Anda di halaman 1dari 55

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Geologi adalah suatu cabang ilmu alam yang mengkhususkan tentang materi, penyusunan, komposisi, struktur bumi, proses-proses yang berkembang serta genesa (asal mula terbentuknya) bumi dan sejarah perkembangan bumi. Penekanan materi tentang geologi dasar salah satunya adalah tentang sejarah perkembangan komposisi bumi secara makro. Kajian tentang materi penyususnan bumi (aneka jenis batuan) serta struktur-struktur geologi yang ada dan berkembang dengan melibatkan kajian genesanya termasuk di dalamnya mencakup proses-proses yang membentuknya (Endarto, 2009).

Geofisika adalah suatu bidang keilmuan yang mempelajari tentang fisika bumi dan batuan yang membentuk planet ini. Geologi dasar sangat berhubungan dengan batuan, dimana batuan yang berbeda akan memiliki property fisika yang berbeda pula, sehingga dengan mempelajari dan memahami sifat fisik batuan tersebut seorang geofisikawan dapat memahami geologi dengan baik, selain itu geologi dasar merupakan jembatan awal dari ilmu-ilmu geologi yang akan dihadapi selama kuliah di program studi geofisika (Hanif, 2011).

Geomorfologi regional Kabupaten Barru dan sekitarnya merupakan pegunungan dan pada umumnya terdapat di daerah bagian timur. Wilayah bagian barat merupakan pedataran yang relative sempit dan di batasi oleh selat Makassar. Daerah ini menyempit ke utara dan dibatasi oleh perbukitan dengan pola struktur yang rumit, kemudian disebelah selatan dibatasi oleh pegunungan yang disusun oleh batu gamping.

Lapangan merupakan tempat dimana keadaan batuan atau tanah dapat diamati, dan geologi lapangan (field geology) merupakan cara-cara yang digunakan untuk mempelajari dan menafsirkan struktur dan sifat batuan yang ada pada suatu singakapan. Kajian lapangan merupakan dasar yang utama untuk memperoleh pengetahuan geologi, dan dapat dilakukan mulai dengan cara sedehana, misalnya dengan mengunjungi suatu singkapan atau tempat-tempat penggalian, membuat

sketsa dan catatan-catatan mengenai hubungan batuannya, dan mengumpulkan contoh batuan, sampai kepada cara yang memerlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan misalnya dengan melakukan pemetaan geologi kemudian

melengkapinya dengan analisa laboratorium. Pengenalan jenis-jenis batuan sangat perlu diperhatikan untuk mengidentifikasi atau mengelompokkan jenis-jenis batuan, sehingga kita dapat mengklasifikasikannya, apakah itu batuan beku, sedimen, atau metamorf.

I.2 Ruang Lingkup Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Dusun Daccipong, Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Pada praktikum ini, dilakukan teknik navigasi dengan menggunakan peta dan kompas bidik untuk mengetahui posisi suatu batuan, kemudian dilakukan identifikasi jenis batuan, karakteristik dari setiap jenis batuan serta menetukan strike dan dip dari singkapan batuan yang ada menggunakan kompas geologi.

I.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan mengkarakterisasi jenis-jenis batuan 2. Untuk mengetahui penggunaan alat-alat navigasi berupa kompas bidik, dan protactor 3. Mampu melakukan orientasi medan menggunakan peta 4. Untuk menentukan / mengukur strike dip pada suatu singkapan batuan menggunakan kompas geologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Telah diuraikan bahwa litosfir atau kerak bumi terdiri dari batuan ( rock). Batuan mempunyai pengertian yang luas dan berbeda dengan batu (stone). Batuan mencakup material yang membentuk litosfir atau kerak bumi, terdiri dari mineralmineral pembentuk batuan. Mempelajari batuan merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari geologi. Dengan mempelajari batuan dapat kita ketahui sifat dan sejarah bumi kita. Kita jumpai di sekeliling kita berbagai macam batuan. Dilihat dari sifat fisiknya mereka sangat beragam, baik warna, kekerasan, kekompakan, maupun material pembentuknya. Untuk membedakannya, dibuatlah pengelompokan. Pengelompokan yang paling sederhana adalah berdasarkan kejadiannya atau cara terbentuknya, atau genesanya menjadi tiga kelompok utama: 1) Batuan beku, terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku. 2) Batuan sedimen, merupakan batuan yang terbentuk dari sedimen yang diendapkan dan telah mengalami proses geologi menjadi batuan sedimen. 3) Batuan metamorfosa atau batuan malihan; Batuan, jika mengalami tekanan dan atau suhu yang tinggi akan berubah menjadi batuan metamorfosa, atau batuan malihan ( Anonim, 2010 ). II.1 Mineral

Ion-ion dalam magma yang mendingin, mengatur diri menurut pola tertentu dan membentuk kristal dinamakan mineral. Mineral adalah senyawa anorganik terbentuk secara alamiah, padat dan mempunyai struktur-dalam tertentu. Mineral mempunyai sifat fisik tertentu pula: warna, kekerasan, belahan, bentuk kristal dan demikian juga dengan sifat optiknya (Syamsuddin,2009).

Komposisinya dapat terdiri dari hanya satu elemen, seperti emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), intan (C) dan belerang (S). Perlu diingat bahwa intan sintetis (buatan) tidaklah termasuk mineral, karena tidak terjadi di alam. Demikian pula halnya minyak bumi dan batubara, juga tidak termasuk mineral, sebab terdiri dari bahan organik. Pada saat magma mulai mendingin, mengkristallah mineral-mineral yang titik hablurnya sesuai dengan kondisi saat itu (pada suhu yang masih sangat tinggi). Kemudian suhu makin turun dan mengkristal mineral lainnya. Demikian seterusnya sampai semua ion-ion menjadi kristal. Dimulai dengan yang kaya akan Kalsium dan

diakhiri dengan yang kaya akan natrium/kalium. Oleh karena itu prosesnya dikatakan kontinu ( Syamsuddin, 2009 ).

II.1.1 Sifat fisik mineral Oleh karena mineral mempunyai komposisi kimia dan struktur-dalam kristal tertentu, maka ia mempunyai sifat fisik yang khas. Beberapa sifat fisik mineral adalah bentuk kristal, bidang belah (cleavage),kekerasan, warna, gores ( streak ), kilap (luster)dan berat jenis (Syamsuddin,2009).

Bentuk kristal, mencerminkan struktur-dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau mengidentifikasi mineral. Pada kondisi yang baik, kristal dapat tumbuh dengan bidang-bidang kristal yang sempurna dan mempunyai bentuk geometri tertentu. Jika atom-atomnya tumbuh sebagai rangkaian memanjang, maka bentuk kristalnya menyerupai jarum. Bila berbentuk kotak, maka kristalnya berbentuk kubus. Sebagai contoh adalah kuarsa yang mempunyai kristal hexagonal dan memanjang.

Bidang belah (cleavage),merupakan rekahan atau belahan menurut bidangbidang lemah yang permukaannya licin, sejajar dengan bidang yang ikatan atomnya lemah. Contohnya mineral mika, memberikan kesan seolah-olah terdiri dari lembaran mineral.

Feldspar, berasal dari bahasa Jerman yang berarti kristal alamiah. Hampir 50% kerak bumi terdiri dari kelompok mineral ini. Sangat umum dijumpai dalam batuan beku, metamorf dan batu pasir. Feldspar mempunyai dua arah bidang belah, kilap (luster) porselen dan kekerasannya 6 skala Mohs. Da1am kelompok ini dikenal dua tipe utama, yang dibedakan berdasarkan ion logam yang diikat oleh tetrahedra Si-O nya :

Kalium feldspar (K AlSi3O8), dalam granit umumnya berwarna merah muda, dan plagioklas feldspar, kebanyakan berwarna putih. Saat pembentukannya memungkinkan terjadinya substitusi ion Ca terhadap ion NA sehingga terjadi komposisi yang kerkisar antara (Na.Al.Si 3O8) sampai (CaAl2 Si2O8).

Mika, mineral kecil, hitam mengkilat. Kelompok ini mudah dikenali dengan bidang belah searah yang mudah dibelah. Dua macam mika yang sering dijumpai dalam batuan adalah biotit dan muskovit. Biotit berwarna hijau tua sampai hitam sedangkan muskovit bening (tidak berwarna).

Kuarsa, terdapat pada ketiga kelompok utama batuan, baik batuan beku, sedimen maupun batuan metamorfosa. Umumnya tidak berwarna, komposisinya

SiO2,mempunyai kilap kaca dan kekerasan 7 (tujuh). Oleh karena terbentuk paling akhir (ingat Deret Reaksi Bowen) maka dalam batuan kristalnya tumbuh di antara kristal-kristal feldspar dan mika, sehingga jarang dijumpai sebagai kristal yang sempurna bentuknya. Kuarsa merupakan mineral yang sukar terubah, sehingga sering dijumpai pada batuan sedimen.

Mineral ferromagnesium, merupakan kelompok yang terdiri dari mineral-mineral olivin, piroksen, amfibol dan juga biotit, berwarna hijau tua sampai hitam dan mempunyai berat jenis besar.

Olivin terbentuk pada suhu tinggi merupakan mineral yang jelas terlihat dalam batuan beku. Komposisinya (Mg,Fe) 2SiO4, berwarna hijau. Piroksen juga terbentuk pada suhu yang tinggi, struktur dalamnya

memperlihatkan rantai tetrahedra Si-O tunggal. Berwarna hijau tua sampai hitam dan kristalnya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.

Amfibol merupakan kelompok mineral, biasanya terdapat bersama piroksen dan mirip komposisinya, hanya amfibol mengandung ion hidroksil (OH - ).

Struktur dalamnya terdiri dari dua rantai tetrahedra yang membuat kristalnya memanjang. Kelompok ini mempunyai warna hijau sampai hitam dan dua bidang belah yang tidak saling tegak lurus. Mineral dari kelompok ini yang banyak dijumpai adalah hornblende.

