OLEH :
NAMA : HASBIYANI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
Di susun oleh :
HASBIYANI (F1D215001)
Mendalo,
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen/Asisten
Mei 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas karuniaNya telah memberikan kemudahan pada penyusun untuk menyelesaikan laporan
praktikum lapangan ini. Sehingga dapat berjalan lancar tanpa mengalami
hambatan yang berarti.
Untuk mengetahui bentuk muka bumi, karakteristik yang ada, dan prosesproses geologi yang ada maka dari itu perlu untuk mengenal alam lebih dekat
sperti pada perjalanan praktikum lapangan. Dengan mengenal dan mempelajari
lebih dalam tentang jenis-jenis batuan yang ada, deskripsi serta strukturnya maka
dapat diketahui manfaat dari batuan tersebut. Sehingga dapat kita manfaatkan
untuk menunjang kebutuhan manusia.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya bagi pihak yang telah membantu, yaitu :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan
untuk menyelesaikan laporan prakikum lapangan ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan izin, doa dan memberikan dana
perjalanan untuk praktikum lapangan ini.
3. Bapak Ir. Y. Morsa Said, MT. Ibu Magdalena Ritonga, ST,. MT. Selaku
dosen mata kuliah pengantar geologi.
4. Ibu Ira Kusuma Dewi, S.si., MT. Selaku dosen pembimbing Laporan
Pengantar Geologi.
5. Seluruh asisten pendamping yang telah memberikan penjelasan kepada
penyusun selama perjalanan.
Laporan praktikum ini berisikan tentang penjelasan hasil praktikum Geopark
Merangin sehingga dapat menambah wawasan mengenai proses geologi, batuan
dan lain-lain.
Jambi, Mei 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi adalah suatu ilmu yang mempelajari material bumi secara
menyeluruh, misalnya seperti : asal mula, struktur, penyusun kerak bumi, berbagai
macam proses yang sedang berlangsung setelah pembentukannya, maupun yang
sedang berlangsung, sampai dengan keadaan dari bumi saat ini. Atau defenisi
geologi adalah suatu ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari semua
tentang planet bumi beserta isinya. Yaitu kelompok ilmu yang mengupas
mengenai berbagai sifat dan bahan yang membentuk planet bumi, strukturnya,
maupun proses yang sedang berjalan di dalam dan di atas permukaan planet bumi.
Ilmu geologi mempelajari dari benda yang ukurannya sangat kecil seperti atom,
sampai benda yang ukurannya besar seperti samudera, benua, pulau, pegunungan
dan lain-lain.
Orang yang ahli di bidang geologi disebut geologist, vgeologist bertugas
untuk melakukan penelitian untuk mengungkap mister-misteri yang masih belum
terpecahkan yang menyelimuti proses-proses yang berkaitan dengan materialmaterial yang membentuk planet bumi ini, gerakan-gerakan maupun perubahan
yang terjadi. Oleh karena itu, sebagai awal mula, medan pertama yang di lalui
adalah kawasan Geopark Merangin.
Geopark merupakan warisan geologi yang mempunyai nilai ilmiah
(pengetahuan), jarang memiliki nilai pembanding di tempat lain (langka), serta
mempunyai nilai estetika dalam berbagai skala. Nilai-nilai itu menyatu
membentuk kawasan yang unik. Selain menjadi tempat kunjungan dan objek
rekreasi alam-budaya, geopark juga berfungsi sebagai kawasan lindung dan
sebagai situs pengembangan ilmu pengetahuan kebumian. Salah satunya yaitu
Geopark Merangin. Kawasan ini menyimpan harta karun peninggalan peradaban
dunia yang menjadi sejarah pembentukan bumi yang diperkirakan telah berumur
350
endapan lava dan abu gunung vulkanik purba. Selain itu Geopark merangin
berada dalam kawasan taman nasional Kerinci Seblat yang masih terjaga
keasriannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum lapangan ini adalah :
1.2.1 untuk pengenalan medan terhadap mahasiswa jurusan teknik kebumian
1.2.2 untuk mengetahui berbagai macam hasil dari proses geologi yang terdapat di
Geopark Merangin.
1.3 Lokasi
1.3.1 Lokasi hari pertama di daerah Sungai Muara Karing
1.3.2 Lokasi hari kedua di daerah Goa Tiangko dan Museum Geopark di Bangko
Kabupaten Merangin.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Geologi regional
Provinsi Jambi yang meliputi kawasan merangin secara geografis terletak
di tengah pulau sumatera. Provinsi ini di sebelah utara berbatasan dengan provinsi
Riau, sebelah timur dengan Selat Berhala, sebelah selatan berbatasan dengan
Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan
Provinsi Bengkulu. Kondisi Geografis yang cukup strategis di antara provinsi
disekitarnya membuat peran Provinsi Jambi cukup penting terlebih lagi dengan
dukungan sumber daya alam yang sangat bernilai terdapat di Kabupaten Merangin
dengan ditemukannya beberapa potensi keragaman geologi, di sepanjang aliran
Sungai Merangin dan Sungai Mengkarang. Potensi-potensi tersebut, mencakup
fosil flora dan fauna Jambi berumur 250-290 juta tahun (Zaman Perm Akhir).
