Anda di halaman 1dari 13

SEISMIK REFLEKSI

1. Latar Belakang
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif yang memanfaatkan
penjalaran gelombang berdasarkan sifat elastisitas mediumnya. Konsep dasar teknik
seismik dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu apabila suatu sumber gelombang
dibangkitkan di permukaan bumi. Akibat material bumi yang bersifat elastik maka
gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada
bagian batas antar lapisan, gelombang ini sebagiannya dipantulkan dan sebagian lain
dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi. Dipermukaan bumi gelombang tersebut
akan diterima oleh serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk
garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), selanjutnya dicatat/direkam oleh suatu alat
seismogram. Dengan didapatkan waktu tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan
sumber ledakan, maka struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi dapat
diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya. Metode seismik ini terdiri dari seismik
refraksi (bias) dan seismik refleksi (pantul). Seismik refraksi digunakan dalam pengukuran
bentuk lapisan dibawah permukaan, perlapisan bawah permukaan diketahui berdasarkan
cepat rambat gelombang seismik pada setiap lapisan.
Metode ini dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan dangkal, sehingga metode ini
tidak dapat dipergunakan pada daerah dengan kondisi geologi yang kompleks. Untuk
seismik refleksi untuk penentuan struktur lapisan bumi yang dalam sehingga metode
seismik refleksi memberikan kontribusi yang besar dalam menentukan titik pemboran
minyak dan gas bumi serta telah menunjukkan keberhasilannya dalam meningkatkan
success ratio dalam penemuan migas.
Mengingat kemampuannya yang baik untuk menggambarkan bidang batas perlapisan
di bawah permukaan. Sebagai seorang mahasiswa geofisika tentunya menjadi suatu hal
yang wajib untuk mempelajari metode seismik ini, dan untuk mendukung pembelajaran
terhadap metode seismik, diyang dapat membantu mahasiswa dalam pemahaman metode
seismik serta penerapannya di lapangan.

2.

Seismik Refleksi
Teknologi seismic refleksi digunakan untuk eksplorasi minyak dan gas bumi. Secara

umum, tujuan utama dari pengukuran seismik adalah untuk memperoleh rekaman yang
berkualitas baik. Kualitas rekaman seismik dapat dinilai dari perbandingan sinyal refleksi

terhadap sinyal noise (S/N) yaitu perbandingan antara banyaknya sinyal refleksi yang
direkam dibandingkan dengan sinyal noisenya dan keakuratan pengukuran waktu tempuh
(travel time).
Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu eksplorasi prospek
dangkal dan eksplorasi prospek dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismik
reflection) biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya.
Sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak
dan gas bumi). Kedua kelompok ini tentu saja menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda
begitu pula dengan teknik lapangannya.
Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu :
1. Akuisisi data seismik yaitu merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan
yang disurvei.
2. Pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan penampang seismik yang mewakili
daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan
3. Interpretasi data seismik untuk memperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan
dan bahkan juga untuk memperkirakan material batuan di bawah permukaan.
3.

Akusisi Data Seismik


Untuk memperoleh hasil pengukuran seismik refleksi yang baik, diperlukan

pengetahuan tentang sistem perekaman dan parameter lapangan yang baik pula.Parameter
akan sangat ditentukan oleh kondisi lapangan yang ada yaitu berupa kondisi geologi daerah
survei.
Teknik-teknik pengukuran seismik meliputi :
Sistem Perekaman Seismik
Tujuan adalah untuk memperoleh pengukuran travel time dari sumber energi ke
penerima. Keberhasilan akusisi data bisa bergantung pada jenis sumber energi yang dipilih.
Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif dan vibrator.
Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi
secara sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber
energi impulsif untuk akuisisidata seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut
adalah air gun.
Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik.
Panjang sinyal input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal.
Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih.
Prosedur Interpretasi Data
Tahap-tahap interpretasi data seismic adalah sebagai berikut :

1.

Lukis kurva waktu jalar gelombang terhadap jarak antar geophone. Sebut sebgaia
kurva travel time.

2.

Lakukan koreksi pada kurva travel time sehingga waktu tempuh yang diperlukan
gelombang seismic untuk menmpuh jarak yang sama dalam arah yang berlawanan
adalah sama.

3.

Lukis kurva velocity travel time yang sesuai.

4.