Mineral lempung kristalnya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop, biasanya mikroskop elektron. Berdasarkan struktur kristal dan variasi

komposisinya dapat dibedakan belasan mineral lempung. Mineral lempung

terbentuk di atas permukaan bumi dimana udara dan air berinteraksi dengan mineral silikat, memecahnya menjadi lempung din produk lain.

Kalsit dan dolomit adalah mineral karbonat. Kalsit berkomposisi CaC0 3 , merupakan bahan utama batugamping. Dapat terjadi dari penguapan langsung air laut atau melalui binatang, dipisahkan dari air laut, untuk membuat cangkang atau rumahnya.

Kristalnya transparan atau putih. Di dalam batugamping sering mengandung pengotoran (impurity) menjadikannya berwarna abu-abu ataucoklat. Kalsit mempunyai tiga bidang belah yang tidak saling tegak lurus dan kekerasannya 3 skala Mohs.

Jika kalsit bereaksi dengan larutan magnesium-karbonat dalam air laut atau air tanah menjadi dolomit (Ca Mg karbonat). Dolomit dapat dibedakan dengan kalsit karena tidak bereaksi dengan HCl, sedangkan kalsit bereaksi. Sifat ini dipergunakan untuk mengetahui apakah suatu batuan sedimen mengandung karbonat atau tidak.

Halit dan gypsum merupakan mineral-mineral yang khas hasil penguapan air laut. Halit (NaCl ) adalah garam yang mudah dikenal dengan rasanya, mempunyai tiga bidang belah yang saling tegak lurus. Gypsum berkomposisi kalsium sulfat dan air (CaSO4.2H2O), tidak berwarna, mempunyai bidang belah searah, kilap kaca atau sutra (silky) dan terdapat sebagai mineral tunggal.

Kilap (luster) merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral. Mineral dengan penampilan logam mempunyai kilap logam (metalik). Sedangkan mineral yang mempunyai kilap non-logam dikatakan sebagai kilap kaca (vitreous), pearly, silky, resinous dan dull.

Kekerasan, adalah skala relatif daya tahan mineral terhadap abrasi. Sifat khusus ini dapat dipergunakan: untuk mengidentifikasi mineral. Untuk itu seorang ahli mineral Jerman, Friedrich Mohs (1773-1839) telah menyusun skala kekerasan relatif dari beberapa mineral, dari yang paling lunak sampai yang paling keras.

dalam sepuluh skala dan terkenal dengan skala kekerasan Mohs, seperti terlihat dalam tabel skala Mohs.

Tabel II.1 Skala Kekerasan Mohs (Syamsuddin, 2009). MINERAL Talc Gypsum Kalsit Fluorit Apatit KEKERASAN 1 2 3 4 5 MINERAL K-feldspar Kuarsa Topaz Korundum Intan KEKERASAN 6 7 8 9 10

Warna , merupakan sifat yang lebih nyata pada mineral. Namun tidak baik dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral, karena umumnya mineral mempunyai corak warna beragam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah komposisi kimia, inklusi dan pengotoran dalam kristal mineral tersebut. Contohnya kuarsa, dapat dijumpai sebagai kristal bening (tidak berwarna), putih, ungu, merah, kuning, abu-abu atau hitam.

Streak atau warna serbuk, lebih khas dibandingkan warna mineral keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral. Mineral pyrit, misalnya, secara keseluruhan ia berwarna keemasan tetapi warna serbuknya hitam.

Berat jenis (specific gravity) adalah perbandingan berat suatu material dengan air pada volume yang sama. Makin besar jumlah atom dan makin kompak, maka makin besar pula berat jenisnya. Berat jenis rata-rata mineral pembentuk batuan berkisar antara 2,65 (kuarsa) dan 3,37 (olivin) ( Syamsuddin, 2009).

II.1.2 Mineral Pembentuk Batuan

Batuan terbentuk dari mineral-mineral, yang dikenal dengan mineral pembentuk batuan. Di alam dapat dikenali lebih dari 2000 mineral. Namun yang umum dijumpai dalam batuan, sekitar 20 mineral. Bebarapa mineral utama pembentuk batuan yang umum dijumpai adalah : 1. Batuan beku - feldspar, mika, amfibol, Piroksen, Olivin dan kuarsa.

2. Batuan Sedimen

- kuarsa, kalsit, amfibol, lempung, halit, gypsum dan feldspar

3. Batuan Metamorf - kuarsa, feldspar, amfibol, piroksen, mika, garnet, dan chlorit.

II.2 Batuan Daur batuan berarti melihat secara menyeluruh hubungan antar ilmu dalam geologi. Dengan mempelajari daur batuan dapat diketahui kejadian ketiga jenis batuan dan berbagai proses geologi yang menjadikan dari satu jenis batuan ke batuan yang lainnya ( Anonim, 2010 ). Batuan pertama adalah batuan beku (igneous rock) terjadi akibat magma mendingin dan memadat. Proses ini dapat terjadi baik di bawah maupun di atas permukaan bumi. Saat bumi mulai terbentuk, kulit luarnya masih berupa material yang meleleh yang kemudian mendingin dan mengkrista1 secara bertahap dan membentuk kerak pertama yang terdiri dari batuan beku.

Batuan beku di permukaan bumi bersentuhan langsung dengan atmosfir setiap saat, maka perlahan-lahan ia terdisintegrasi dan terdekomposisi. Proses ini disebut proses pelapukan (weathering). Material hasil rombakan ini, yang terlepas dari induknya, ditransport dan diendapkan oleh berbagai media, erosi, gravitasi, aliran air, gletsyer, angin atau gelombang sebagai sedimen atau endapan, di tempat yang rendah (laut), sebagai lapisan-lapisan mendatar. Melalui proses litifikasi, yang artinya berubah menjadi batuan, sedimen ini menjadi batuan sedimen.

Jika batuan sedimen berada jauh di bawah permukaan bumi atau terlibat dalam dinamika pembentukan pegunungan ( orogenesa), ia akan dipengaruhi oleh tekanan yang besar dan suhu yang cukup tinggi. Akibatnya batuan sedimen ini akan bereaksi dan berubah menjadi batuan metamorfosa atau batuan malihan.

Dan bila batuan metamorfosa berada pada tekanan dan suhu tinggi, ia akan melebur dan menjadi magma. Perulangan atau daur tersebut tidaklah selalu demikian, akan tetapi ada penyimpangan-penyimpangan. Misalnya batuan beku di samping tersingkap di permukaan, dapat juga dipengaruhi oleh panas dan tekanan tinggi jauh di bawah permukaan bumi, bahkan dapat melebur kembali

menjadi magma. Sebaliknya batuan sedimen dan batuan metamorfosa bila berada di atas permukaan bumi, akan mengalami proses pelapukan dan erosi, seperti terlihat pada diagram daur batuan (Gambar II.1).

Gambar II.1 Daur Batuan ( Anonim, 2010 ).

Baik batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf pada kondisi tekanan dan suhu yang tinggi akan melebur menjadi magma. Demikian daur ini akan berulang sepaniang masa, dalam satuan waktu jutaan tahun ( Anonim, 2010 ).

Telah diuraikan bahwa batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku, proses ini disebut kristalisasi. Magma merupakan lelehan material (seperti pasta) yang sangat panas terbentuk di bawah kerak bumi atau bagian atas selubung, pada kedalaman sekitar 200Km. Terdiri dari campuran sistem silikat yang kompleks, air dan material lain berbentuk gas-gas dalam larutan. Unsur-unsur utama magma adalah oksigen (O 2), silikon (Si), aluminium (Al), kalsium (Ca), natrium (Na), kalium (K), besi (Fe) dan magnesium (Mg). Dan analisis kimia berbagai batuan beku, secara umum dapat dibedakan: magma basa, magma asam

dan magma intermedier.Dalam magma panas dan cair, ion-ion bergerak bebas tidak beraturan. Pada saat magma mendingin, pergerakannya lambat dan mengatur dalam pola tertentu. Peristiwa ini disebut kristalisasi. Biasanya magma tidak membeku seketika, mula-mula terbentuk sejumlah kristal kecil-kecil. Secara sistimatis bertambah ion-ion dan berkembanglah kristal menjadi lebih besar. Pada suatu saat kristal-kristal yang tumbuh saling bersentuhan dan berhenti tumbuh. Dan tumbuhlah kristal-kristal baru di tempat lain. Demikian proses ini berlanjut hingga akhirnya jadilah suatu massa padat yang terdiri dari kristal-kristal yang saling mengunci.

Kecepatan pendinginan magma sangat mempengaruhi pertumbuhan kristal. Bila mendingin perlahan-lahan, memungkinkan kristal tumbuh dengan sempurna dan besar-besar. Sebaliknya bila ia mendingin dengan cepat, maka yang terjadi pun sebaliknya. Ion-ion kehilangan daya geraknya dengan cepat dan terbentuklah kristalkristal kecil. Apabila pendinginannya sangat cepat sehingga ion-ion tidak sempat membentuk kristal dan hasilnya adalah massa yang terdiri dari ion-ion yang acak. Batuan yang terdiri dari atom-atom yang tidak beraturan ini dinamakan gelas(glass), sama dengan gelas yang dibuat di pabrik. Ion-ion dalam magma yang mendingin, mengatur diri menurut pola tertentu dan membentuk kristal dinamakan mineral. Mineral adalah senyawa anorganik terbentuk secara alamiah, padat dan mempunyai struktur-dalam tertentu. Mineral mempunyai sifat fisik tertentu pula: warna, kekerasan, belahan, bentuk kristal dan demikian juga dengan sifat optiknya.

