Anda di halaman 1dari 22

Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain: 

a. Kwarsa (Quartz)

Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral yang
banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena adanya pengotoran dari
unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal prismatic hexagonal, tidak mempunyai
belahan, pecahannya: conchoidal, kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini,
terdapat garis-garis mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering
berwarna jernih atau putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya, memberikan
warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan, ungu (amnetis), coklat dan
lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik, karena merupakan mineral yang
menghablur terakhir dari magma, sehingga terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-
rongga sisi yang terdapat diantara kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih
dahulu. 

b. Feldspar
Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi sebagai
Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim Monoklin/Triklin terlihat
belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2 golongan, yaitu: 

1. Potash Felspar (K Al Si3O8) 

Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat atau
merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik, tidak ada
striasi (garis-garis paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama
unsur K (Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu, kemerahan, belahan dua
arah, kekerasan 6, bersifat asam. 

2. Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8 

Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua arah
ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang dapat dilihat
dibawah loupe, lebih-lebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah
menjadi Serisit, Kaolinit atau Epidot. 

Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu: 

a. Albit 
b. Oligoklas 
c. Andesin 
d. Bitownit 
e. Labradorit 
f. Anorthit 

Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan


mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas. Anortit,
Bitonit disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8
kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih abu-abu dan secara optic
Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari mineral-mineral Albit, Oligoklas,
Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit. 

c. Feldspatoid 

Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan tidak
cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral ini tidak
terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri atas beberapa mineral,
antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan
bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit).
Warna abu-abu. Bentuk berisi 6 atau bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan. 
d. Mika (Glimmer) 

Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit. 

1). Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3 O10). Mudah
dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-helaian yang sangat
tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat muda, kilap
vitreum, kekerasan 2-3. 

2). Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2 AlSi3 O8.
Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam, tidak transparan,
fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3. 

3). Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai. 

e. Amfibol 

Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya


Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2. Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan tiga,
agak panjang dengan belahan dua arah menyudut kira-kira 900. Merupakan kumpulan
mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi delapan. Warna : coklat tua hingga
hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah Hornblende. 

f. Piroksen 

Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4
dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk
prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang
kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam.
Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang
paling banyak terdapat ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3. 

g. Olivin 

Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat dalam batu
Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk pertama-tama dari
magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan. Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan
concoidal (seperti kerang). Kekerasan 6,5 - 7. 

h. Kalsit 

Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah
berbentuk Rombuder, susunan kimianya CaCO3. 

i. Grafit

Mineral ini  unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan
ubahan.
Macam-macam Batuan Berdasarkan Proses Pembentukannya |

Kulit bumi terbentuk dari berbagai jenis batuan yang mengalami proses-proses alamiah
selama berjuta-juta tahun. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan.

A. BATUAN BEKU
Batuan beku merupakan batuan keras yang terbentuk dari magma yang keluar dari perut
bumi dan membeku karena mengalami proses pendinginan. Karena itu, batuan beku juga
disebut sebagai bekuan.

Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat magma yang keluar membeku, yaitu
sebagai berikut.
1. Batuan Beku Dalam. Batuan beku dalam atau batuan beku plutonik terbentuk karena
proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan
ini terjadi secara lambat, sehingga biasanya berbentuk kasar dan mengkristal atau
holokristalin. Contohnya, magma mengalir dan meresap ke dalam lapisan-lapisan bumi
bagian dalam dan membeku di situ. Contoh batuan beku dalam antara lain sienit, granit,
diorit, dan gabro.
2. Batuan Beku Luar. Batuan beku luar atau batuan beku vulkanik terbentuk karena
adanya proses pembekuan magma pada permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan
batuan ini terjadi secara cepat, sehingga bentuknya halus dan tidak mengkristal atau
kristalnya sangat halus. Contoh batuan beku dalam antara lain obsidian, liparit, trachit, desit,
andesit, dan basalt.
3. Batuan Beku Korok. Batuan beku korok terbentuk karena proses penyusupan magma
pada celah-celah litosfer bagian atas dan kemudian membeku. Oleh karenanya, posisi batuan
beku korok biasanya dekat dengan permukaan bumi. Batuan beku jenis ini juga mengkristal.
Beberapa contoh batuan beku korok antara lain porfir granit, porfir diorit, dan ordinit.

B. BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami erosi di
tempat tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan sedimen biasanya berlapis-
lapis secara mendatar. Di antara batuan ini, seringkali ditemukan fosil-fosil. Batuan sedimen
dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sedimen klastis, kimiawi, dan
organik.
1. Batuan Sedimen Klastis. Batuan sedimen klastis terbentuk karena pelapukan atau
erosi pada pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah
dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan kimia dan
warna batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya. Contoh batuan sedimen
klastis antara lain batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.
2. Batuan Sedimen Kimiawi. Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena pengendapan
melalui proses kimia pada mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang
larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk stalaktit dan stalagmit di gua
kapur. Contoh batuan sedimen kimiawi lainnya adalah garam.
3. Batuan Sedimen Organik. Batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik
terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pengendapan di
tempat tertentu. Contohnya, batu karang yang terbentuk dari terumbu karang yang
mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.
C. BATUAN MALIHAN (BATUAN METAMORFOSIS). 
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah berubah
wujud. Karena itu, batuan malihan disebut juga batuan metamorfosis. Batuan malihan dapat
dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut.
1. Batuan Malihan Kontak. Batuan malihan kontak atau thermal terbentuk karena
adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia karena intrusi
magma. Contohnya, batu marmer yang berasal dari batu kapur.
2. Batuan Malihan Dinamo. Batuan malihan dinamo, merupakan batuan yang
terbentuk karena adanya tekanan yang besar disertai pemanasan dan tumbukan.
Tekanan dapat berasal dari lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka
waktu lama. Contohnya batu sabak yang berasal dari tanah liat. Contoh lainnya
batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan di daerah rawa-rawa
(tanah gambut).
3. Batuan Malihan Thermal-Pneumatolik. Batuan malihan thermal-pneumatolik,
merupakan batuan yang terbentuk karena adanya zat-zat tertentu yang memasuki
batuan yang sedang mengalami metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, permata,
dan topaz