Penentuan kecepatan jalar gelombang pada tiap lapisan didasarkan pada harga
seper kemiringan (seper gradient/slope) dari kurva travel time maupun dari velocity
travel time. Kecepatan jalar gelombang pada lapisan pertama diperoleh dari
gelombang langsung, sedangkan lapisan berikutnya diperoleh dari gelombang bias.
Kecepatan sebenarnya (true velocity) diperoleh dari seperkemiringan kurva velocity

travel time yang dihitung dengan mengkombinasikan dua travel time dari lapisan yang
sama. Apabila velocity travel time yang diperoleh dari kombinasi antara dua buah travel dari
kecepatan semu (apparent velocity). Setelah diketahui harga kecepatan jalar yang
sebenarnya, lalu lukislakan harga kecepatan tersebut dari titik perpotongan kurva velocity
travel time dengan sumbu waktu.
4. Pengolahan Data Seismik
Tujuan dari pengolahan data seismik adalah untuk memperoleh gambaran yang
mewakili lapisan-lapisan di bawah permukaan bumi.
Tujuan utama pemrosesan data seismik menurut VAN DER KRUK (2001) adalah:
1. Untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N)
2. Untuk memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk
gelombang sinyal
3. mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal refleksi dari multiple dan
gelombang-gelombang permukaan)
4. Untuk memperoleh gambaran yang realistik dengan koreksi geometri
5. Untuk memperoleh informasi-informasi mengenai bawah permukaan (kecepatan,
reflektivitas, dll).
Secara garis besar urutan pengolahan data seismik menurut SANNY (2004) adalah
sebagai berikut :
1. Field Tape
Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar format tertantu.
Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics). Magnetic tape
yang digunakan biasanya adalah tape dengan format: SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D, dan
SEG-Y. Format data terdiri dari header dan amplitudo. Header berisi informasi mengenai
survei, project dan parameter yang digunakan dan informasi mengenai data itu sendiri.

2. Demultiplex
Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetic lapangan
sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. Data yang tersusun
berdasarkan urutan pencuplikan disusun kembali berdasarkan receiver atau channel
(demultiplex). Proses ini dikenal dengan demultiplexing.
3. Gain Recovery
Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang elastis dan efek
divergensi sferis maka data amplitudo (energi gelombang) yang direkam mengalami
penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu
dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga pada setiap titik
seolah-olah datang dengan jumlah energi yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah
Automatic Gain Control (AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik
yang lebih mudah diinterpretasi.
4. Editing dan Muting
Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan
mute adalah proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai
sinyal gangguan seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu data.
5. Koreksi statik
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi (elevasi shot dan
receiver) sehingga shot point dan receiver seolah-olah ditempatkan pada datum yang sama.
6. Dekonvolusi
Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll,
multiple, reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat
pengaruh noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi merupakan
suatu filter
7. Analisis Kecepatan
Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk
memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi
yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada
proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan
stack yang maksimum.
8. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO
Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot point dan
receiver pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini
menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah
vertikal (normal incident).

9. Stacking
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather data yang
bertujuan untuk mempertinggi sinyal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan
berdasarkan CDP yaitu trace-trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO
kemudian dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren.
10. Migrasi
Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan
waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena
penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya,
karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan,
terutama untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan
pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu (patahan,
lipatan).

Gambar D
Tipe Geometri Penembakan Seismik Refleksi

5. Eksplorasi seismik
Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang Geofisika untuk
menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah

permukaan bumi dengan bantuangelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari
survei ini disebut dengan Penampang gelombang.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak
dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah
permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak
berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
1.

Metode seismik pantul

2.

Metode seismik bias

Gambar E
Perbandingan metode seismik Refleksi dan Refraksi

Metode seismik adalah suatu metode dalam geofisika yang digunakan untuk
mempelajari struktur dan strata bawah permukaan bumi. Metode ini memanfaatkan
perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang gempa. Dengan menggunakan metode ini
akan memudahkan pekerjaan eksplorasi hidrokarbon karena dengan metode seismik dapat
diselidiki batuan yang diperkirakan mengandung hidrokarbon atau tidak. Tentu saja metode
ini pun harus didukung oleh adanya data data geologi yang lengkap.
Secara umum dalam suatu langkah eksplorasi hidrokarbon, urutan penggunaan
metode seismik adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data seismik ( Seismic Data Acquisition )
2. Pengolahan data seismic ( Seismic Data Processing )
3. Interpretasi data Seismik ( Seismic Data Interpretation )
Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi
bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai apabila
rasio antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi. Karena proses
pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan interpretasi,
maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan sedikit
dalam processing akan menyebabkan seorang interpreter menginterpretasikan yang salah
juga.
Sumber daya alam khususnya minyak bumi (hydrocarbon) adalah sumber daya energi
yang paling dicari dan dibutuhkan oleh umat manusia untuk memenuhi kebutuhan
kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam industri perminyakan membutuhkan teknologi yang