Komposisinya dapat terdiri dari hanya satu elemen, seperti emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), intan (C) dan belerang (S). Perlu diingat bahwa intan sintetis (buatan) tidaklah termasuk mineral, karena tidak terjadi di alam. Demikian pula halnya minyak bumi dan batubara, juga tidak termasuk mineral, sebab terdiri dari bahan organik.Pada saat magma mulai mendingin, mengkristallah mineral-mineral yang titik hablurnya sesuai dengan kondisi saat itu (pada suhu yang masih sangat tinggi). Kemudian suhu makin turun dan mengkristal mineral lainnya. Demikian seterusnya sampai semua ionion menjadi kristal. Urutan pengkristalan mineral ini disusun oleh Bowen, dan terkenal dengan Deret Reaksi Bowen. Proses di sebelah kiri dikatakan diskontinu karena setiap "langkah" terjadi mineral dengan komposisi kimia yang berbeda. Sedangkan di sebelah kanan umumnya terdiri dari plagioklas-feldspar. Dimulai dengan yang kaya akan Kalsium dan diakhiri dengan yang kaya akan natrium/kalium. Oleh karena itu prosesnya dikatakan kontinu.Oleh karena mineral mempunyai

10

komposisi kimia dan struktur-dalam kristal tertentu, maka ia mempunyai sifat fisik yang khas. Beberapa sifat fisik mineral adalah bentuk kristal, bidang belah (cleavage),kekerasan, warna, gores ( streak ), kilap (luster)dan berat jenis ( Syamsuddin, 2009).

Telah diuraikan bahwa batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku, proses ini disebut kristalisasi. Magma merupakan lelehan material (seperti pasta) yang sangat panas terbentuk di bawah kerak bumi atau bagian atas selubung, pada kedalaman sekitar 200Km. Sa1ah satu contoh batuannya adalah basalt. Magma asam (rhyoliticmagma) berkomposisi SiO2 antara 60 hingga 70% bersuhu rendah, di bawah 800C dan viskositasnya tinggi. Lebih kental dan mobilitasnya rendah, riolit misalnya. Sedangkan yang berkomposisi SiO 2 diantaranya termasuk dalam magma intermedier, andesit misalnya (Gambar II.2.3) ( B.J. Skinner, 1992 ).

Gambar II.3 Diagram memperlihatkan lokasi-lokasi jenis gunungapi utama dimana hasil erupsinya mencerminkan jenis magma asalnya, yang berkaitan dengan tatanan tektonik lempeng (B.J. skinner,1992). Selain komposisi magma induk (parent magma) yang menjadikan batuan beku beragam, juga proses-proses differensiasi dan assimilasi magma. Differensiasi magmaterjadi pada saat magma mulai mendingin, terjadilah kristal-kristal mineral pada suhu yang masih tinggi. Akibat gaya gravitasi, kristal-kristal ini mengendap. Dan demikian seterusnya sehingga terjadilah pemisahan kristal, yang

mengakibatkan komposisi magma induknya berubah.Assimilasi magmaterjadi bila ada material asing, batuan di sekitar magma, masuk dan bereaksi dengan magma induk. Adanya penambahan material asing inimenjadikan komposisi magma induk berubah. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah dimana dan

11

bagaimana magma terbentuk serta mengapa terdapat lebih dari satu jenis magma. Dan penyebaran gunungapi, batolit atau batuan beku yang tersingkap di permukaan dan jalur pegunungan, dapat diketahui bahwa aktivitas magma berkaitan dengan proses-proses yang berlangsung pada batas-batas lempeng aktif. Ada 2 jenis utama magma yang terbentuk pada kerangka tektonik adalah: Magma basaltis dan magma granites ( B.J. Skinner, 1992 ).

II.2.1 Batuan Beku Igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite. Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma ( Jackson, 1970 ). II.2.1.1 Tekstur Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineralmineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. bingung ya? pokonya di poin tekstur ini kita intinya membahas tentang material penyusun si batuan, bisa

kenampakannya/sifatnya/hubungannya, baik mineral/gelas/kedua2nya.Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh 4 hal yang penting, yaitu :

II.2.1.2 Derajat Kristalisasi/Kristalinitas Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk

12

menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka yang terbentuk adalah tekstur gelas (non mineral) Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu: Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.

II.2.1.3 Granularitas/Besar Butir Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: 1. Fanerik Suatu batuan dikatakan memiliki tekstur fanerik jika kristalnya dapat dilihat jelas dengan mata biasa. Kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi: Halus (fine), ukuran diameter butir kurang dari 1 mm. Sedang (medium), ukuran diameter butir antara 1 5 mm. Kasar (coarse), ukuran diameter butir antara 5 30 mm. Sangat kasar (very coarse), ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

2. Afanitik Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan: Mikrokristalin, ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm. Kriptokristalin, Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm. Holohialin, apabila batuan beku tersusun oleh gelas mm.

II.2.1.2 Struktur Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

13

Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu: Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubanglubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
II.2.2 Batuan Sedimen

Sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.Batuan Sedimen adalah batuan
14

yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment dan mempunyaiarti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan ( Pettijohn & Petter, 1964 ).

II.2.2.1 Tekstur Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen sepertiukuran butir, bentuk butir dan orientasi. a) Tekstur klastik Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen. Fragmen Matrik : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir. : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan

diendapkan bersama-sama dengan fragmen. Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan

setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi. Besar butir kristal dibedakan menjadi : >5 mm = kasar 1-5 mm = sedang <1 mm = halus Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut mikrokristalin. Besar butir dipengaruhi oleh : 1. Jenis Pelapukan 2. Jenis Transportasi 3. Waktu/jarak transport 4. Resistensi

II.2.2.2 Struktur Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya.

Pembentukkannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan (Pettijohn & Potter, 1964 ; Koesomadinata , 1981). Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu :

15

Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, disebut juga sebagai struktur primer. Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar, sesar, dan lipatan.

Macam-macam struktur primer (menurut Pettijohn & Potter, 1964 ; Koesomadinata, 1981) adalah sebagai berikut : 1.Karena proses fisik Struktur eksternal Terlihat pada kenampakan morfologi dan bentuk batuan sedimen secara keseluruhan di lapangan. Contoh : lembaran (sheet), lensa, membaji (wedge), prisma tabular ( Bucher & Frey, 1994 ). Struktur internal Struktur ini terlihat pada bagian dalam batuan sedimen, macam struktur internal : Perlapisan dan Laminasi Masif

Struktur kompak, consolidated, menyatu 2. Ripple mark Bentuk permukaan yang bergelombang karena adanya arus 3. Flute cast Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus 4. Mud cracks Bentuk retakan pada lapisan Lumpur (mud), biasanya berbentuk polygonal. 5. Rain marks Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan. Struktur yang terjadi karena deformasi Load cast = Lekukan pada permukaan lapisan akibat gaya tekan dari beban di atasnya. Convolute structure = Liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi. Sandstone dike and sill. Kenampakan pada permukaan lapisan

16

II.2.3 Batuan Metamorf Batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi ( Ehlers & Blatt, 1982). Namun perlu dipahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan padat, dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi prosesproses rekristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah ada ( Graha, D.S, 1987 ). II.2.3.1 Struktur Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut(Jackson, 1970). Pembahasan mengenai struktur juga meliputi susunan bagian massa batuan termasuk hubungan geometrik antar bagian serta bentuk dan kenampakan internal bagian-bagian tersebut (Bucher & Frey, 1994).

II.2.3.2 Struktur Foliasi Struktur foliasi merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa batuan (Bucher & Frey, 1994). Foliasi ini dapat terjadi karena adanya penjajaran mineralmineral menjadi lapisan-lapisan (gneissosity), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jackson, 1970). Slaty Cleavage

17

Phylitic Schistosic Gneissic/Gnissose

II.2.3.3 Struktur Non Foliasi Struktur ini terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain : 1. Hornfelsic/granulose 2. Kataklastik

3. Milonitic 4. Phylonitic

II.2.3.2 Tekstur II.2.3.2.1 Tekstur berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa Berdasarkan ketahanannya terhadap proses metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi : 1. Relict/Palimset/Sisa 2. Kristaloblastik

II.2.3.2.2 Tekstur berdasarkan ukuran butir Berdasarkan ukuran butirnya, tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi : 1. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata 2. Afanit, Bila butiran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata

II.2.3.2.3 Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi : 1. Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri 2. Subhedral, bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya. 3. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya. Pengertian bentuk kristal ini sama dengan yang dipergunakan pada batuan beku. Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi : (1) Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh Kristal berbentuk euhedral

18

(2) Xenoblastik / Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.

II.2.3.2.4 Tekstur berdasarkan bentuk mineral Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi : 1. Lepidoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk tabular 2. Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic 3. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,

equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral. 4. Granuloblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,

equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured(lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral ( Jackson, 1970 ).

II.3 Navigasi Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai. Navigasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan posisi dan arah. Apabila akan melakukan perjalanan ke kawasan hutan atau pun ke daerah pegunungan yang belum kita kenali maka kita wajib menguasai dahulu teknik dasar navigasi darat. Dengan menguasai teknik navigasi darat kita akan lebih yakin akan jalur yang ditempuh dan juga menghindarkan dari tersesat di tengah hutan ( Pettijohn & Petter, 1964). II.3.1 Peta Topoghrafi Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciriciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan

19

pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Peta topografi

memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu ( Jackson, 1970 ).

Gambar II.4 Contoh Peta Topografi ( Jackson, 1970 ).

Keterangan gambar

A = depresi (lubang) dipuncak B = daerah curam C = daerah landai II.3.2 Bagian Bagian Sebuah Peta 1. Judul Peta : Menunjukan lokasi yang dimaksud peta tersebut dan biasanya terletak di bagian tengah atas dari peta. Pada beberapa peta cetakan baru judul peta terletak di sebelah kanan atas bagian peta. 2. Keterangan Pembuatan Peta : Setiap peta terutama peta topografi selalu mencamtumkan data tahun pembuatannya karena sangat diperlukan untuk menghitung sudut variasi magnetisnya. Kutub magnetis selalu berubah setiap tahunnya. Ini disebabkan oleh rotasi bumi. Di Indonesia biasanya kutub magnetis peta topografinya selalu bergeser ke arah timur,

20

variasi ini dinamakan deklinasi dan sangat berpengaruh terhadap perhitungan dalam menggunakan peta dan kompas. 3. Nama Pembuat Peta : Biasanya tercantum di bawah kolom legenda peta. 4. Nomor Peta : Nomor peta berguna untuk memudahkan kita mencari suatu peta. 5. Skala Peta : Adalah perbandingan jarak mendatar antara 2 titik pada peta terhadap jarak mendatar di lapangan. Contoh skala 1 : 25.000 artinya adalah pada peta berjarak 1 cm maka jarak sebenarnya dilapangan 250 meter ( Ehlers & Blatt, 1982 ). Rumus (skala = jarak di peta : jarak dilapangan) 1. Legenda Peta : Legenda peta adalah gambar bagian-bagian medan atau benda-benda medan yang di gambarkan dengan tanda-tanda tertentu yang mempunyai bentuk dan warna berbeda. Atau dikenal juga dengan istilah bahasa peta yang berfungsi untuk lebih memperjelas dalam membaca peta ( Graha. D.S, 1987 ). 2. Utara Peta : Adalah bagian atas dari peta yang ditunjukan dengan simbol/tanda panah dengan hurup U (utara)/N (north) di ujungnya. Utara peta disebut juga Grid North, utara peta ini sangat perlu di ketahui karena sering digunakan dalam berorientasi medan ( Graha. D.S, 1987 ).