Klasifikasi Batuan
Berdasarkan proses terjadinya batuan dibedakan menjadi tiga bentuk yakni :

BATUAN BEKU
Terjadi dari magma (batuan cair) yang mengalami proses pendinginan,kemudian
membeku. Berdasarkan tempat pembekuan batuan beku dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1.Batuan beku dalam. :


pembekuannya terjadi di dalam,jauh dibawah permukaan bumi.Proses pendinginannya
sa ngat lambat.Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan
sempurna serta kompak.
struktur mineral seperti itu disebut Struktur plutonik atau granites(holokristalin)Batuan
beku dalam disebut batuan Abisis.Contoh batuan granit,diorit,sienit ,dan gabro.

2.Batuan beku gang atau korok atau hipabisis.


Sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-
sela pipa-pipa gunung api,kemudian menjadi dingin dan membeku.Proses pemekuannya
relatif lebih cepat,sehingga hablur-hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak sekompak bayuan
beku dalam.Struktur batuan beku gang disebut Struktur porfiris.Contoh
:Granit,porfirisdiorit,porfiris sienit,dan porfiri.

3.Batuan beku luar atau batuan beku effusive.:


Batuan beku macam ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi,kemudian
membeku.Proses pembekuannya cepat sekali,sehingga dapat terbentuk
kristal(hablur)Misalnya pada tekstur porfiritik.

BATUAN SEDIMEN

Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran oleh
pengaruh cuaca,kemudian diangkat oleh tenaga alam seperti air,angin,gletser,dan diendapkan
di tempat lain,sehingga terbentuk batuan sedimen.
Berdasarkan proses terjadinya batuan sedimen dibedakan atas :

a.Batuan Klastik atau Mekanik 


yang terbentuk dari gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung melalui air
hujan lalu diangkut oleh arusd sungai dan kemudian diendapkan di daereah hilir dalam
bentuk pasai yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal.Ini berarti
pengendapan itu melalui proses mekanik
.
Contoh batuan klatik yaitu :
1.breksi
2.klonglomerat
3.pasir
4,tanah liat.

b.Batuan sedimen kimiawi.


terbentuk melalui proses kimiawi,seperti yang terjadi pada batu kapur di bagian atap
gua kapur.Batu kapur yang diresapi air hujan yang mengandung karbondioksida akan larut
dalam bentuk larutan kapur.Sebagian larutan itu menetes dari atap gua dan jatuh kr dasar gua
yang kering,sebagian lagi menempel pada bagian atas gua sehingga terbentuklah endapan
kapur sebagai sisa penguapanair kapur pada saat larutan itu menetes.Terbentuklah stalaktit
dan stalakmit yang merupakan contoh batuan kimiawi.

c.Batuan organis,
dibentuk dari penumpukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan.contoh batu karang

   Berdasarkan tenaga pengangkutnya(medianya) batuan sedimen terbagi atas :

a.sedimen akuatis,diendapkan oleh air.contoh batu pasir,tanah liat.


b.sedimen aeolis (aeris)diendapkan oleh angin(udara).contoh tnah loss,tanah pasir.
c.sediemn glasial diendapkan oleh gletser.contoh batuan morena.

   Berdasarkan tempat diendapkannya dibedakan menjadi :

a.sedimen terestris diendapkan didarat.contoh:batu tuf,batu pasir,tanah loss


b.sedimen marine diendapkan di laut,contoh:batu karang,batu garam
c.sedimen fluvial diendapkan disungai,contoh:pasir,tanah liat.
d.sedimen limnis diendapkan di dnau/rawa,contoh tanah rawa dan tanah gambut.
e.sediemn glasial diendapkan di daerah ber es ,contoh batu morena.

BATUAN METAMORF

c,Batuan metamorf
adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses metamorfosis yaitu suatu
proses yang dialami batuan asal akibat tekan dan suhu yang sama-sama meningkat.
Batuan metamorfosis diklasifikasikan sebagai berikut.

a.batuan metamorfik termik(kontak):


adalah batuan yg terbentuk karean kanikan suhu.Misalnya batuan kapur berubah
menjadi marmer/pualam. Contoh:tambang marmer di Ciputat ,bandung dan Tulungagung
.
b,batuan metamorf dinamik :
adalah batuan yang terbentuk akibat tekanan datri lapisan di atasnya dalam waktu yang
lama.Batuan metamorf dinamik disebut juga batuan metamorf kinetis. Contoh batu
tulis(sabak) yang berasal dari tanah liat.

c.batuan metamorf kontak pneumatolotik 


adalah batuan yang terbentuk akibat adanya penembagan suhu disertai menyusupnya
unsur-unsur lain(zat lain). Contoh:kuarsa yang dalam proses metamorfosisnya disusupi unsur
boron akan menghasilkan  turmalin,sedangkan jika disusupi fluorium akan
menghasilkan topas.

PROSES DAN HASIL TEKTONISME

Pengertian Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara
horizontal maupun vertikal. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme
dibedakan atas epirogenesa dan orogenesa.

Pengertian Epirogenesa
Epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal
akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta
meliputi wilayah yang sangat luas. Gerakan epirogenesa dibagi menjadi dua sebagai berikut.

