Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan : Mineral mempunyai pengertian yang berlainan dikalangan orang awam. Sering diartikan sebagai bahan yang bukan organik atau zat-zat anorganik dalam obat. Misalnya dibedakan antara vitamin dan mineral. Juga mineral diartikan sebagai cebakan bijih (ore), dan sering kita dengar mineral deposit. Mineral sangat penting untuk didalami lebih dahulu sebelum mengetahui lebih lanjut atau penterapannya terhadap disiplin ilmu yang berhubungan. Sebetulnya mineral merupakan partikel-partikel yang yang terkecil yang diskrit menyusun batuan dan monomineral menyusun kerak bumi sampai inti bumi. Mineral adalah suatau zat padat dari unsur (kimia) yang dibentuk oleh proses- proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan didalamnya, atau dikenal sebagai sturktur dalamnya menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Suatu contoh mineral halit (NaCl) tiap atom Na dan Cl masing-masing dikerumuni secara bidang delapan oleh enam atom Cl dan Na. dalam suatu zat yang tak berhablur seperti kaca alam, tak terdapat keteraturan seperti demikian dan bersamaan tergolong dalam zatamorf. Setiap jenis mineral tidak saja terdiri dari unsur-unsur tertentu, tetapi juga mempunyai bentuk tertentu yang disebut bentuk Kristal, bentuk Kristal beraneka corak tetapi selalu polyhedral (bidang banyak). Nicholaa steno (1631-1687) orang yang pertama melakukan pengukuran terhadap sudut-sudut yang dibuat oleh bidang- bidang yang seharga pada Kristal kuarsa (siO2). Bentuk-bentuk yang dimiliki hablur alam itu tidak lain merupakan pencerminan struktur dalam Kristal. Dalam kristalografi, bentuk Kristal yang banyak jumlahnya itu, dapat dikelompokkan kedalam tujuh system sumbu yaitu tetragonal, ortorombik, rombohedral, triklin, dan kubik. Mineral adalah suatu zat padat berupa bahan an-organik yang terbentuk secara alamiah atau tanpa campur tangan manusia
BAB III Penutup-203
mempunyai komposisi kimia tertentu dan umumnya mempunyai struktur sistem kristal tertentu yaitu bentuk-bentuk geometris atau beraturan.(pendowo 1985). 3.1.2 Batuan Beku Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan : Batuan beku atau batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerakbumi. Mineral penyusun batuan beku untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit. mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin. Batuan beku ada dua yaitu batuan beku dalam atau intrusif dan batuan beku luar atau ekstrusif. Dimana batuan beku intrusive adalah magma yang membeku di bawah permukaan bumi. Dan batuan ekstrusif adalah batuan yang proses yang terbentuknya terjadi di permukaan bumi. 3.1.3 Batuan Sedimen Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut :
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineraltermasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan, BAB III Penutup-204 transportasi, pengendapan,litifikasi dan diagenesa. Faktor-faktor yang mengontrol
BAB III Penutup-205
terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. bagaimana batuan sedimen terbentuk adalah sedimentasi. Sedimentasi meliputi didalamnya pelapukan, pengangkutan atau transportasi, dan pengendapan. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan definisi dari mineral, kami dapat membedakan klasifikasi mineral. Dan kami juga dapat mendeskripsikan sfat-sifat fisk dari mineral, mulai dari menentukan batuan yang diamati termasukjenis sedimen kalstik ataupun non-klastik, lalu adalah dapat mengetahui warna segaradalah warna yang merupakan warna asli dari mineral, warna lapuk adalah warna segar yang telah mengalami kontaminasi baik secara alamiah maupun buatan, lalu mengetahui mineral pembentuknya, komposisi dari mineral pembentuk tersebut, serta mengetahui kekompakan dan struktur dari sedimen yang diamati, lalu praktikan juga dapat mengetahui fragmen pembentuk dari batuan sedimen klastik, dan serta mengetahui pula matriks semen dan besar butir yang ada pada skala wentworth, kemudian praktikan juga dapat mengetahui dan memahami porositas dari batuan serta permeabilitas dari batuan tersebut. 3.1.4 Batuan Metamorf Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut: Batuan metamorf merupakan batuan hasil transformasi atau perubahan dari suatu tipe batu yang telah ada sebelumnya (protolith). Proses terbentuknya batuan ini berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, yakni protolith. Protolith atau batuan asal yang dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius dan juga tekanan yang ekstrem akan mengalami perubahan fisika atau perubahan kimia yang besar. Batuan protolith ini banyak sekali jenisnya. Yang termasuk ke dalam batuan protolith ini adalah batuan beku, batuan sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lainnya yang usianya lebih tua seperti batu Gneis, batu sabak, batu marmer, dan juga batu skist. 3.1.5 Pengenalan Peta Topografi Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut : Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran dan