Kompas adalah peralatan yang paling dikenal dan paling populer didunia sebagai alat penunjuk arah. Kompas mempunyai jarum yang selalu menunjukan arah utara (utara kompas). Kompas berbentuk bulat dan mempunyai 32 arah mata angin dengan garis pembagi derajat dari 0 sampai 359. Arah yang ditunjukan oleh jarum kompas disebut arah medan magnet bumi, bukan arah kutub ( Graha. D.S, 1987 ) yang sebenarnya

II.3.2 Orientasi Medan dan GPS ( Global Positioning System ) Sistem Pemosisi Global (bahasa Inggris: Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi.Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan

21

digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASSRusia, GalileoUni Eropa, IRNSSIndia. Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space WingAngkatan Udara Amerika Serikat.Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan. GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time.GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital ( Noor, 2009 ). II.3.2.1 Orientasi Peta Artinya menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi.

II.3.2.2 Azimuth dan back azimuth Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik yang kita tuju, azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu: Azimuth Sebenarnya, Azimuth, Azimuth Peta Back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya: bila sudut azimut lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut

azimuth ditambahkan 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat( Pettijohn & Petter, 1964 ).

II.3.2.3 Resection Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan.

22

II.3.2.4 Intersection Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. II.3.3 Kompas Kompas adalah alat penunjuk arah dengan memanfatkan sifat kemagnetan yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan arah Utara Peta kita sudah dapat

mengorientasikan posisi pada peta. II.3.3.1 Bagian Kompas 1. Jarum Kompas Jarum kompas merupakan bagian yang terpenting pada sebuah kompas. Jarum ini dibuat dengan menggunakan magnet, agar jarumpada kompas tidak berkarat gunakan cairan bening atau yang disebut juga cairan antistatic. Pada umumnya juga jarum kompas dilapisi dengan fosfor agar bisa terlihat disituasi yang gelap. 2. Piringan Derajat Didalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas garis-garis dan dikenal dengan garis pembagi skala derajat, cara membacanya di mulai dari arah utara berputar searah jarum jam. 3. Skala Piringan Derajat. Ada bermacam-macam skala piringan derajat. Pembagian derajat International atau standarnya adalah seperti sudut lingkaran yaitu 360. Kompas militer mempunyai skala 6.000 : 6.300 atau 6.400. 4. Rumah Kompas Merupakan tempat dari bagian-bagian kompas. Didalam rumah kompas juga diberi cairan bening untuk membuat jarum kompas bekerja lebih baik juga sebagai anti karat berfungsi juga melindungi kompas terutama dari suhu antara -4 C sampai 50 C, sehingga dalam rentang suhu tersebut kompas masih dapat bekerja dengan sempurna.

II.3.3.2 Jenis Kompas

23

1.Kompas Bidik/Kompas Prisma Kompas jenis ini sebagian besar digunakan oleh kalangan militer dan juga oleh kalangan umum. Kompas ini digunakan dengan cara membidik titik tertentu yang ada di lapangan (medan) dan disesuaikan kedudukannya dengan keadaan pada peta, tetapi dalam pembacaannya di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. 2. Kompas Orientasi Kompas orientasi sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Menggunakannya sangat mudah, terkadang juga dilengkapi alat bidik. Banyak digunakan dikalangan penggemar mountinering dan orientinering. Kompas ini juga dikenal dengan nama lain yaitu kompas sunto atau kompas silva. 3. Kompas M 53 A 515 Kompas ini merupakan penyempurnaan, atau gabungan dari kompas Bidik dan Silvia. Cara kerja kompas ini merupakan penggabungan antara kemampuan kompas Bidik dengan kompas Silva sehingga makin mudah digunakan( Graha, D.S, 1987 ). II.4 Pemetaan Geologi Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya ( Ehlers & Blatt, 1994 ). Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir ( Ehlers & Blatt, 1994 ).

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya

24

untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya ( Graha, D.S, 1987 ).

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya ( Bucher & Frey, 1994 ).

II.5 Geologi Regional Barru II.5.1 Geomorfologi Regional Lokasi penelitian termasuk dalam lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat, Sulawesi.Dimana pada lembar tersebut terdapat dua baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada arah utara-barat laut dan terpisah oleh lembar sungai Walanae.Pegunungan barat melebar di bagian selatan dan menyempit dibagian utara.Puncak tertinggi 1694 meter dengan ketinggian rata-rata 1500

meter.Pembentuknya sebagian besar batuan gunungapi. Di lereng barat dan dibeberapa tempat di lereng timur terdapat topografi karts yang merupakan pencermin adanya batugamping. Diantara topografi karst di lereng barat terdapat daerah perbukitan yang dibentuk oleh Pra Tersier.Pegunungan ini di bagian barat daya dibatasi oleh daratan Pangkajene, Maros yang luas sebagai lanjutan dari dataran sekitarnya ( Syamsudin, 2009 ).

II.5.2 Stratigrafi Regional Endapan Aluvium, Danau dan Pantai; lempung ,lanau, lumpur, pasir dan kerikil di sepanjang sungai-sungai besar dan pantai. Endapan pantai setempat mengandung sisa kerang dan batugamping koral. Endapan Undak; kerikil, pasir, dan lempung membentuk daratan rendah bergelombang di sebelah utara Pangkajene.Satuan ini dapat dibedakan secara morfologi dari endapan aluvium yang lebih muda ( Anugera, 2010 ).

25

Formasi Camba; batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunungapi; batupasir tufa berselingan dengan tufa, batupasir, batulanau, dan batulempung; konglomerat dan breksi gunungapi, dan setempat dengan batubara; berwarna putih, coklat, kuning, kelabu muda sampai kehitaman; umumnya mengeras kuat dan sebagian kurang padat ; berlapis dengan tebal antara 4-100 cm. tufanya berbutir halus hingga lapili; tufa lempungan berwarna merah mengandung banyak mineral biotit; konglomerat dan breksinya terutama berkomponen andesit dan basalt dengan ukuran antara 2 40 cm; batugamping pasiran dan batupasir gampingan mengandung pecahan koral dan mollusca; batulempung gampingan kelabu tua dan napal mengandung foram kecil dan mollusca. Fosil-fosil yang ditemukan pada satuan batuan ini menunjukan kisaran umur Miosen Tengah-Miosen Akhir (N.9-N.15)pada lingkungan neritik. Ketebalan satuan batuan ini sekitar 5.000 meter, menindih tidak selaras batugamping Formasi Tonasa (Temt) dan Formasi Mallawa (Tem), mendatar berangsur-angsur berubah menjadi bagian bawah dari Formasi Walanae (Tmpw), diterobos oleh retas, sill dan stock bersusunan basal piroksin, andesit dan diorit.

Anggota Batuan gunungapi ; batuan gunungapi bersisipan batuan sedimen laut; breksi gunungapi, lava, konglomerat gunungapi, dan tufa berbutir halus hingga lapilli; bersisipan batupasir tufaan, batupasir gampingan, batulempung mengandung sisa tumbuhan, batugamping dan napal. Batuannya bersusunan andesit dan basal, umumnya sedikit terpropilitkan, sebagian terkersikkan, amigdaloidal dan berlubanglubang, diterobos oleh retas, sill dan stock bersusunan basal dan diorit; berwarna kelabu muda, kelabu tua dan coklat. Penarikan Kalium/Argon pada batuan basal oleh Indonesian Gulf Oil berumur 17,7 juta tahun, dasit dan andesit berumur 8,93 juta tahun dan 9,92 juta tahun (J.D.Obradovich, 1972), dan basal dari Barru menghasilkan 6,2 juta tahun (T.M. van Leeuwen, 1978). Beberapa lapisan batupasir dan batugamping pasiran mengandung Moluska dan serpian koral.Sisipan tufa gampingan, batupasir tufa gampingan, batupasir gampingan, batupasir lempungan, napal dan batugamping mengandung fosil foraminifera.Berdasarkan atas fosil tersebut dan penarikan radiometri menunjukkan umur satuan ini adalah miosen tengah-Miosen Akhir. Batuannya sebagian besar diendapkan dalam lingkungan neritik sebagai fasies gunungapi Formasi Camba, menindih tidak selaras batugamping Formasi Camba dan batuan Formasi Mallawa; sebagian terbentuk

26

dalam

lingkungan

darat,

setempat

breksi

gunugapi

mengandung

sepaian

batugamping, tebal diperkirakan tidak kurang dari 4.000 meter.

Formasi Tonasa; batugamping koral pejal sebagian terhablurkan berwarna putih dan kelabu muda; batugamping bioklastik dan kalkarenitberwarna putih, coklat muda dan kelabu sebagian berlapis, berselingan dengan Napal Globigerina tufaan; bagian bawahnya mengandung batu gamping berbitumen, setempat bersisipan breksi batugamping dan batugamping pasiran. Tmsv : batuan gunungapi Soppeng; breksi gunungapi dan lava, dengan sisipan tufa berbutir pasir sampai lapili dan batulempung; dibagian utara lebih banyak tufa dan breksi, sedangkan dibagian selatan lebih banyak lavanya; sebagian bersusunan basal piroksin dan sebagian basal leusit, kandungan leusitnya semakin banyak ke arah Selatan; sebagian lavanya berstruktur bantal dan sebagian terbreksikan; breksinya berkomponen antara 5 cm 50 cm, warnanya kebanyakan kelabu tua sampai kelabu kehijauan. Batuan gunung api ini pada umumnya terubah kuat , amigdaloidal dengan mineral sekunder berupa urat karbonat dan silikat, diterobos oleh retas ( 0,5 m 1,0 m ) menindih tak selaras batugamping Formasi Tonasa dan ditindih selaras batuan Formasi camba; diperkirakan berumur Miosen Bawah ( Anugera, 2010 ).