 Epirogenesa positif, yaiu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah
mengalami kenaikan.
 Epirogenesa negatif, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah
mengalami penurunan.

Orogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat
pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat serta meliputi
wilayah yang sempit. Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik.
Berdasarkan bentuknya, proses tektonisme dibedakan atas patahan dan lipatan.

Lipatan, terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat hat (plastis) sehingga
permukaan bumi mengalami pengerutan. Bagian yang terlipat ke atas dinamakan punggung
lipatan (antiklinal), sedangkan yang melipat ke bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal).
Jenis-jenis lipatan sebagai berikut.

 Lipatan tegak (symmetrical folds), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama
atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
 Lipatan miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama.
 Lipatan menutup (recumbent folds), terjadi tenaga tangensial saja yang bekerja.
 Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal dan satu arah.
 Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pada sepanjang kerak bumi.

Patahan, terjadi akibat tenaga endogen yang relatif cepat, baik secara vertikal maupun
horizontal. Jenis-jenis patahan sebagai berikut.

 Tanah naik (horst), yaitu dataran yang terletak lebih tinggi dan daerah sekelilingnya,
akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi akibat gerak tektogenesa
horizontal memusat, yaitu tekanan dan dua arah atau lebih yang menimbulkan kerak
bumi terdorong naik.
 Tanah turun (graben/slenk), yaitu kenampakan dataran yang letaknya lebih rendah
dan daerah di sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Graben terjadi
karena tarikan dan dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.
 Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan
hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi dua, yaitu dekstral dan
sinistral. Dekstral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita
bergeser ke kanan. Sinistral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depari
kita bergeser ke kiri.
 Blok mountain, yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa patahan. Blok
mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk retakan-retakan di suatu
daerah, ada yang naik dan ada yang turun dan ada pula yang berbentuk miring
sehingga terbentuk komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok
lithosfera.

Bentuk muka bumi dan bentuk patahan dan lipatan di antaranya sebagai berikut.

Pegunungan
Pegunungan adalah kumpulan dan gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi
seolah-olah bergelombang dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut.
Contoh dua deretan pegunungan di Indonesia, yaitu

 Sirkum Pasifik, yang melalui Sulawesi, Maluku, Papua, dan Halmahera.


 Sirkum Mediterania

Busur dalam (vulkanis) yang melalui Sumatera, Jawa, Bali, Tombok, Sumbawa, Flores,
Solor, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepulauan Banda, dan berakhir di Pulau
Ambon.

Busur luar (non vulkanis), yang melalui P. Simelue,


1. Nias, P. Bath, P. Mentawai, Enggano, tenggelam disebelah selatan P. Jawa, Sawu
Roti, Timor,

Kep. Leti, Sermata, Kep. Barbar, Kep. Tanibar,

Kep. Watubela, Kep. Laut Seram, Manipa, Baru, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

Dataran tinggi
Dataran tinggi adalah daerah datar yang berada pada ketinggian di atas 700 m. Dataran ini
bisa terbentuk dan daratan rendah yang mengalami pengangkatan dengan bentuk datar.
Meskipun saat ini pada umumnya dataran tinggi sudah mengalami erosi, namun sisa-sisa
erosi yang merupakan puricak-puncak tertinggi mempunyai ketinggian yang sama. Misalnya
Dataran Tinggi Bandung di Jawa Barat, Dataran Tinggi Karo di Sumatera Utara, Dataran
Tinggi Dekan di India, Dataran Tinggi Yura di Perancis, dan Dataran Tinggi Gayo di Aceh.

Plato atau plateau


Bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relatif rata dan
telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa Tengah, dan Plato Madi di
Kalimantan.

Depresi
Depresi adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang
memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya, Depresi Jawa
Tengah dan Lembah Semangka.

Palung laut
Palung laut adalah bagian luar bumi yang terdapat di dasar Taut dengan kedalaman lebih dan
5.000 meter. Bentuknya memanjang dan sempit sebagai akibat dan proses penenggelaman
yang terus-menerus. Misalnya, Palung Laut Mindanau dan Palung Laut Kai.

Lubuk laut
Proses pembentukan lubuk Taut sama dengan palung laut, hanya berbeda pada bentuknya
saja, yaitu yang membulat dengan kedalaman juga lebih dan 5.000 meter. Misalnya, Lubuk
Laut Sulu dan Lubuk Laut Banda.

Punggung laut
Bentuk dan punggung laut dapat digambarkan seperti bukit di dasar laut. Sebagian dan
punggung laut ada juga yang muncul di atas permukaan air laut. Misalnya, Pimggung Laut
Sibolga dan Punggung Laut Snelius.

Ambang laut
Ambang laut adalah pembatas pada dasar laut yang memisahkan dua laut dalam. Misalnya,
Ambang Laut Sulu dan Selat Gilbatar.

Shelf
Shelf adalah bagian Taut yang dalamnya kurang dan 200 meter. MisaTnya, SheTf Laut Jawa
dan Laut Arafuru.
VULKANISME

Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dan lapisan dalam litosfera yang bergerak ke
lapisan yang lebth atas atau keluar ke permukaan bumi (dalam arti luas). Pergerakan magma
sebagai ciri aktivitas magma dibedakan sebagai berikut.

Bentuk-bentuk intrusi magma :


 Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari dapur magma, terjadi karena
penurunan suhu yang lambat.
 Lakolit, yaitu magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga cembung, sedangkan alasnya rata.
 Sill, yaitu lapisan magma tipis yang menyusup di antara lapisan batuan di atas, datar
di bagian atasnya.
 Gang, yaitu batuan dan intrusi magma yang memotong lapisan batuan yang berbentuk
pipih atau lempeng.
 Apofisa, yaitu cabang dan irupsi korok (gang).
 Diatrema, yaitu batuan yang mengisi pipa letusan.