Fosil flora jambi tersebut terekam pada batuan Gunung api bersisipan sedimen
laut (batu gamping, serpih gampingan).
Sementara itu di dalam sedimen batuan tersebut di temukan kandungan
fosil fusulina, krinoid, amonit, dan brakhiopoda yang berumur perm awal-tengah
yakni sekitar 290 juta tahun yang lalu. Selain itu terdapat fosil tumbuhan, yaitu
berupa batang kayu tekersikkan berukuran raksasa berumur tersier-Kuarter awal.
2.2 Material Batuan
Di kawasan sungai Muara Karing di dominasi oleh batuan sedimen
, dan sedikit batuan meta sedimen serta batuan beku. Selain itu terdapat fenomena
geologi berupa kekar yang terdiri dari shear dan gash. Sungai Muara Karing ini
juga memilki struktur sehingga membentuk pola-pola aliran tertentu. Medan yang
berupa perbukitan landai dan cukup terjal juga mendominasi kawasan menuju
daerah sungai Muara karing.
Untuk kawasan Goa Tiangko sendiri di dominasi oleh batuan gamping
yang terdiri dari gamping kedolomitan, gamping kemetamin, dan Gamping
kristalin serta sebagian kecil stalakmit.
Untuk lokasi Museum Geopark Merangin ditemukan berbagai macam
jenis batuan dan fosil kayu, serta tanaman paku.
Berikut adalah beberapa jenis batuan :
Batuan beku
Batuan beku berasal dari magma yang mendingin lalu mengeras. Magma
yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini
dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkan magma
yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi
dan sebagian terlarut dalam magma. Namun tidak semua material asing ini terlarut
dan mengendap di dasar dapur magma (magma chamber).
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau
lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan
membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi
melalui rekahan dinamakan erupsi linier atau fissure eruption.
Batuan sedimen
nonklastik
dikelompokkan
menjadi
yang
silikaan
diatas 200 c dan 300 Mpa (mega pascal), dan dalam keadaan padat. Batuan
metamorf perubahannya berlangsung dalam keadaan padat, tidak melalui lelehan.
Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak dan fragmen kerak bertabrakan , batuan
terkoyak, tertarik (extended), terlipat, terpanaskan dan berubah dengan cara yang
kompleks.
2.3 Geomorfologi
Wilayah kajian, secara fisiografi termasuk kedalam kawasan peralihan
antara mendala pegunungan barisan dan daerah rendah Sumatera bagian Timur.
Morfologi kawasan ini didominasi oleh dataran menggelombang, dengan undulasi
yang tidak begitu kasar. Rangkaian punggungan topografi yang menempati
wilayah ini umumnya searah dengan sumbu pulau Sumatera, yaitu barat laut
tenggara, namun sebagian ada juga yang memotong arah jurus perlapisan batuan
sedimen. Ketinggian wilayah yang dimulai dari Kawasan Taman Nasional
Kerinci-Seblat di wilayah Kerinci, batuan sedimen terlipat Kuat, Kawasan Intrusi,
dan Kawasan batuian sedimen terlipat lemah adalah dari 2800 m sampai 400 m
dpl.
Patahan
Batuan- batuan sedimen yang terdapat pada sunga Muara karing
tersingkap akibat adanya patahan-patahan. Patahan atau sesar (fault) adalah satu
bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yang memungkinkan satu blok batuan
bergerak relatif terhadap blok yang lainnya. Prgerakannya bisa relatif turun, relatif
naik ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yang lain. Gerak suatu
batuan akibat proses pensesaran terjadi disepanjang bidang sesarnya, sedangkan
arah geraknya dapat diketahui dari jejak-jejak pergeserannya berupa gores garis
(slicken line), atau indikasi lainnya seperti drag fault dan sebagainya.
kekar
Kekar adalah pemecahan atau pemisahan dalam formasi geologis, seperti
sesar, yang membelah batuan menjadi kepingan. Kekar kadang-kadang dapat
membentuk retakan yang dalam dan lebar di dalam batuan. Kekar biasanya
disebakan oleh ketidakmampuan batu untuk menahan tekanan yang terlalu besar.