Berikut ini adalah formasi batuan yang ada pada kompleks tektonik regional lembar Pangkajene : Batu Ultrabasa, peridotit, sebagian besar terserpentinitkan, berwarna hijau tua sampai hijau kehitaman, kebanyakan terbreksikan dan tergerus melalui sesar naik ke arah barat daya, pada bagian yang pejal terlihat struktur berlapis dan di beberapa tempat mengandung buncak dan lensa kromit, satuan batuan ini tebalnya tidak kurang dari 2500 m dan mempunyai sentuhan sesar dengan satuan batuan disekitarnya.

Batuan Malihan, sebgaian besar sekis dan sedikit geneis, secara megaskopis terlihat mineral diantaranya glaukopan, garnet, epidot, mika dan klorit. Batuan malihan ini umumnya berperdaunan miring ke arah timur laut, sebagian terbreksikan dan tersesarkan naik ke arah barat daya. Satuan ini tebalnya tidak kurang dari 2000 m dan bersentuhan sesar dengan satuan batuan disekitrnya. Penarikan Kalium/Argom pada sekis di timur Bantimala menghasilkan umur 111 juta tahun.

27

Kompleks Melange, batuan campur aduk secara tektonik terdiri dari grewake,breksi, konglomerat, batu pasir terbreksikan, serpih kelabu, serpih merah, rijang radiolaria merah, batu sabak, sekis ultramafik, basal, diorit dan lempung, himpunan batuan ini mendaun, kebanyakan miring ke arah timur laut dan tersesarnaikkan ke arah barat daya, satuan ini tebalnya tidak kurang dari 1750 m dan mempuntai sentuhan sesar dengan satuan batuan disekitarnya.

Gambar 2.16 Peta Geologi lembar pangkajene dan Watampone bagian barat (Sukamto, 1982)

Menurunnya terban Walanae di batasi oleh dua sistem sesar normal yaitu sesar walanae dan sesar Soppeng. Sesar utama berarah utara barat laut terjadi sejak Miosen Tengah, dan tumbuh sampai setelah Pliosen. Perlipatan besar yang berarah hampir sejajar dengan sesar utama diperkirakan terbentuk sehubungan dengan adanya tekanan mendatar berarah kira-kira timur-barat pada waktu sebelum akhir pliosen. Tekanan ini mengakibatkan pula adanya sesar sungkup lokal yang menyesarkan batuan Pra-kapur Akhir. Perlipatan dan pensesaran yang relatif lebih kecil di bagian barat di pegunungan barat yang berarah barat laut-tenggara dan mencorong,

28

kemudian besar terjadi oleh gerakan mendatar ke kanan sepanjang sesar besar (Tim asisten, 2011).

II.5.3 Struktur Geologi Regional Batuan tua yang masih dapat diketahui kedudukan stratigrafi dan tektoniknya adalah sedimen flysch Formasi Balangbaru.Formasi ini menindih tidak selaras oleh batuan yang lebih tua, dan bagian atasnya ditindih tidak selaras oleh batuan yang lebih mudah.Formasi Balangbaru merupakan endapan lereng di dalam sistem busur-palung pada zaman kapur Akhir.

Menurunnya terban Walanae di batasi oleh dua sistem sesar normal yaitu sesar walanae dan sesar Soppeng.Sesar utama berarah utara barat laut terjadi sejak Miosen Tengah, dan tumbuh sampai setelah Pliosen.Perlipatan besar yang berarah hampir sejajar dengan sesar utama diperkirakan terbentuk sehubungan dengan adanya tekanan mendatar berarah kira-kira timur-barat pada waktu sebelum akhir pliosen.Tekanan ini mengakibatkan pula adanya sesar sungkup lokal yang menyesarkan batuan Pra-kapur Akhir.Perlipatan dan pensesaran yang relatif lebih kecil di bagian barat di pegunungan barat yang berarah barat laut-tenggara dan mencorong, kemudian besar terjadi oleh gerakan mendatar ke kanan sepanjang sesar besar ( Anugera, 2010 ).

29

BAB III METODOLOGI

III.1 Waktu dan Lokasi Praktikan Praktikum Geologi Dasar dilaksanakan selama 3 hari, dimulai pada hari Jumat s.d Ahad, 27 -29 April 2012 bertempat di Dusun Daccipong Desa Anabanua Kecamatan Barru Kabupaten Barru .

30

Gambar III.1 Peta lokasi Praktikum Geologi Dasar ( Google Earth, 2012). III.2 Alat dan Bahan III.2.1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum geologi dasar adalah : a. Peta Barru Berfungsi untuk mengetahui lokasi pengambilan batuan. b. Kompas bidik Berfungsi untuk menentukan titik koordinat batuan.

31

c. Kompas geologi Berfungsi untuk membidik serta menetukan strike dan dip singkapan batuan. d. Protaktor Berfungsi untuk menghubungkan titik koordinat batuan di peta. e. Penggaris Berfungsi untuk menghubungkan titik koordinat batuan di peta. f. Alat tulis menulis Berfungsi untuk mencatat hasil pengamatan di lapangan. g. Papan pengalas Berfungsi untuk pengalas saat menulis di lapangan. h. Carrier Berfungsi untuk menyimpan batuan. i. Kamera Berfungsi untuk mendokumentasikan kegiatan di lapangan. j. Palu geologi Berfungsi untuk mengambil batuan dari singkapannya. k. Kantong sampel Berfungsi untuk menyimpan sampel batuan.

III.2.2. Bahan Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah batuan yang berfungsi sebagai objek yang akan diteliti. Berikut adalah sampel batuan yang didapatkan di lapangan : 1. Batuan beku Batu basalt ( Basaltic )

2. Batuan sedimen Gamping kuarsa ( Quarzite limestone ) Gamping terumbu ( Coral limestone ) Gamping pasiran ( Sandy limestone ) Batu serpih ( Shale stone ) Batu pasir ( Sendstone ) Batu bara ( Coal ) Gamping bioturbasi ( Bioturbation limestone )

32

Konglomerat ( Conglomerate ) Rijang ( Chert )

3. Batuan metamorf Sekis hijau ( Green schist ) Kuarsit ( Quartzite )

III.3 Prosedur Pengukuran Prosedur percobaan yang dilakukan di lokasi praktikum adalah : A. Hari pertama : 1. Menyiapkan semua perlengkapan yang akan digunakan di lapangan seperti peta topografi, kompas bidik, kompas geologi, meteran, papan pengalas, penggaris, protaktor, carrier, jam tangan, kamera dan alat tulis menulis. 2. Menentukan titik koordinat base camp. 3. Berangkat menuju lokasi pertama berdasarkan instruksi dari asisten. Jumlah pos yang akan dilalui pada hari pertama sebanyak 9 pos. 4. Ketika sampai di pos, hal-hal yang dilakukan adalah: a. Menentukan posisi/titik koordinat singkapan batuan dengan menggunakan kompas bidik. Setelah di dapat posisi,

menyamakan utara peta terhadap kompas. b. Mengambil sampel batuan menggunakan palu geologi dari singkapan batuan. c. Menentukan/mengukur strike dip pada beberapa singkapan batuan. d. Mendokumentasikan seluruh kegiatan lapangan dari pos-pos yang dilalui. 2. Melakukan hal yang sama sampai pos ke 9. 3. Dalam perjalan ke pos 9, terdapat singkapan batuan beku yang memiliki struktur parallel lamination. 4. Pada pos 9, dilakukan pengukuran panjang struktur pada singkapan batuan beku. 5. Setelah sampai di base camp, praktikan beristirahat sejenak kemudian asistensi batuan dan perpetaan pada pukul 21.00 WITA. 6. Sekitar pukul 00.00 WITA, praktikan beristirahat.

33

B. Hari kedua : 1. Menyiapkan semua perlengkapan yang akan digunakan di lapangan seperti peta topografi, kompas bidik, kompas geologi, meteran, papan pengalas, penggaris, protaktor, carrier, jam tangan, kamera dan alat tulis menulis. 2. Berangkat menuju pos berdasarkan arahan dari asisten. Praktikan tidak lagi berangkat perkelompok, tetapi berangkat bersama-sama. 3. Di hari kedua, ada 4 pos yang akan dilalui. Praktikan menyusuri sungai untuk mendapatkan singkapan batuan. 4. Pada pos 1,3 dan 4, praktikan melakukan prosedur kerja sesuai dengan poin 4. 5. Pada pos 2, praktikan tidak mengambil sampel batuan. Asisten dan dosen hanya memperlihatkan singkapan batuan dan memberikan sedikit penjelasan. Singkapan batuan yang terdapat pada pos 2 adalah fain kuarsa, terjadi karena ada rekahan dan terdiri dari mineral kuarsa serta memiliki struktur foliasi. 6. Setelah sampai di pos 4, praktikan kembali ke base camp.