Ekstrusi magma adalah kegiatan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma
merupakan kelanjutan dan intrusi magma. Bahan yang dikeluarkan pada saat terjadi proses
ekstrusi magma, terutama ketika terjadi letusan gunung api adalah dalam bentuk material
padat yang disebut eflatalpirokiastik dan dalam bentuk cair berupa lava dan lahar, serta dalam
wujud gas, seperti belerang, nitrogen, gas asam

Menurut bentuknya, ekstrusi magma dibedakan menjadi tiga


sebagai berikut.
 Ekstrusi sentral, yaitu magma keluar melalui sebuah saluran magma (pipa kawah)
dan membentuk gunung-gunung dan letaknya tersendiri. Ekstrusi melahirkan tipe
letusan gunung api. Misalnya, Gunung Krakatau dan Gunung Vesuvius.
 Ekstrusi linier, yaitu magma keluar melalui retakan atau celahan yang memanjang
sehingga mengakibatkan terbentuknya deretan gunung api yang kecil-kecil di
sepanjang retakan itu. Misalnya, Gunung Api Laki di Pulau Eslandia dan deretan
gunung api di Jawa Barat dan Jawa Timur.
 Ekstrusi areal, yaitu magma keluar melalui lubang yang besar, karena magma
terletak sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga magma menghancurkan dapur
magma yang menyebabkan magma meleleh keluar ke permukaan bumi. Misalnya,
Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya 10.000 km2.

Hasil dan proses vulkanisme, yaitu berupa gunung dan berupa bentuk fenomena alam pasca
vulkanik atau fenomena alam setelah terjadi letusan.

Gunung
Gunung adalah bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang
berdiri sendiri dan terdiri atas satu puncak tertinggi yang dibatasi oleh lereng. Gunung juga
merupakan bukit yang besar yang bentuknya lebth runcing dan lebih tinggi dan permukaan
bumi di sekitarnya. Gunung terbentuk oleh adanya gerakan magma atau ekstrusi magma
dalam bumi dan kantung/dapur magma sampai lapisan permukaan bumi. Ekstrusi magma
inilah yang melahirkan gunung api.

Gunung api biasanya masih aktif artinya gunung tersebut sewaktu-waktu dapat
mengalami letusan-letusan. Contoh gunung api di Indonesia yang dapat dijumpai di antaranya
yang berada di daratan adalah Gunung Slamet di Jawa Tengah, Gunung Merapi di
Yogyakarta, sedangkan gunung api di laut misalnya, Gunung Krakatau di Selat Sunda. Selain
gunung api yang masih aktif juga terdapat gunung yang tidak aktif atau ada yang menyebut
gunung “tidur”, artinya gunung tersebut sudah tidak mengeluarkan lagi material vulkan baik
padat maupun cair. Contoh gunung yang tidak aktif adalah Gunung Ciremai di Jawa Barat,
Gunung Lawu di Jawa Tengah, dan Gunung Salak di Bogor.

Fenomena alam pasca vulkanik


Beberapa fenomena alam pasca vulkanik sebagai berikut.

Mata air panas (air thermal) dan air mineral

Jenis air ini banyak dimanfaatkan sebagai sumber air mineral yang dikonsumsi dalam
bentuk kemasan yang telah banyak dijumpai di depot air isi ulang atau dijual bebas. Mata air
yang terkenal antara lain mata air panas Baturaden di Purwokerto, Ciater di Bandung, dan
Sangkan Hurip di Kuningan.

Sumber gas (ekskalasi)

Sumber gas ini dapat keluar dalam bentuk sebagai berikut.

Solfatar, yaitu sumber gas belerang. Kenamp akan ini banyak dijumpai di kawah-kawah
puncak gunung api yang masih aktif. Misalnya, di kawah puncak Gunung Bromo dan kawah
puncak Gunung Merapi DIY.

Fumarol, yaitu sumber gas uap air. Sumber gas ini sama seperti solfatar. Fumoral dapat
dijumpai pada gunung api yang masih aktif.
Mofet, yaitu sumber gas asam arang. Sama seperti fumarol dan solfatar, mofet juga dapat
dijumpai pada gunung api yang meletus. Mofet dan belerang merupakan dua gas yang
berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kematian.

Mata air geyser

Mata air geyser ditemukan di daerah vulkan aktif. Geyser merupakan mata air tanah
yang memancar sewaktu-waktu dalam celah batuan atau bekas kantong magma akibat
dorongan gas dan dalam. Geyser tidak akan nampak jika kandungan air tanah pada daerah
tersebut habis, namun pada saat terisi air akan muncul kembali. Fenomena ini dapat kamu
jumpai di Plato Dieng Jawa Tengah.

Hasil Dari Proses Gempa


Gempa bumi berdasarkan faktor penyebabnya dibedakan sebagai berikut.

Gempa tektonik

yaitu gempa yang mengiringi gerakan tektonik (retakan dan patahan) secara mendadak.
Ini terjadi jika terbentuk patahan-patahan baru atau terjadi pergeseran di sepanjang patahan
akibat aktivitas di dalam kerak bumi. Sebagian besar gempa yang terjadi di bumi merupakan
gempa tektonik.  Di Indonesia pergerakan kulit bumi sering terjadi di daerah bagian barat,
seperti Sumatera, selatan Pulau Jawa hingga Timor. Jalur wilayah iril merupakan jalur yang
rawan dengan gempa bumi. Gempa bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya
diikuti dengan gelombang besar (tsunami) Semakin besar gempa bumi semakin besar pula
kemungkinan timbul tsunami. Untuk itu bagi kamu yang berada di kawasan pantai atau
tinggal di pantai, bila teijadi gempa bumi segeralah menghindar dan pantai, carilah tempat
yang lebih tinggi. Tsunami yang pernah terjadi di Alor, Jawa Timur, dan NAD berlangsung
kurang dan setengah jam setelah terjadinya gempa bumi.

