yang merupakan
matriks dari batu breksi ini memiliki warna lapuk abu-abu kecoklatan dan warna
segar abu-abu terang. Bentuk butirnya angular, memiliki besar butir lower coarse
sand, kekerasannya sedang, pemilahannya agak buruk, kemasnya tertutup, memiliki
permeabilitas sedang. Tidak ditemukan struktur sedimen, tidak mengandung
karbonatan dikarenakan saat ditetesi HCl tidak terjadi reaksi kimia, dan juga tidak
ditemukan adanya fosil.
Fragmen yang pertama ditemukan adalah batuan lempung. Batu ini memiliki warna
lapuk coklat kehitaman dan warna segar putih keabuan. Besar butirnya sangat kecil
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada kuliah lapangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa singkapan yang kami temui
menunjukan perbedaan-perbedaan dari bentuk butir mulai dari halus ke kasar. Hal ini menunjukan
bahwa dari stasiun awal sampai stasiun keempat kami semakin mendekati sumber atau source batuan.
Selain itu kami juga mengetahui strike and deep yang terdapat di lokasi sungai citatah dan sugai
cibogo sehingga kami mengetahui persebaran batuan tersebut kearah persebaran batuan di daerah
padalarang desa citatah didominasi batu pasir dan batu lempung serta di daerah sungai cibogo
menumukan batuan breksi. Selain itu kami juga menemukan batuan yang mengandung karbonatan
menandakan bahwa daerah terebut merupakan bentang alam karst yang dapat disimpulkan juga bahwa
daerah tersebut merupakan lautan, yang diperkuat dengan adanya fosil kerang pada stasiun tiga yaitu
fosil jenis cast pada batu lempung.