Langkah-langkah dalam pembuatan peta : A. Google Earth : 1. Membuka aplikasi google earth dan mencari lokasi Barru di menu search 2. Memperbesar pada daerah Barru dan memilih menu add placemark untuk memplot koordinat 3. Memasukkan nama pos dan memasukkan koordinat pada kotak lintang dan bujur 4. Klik ok pada menu 5. Lakukan langkah 1-4 untuk koordinat selanjutnya 6. Menyimpan hasil ploting dalam bentuk jpeg dengan klik save, lalu save image. B. ArcGIS 1. Memasukkan peta dari google earth melalui menu add data 2. Memperbesar sudut pembatas dan mengklik tool add control points 3. Mengklik dan memasukkan nilai X dan Y
34

4. Mengklik zoom to layer pada nama file yang ada di sebelah kiri 5. Melakukan langkah 2-4 untuk setiap sudut 6. Mengrektifikasi peta tersebut 7. Mengklik kanan pada nama file yang ada di sebelah kiri, lalu remove 8. Membuka kembali data yang telah di remove 9. Mengklik menu file dan pilih menu page and print setup 10. Mengubah orientasinya menjadi landscape 11. Memilih menu view dan klik layout view kemudian akan muncul semacam garis yang mengelilingi peta 12. Mengatur besar peta sesuai bingkai yang ada 13. Membat kotak disamping peta sebagai tempat legenda 14. Menambahkan garis sesuai keperluan untuk tempat simbol-simbol 15. Setelah peta beserta legendanya selesai, mengklik file, memilih menu export map dan save peta dalam bentuk jpg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1.1 Format Batuan Bekuu

FORMAT BATUAN BEKU

Nama

: Nurhikmah Jufri

35

NIM Kelompok Stasiun No.Pos Waktu tiba Jenis batuan Nama batuan Warna Segar Lapuk

: H221 11 282 :4 :1 :9 : 15.15 WITA : Batuan beku : Batu basalt

: Coklat kehitaman : Abu-abu keputihan : Afanitik : Masif : Piroksen, olivine, dan amphibol : Di laut : Bahan bangunan : 430'0.40"LS dan 11943'0.90"BT : Pepohonan : Sungai : Pyroksin 6.5 Hijau kehitaman 6 Kuning kehijauan Olivin Amphibol 5.6 Hitam

Tekstur Struktur Komposisi mineral Proses terbentuknya Kegunaan Posisi batuan Vegetasi Topografi Deskripsi Batuan Nama mineral Kekerasan Warna

Pecahan Belahan Bentuk Kristal

Unneven Ortorombik Ortorombik

Unneven Ortorombik Ortorombik

Unneven Ortorombik -

IV.1.2 Format Batuan Sedimen

FORMAT BATUAN SEDIMEN

Nama NIM Kelompok Stasiun

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2

36

No.Pos Waktu tiba Warna Segar Lapuk

:1 : o7.44 WITA

: Krem : Coklat tua : 428'55.50"LS dan 11942'38.70"BT : Berada di sekitar pepohonan : Curam : Bahan bangunan : 1/16 mm 2 mm : Angular, rounded : Well :Dari batuan-batuan kerangka mikroskopis di laut dangkal kalsit yaitu organism

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Ukuran butir Roundness Sortasi Petrogenesa

Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan

: Organik : Kuarsa : Non klastik : Stratified : Gamping kuarsa

IV.1.3 Format Batuan Sedimen FORMAT BATUAN SEDIMEN Nama NIM Kelompok Stasiun No.Pos : Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2 :2

37

Waktu tiba Warna Segar Lapuk

: 08.43 WITA

: Krem : Coklat kekuningan : 428'56.7"LS dan 11942'26.9"BT : Berada di sekitar pepohonan : Curam : Bahan bangunan : 1/16 mm 2 mm : Rounded : Well : Organik : Kuarsa : Klastik : Stratified, Cross Bedding : Gamping Terumbu ( Shall Limestone )

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Ukuran butir Roundness Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan

IV.1.4 Format Batuan Sedimen

FORMAT BATUAN SEDIMEN Nama NIM Kelompok Stasiun No.Pos : Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2 :3
38

Waktu tiba Warna Segar Lapuk

: 09.28 WITA

: Abu-abu : Coklat : 429'05.5"LS dan 11942'09.3"BT : Pepohonan : Curam : Bahan bangunan : 1/16 mm 2 mm : Rounded : Well : Organik : Kuarsa : Klastik : Stratified : Gamping Pasiran ( Sandy Limestone ) : Diatas 6,5

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Ukuran butir Roundness Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan Skala Mohs

IV.1.5 Format Batuan Sedimen

FORMAT BATUAN SEDIMEN

Nama NIM Kelompok Stasiun

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2

39

No.Pos Waktu tiba Warna Segar Lapuk

:4 : 10.07 WITA

: Abu-abu : Coklat kehitaman : 429'13.40"LS dan 11942'6.90"BT : Pohom jati : Lereng gunung : Bahan perabot rumah tangga : 1/16 1/256 mm : Diatas 4 : Very Well : Mekanik : Muarsit, lempung, opal, kalsedon, klorit, dan biji besi : Klastik : Paralel lamination : Batu serpih (shale)

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Ukuran butir Skala Mohs Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan

IV.1.6 Format Batuan Sedimen FORMAT BATUAN SEDIMEN

Nama NIM Kelompok Stasiun No.Pos

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2 :5


40

Waktu tiba Warna Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Ukuran butir Roundness Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan Petrogenesa

: 11.45 WITA : Ungu : 430'11.1"LS dan 11942'12.4"BT : Pohon jambu : Landai : Bahan campuran bangunan : 1/16 mm 2 mm(kasar) : Rounded : Very Well : Mekanik/Kimia : Kuarsa : Klastik : Stratified : Batu Pasir Kuarsa (Quartzite sandstone) : Terbentuk dari hasil transportasi dan deposisi mineral

sedimen yang diangkut arus dan energi sedang dan telah mengalami transportasi yang relatif jauh.

IV.1.7 Format Batuan Sedimen FORMAT BATUAN SEDIMEN

Nama NIM Kelompok

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4

41

Stasiun No.Pos Waktu tiba Warna Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Roundness Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan Skala Mohs

:2 :6 : 12.29 WITA : Coklat kehitaman : 430'16.10"LS dan 11942'5.50"BT : Pepohonan : Rawa-rawa pada daerah beriklim tropis : Bahan bakar : Rounded : Well : Organik : Karbonat : Klastik : Stratified : Batu bara (coal) : Dibawah 2,5

IV.1.8 Format Batuan Sedimen

FORMAT BATUAN SEDIMEN

Nama NIM Kelompok Stasiun

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2

42

No.Pos Waktu tiba Warna Segar Lapuk

:7 : 13.05 WITA

: Krem : Hitam : 430'12.50"LS dan 11942'19.50"BT : Pepohonan dan rerumputan : Landai : Bahan bangunan : 3-5 mm : Subrounded : Well : Organik : Kuarsa : Klastik halus : Non stratified : Gamping bioturbasi (Bioturbation limestone ) : Di bawah 2,5 : 850 : 690

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Ukuran butir Roundness Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan Skala Mosh Strike Dip

IV.1.9 Format Batuan Sedimen

FORMAT BATUAN SEDIMEN

Nama NIM Kelompok Stasiun No.Pos

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2 :8

43

Waktu tiba Warna Segar Lapuk

: 13.46 WITA

: Coklat buram : Abu-abu hitam : 430'23.50"LS dan 11942'19.50"BT : Sungai dan rerumput : Curam : Bahan bangunan : 2-4 mm : Rounded : Pourly : Mekanik : Mineral klastik : Klastik : Graded bedding : Konglomerat (Conglomerate) : Terbentuk dari hasil transportasi dan deposisi material

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Ukuran butir Roundness Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan Petrogenesa

sedimen yang diangkut oleh arus dengan energi yang sedang. Bila dilihat dari bentuk butirannya yang membulat, maka diperkirakan terbentuk dari material yang jauh dan ukuran fragmennya sudah membundar.

IV.1.13 Format Batuan Sedimen

FORMAT BATUAN SEDIMEN

Nama NIM Kelompok Stasiun No.Pos

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :2 :4

44

Waktu tiba Warna Segar Lapuk

: 10.30 WITA

: Merah : Coklat : 428'14,2"LS dan 11942'05,0"BT : Sungai : Laut dalam : Hiasan halaman rumah : Rounded : Well : Biogenik (kimia dan organic) : Silika dan feron : Non klastik : Non stratified : Batu rijang (chert)
: Batu mengalami foliasi ketika ada suhu dan tekanan

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Roundness Sortasi Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan
Deskripsi batuan

metamorfosa.

IV.1.11 Format Batuan Metamorf FORMAT BATUAN METAMORF

Nama NIM Kelompok Stasiun No.Pos

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :3 :1

45

Waktu tiba Warna Segar Lapuk

: 08.07 WITA

: Hijau tai kuda : Hijau tua kehitaman : 428'16,0"LS dan 11942'07,0"BT : Pepohonan dan sungai : Curam : Bahan bangunan : Metamorfisme regional : Muscovite dan clorite : Heteroblastik : Foliasi (Schistose) : Skis Muskovit (Schist muscovite)
: Skala Mosh antara 4-6, mengandung karbonat, warna umum

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan
Deskripsi batuan

dari batu rijang adalah coklat, merah,ungu dan hitam. Terbagi menjadi 2 yaitu jasper dan clint. Dikatakan jasper apabila batu rijangnya berwarna terang (terbentuk di laut dalam bagian atas) dan dikatakan clint jika batu rijangnya berwarna gelap (terbentuk di laut dalam bagian bawah). Yang memnjadi bukti bahwa batu rijang terbentuk di laut dalam adalah terdapat fosil (skeleton).

IV.1.12 Format Batuan Metamorf FORMAT BATUAN METAMORF

Nama NIM Kelompok Stasiun No.Pos

: Nurhikmah Jufri : H221 11 282 :4 :3 :2

46

Waktu tiba Warna Segar Lapuk

: 09.49 WITA

: Putih terang : Coklat kemerahan : 428'14,4"LS dan 11942'05,5"BT : Sungai dan Pepohonan : Landai : Sebagai bahan keramik seperti interior pada keramik : Metamorfisme regional : Kuarsa, muskovit, biotit, dan K-Feldspar : Granoblastik : Non foliasi hornfelsik : Kuarsit ( Quartzite ) : Batu Sekis hijau berasal dari basalt, andesit, tufa dan gabro.