Gempa vulkanik

yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi. Gempa vulkanik terjadi
sebelum dan selama letusan gunung terjadi, Biasanya getaran yang ditimbulkan hanya
terdapat di sekitar gunung api saja, untuk tempat yang jauh sekali dan gunung api tidak akan
terasa getaran yang ditimbulkan.

Gempa runtuhan

yaitu gempa yang terjadi karena  runtuhan. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat
banyak rongga-rongga di bawah tanah. Karena tidak kuat menahan atap rongga maka
teijadilah runtuhan yang akhirnya mengakibatkan gempa. Misalnya, daerah kapur yang
terdapat banyak gua-gua dan sungai bawah tanah, dan di daerah pertambangan yang terdapat
rongga-rongga di bawah tanah akibat dan penggalian bahan-bahan tambang.

Gempa buatan

yaitu gempa yang teijadi akibat ulah manusia. Contoh dan gempa jenis mi adalah
adanya gempa yang diakibatkan peledakan bom. Bom besar dapat membuat getaran yang
amat kuat sehingga mampu menghancurkan benda-benda di sekeliling kita.

Gempa menurut letak terjadinya


 Gempa episentrum, yaitu gempa yang terjadi di tepi kerak/lempeng samudra maupun
lempeng benua.
 Gempa hiposenstrum, yaitu gernpa yang terjadi pada kedalaman tertentu pada
lempeng samudra maupun lempeng benua.
 Gempa berdasarkan hiposentrurn (kedalaman pusat gempa), dibedakan sebagai
berikut.
 Gempa dangkal, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang dan 60 km.
 Gempa intermediet/menengah, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara
60 km-300 km.
 Gempa dalam, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya lebih dan 300 km.
 Gempa berdasarkan bentuk episentrum (jarak pusat gempa di permukaan burni),
dibedakan sebagai berikut.
 Gempa sentral
 Gempa linier

Pergerakan tenaga endogen mempunyai dampak terhadap kehidupan, baik dampak positif
maupun dampak negatif.

Dampak positif
Dampak positif tenaga endogen bagi kehidupan sebagai berikut.
Kawasan tangkapan air hujan (catchment area) Kawasan tangkapan air hujan
merupakan wilayah yang banyak menerima curah hujan dan mampu menyimpan serta
mengeluarkannya pada musim kemarau ke daerah yang lebih rendah berupa air   Kawasan mi
memberikan arti penting bagi ketersediaan sumber air di wilayah bagian bawah. Kawasan
Bogor dan Puncak Cianjur merupakan contoh kawasan catchment area bagi sumber air di 
Jakarta. Kawasan pengunungan Dieng Menjadi catchment area bagi wilayah Purbalingga,
Banjarnegara, dan Wonosobo. Suatu kawasan disebut catchment area jika ditumbuhi tanaman
besar yang mampu menyimpan dan menyerap air hujan, dan berada di wilayah yang lebih
tinggi.

Sumber bahan tambang dan sumber daya mineral. Jika kamu pernah berkunjung ke
daerah lereng Merapi terutama arah barat daya, di sana kamu akan banyak menjumpai
penambangan batu dan pasir pada daerah aliran sepanjang sungai, seperti Kali Putih dan Kali
Boyong. Bath dan pasir yang mereka gali merupakan material yang dihasilkan oleh adanya
proses vulkanisme terutama pada saat terjadi letusan Gunung Merapi. Tentu, bahan galian di
sekitar lereng Merapi juga akan dijumpai sama pada daerah lain ketika terjadi letusan gunung
api. Selain itu, bahan tambang mineral, seperti emas, perak, bijih besi, aluminium, dan bahan
tambang lain banyak terbentuk pada daerah-daerah rekahan pertemuan lempeng.

Pusat tenaga listrik


Sebagai pusat tenaga listrik, yaitu melalui pembangkit listrik tenaga uap (panas bumi).
Air yang meresap ke dalam tanah yang cukup dalam akan bersentuhan dengan batuan yang
masih panas. Akibatnya, air berubah menjadi uap yang panas. Uap kemudian mengumpul dan
terperangkap di dalam suatu rongga di bawah tanah. Uap tersebut tekanannya sangat tinggi
dan apabila dikeluarkan ke permukaan bumi akan mempunyai daya dorong yang kuat.
Tenaga inilah yang menggerakan turbin tenaga listrik. Contoh pembangkit listrik tenaga uap
adalah PLTU Paiton di Jawa Timur.

Tempat habitat berbagai jenis flora dan fauna


Hewan di wilayah Indonesia bagian barat dan timur memiliki perbedaan jenis.
Perbedaan tersebut sebagai akibat proses geologi yang memisahkan daratan Indonesia yang
pada mulanya merupakan satu daratan yang sama dengan sebutan Pangaea. Hewan di
kawasan timur Indonesia memiliki persamaan dengan hewan di kawasan Australia sedangkan
hewan di kawasan barat Indonesia mempunyai persamaan dengan kawasan Asia.

Tempat pariwisata dan laboratorium alam


Sebagai tempat pariwiSata dan laboratorium alam, misalnya puncak Gunung Bromo
yang digunakan sebagai tempat pariwisata alam. Tempat yang lain misalnya, Plato Dieng dan
Laboratorium Geologi Alam Karang Sambung di Kebumen Jawa Tengah.

Dampak negatif
Dampak negatif tenaga endogen bagi kehidupan sebagai berikut.