tepat guna untuk mengetahui keberadaan minyak bumi yang berada dibawah permukaan,
dengan mempertimbangkan modal biaya, kecanggihan teknologi, dan akurasi dari hasil
eksplorasi yang dilakukan. Dalam hal ini, metode seismik adalah metode yang paling
populer dalam eksplorasi minyak bumi. Kecanggihan teknologinya dalam bidang akuisisi
data, pengolahan data maupun penunjang interpretasi akan sangat menentukan berhasil
atau tidaknya suatu eksplorasi.
Eksplorasi seismik merupakan kegiatan yang meliputi tiga tahapan, yaitu pengambilan
data (data aquisition), pengolahan data (data processing) dan interpretasi data seismik (data
interpretation). Pada tahap akuisisi akan sangat berpengaruh terhadap kualitas data yang
didapatkan. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa parameter-parameter lapangan
sehingga dalam pelaksanaannya akan diperoleh informasi target sedetail mungkin dengan
noise yang serendah mungkin (S/N ratio tinggi). Tahapan selanjutnya adalah melakukan
pengolahan data seismik untuk menghasilkan penampang seismik dengan S/N ratio yang
tinggi tanpa mengubah kenampakan - kenampakan refleksi dengan kata lain meredam
noise dan memperkuat sinyal (Sismanto,1996). Tahapan akhir adalah menginterpretasikan
penampang seismik dari hasil pengolahan data untuk memperkirakan keberadaan ada
tidaknya hidrokarbon yang dikaitkan dengan kenampakan geologi yang ada. Dan hasil akhir
dari interpretasi adalah lokalisasi daerah-daerah prospek hidrokarbon dan proposal titik
pemboran baik untuk eksplorasi maupun sumur-sumur development.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu : metode seismik pantul
(refleksi) dan metode seismik bias (refraksi). Seismik refleksi adalah metoda geofisika
dengan menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang
biasanya berupa ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut
menggunakan sumber getar (sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker).
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim digunakan dari
pada seismik refraksi. Hal tersebut disebabkan karena seismik refleksi mempunyai
kelebihan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan
struktur bawah permukaan. Selain itu, seismic refleksi menghasilkan penetrasi yang lebih
dalam dari pada seismik refraksi sehingga akan memberikan informasi yang lebih perlapisan
batuan.
Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu eksplorasi prospek
dangkal dan eksplorasi prospek dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic
reflection) biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya.
Sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak
dan gas bumi). Kedua kelompok ini tentu saja menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda
begitu pula dengan teknik lapangannya.

Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu pertama
adalah akuisisi data seismik yang merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari
lapangan yang disurvei, kedua adalah pemrosesan data seismik sehingga dihasilkan
penampang seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk
diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah interpretasi data seismik untuk memperkirakan
keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan juga untuk memperkirakan material
batuan

di

bawah

permukaan.Sehingga

akan

memudahkan

interpreter

untuk

menginterpretasi kondisi subsurface (Nuratmaja, 1996).

Gambar E
Sistem Refleksi

F.

Metode seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang

dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan


menggunakan sumber seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan
gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke
segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan
kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai
fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di
dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet
mengukur waktu transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan,
yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi
merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh
merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari
sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas
antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.

Hukum Fisika Gelombang Seismik


Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang
cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk
gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
1.

Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber


gelombang ke segala arah dengan bentuk bola.

2.

Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas
dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan
dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya.
Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya.
Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang
datar.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:

1. Metode seismik bias (refraksi)

Gambar F
Metode Seismik Bias (Refraksi)

Metoda seismik biasatau

refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada

tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini,
gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga
sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu
jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut
dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal
sebagaiparameter elastisitas batuan.