Posisi Batuan Vegetasi Topografi Kegunaan Proses terbentuknya Komposisi mineral Tekstur Struktur Nama batuan Deskripsi batuan

IV.2 Pembahasan

Kegiatan praktikum Geologi Dasar ini dilaksanakan selama 3 hari 2 malam yaitu pada hari Jumat-Ahad, 27 april 2012-29 april 2012 di dusun Banga-bangae, desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Kegiatan ini diikiti oleh 44 orang praktikan, 3 orang Dosen Pembimbing, 1 orang Koordinator asisten, 5 orang asisten lapangan dan sekitar 20 orang simpatisan. Kami menggunakan 1 buah Bus dan 1Buah truk tentara sebagai alat transportasi ke lokasi praktikum.

47

Jumat, 27 April 2012, setelah melaksanakan shalat jumat ( sekitar pukul 14.00 WITA) kami berkumpul di samping Lab.Geofosika FMIPA UNHAS. Sebelum berangkat, kami diberikan pengarahan dan pemeriksaan perlengkapan, baik pribadi, kelompok, maupun konsumsi oleh asisten. Kami juga sempat berfoto-foto. Setelah itu kami berdoa bersama.

Pada pukul 15.00 kami berangkat ke Barru. Kami berangkat dengan menggunakan pakaian berupa velana lapangan, baju lapangan, topi rimba danmsepatu lapangan serta membawa carrier yang berisi pakaian, alat tulis menulis, perlengkapan lapangan dan snack. Kami merasa perjalanan ini seru dan menyenangkan, karena diselingi dengan bernyanyi bersama, bercanda ria dan sesekali berfoto-foto. Dalam perjalanan kami juga singgah di mesjid untuk mrlaksanakan shalat ashar.

Sekitar pukul 18.30 WITA, ketika Adzan maghrib terdengar kami tiba di Basecamp, tepatnya di kampus Geologi UNHAS yang berada di daerah Barru. Sesampainya di Basecamp, kami langsung menunaikan shalat maghrib kemudian makan dan istirahat. Sekitar pukul 20.30 WITA, kami mulai asistensi mengenai batuan, navigasi dan teknis lapangan. Kami selesai asistensi sekitar pukul 00.30 WITA. Setelah itu kami pun langsung tidur.

Pada hari kedua ( Sabtu, 28 April 2012 ), sekitar pukul ) 04.00 WITA kami bangun kemudian cuci muka, gosok gigi dan menyiapkan semua alat-alat yang akan di bawa kelapangan. Setelah Adzan subuh terdengar, kami pun bergegas turun ke mushollah melaksanakan shalat subuh. Dan sekitar pukul 06.00 Wita Kami sarapan bersama. terdiri atas 9 pos dan hari kedua terdiri atas 4 pos. Hari pertama diawali dengan sarapan pagi bersama kemudian menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses pengukuran di lapangan sepeti peta, kompas bidik dan kompas geologi, palu geologi, kacamata, alat tulis menulis dan kantong sampel. Setelah itu kami berkumpul di halaman untuk menentukan titik koordinat basecamp dengan membidik B.Copposuraja dan B.Bottosuwa yaitu 429'23.90"LS dan 11943'6.30"BT . Setelah menentukan titik koordinat, kami pun berangkat ke pos 1 pada pukul 07.05 WITA.

Kami sampai di pos pertama pada pukul 07.44 WITA. Pos pertama berada pada titik koordinat4 28 55,5 S dan 119 42 38,7E, berada di sekitar pohon jati dan pohon

48

bambu. Sampel batuan yang di ambil adalah batuan gamping kuarsa yang merupakan jenis batuan sedimen. Batu gamping kuarsa terbentuk dari kerangka pasir dari organisme laut dangkal.Komposisi mineralnya terdiri dari kalsit (CaCo3). Memilki tekstur non klastik dan strrukturnya stratified (graded bedding). Sortasinya well rounded atau baik artinya ukurn butir yang dimiliki batuan ini seragam. Permeabilitasnya poorly yang berarti kemampuan batuan tersebut untuk meloloskan fluida (dalam hal ini air) tidak bagus, sedangkan porositasnya baik.Kegunaan batuan ini sebagai bahan bangunan rumah, jalan dan jembatan. Kami berangkat ke pos 2 pada pukul 08.35 WITA. Pukul 08.43 WITA kami sampai di pos 2, titik koordinatnyaadalah 4 28 56,7 S dan119 42 26,9 E. Sampel batuan yang diambil adalah gamping terumbu. Batuan ini adalah salah satu jenis dari batuan sedimen.Warna lapuk batuan gamping terumbu adalah cokelat kehitam-hitaman sedang warna segarnya abu keputih-putihan, eksturnya klastik kasar yang berarti bahwa akumulasi dari fragmen-fragmen dan mineral-mineralnya berukuran kasar. Strukturnya graded bedding artinya struktur sedmennya tersusun oleh perbedaan ukuran butir. Pada gamping terumbu sebagian besar terdiri dari fosil kerang.Dengan adanya fosil kerang dan siput dalam gampng terumbu, hal tersebut membuktikan bahwa daerah tersebut dahulunya merupakan laut. Tetapi karena adanya aktifitas bumi seperti erosi, pelapukan dan deformasi maka yang dulunya berupa lautan sekarang menjadi daratan. Komposisi mineralnya yaitu fragmennya berasal dari fosil yang butirannya berbentuk rounded yang ukurannya 10 mm, matriksnya berasal dari kuarsa yang bentuk butirannya rounded dan berukuran 5 mm. semen pengikatnya adalah silikat dan bentuk butirnya adalah rounded. Sortasi dari gamping terumbu adalah well rounded artinya ukuran butir yang dimiliki batuan ini adalah seragam. Kemasnya tertutup yag berarti fragmen saling bersentuhan, permeabilitasnyapoorly karena saat diuji dengan menggunakan air, daya resapnya terhadap aiar ersebut kurang baik, sedang porositasnya baik. kegunaan batuan ini sebagai bahan bangunan dan lingkungan pengendapannya oksidasi. Vegetasi yang banyak pada daerah ini adalah bambu. Kami berangkat menuju pos 3 pada pukul 09.17 WITA. Kami tiba di pos 3 pada pukul 09.28 WITA.Titik koordinatnya adalah 40 29 13,4 S dan 1190 42 09,2 E. Sampel batuan yang diambil adalah batuan gamping pasiran. Batuan ini adalah salah satu batuan sedimen.Vegetasi yang ada disekitarnya adalah

49

pandan berduri, pohon bambu.Topografinya adalah lereng dan lingkungan pengendapannya adalah reduksi. Pada batuan gamping pasiran, proses terbentuknya akibat proses sedimentasi secara mekanik di laut. Komposisi mineralnya yaitu fragmennya berasal dari kuarsa, matriksnya berasal dari kuarsa dan semen pengikatnya antata kuarsa dan matriks adalah silika.Warna laput gamping pasiran adalah cokelat kehitam-hitaman sedangkan warna segarnya abu-abu tua.Tekstur gamping pasiran adalah klastik kasar, artinya akumulasi fragmen-fragmennya dan mineralnya berukuran kasar. Sortasi dari gamping pasiran adalah well karena ukuranukuran butirannya sejenis. Sedangkan permeabilitas dan porositas berbanding lurus karena sangat baik menyerap air.Kemasnya terbuka karena fragmen saring bersentuhan. Kegunaan dari batu gamping pasiran adalah sebagai bahan baku pembuatan kaca. Proses fosilisasinya terjadi secara replecemen yaitu bagian yang keras organisme diganti oleh berbagai mineral yang semula dari kalsium karbonat diganti oleh silika. Kami berangkat menuju pos 4 pada pukul 10.03 WITA. Titik koordinatnyapos 4 adalah 40 29 13,4 S dan 1190 42 09,2 E. Sampel batuan yang diambil adalah batuan serpih. Batuan ini adalah salah satu jenis batuan sedimen, warna lapuknya coklat kehijauan sedangkan warna segarnya berwarna hijau tai kuda. Tekstur klastik halus yang berarti tekstur fragmen-fragmen dan mineralnya berukuran halus dan berlapi-lapis. Komposisi mineralnya yaitu fragmen-fragmennya berasal dari kuarsa yang butirannya berbentuk angular matriksnya juga berasal dari kuarsa yang berbentuk sub angular, dan semen pengikat antara fragmen dan matriks juga berasal dari kuarsa. Sortasinya well yang berarti tingkat kesegaran atau ukuran butirnya halus/baik. Permeabilitasnya poorly yang berarti kemampuan untuk meloloskan air tidak baik, sedangkan porositasnya well atau baik. Proses fosilisasinya terjadi akibat proses pergantian atau replecemen. Batuan ini sangat mudah hancur karena strukturnya berlapis. Kegunaan dari batuan ini sebagai bahan baku pembuatan kaca. Vegetasi yang ada disekitarnya adalah pohon jati. Kami berangkat menuju pos 4 pada pukul 10.33 WITA.

Jarak menuju pos 5 lumayan jauh, berbeda dengan pos 1, 2,3 dan4. Jalan menuju pos 5 adalah jalanan menanjak sehingga kami cukup kelelahan. Kami tiba di pos 5 pada pukul 11.45 WITA. Titik koordinatnyaadalah 40 30 11,1 S dan 1190 42 12,4 E. Pada pos ini, sampel yang diambil adalah batu gamping kuarsa pasiran.Batu ini adalah salah satu jenis batuan sediment.Vegetasi yang ada disekitarnya yaitu semak

50

belukar.Topografinya pada daerah lembah atau gundukan. Pada batuan gamping kuarsa pasiran proses terbentuknya akibat proses sedimentasi secara mekanik. Komposisi mineralnya yaitu fragmen berasal kuarsa bentuk butirnya rounded, matiksnya juga berasal dari kuarsa, semen pengikat adalah kuarsa. Warna lapuknya putih keabu-abuan sedangkan warna segarnya coklat kemerah-merahan. Teksturnya klastik kasar, sortasinyamedium sorter karena ukuran butirnya tidak sama sedangkan permeabilitas dan porositasnya berbanding lurus karena sangat baik menyerap air. Kemasnya terbuka kegunaan dari batuan ini adalah sebagai bahan baku pembuatan kaca. Kami menuju pos berikutnya pada pukul 12.15 WITA.