Letusan gunung api merupakan bencana bagi masyarakat sekitar karena dapat
menghancurkan danmembakar hutan yang ada di lereng gunung berapi. Semburan awan
panasnya dapat menghanguskan mahluk hidup yang ada di sekitarnya. Erupsi atau letusan
gunung berapi tidak dapat dicegah. Gunung merapi sewaktu-waktu dapat meletus. Manusia
tidak dapat mencegah bencana gunung berapi, tetapi manusia dapat berusaha agar korban
jiwa yang diakibatkan letusan gunung berapi dapat dikurangi. Usaha-usaha untuk
menanggulangi banyaknya bencana alam gunung berapi antara lain sebagai berikut.
 Pembuatan peta bencana alam gunung berapi. Peta tersebut diharapkan akan menjadi
petunjuk wilayah aman erupsi.
 Pembuatan dam penahan lahar, hal ini sangat membantu agar letusan gunung berapi
berupa lahar dapat tertahan oleh dam, seperti yang ada di lereng Merapi.
 Pengadaan sirine dan pengeras suara untuk menginformasikan kepada masyarakat
dengan segera bila terjadi erupsi gunung berapi.

Gempa bumi merupakan bencana alam yang dahsyat. Bencana ini dapat
menghancurkan bangunan, seperti perumahan, gedung, jembatan, bendungan, dan
sebagainya. Bahkan akan lebih menakutkan lagi jika gempa bumi diikuti tsunami. Apa yang
kamu rasakan ketika ada pohon besar tumbang jatuh ke tanah? Apa yang terasa ketika
didekatmu ada truk sedang menurunkan batu-batu besar secara mendadak? Bumi bergetar
bukan? Bumi akan bergetar lebth kuat apabila kerak bumi yang merupakan batuan kulit bumi
bergerak tiba-tiba. Gempa bumi dapat berakibat kerusakan pada bangunan-bangunan buatan
manusia. Gempa bumi ringan hanya menimbulkan kepanikan, tetapi gempa bumi yang kuat
dapat merobohkan rumah, gedung, jembatan, dan bahkan bendungan.

Upaya mengurangi korban gempa bumi harus dilakukan mitigasi bencana gempa, yaitu
tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh bahaya gempa sebelum bahaya
gempa itu teiadi. Salah satu mitigasi bepcana gempa, yaitu dapat berupa informasi jalur
gempa dan para ahli agar penduduk pada jalur tersebut dapat lebih waspada. Selanjutnya, di
wilayah gempa, masyarakat dihimbau membangun bangunan rumah tahan gempa. Di Jepang
yang merupakan daerah rawan gempa, rata-rata penduduk membangun rumah tahan gempa.
Rumah tahan gempa di Jepang umumnya dibangun dengan konstruksi kayu, tempat tidur di
bawah, meja pendek, dan beberapa perangkat rumah tangga dibuat pendek.

PROSES EKSOGENIK
Proses Eksogenik adalah proses yang di kontrol atau di sebabkan oleh energi dari luar
bumi, proses ini bermacam-macam bentuknya, dan yang saya bahas kali ini ada 3 yaitu:
a. Proses pelapukan batuan
b. Proses erosi dan sedimentasi
c. Proses gerakan masa

1. Proses Pelapukan Batuan


Pengertian = Proses perubahan batuan menjadi tanah (soil / regolith) baik secara fisik
ataupun mekanik (desintegration) maupun oleh proses kimia (dekomposition) yang
menyebabkan terbentuknya mineral mineral baru (untuk proses dokomposotion)

Pembagian, di bagi menjadi 2 :

- Pelaukan mekanik/desintegrasi/fisik
Merupakan proses hancurnya batuan secara mekanik/fisik (fisiknya yang berubah), di
sebebkan oleh pemuaian dan penyusutan batuan akibat perubahan suhu yang besar/signifikan,
dan juga bisa di sebabkan oleh kegiatan organisme makhluk hidup.
contoh:
merambatnya akar tanaman, injakan binatang, kegiatan manusia yang bisa di sebut sebagai
pelapukan biomekanik dan biofisik.
Mengkulit bawang (spheroidal weatering) - akibat suhu
(http://zonangelmu.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-jenis-jenis-pelapukan.htm)

Pelapukan oleh tumbuhan (biological weatering)


- Pelapukan kimia/dekomposisi
Pelapukan ini merupakan proses hancurnya batuan karena perubahan mineralnya (komposisi
kimianya), di sebabkan oleh air hujan yang melarutkan gas CO2, dari atmosfer, sehingga
setibanya di bumi menjadi asam karbonat.
Dalam pelapukan kimia di bagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Hidrasi, proses terbentuknya/terserapnya molekul-molekul air dalam suatu mineral,
sehingga terbentuk mineral-mineral baru yang mengandung air kristal
contoh:
CaSO4 + 2H2O → CaSO4 2H2O
(Anhidrit)                                (Gipsum)
2 Fe2O3 + 3H2O → 2 Fe2O3 3H2O
(Hematit)                               (Limonit)

2. Hidrolisis, proses pebentukan ion hidroksil yang kemudian berperan dalam reaksi kimia,
pada umumnya terjadi pada pelapukan feldpar dan mika
contoh:
K Al Si3O8 + 2 H2O →  H Al Si3O8 + KOH
(Ortoklas)                       (Asam sllisik alumina)
Asam sillisik alumina bersifat tidak stabil dan dapat berubah menjadi silika koloidal dan
senyawa kompleks koloidal yang pada kondisi tertentu dapat merubah menjadi mineral
lempung.
3. Pencucian/leaching, proses berubahnya dan berpindahnya komponen-komponen kimia
suatu batuan atau mineral oleh larutan, yang mudah mengalami proses ini adalah batu
Gamping, Dolomit dan Marmer.
Contoh:
CaCO3 + H2O + CO2 → Ca (HCO3)2 
(Kalsit)    (Asam Karbonat)     (Kalsium hidrokarbonat)