BAB III Penutup-205
ukuran dari roman muka bumi yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang sebenarnya. Relief adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan tinggi rendah suatu daerah serta curam landainya sisi-sisi perbukitan. Jadi menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi. Drainage pattern/pola pengaliran atau pola penyaluran adalah segala macam bentuk-bentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan maupun di bawah permukaan bumi. Culture yaitu segala bentuk hasil budi daya manusia. Misalnya perkampungan, jalan, persawahan dan sebagainya. Culture membantu geologi dalam penentuan lokasi. Pada umumnya pada peta topografi, relief akan digambarkan dengan warna coklat, drainage dengan warna biru dan culture dengan warna hitam. 3.1.6 Pegenalan Peta Geologi Dan Struktur Geologi Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut : Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah, yang meliputi susunan batuan yang ada dan bentuk-bentuk struktur dari masing-masing satuan batuantersebut. Peta geologi merupakan sumber informasi dasar dari jenis- jenis batuan, ketebalan, kedudukan satuan batuan (jurus dan kemiringan), susunan satuan batuan, struktur sesar, perlipatan dan kekar serta proses-proses yang pernah terjadi .Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan penyusun kerak bumi akibat sedimentasi dan deformasi. Struktur geologi terbagi menjadi 2 yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk pada saat pembentukan batuan. Struktur sekunder adalah struktur geologi yang mempelajari dan membahas bentuk- bentuk deformasi kerak bumi dan gejala-gejala penyebab pembentukannya. Struktur sekunder meliputi kekar, sesar dan lipatan. Untuk azimuth yang memiliki sudut mulai dari 00 – 3600 yang searah dengan arah jarum jam yang penulisannya N (derajat strike) E / (derajat dip) dimana dip selalu tegak lurus terhadap strike begitu pula dengan yang lainnya dan seterusnya, sedangkan untuk kuadran yang sudutnya itu 00 – 900 dimana arah N dan S selalu 00 dan arah E dan W selalu 900. Untuk penulisannya sendiri bergantung pada arah mana sudutnya terbentuk dan juga dapat berdasarkan sistem azimuth. Seperti N 300 E / 450 SE, jika dijelaskan maka strike- nya berada pada antara N dan E sedangkan dip-nya antara S dan E.
BAB III Penutup-206
3.1.7 Geomorfologi Adapun kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut :
BAB III Penutup-207
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan menggunakan skala tertentu. Definisi Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai sekarang. Berdasarkan pengertian dan definisi geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi merupakan bagian dari geologi yang mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur rupa bumi.
3.2. Saran
3.2.1 Saran Untuk Asisten (10 Asisten)
a. Muh. Kurniawan. N : Tetap menjaga ketegasannya dan agar selalu sabar menghadapi kami yang sering kurang disiplin. b. Sukmawati Samad, S.T. : Agar Pertahankan cara mengajarnya dan tetap ramah, sabar menghadapi praktikan dan juga mempertahankan sifat ketelitiannya. c. Ade Wira Putra Ramadana : Agar selalu mempertahankan sikap tegas dan juga ketelitiannya serta kedisiplinan. d. Astitin Syahrum : Pertahankan cara mengajarnya dan dan tetap e. Muh Fathurrahman S : Pertahankan cara mengajarnya dan tetap ramah, sabar menghadapi praktikan. f. Senja Zulchaedah Febrianti : Agar tetap mempertahankan cara mengoreksi dan juga agar bisa membagi waktu dengan lebih efisien lagi. g. Afdil Ibnu Zaul : Agar tetap mempertahankan sikap tegas dan bisa membagi waktu dengan baik lagi. h. Ayu Elvina Santi : tetap jadi asisten yang baik, semangat dan bersabar menghadapi praktikan. i. Dewi A : Agar mempertahankan sikap ketelitiannya dalam mengoreksi dan agar bisa lebih sabar lagi dalam menghadapi praktikan. j. Putra Tama Suharto : Tetap tegas kepada praktikan, dan bisa membagi waktu dengan lebih baik lagi. 3.2.2 Saran Untuk Laboratorium Saran saya untuk laboratorium yaitu agar tetap menjaga kebersihan laboratorium dan menyediakan alat-alat kebersihan, seperti sapu di perbanyak agar BAB III penutup-207 setelah praktikum
kita bisa membersihkan lebih cepat. Menyediakan LCD/Proyektor agar memudahkan
pembahasan materi yang dijelaskan asisten. 3.1.1 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya Saran saya untuk praktikan selanjutnya yaitu agar kiranya dapat menghargai kakak asistennya dan semoga asisten dapat mendidik praktikan lebih baik dari sebelumnya serta pantang menyerah dan bagi waktu sebaik-baik mungkin agar tidak kerepotan.