Jarak antara pos 5 dan 6 juga lumayan jauh dan menanjak. Selain itu, tidak ada pepohonan di sekitar singkapan, jadi kami sangat kepanasan. Titik koordinat pos 6 adalah 40 30 16,1 S dan 1190 42 05,5 E. Pada pos ini, sampel yang diambil adalah batubara muda yang memiliki warna lapuk coklat muda dan warna segarnya hitam kilap. Jenis batuannya merupakan jenis batuan sediment biokimia. Teksturnya klastik kasar, komposisi mineralnya yaitu fragmennya karbonat, matriksnya karbonat, dan semennya juga berasal dari karbonat. Batubara disusun oleh material organik terutama dari sisa-sisa tumbuhan yang sudah mengalami perubahan.Tetapi, struktur asal masih terlihat dan merupakan penimbunan yang lama dari akumulasi tumbuhan yang besar. Sortasinya very well, permeabilitasnya poorly, sedangkan porositasnya well. Setelah mengambil sampel, kami kembali ke pos 5 dan kami berangkat bersama kelompok lain ke pos 7. Kami berangkat ke pos 7 pada pukul 12.50 WITA. Titik koordinat pos 7 adalah 40 30 23,5 S dan 1190 42 27,2 E dengan vegetasi pohon jati dan topografi berupa daerah landai. Pada pos ini, batuan yang diambil adalah gamping bioterbasi dengan warna lapuk coklat tua, sedangkan warna segar krem susu. Teksturnya klastik kasar, sedangkan strukturnya graded bedding. Komposisi mineralnya yaitu fragmennya beraal dari kuarsa yang bentuk butirannya angular, matriksnya juga berasal dari kuarsa yang bentuk butirannya rounded semennya dari silika. Kemasnya tertutup artinya fragmennya saling

bersentuhan.Kami berangkat menuju pos terakhir pada pukul 13.25 WITA.

Titik koordinat pos 8 adalah4 28' 14,4" S - 119 42' 05,5" E. Pada posini, sampel batuan yang diambil adalah batuan konglomerat.Batuan ini sering mengalami

51

sementasi yang baik, sehingga membentuk batuan yang sangat kompak.Batuan ini adalah salah satu batuan sediment, vegetasi yang ada di sekitarnya adalah pohon bambu, daerah topografinya sungai.Warna lapuk batuan ini adalah abu-abu muda sedang warna segarnya abu-abu tua. Teksturnya klastik kasar, sedang strukturnya cross bedding.Komposisi mineralnya yaitu fragmennya berasal dari pirit matriksnya juga berasal dari pirit.Sedangkan semennya juga bersal dari pirit. Kami menuju pos terakhir pada pukul 15.15 WITA. Titik koordinat pos 9 adalah 40 30 00,4 S dan 1190 43 0,9 E. Pada pos ini, sampel batuan yang diambil adalah batuan beku adalah basalt. Batuan beku berasal dari magma gunung api yang lama kelamaan akan membeku. Vegetasi yang ada disekitanya pohon mangga, jambu dan pohon jati.Daerah topografinya di sungai. Warna lapuk batuan ini coklat keabu-abuan sedangkan warna segar abu-abu muda. Kristalinitasnya holokristalin yang berarti batuan ini tersusun atas mineral-mineral yang berbentuk kristal seluruhnya. Granularitasnya fanerik dimana tiap kristal dari mineral dapat diamati kasat mata. Sedangkan bentuknya very angular yang berarti mempunyai bidang batas yang baik. Relasinya Inequigranular artinya butiran mineralnya tidak sama besar.

Pukul 16.55 WITA, kami semua berangkat menuju base camp dan setelah sampai di base camp, semua praktikan mengatur sampel batuannya dan kemudian beristirahat karena pada pukul 21.00 WITA, akan diadakan asistensi batuan dan perpetaan. Setelah asistensi, seluruh kelompok packing perlengkapan yang diperlukan pada keesokan harinya.

Pada hari kedua, ada 4 pos yang akan di lewati di sekitar sungai Lagolla. Di hari kedua, seluruh kelompok berjalan bersama. Sampel batuan yang diambil adalah sekis hijau. Warna lapuknya adalah hijau tua kehitaman dan warna segarnya adalah hijau. Posisi batuannya adalah 40 28 16,0 S dan 1190 42 07,0 E. Sampel batuannya berada di sekitar pepohonan dan berada pada daerah curam. Berfungsi sebagai bahan interior seperti pada keramik. Proses terbentuknya adalah metamorfisme regional, komposisi mineralnya adalah muscovit (perak) dan chlorite (hijau), teksturnya heteroblastik (grano-nematoblastik), strukturnya foliasi schistose. Batu sekis hijau berasal dari basalt, andesit, tufa dan gabro. Kami menuju pos 2 pada 08.39 WITA.Di pos ke 2, kami tidak mengambil sampel. Kami hanya diperlihatkan singkapan batuan

52

fain kuarsa. Asisten dan dosen hanya memberikan sedikit penjelasan mengenai fain kuarsa. Titik koordinat pos 3 adalah 40 28 14,35 S dan 1190 42 05,0 E. Sampel batuan yang diambil pada pos ini adalah batu kuarsit. Warna lapuknya adalah putih terang dan warna segarnya adalah hijau. Singkapan batuannya berada di sekitar pepohonan dan daerahnya curam.Terbentuk secara regional dan kontak (metamorfosa kontak) dengan komposisi mineral berupa 40% kuarsa, muskovit (hijau), biotit, K feldspar dan mineral biji (coklat). Beberapa batu mengalami foliasi ketika ada suhu dan tekanan metamorfosa. Teksturnya granoblastik dan tipe mozaik, strukturnya massive.

Dan pos terakhir adalah pos ke 4. Sampel batuannya adalah batu rijang. Warna lapuknya coklat dan warna segarnya coklat dan hitam.Posisi batuannya adalah 4 0 28 14,2 S dan 1190 42 05,0 E. Berada di sekitar daerah pepohonan dan daerahnya curam. Dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll. Terbentuk secara kimia dan organik serta terbentuk di laut dalam dengan komposisi mineral berupa silika. Teksturnya non klastik, strukturnya stratified, skala Mosh antara 4-6, mengandung karbonat, warna umum dari batu rijang adalah coklat, merah,ungu dan hitam. Terbagi menjadi 2 yaitu jasper dan clint. Dikatakan jasper apabila batu rijangnya berwarna terang (terbentuk di laut dalam bagian atas) dan dikatakan clint jika batu rijangnya berwarna gelap (terbentuk di laut dalam bagian bawah). Yang memnjadi bukti bahwa batu rijang terbentuk di laut dalam adalah terdapat fosil (skeleton). Seluruh praktikan berangkat menuju base camp pada pukul 10.10 WITA.

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum Geologi Dasar di Dusun Banga-bangae, Desa Anabanua, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, dapat di simpulkan bahwa :

53

1. Ada tiga jenis batuan yang di temukan di Kabupaten Barru yaitu Batuan Sedimen ( Batu Gamping Kuarsa, Batu Gamping Terumbu, Batu Gamping Pasiran, Batu Gamping Bioturbasi, Batu Serpih, Batu Pasir Kuarsa, Batu Bara, Batu Konglomerat, Batu Rijang ), Batuan Beku ( Batu Basaltik ), Batuan Metamorf ( Sekis Hijau dan Batu Kuarsit ). 2. Materi asistensi yang di aplikasikan selama di lapangan antara lain menentukan lokasi pengendapan batuan dengan menggunakan kompas bidik ( resection dan Intersection ). 3. Metode navigasi darat dilakukan dengan menggunakan alat berupa kompas bidik, peta dan protactor.

V.2 Saran

V.2.1 Saran untuk Laboratorium

1. Sebaiknya medan untuk praktikum geologi dasar selanjutnya lebih banyak jenis batuannya agar praktikan dapat mengamati dan mengetahui lebih banyak macam batuan. 2. Sebaiknya peralatan praktikum lapangan lebih di lengkapkan lagi agar praktikan tidak kualahan mencari peralatan yang kurang.

V.2.2 Saran Untuk Asisten

1. Kanda Basdar Purwansah BS S,Si. Sebaiknya kakak lebih profesional dan konsisten dengan apa yang kakak bilang dan terhadap jadwal asistensi. Sebaiknya kakak lebih memperhatikan kesanggupan dan kesempatan praktikan sebelum menentukan jadwal asistensi dan asistensi sebaiknya tidak di adakan secara mendadak. Sebaiknya kakak memberikan kebijakan kepada praktikan jika ada praktikan yang terlambat datang asistensi selama praktikan memberikan alasan yang jelas. Sebaiknya kakak tidak memberikan tugas terlalu banyak kepada praktikan kalau bisa praktikan tidak usah di minus jika ada kesalahan.

54

2. Kanda Syamsuriadi Sebaiknya kakak memberikan kesempatan pada praktikan jika ada praktikan yang terlambat datang asistensi selama praktikan memberikan alsan yang logis. Sebaiknya kakak tidak mempersulit praktikan saat asistensi dan jika ada yang tidak di ketahui oleh praktikan sebaiknya langsung diberi penjelasan bukan di beri tugas. Profesionalitasnya ke praktikan di pertahankan kak.

3. Kanda Dedy Ismanto Hadi, S.Si. Sebaiknya kakak bisa lebih tegas kepada praktikan saat asistensi agar praktikan bisa labih serius. Sebaiknya kakak meluangkan waktunya ke Lab.Geofisika agar praktikan juga bisa bertemu dan bercakap dengan kakak.

4. Kanda Muh. Fawzy Ismullah Pertahankan sikap komunikatif dengan Praktikan kak. Sebaiknya saat asistensi kakak bisa lebih serius agar praktikan juga serius. Sebaiknya kakak bisa menerima alasan praktikan jika terlambat asistensi selama alasan tersebut masuk akal dan jelas. Terima kasih untuk kebijakan yang kakak berikan kepada praktikan.

55

Anda mungkin juga menyukai