4. Oksidasi, proses penambahan valensi atau pengurangan valensi negativ, dapat di katakan


terdapat adanya perpindahan satu elektron atau lebih dari suatu atom, oksidasi dapat pula
diartikan sebagai reksi suatu zat dengan oksigen. Dalam hal ini sebagai zat adalah mineral
dalam batuan..

catatan 
- Pelapukan kimia karena kegiatan organisme disebut pelapukan biokimia di sebabkan oleh
asam humus yang terjadi dari bahan organik humus yang hancur karena bakteri dan
terlarutkan oleh air. Pelapukan kimia kerapkali terjadi jalin-menjalin denan pelapukan fisik
seperti pada pelapukan ekspoliasi dan pelapukan membola (spheroidal weatering-mengkulit
bawang)
- Pelapukan ekspoliasi adalah pelapukan dalam proses pengelupasan batuan menjadi bentuk
lempeng lengkung, karena bagian luar batuan lapuk oleh hidrasi atau hidrolisis kemudian
rontok oleh tenaga mekanik.
- Pelapukan membola adalah pelapukan yang di sebabkan karena batuan mengalami retak-
retak (biasanya karena kekar), kemudian terisi air dan pengaruh suhu, saat air menyebabkan
hidrasi/hidrolisis pada bagian-bagian batuan di sekitar retakan itu terjadilah inti-inti batuan
segar dengan bentuk membulat dengan dikelilingi hasil pelapukan.

2. Erosi dan sedimentasi


Proses erosi dan sedimentasi merupakan salah satu proses dari siklus hidrologi yang
berperan memindahkan materi penyusun permukaan bumi (tanah/batuan) baik yang di angkut
oleh air, angin, ataupun es.
Air permukaan (Run off = running water) di bumi dapat di bedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Overland flow, mengalir sebagai masa air yang luas dan relatif tipis sebagai lembaran
genangan air, proses erosinya di sebut erosi lembaran (sheet erosion)
2. Stream flow, mengalir sebagai satu aliran yang biasa kita kenal sebagai sungai.

Di tinjau dari segi geologi aliran air permukaan dan air sungai khususnya, berperan
penting sebagai pemindah air daratan ke lautan, sedang untuk air permukaan yang bersama
dengan gerakan masa merupakan suatu pokok pengelupas daratan.
Setiap tahun, sedimen dari daratan yang terangkut ke laut atau samudra secara mekanik ada
sejumlah 1 bilyon ton, sedangkan yang terangkut melalui hasil Leaching (pencucian)
berjumlah 400 Jt ton - (Flit & Skinner 1974:126)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah massa tanah atau batuan yang
tererosi di pengaruhi oleh sebagai berikut:
a. Macam batuan (kekerasan lebih tinggi akan bertahan lebih lama)
b. Kemiringan lereng (semakin miring lereng maka akan semakin banyak yg terangkut)
c. Iklim (curah hujan yang tinggi akan lebih banyak mengerosi tanah atau batuan)
d. Organisme (manusia, tumbuhan, heawn)
e. Waktu (lamanya kontak batuan dengan atmosfer)
3. Gerakan Massa

Gerakan masa adalah proses berpindahnya tanah atau batuan disebabkan oleh gaya
grafitasi bumi.
macam-macam gerakan masa:
a. Creeping (rayapan), yaitu gerakan masa tanah sepanjang bidang batas dengan batuan
induknya. Gerakann creeping sendiri sangat lambat, yang hanya dapat kita amati setelah di
ketahui adanya objek yang mengikuti tanah/batuan tersebut, seperti pohon atau tiang
listrik/telepon yang miring.
b. Mudflow (aliran lumpur), yaitu gerakan masa tanah yang reltif cair - kental dan juga
pergerakannya cepat, erosinya sendiri mengerosi lembaran sebagai contoh aliran lahar.
c. Rock fall (jatuhan) & Debris fall (jatuhan bahan rombakan), yaitu gerakan masa batuan
atau bahan rombakan yang jatuh bebas karena adanya tebing terjal menggantung, gerakannya
sendiri cepat.
d. Rock slide (geseran batuan), yaitu gerakan masa batuan atau bahan rombakan yang
menggeser sepanjang bidang rata dan miring (meluncur pada bidang rata dan miring)
e. Subsidence (amblesan), yaitu gerakan masa tanah atau batuan yang relatif vertikal secara
pelan-pelan, di akibatkan proses pelarutan batuan oleh air hujan, biasa di temui pada struktur
tanah/batuan gamping, dolomit

BENTUK LAHAN LANDFORM


PENGERTIAN BENTUK LAHAN
Bentuk lahan (landform) merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
masing-masing dari setiap satu kenampakan dari kenampakan secaramenyeluruh dan
sinambung (multitudineous features) yang secara bersama-sama membentuk permukaan bumi. Hal ini
mencakup semua kenampakan yang luas,seperti dataran, plato, gunung dan kenampakan-
kenampakan kecil seperti bukit,lembah, ngarai, arroyo, lereng, dan kipas aluvial
(Desaunettes,1977). Wiradisastra et al. (1999) menambahkan bahwa bentuk lahan
merupakankonfigurasi permukaan lahan (land surface) yang mempunyai bentuk-bentuk khusus.
Suatu bentuk lahan akan dicirikan oleh struktur atau batuannya, proses pembentukannya, dan
mempunyai kesan topografi spesifik.