Akibatnya, batuan mengalami keretakan di titik terlemahnya. Kekar paling
menonjol muncul pada batuan-batuan yang terkonsolidasi baik, seperti batu pasir,
batu gamping, kuarsit, dan granit. Kekar dapat berupa rekahan terbuka atau terisi
oleh material-material yang bermacam-macam. Kekar yang diisi oleh mineral
disebut urat dan kekar yang diisi oleh magma beku beku disebut dike.
pelapukan
Pelapukan merupakan salah satu proses yang mempercepat denudasi.
Batuan, baik batuan beku, sedimen maupun metamorf yang tersingkap diatas
permukaan, bersentuhan dengan atmosfer, hidrosfer dan biosfer akan mengalami
proses pelapukan. Batuan akan terubah secara fisik dan atau secara kimia.
Pelapukan adalah proses berubahnya batuan menjadi tanah (soil) baik oleh
proses
fisik
atau
mekanik
(disintegrasi)
maupun
oleh
proses
kimia
Pelapukan kimia
Pelapukan kimia atau dekomposisi kimia adalah penghancuran batuan oleh
pengubahan kimia terhadap mineral-mineral pembentuknya yang melibatkan
beberapa reaksi penting antara unsur-unsur di atmosfir dan mineral-mineral
pada kerak bumi. Dalam proses-proses ini struktur dalam mineral semua terurai
dan terbentuk mineral mineral baru, dengan struktur kristal baru yang stabil di
atas permukaan bumi. Reaksi-reaksi yang demikian menyebabkan terjadinya
perubahan besar terhadap komposisi kimia, sifat fisik batuan, sehingga dapat
dikatakan proses dekomposisi.
3. Pelapukan biologis
Pelapukan biologis adalah pelapukan yang diakibatkan oleh aktivitas biologis,
seperti aktivitas binatang dan atau tumbuhan yang akhirnya batuan mengalami
desintegrasi menjadi bagian yang lebih kecil.
2.4 Fosil
Fosil adalah sisa-sisa atau bekas bekas makhluk hidup yang menjadi batu
baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Pembentukan fosil memerlukan
waktu ratusan bahkan jutaan tahun. Fosil terbentuk dari pengahncuran organisme
yang masih hidup. Setelah kematian suatu makhluk hidup sebuah fosil akan
muncul lewat pengawetan bagian-bagian keras yang tersisa, seperti tulang, gigi,
cangkang, atau kuku.
Proses pemfosilan yang paling umum dan luas disebut permineralisasi atau
mineralisasi. Selama proses ini, organisme digantuikan oleh mineral-mineral
dalam cairan di tanah tempat tubuhnya terendam. Selam proses mineralisasi
tahap-tahap ini berlangsung:
Setelah diselimuti tanah, lumpur, atau pasir, tubuh organisme mati segera
dilindungi dari pengaruh udara. Selama bulan-bulan berikutnya, lapisan-lapisan
baru endapan di timbunkan ke sisa-sisa tubuh yang terkubur. Lapisan-lapisan ini
bertindak sebagai tameng penebal, fungsinya untuk melindungi tubuh organisme
dari anasir-anasir luar dan pelapukan fisik. Semakin banyak lapisan yang
terbentuk, yang satu menutupi yang lainnya, dan dalam beberpa ratus tahun sisasisa organisme terbaring beberapa meter dibawah permukaan tanah. Lama
kelamaan, struktur-struktur mulai mengalami penguraian kimia. Air bawah tanah
mulai menembus struktur-struktur itu dan minaral-mineral terlarut yang
terkandung dalam air kalsit, pirit, silika dan besi, yang jauh lebih tahan erosi dan
penguraian kimia perlahan-lahan mulai menggantikan zat-zat kimai dalam
jaringan. Maka, selama jutaan tahun, mineral-mineral ini memunculkan salinan
batu yang persi dengan menggantikan jaringan tubuh organisme. Akhirnya fosil
pun memiliki bentuk dan tampak luar yang sama dengan organisme aslinya.
Fosil sangat banyak dijumpai pada batuan sedimen karena batuan ini sangat baik
untuk pengendapan organisme, sehingga akan banyak fosil yang terkandung di
dalamnya. Pada batauan metamorf masih mungkin dijumpai, namun sangat sedikit
dan umumnya fosil tersebut hancur bahkan telah hilang dalam proses
metamorfisme. Sedangkan pada batuan beku tidak akan dijumpai fosil karena
batuan beku terbentuk dari hasil pembekuan magma , sehingga tidak memungkin
untuk terdapat fosil di dalamnya.
