Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.1.1 Pengenalan Mineral


Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan :
Mineral mempunyai pengertian yang berlainan dikalangan orang awam.
Sering diartikan sebagai bahan yang bukan organik atau zat-zat anorganik dalam
obat. Misalnya dibedakan antara vitamin dan mineral. Juga mineral diartikan sebagai
cebakan bijih (ore), dan sering kita dengar mineral deposit.
Mineral sangat penting untuk didalami lebih dahulu sebelum mengetahui lebih
lanjut atau penterapannya terhadap disiplin ilmu yang berhubungan. Sebetulnya
mineral merupakan partikel-partikel yang yang terkecil yang diskrit menyusun batuan
dan monomineral menyusun kerak bumi sampai inti bumi.
Mineral adalah suatau zat padat dari unsur (kimia) yang dibentuk oleh proses-
proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya, atau dikenal sebagai sturktur dalamnya
menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu
yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Suatu contoh mineral halit (NaCl)
tiap atom Na dan Cl masing-masing dikerumuni secara bidang delapan oleh enam
atom Cl dan Na. dalam suatu zat yang tak berhablur seperti kaca alam, tak terdapat
keteraturan seperti demikian dan bersamaan tergolong dalam zatamorf.
Setiap jenis mineral tidak saja terdiri dari unsur-unsur tertentu, tetapi juga
mempunyai bentuk tertentu yang disebut bentuk Kristal, bentuk Kristal beraneka
corak tetapi selalu polyhedral (bidang banyak). Nicholaa steno (1631-1687) orang
yang pertama melakukan pengukuran terhadap sudut-sudut yang dibuat oleh bidang-
bidang yang seharga pada Kristal kuarsa (siO2).
Bentuk-bentuk yang dimiliki hablur alam itu tidak lain merupakan
pencerminan struktur dalam Kristal. Dalam kristalografi, bentuk Kristal yang banyak
jumlahnya itu, dapat dikelompokkan kedalam tujuh system sumbu yaitu tetragonal,
ortorombik, rombohedral, triklin, dan kubik. Mineral adalah suatu zat padat berupa
bahan an-organik yang terbentuk secara alamiah atau tanpa campur tangan manusia

BAB III Penutup-203


mempunyai komposisi kimia tertentu dan umumnya mempunyai struktur sistem
kristal tertentu yaitu bentuk-bentuk geometris atau beraturan.(pendowo 1985).
3.1.2 Batuan Beku
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan :
Batuan beku atau batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah
cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe
batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah
permukaan kerakbumi.
Mineral penyusun batuan beku untuk menentukan komposisi mineral pada
batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas
dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari
mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit. mineral mafik, yaitu mineral yang
berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Batuan beku ada dua yaitu batuan beku dalam atau intrusif dan batuan beku
luar atau ekstrusif. Dimana batuan beku intrusive adalah magma yang membeku di
bawah permukaan bumi. Dan batuan ekstrusif adalah batuan yang proses yang
terbentuknya terjadi di permukaan bumi.
3.1.3 Batuan Sedimen
Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut :

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki


bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineraltermasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang
sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi
yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya
menghasilkan tanah.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan,
BAB III Penutup-204
transportasi, pengendapan,litifikasi dan diagenesa. Faktor-faktor yang mengontrol

BAB III Penutup-205


terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada
dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air,
angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan
bahkan salju. bagaimana batuan sedimen terbentuk adalah sedimentasi. Sedimentasi
meliputi didalamnya pelapukan, pengangkutan atau transportasi, dan pengendapan.
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika,
garam dan material lain.
Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan definisi dari
mineral, kami dapat membedakan klasifikasi mineral. Dan kami juga dapat
mendeskripsikan sfat-sifat fisk dari mineral, mulai dari menentukan batuan yang
diamati termasukjenis sedimen kalstik ataupun non-klastik, lalu adalah dapat
mengetahui warna segaradalah warna yang merupakan warna asli dari mineral, warna
lapuk adalah warna segar yang telah mengalami kontaminasi baik secara alamiah
maupun buatan, lalu mengetahui mineral pembentuknya, komposisi dari mineral
pembentuk tersebut, serta mengetahui kekompakan dan struktur dari sedimen yang
diamati, lalu praktikan juga dapat mengetahui fragmen pembentuk dari batuan
sedimen klastik, dan serta mengetahui pula matriks semen dan besar butir yang ada
pada skala wentworth, kemudian praktikan juga dapat mengetahui dan memahami
porositas dari batuan serta permeabilitas dari batuan tersebut.
3.1.4 Batuan Metamorf
Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut:
Batuan metamorf merupakan batuan hasil transformasi atau perubahan dari
suatu tipe batu yang telah ada sebelumnya (protolith).
Proses terbentuknya batuan ini berasal dari batuan yang sudah ada
sebelumnya, yakni protolith. Protolith atau batuan asal yang dikenai panas lebih dari
150 derajat celcius dan juga tekanan yang ekstrem akan mengalami perubahan fisika
atau perubahan kimia yang besar. Batuan protolith ini banyak sekali jenisnya. Yang
termasuk ke dalam batuan protolith ini adalah batuan beku, batuan sedimen, atau bisa
juga batuan metamorf lainnya yang usianya lebih tua seperti batu Gneis, batu sabak,
batu marmer, dan juga batu skist.
3.1.5 Pengenalan Peta Topografi
Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut :
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran dan