2. Metode seismik pantul (refleksi)

Gambar F
Metode Seismik Pantul (Refleksi)

Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombanggelombang

yang

terpantulkan

dari

semua

interface

antar

lapisan

di

bawah

permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada
teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak
dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah permukaan
dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi,
yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Keunggulan & Kelemahan Metoda Seismik
Keunggulan
Kelemahan
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun Banyaknya data yang dikumpulkan dalam
kedalaman

dalam

parameter

fisis

yang sebuah

survei

akan

sangat

besar

relevan, yaitu kecepatan seismik.


jikadiinginkan data yang baik
Dapat menghasilkan citra kenampakan Perolehan data sangat mahal baik akuisisi
struktur di bawah permukaan
Dapat

dipergunakan

kenampakan

stratigrafi

dan logistik dibandingkan dengan metode


geofisika lainnya.
membatasi Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak

untuk
dan

beberapa waktu,

membutuhkan

komputer

mahal

kenampakan pengendapan.
danahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang seismic Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi
bergantung

dari

densitas

batuan

dan umumnya lebih mahal dari metode geofisika

konstanta elastisitas lainnya. Sehingga,setiap lainnya.


perubahan

konstanta

tersebut

(porositas,

permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya


dapat diketahui dari metode seismik.
Memungkinkan untuk deteksi langsung Deteksi
terhadap keberadaan hidrokarbon

langsung

terhadap

kontaminan,

misalnya pembuangan limbah, tidak dapat


dilakukan.

Perbandingan Seismik Refraksi dan Refleksi


Metode Seismik Bias (Refraksi)
Keunggulan
Pengamatan

refraksi

Metode Seismik Pantul (Refleksi)

membutuhkan

Kelemahan
lokasi Karena lokasi sumber dan penerima yang cukup

sumber dan penerima yang kecil, sehingga lebar untuk memberikan citra bawah permukaan
relatif murah dalam pengambilan datanya
Prosesing

refraksi

relatif

simpel

yang lebih baik, maka biaya akuisisi menjadi

lebih mahal.
dilakukan Prosesing
seismik

refleksi

memerluakn

kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal komputer yang lebih mahal, dan sistem data
first berak yang dibaca.
base yang jauh lebih handal.
Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup Karena banyaknya data
kecil,

maka

pengembangan

model

yang

direkam,

untuk pengetahuan terhadap database harus kuat,

interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti diperlukan juga beberapa asumsi tentang model
metode geofisika lainnya.

yang kompleks dan interpretasi membutuhkan


personal yang cukup ahli.

Kelemahan
Keunggulan
Dalam pengukuran yang regional , Seismik Pengukuran seismik pantul menggunakan offset
refraksi membutuhkan offset yang lebih lebar.
yang lebih kecil
Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun
gelombang

meningkat

sebagai

fungsi perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman

kedalaman.
Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam pantul lebih mampu melihat struktur yang lebih
bentuk lapisan-lapisan. Masing-masing lapisan kompleks
memiliki dip dan topografi.
Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba Seismik pantul merekan dan menggunakan
sebagai fungsi jarak (offset)
semua medan gelombang yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan Bawah permukaan dapat tergambar secara
waktu jalar teramati.
G.

TahapanSeismik

langsung dari data terukur

Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai untuk
penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode
geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik
refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran
atau model geologi bawah permukaan dikarenakandata-data yang diperoleh labih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1.

Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan
dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail.

2.

Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data
rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi.

3.

Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,


pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau
dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model
geologi bawah permukaan.

H.

Seismik Refleksi Untuk Eksplorasi


Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastis

yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit (pada
umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan sumber getar (pada media
air menggunakan sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker). Gelombang bunyi
yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok batuan di bawah permukaan
yang nantinya akan dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang
berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan
direkam oleh alat perekam yang disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut),
(Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka
tebing atau jurang. Metoda seismic refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi
perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik
refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang daribatas-batas formasi geologi.
Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P,
Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Lov

DAFTAR PUSTAKA
http://onephysics.blogspot.com/2011/01/eksplorasi-seismik.html
http://aninnaim.community.undip.ac.id/2010/03/16/seismik-eksplorasi/

http://benkdash.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal Fitem
http://hendragalus.wordpress.com/2011/07/11/metoda-seismik-dalam-geofisika/

Anda mungkin juga menyukai