2.5 Orientasi Medan
Kawasan Geopark yang terletak di desa Air Batu dan Dusun Baru,
Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin dikelola langsung oleh
HAMPA (Himpunan Anak Muda Peduli Alam) desa Air Batu. Ada dua Cara untuk
menjangkau semua fosil, jalan kaki (traking) atau menyusuri sungai (Rafting)
menantang jeram-jeram di aliran sungai. Jika melalu Traking, butuh waktu 3 jam
pulang pergi, melewati jalan yang berliku, naik-turun yang cukup terjal, dan
sebagian kecil landai, disuguhi oleh panaroma perbukitan dan lembah di
sepanjang jalan traking. Dan jika menggunakan arung jeram harus melewati
sungai selama 3 jam yang memiliki arus yang cukup deras dan berkualitas
internasional, sepanjang perjalanan akan di sguhi oleh pemandangan tebing sungai
dan hutan.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Waktu dan tanggal :
1. Pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB, tanggal 05 mei 2016
2. Pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, tanggal 06 mei 2016
Tempat :
1. Sungai Muara Karing Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten
Merangin GEOPARK MERANGIN JAMBI
2. Goa Tiangko kabupaten Merangin provinsi Jambi
3. Museum GEOPARK MERANGIN Kecamatan Bangko Kabupaten
Merangin jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan praktikum adalah :
Kompas geologi
GPS
Tongkat Jacob
Kamera
Buku catatan
Alat tulis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Orientasi medan
4.1.2. CP 2
Posisi Koordinat : 02 08 57,09 LS, dan 102 08 59,03 BT
Pada CP 2 juga di lakukan ploting untuk menentukan koordinat pada peta
Sangat sesuai dengan peta yang ada dimana kawasan yang dilalui memasuki
jalanan yang cukup curam dan berkelok.
4.1.3 CP 3
Posisi Koordinat : 02 09 5,34 LS, dan 102 09 11,85 BT
Kembali lagi dilakukan ploting area
Kawasan ini telah melawti jalan yang curan dan berkelok-kelok, kawasan cukup
landai dan memasuik kawasan Sungai Muara Karing.
4.2 Pengamatan Bentang Alam
Pengamatan morfologi ini tepat berada di kawasan sungai Muara Karing.
4.2.1 Patahan
Geol Pertamb
ogi
angan
Geof
N
44
E
N 30 E
N
355 E
N
73
E
N 41 E
N 69
E
N
86
E
N 34 E
N 22
E
N
55
E
N 341 E
N 30
E
N
34
E
N 45 E
N
346 E
N
40
E
N 40 E
N 37
E
N 26 E
N 29
sika
86
E
N
41
E
N 341 E
N
162 E
N
24
E
N 334 E
N
341 E
N
347
E
N 37 E
N
353 E
4.4.2 Gash
fracture karena terisi oleh mineral kalsit atau kuarsa. Pada contoh di atas gash
terisi oleh kuarsa. Atau yang sering disebut sebagai urat kuarsa.
4.5 Pengenalan Batuan
4.5.1 Batu Sedimen Pasiran
4.6 Fosil
4.6.1 Fosil Kayu
sehingga terbentuk menjadi fosil. Fosil kayu kampas ditemukan di kampung Baru,
Merangin dan fosil kayu sungkai ditemukan di sungai Merangin.
4.6.2 Fosil Tumbuhan Pakis
BAB V
KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum lapangan yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan
bahwa :
1. mahasiswa yang bergerak di bidang teknik kebumian memang harus
mengenal medan sedini mungkin karena memang pada bidang pekerjaan
kedepannya akan terjun kelapangan secara langsung.
2. Kabupaten merangin merupakan pusat lab geologi di provinsi jambi
karena memiliki situs warisan geologi dunia terlengkap.
3. Pada dearah sepanjang sungai di Geopark Merangin ini dapat ditemukan
berbagai macam jenis fosil kayu, hal ini terbukti pada museum Geopark
Merangin yang ada di Bangko.
4. Selain tersedia berbagai jenis fosil makhluk hidup pourba, juga terdapat
berbagai jenis batuan dan juga fenomena geologi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sapiie,B., Noer, A.M.,Agus,H.H.,Chalid,I.A. 2011. Geologi Fisik. Bandung : ITB.
Kateli, J.A. dan Marks,P,. Geologi dasar. Jakarta : Departemen Urusan Research
Nasioanal.
Waluyo, Teguh. Geografi. Jakarta : Erlangga.
Ariyadi. 2015. Penggila Wisata Alam Wajib Kunjungi Geopark Merangin. Jambi :
Antara News. Http://m.antarajambi.com. Diakses pada tanggal 09 Mei 2016.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
5. Salah satu fosil kayu yang ada pada Museum geopark Merangin.
Biodata
Nama
: Hasbiyani
Nama penggilan
: Hasbi
Nim
: F1D215001
Prodi
: Teknik Geologi
TTL
Agama
: Islam
Riwayat Sekolah
Latar Foto