BAB III Penutup-205


ukuran dari roman muka bumi yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang
sebenarnya. Relief adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan
tinggi rendah suatu daerah serta curam landainya sisi-sisi perbukitan. Jadi
menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi. Drainage pattern/pola
pengaliran atau pola penyaluran adalah segala macam bentuk-bentuk yang
hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan maupun di bawah
permukaan bumi. Culture yaitu segala bentuk hasil budi daya manusia. Misalnya
perkampungan, jalan, persawahan dan sebagainya. Culture membantu geologi
dalam penentuan lokasi. Pada umumnya pada peta topografi, relief akan
digambarkan dengan warna coklat, drainage dengan warna biru dan culture dengan
warna hitam.
3.1.6 Pegenalan Peta Geologi Dan Struktur Geologi
Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut :
Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah, yang
meliputi susunan batuan yang ada dan bentuk-bentuk struktur dari masing-masing
satuan batuantersebut. Peta geologi merupakan sumber informasi dasar dari jenis-
jenis batuan, ketebalan, kedudukan satuan batuan (jurus dan kemiringan), susunan
satuan batuan, struktur sesar, perlipatan dan kekar serta proses-proses yang pernah
terjadi
.Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan penyusun
kerak bumi akibat sedimentasi dan deformasi.
Struktur geologi terbagi menjadi 2 yaitu struktur primer dan struktur sekunder.
Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk pada saat pembentukan
batuan. Struktur sekunder adalah struktur geologi yang mempelajari dan membahas
bentuk- bentuk deformasi kerak bumi dan gejala-gejala penyebab pembentukannya.
Struktur sekunder meliputi kekar, sesar dan lipatan. Untuk azimuth yang memiliki
sudut mulai dari 00 – 3600 yang searah dengan arah jarum jam yang penulisannya N
(derajat strike) E / (derajat dip) dimana dip selalu tegak lurus terhadap strike begitu
pula dengan yang lainnya dan seterusnya, sedangkan untuk kuadran yang sudutnya
itu 00 – 900 dimana arah N dan S selalu 00 dan arah E dan W selalu 900. Untuk
penulisannya sendiri bergantung pada arah mana sudutnya terbentuk dan juga dapat
berdasarkan sistem azimuth. Seperti N 300 E / 450 SE, jika dijelaskan maka strike-
nya berada pada antara N dan E sedangkan dip-nya antara S dan E.

BAB III Penutup-206


3.1.7 Geomorfologi
Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut :

BAB III Penutup-207


Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar
dengan menggunakan skala tertentu.
Definisi Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi
sejak bumi terbentuk sampai sekarang. Berdasarkan pengertian dan definisi
geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi merupakan bagian dari geologi yang
mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur rupa bumi.

3.2. Saran

3.2.1 Saran Untuk Asisten (10 Asisten)


a. Muh. Kurniawan. N : Tetap menjaga ketegasannya dan agar selalu sabar
menghadapi kami yang sering kurang disiplin.
b. Sukmawati Samad, S.T. : Agar Pertahankan cara mengajarnya dan tetap ramah,
sabar menghadapi praktikan dan juga mempertahankan sifat ketelitiannya.
c. Ade Wira Putra Ramadana : Agar selalu mempertahankan sikap tegas dan juga
ketelitiannya serta kedisiplinan.
d. Astitin Syahrum : Pertahankan cara mengajarnya dan dan tetap
e. Muh Fathurrahman S : Pertahankan cara mengajarnya dan tetap ramah, sabar
menghadapi praktikan.
f. Senja Zulchaedah Febrianti : Agar tetap mempertahankan cara mengoreksi dan
juga agar bisa membagi waktu dengan lebih efisien lagi.
g. Afdil Ibnu Zaul : Agar tetap mempertahankan sikap tegas dan bisa membagi
waktu dengan baik lagi.
h. Ayu Elvina Santi : tetap jadi asisten yang baik, semangat dan bersabar
menghadapi praktikan.
i. Dewi A : Agar mempertahankan sikap ketelitiannya dalam mengoreksi dan
agar bisa lebih sabar lagi dalam menghadapi praktikan.
j. Putra Tama Suharto : Tetap tegas kepada praktikan, dan bisa membagi waktu
dengan lebih baik lagi.
3.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Saran saya untuk laboratorium yaitu agar tetap menjaga kebersihan
laboratorium dan menyediakan alat-alat kebersihan, seperti sapu di perbanyak agar
BAB III penutup-207
setelah praktikum

kita bisa membersihkan lebih cepat. Menyediakan LCD/Proyektor agar memudahkan


pembahasan materi yang dijelaskan asisten.
3.1.1 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya
Saran saya untuk praktikan selanjutnya yaitu agar kiranya dapat menghargai
kakak asistennya dan semoga asisten dapat mendidik praktikan lebih baik dari
sebelumnya serta pantang menyerah dan bagi waktu sebaik-baik mungkin agar tidak
kerepotan.

BAB III penutup-208


BAB III penutup-209

Anda mungkin juga menyukai