FAKTOR DAN PROSES PEMBENTUKAN BENTUK LAHAN


Menurut Wiradisastra et al. (1999) bentuk - bentuk lahan yang ada dimuka bumi
terjadi melalui proses geomorfik yaitu semua perubahan, baik fisik maupun kimia yang
mempengaruhi perubahan bentuk permukaan bumi. Faktor penyebabnya berupa tenaga
geomorfik yaitu semua media alami yang mampu memantapkan dan mengangkut bahan di
permukaan bumi. Tenaga tersebut  antara lain berupa air mengalir, air tanah, gletser, angin,
dan gerakan air lainnya (gelombang laut, pasang surut dan tsunami). Proses eksogenetik
terjadi melalui proses gradasi dan aktivitas organisme termasuk manusia. Proses gradasi
dapat berupa degradasi yang dapat terjadi melalui proses hancuran iklim (weathering processes),
gerakan massa (mass wasting), dan erosi.
Proses gradasi dapat pula terjadi melalui agradasi yang penyebabnya berupa air
mengalir, air tanah,gelombang air (laut atau danau), arus pasang surut, tsunami, gerakan
angin dan gletser. Proses endogenetik terjadi melalui diastrofisme dan volkanisme, sedangkan
proses ekstraterestrial terjadi melalui jatuhnya meteor. Proses hancuran iklim dan erosi yang
terjadi pada batuan memberikan pengaruh yang berbeda - beda terhadap bentuk lahan, yang
disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu: kondisi iklim, jenis penyusun batuan, dan lamanya
proses pembentukan lahan tersebut (Desaunettes, 1975)  dari proses denudasi. Bentuk lahan
yang terbentuk langsung dari aktivitas volkanik dan tektonik adalah bentuk lahan awal.

Bentuk Lahan Volkanik


Bentuk lahan yang terbentuk dari aktivitas volkanik adalah hasil dari dua tenaga yang
berlawanan, yaitu konstruktif dan destruktif. Tenaga konstruktif menyebabkan deposisi dari
lava dan muntahan lahan piroklastik.
Tenaga destruktif adalah hasil proses alami dari erosi (seperti angin, air, dan
pergerakan massa), atau aktifitas ledakan volkan itu sendiri. Bentuk lahan volkanik
ditentukan oleh proses geologi yang membentuknya dan terus berpengaruh terhadapnya
setelah terbentuk. Lalu bentuk lahan volkanik yang terbentuk akan terbagi ke sifat-sifat
material yang membentuknya, yang tergantung aktifitas volkan tersebut sejak masa lampau.
Volkan terbentuk dari akumulasi produksi lava, bomb (aliran abu yang
mengeras),dan tepra (abu terbang dan debu).

Bentuk Lahan Struktural


Bentuk lahan struktural adalah bagian dari permukaan bumi yang mempunyai
morfologi tertentu yang dihasilkan oleh pergerakan diastrofik (diastrophic movements).
Pergerakan berasal dari proses-proses endogen (endogenic processes) dan mencakup
gerakan-gerakan tektonik, magmatik,isostatik dan eustatik. Dari keempat macam gerakan
tersebut, gerakan-gerakan tektonik dan magmatik merupakan bagian dari diastrofisme yang
paling jelas dalam menyumbang pembentukan struktur kulit permukaan bumi. Bentuk lahan
yang dihasilkan oleh proses-proses tektonik dan magmatik meliputi struktur-struktur
horisontal, homoklinal, kubah, lipatan, dan patahan.
 
Bentuk Lahan Fluvial dan Gerakan Massa
Pembentukan bentuk lahan yang terbentuk dari pergerakan air dijelaskan sebagai
bentuk lahan fluvial, untuk membedakan bentuk lahan yang terbentuk karena pergerakan air
dari bentuk lahan yang terbentuk dari pelaku fluvial lainnya (es glasial, angin,
gelombang).  Proses fluvial menyebabkan aktivitas geologi seperti erosi, transportasi dan
deposisi. Sebenarnya ada dua bagian besar dari bentuk lahan fluvial yaitu bentuk lahan
erosional dan bentuk lahan deposisional. Semua bentuk lahan yang terbentuk karena
terjadinya perpindahan progresif dari massa batuan induk adalah bentuk lahan erosional.
Bagian-bagian tanah, regolit,dan batuan induk yang dipindahkan oleh pergerakan air
kemudian terdeposisi ditempat lain dinamakan bentuk lahan deposisional.
Proses fluvial selain merusak dalam bentuk erosi, juga memindahkan melalui proses
transportasi dan menghasilkan bentuk sisa yang berbeda dari asalnya dan bentuk baru hasil
deposisi ditempat baru (deposisi) dalam bentukandeposisional. Efek jangka panjangnya
terjadi pada pengurangan ketinggian pada bagian bukit berlereng, dan efek menimbun di
bagian lembah menuju bumi yanglebih rata.

Bentuk Lahan Karst


Pada daerah tertentu pelarutan merupakan suatu proses dominan pada perkembangan
bentuk lahan yang berakhir  pada pembentukan bentuk lahan yang unik yang disebut karst. Kata karst
merupakan istilah umum yang berlaku baik pada batuan kapur maupun dolomit yang
memiliki topografi khas, dan dipengaruhi oleh pelarutan batuan dibawah permukaan tanah
dan penyebaran air tanah menjadi aliran sungai bawah tanah. Sebagian besar area karst
adalah daerah yang permukaannya tertutup oleh batu gamping walaupun di beberapa tempat
tertutup oleh dolomit dan limestone – dolomit.

Bentuk Lahan Pantai


Adalah zona pertemuan antara daratan dan lautan dimana proses perkembangan
bentang lahannya pada zona ini sangat dinamis. Hal ini dikarenakan proses - proses
geomorfik dari daratan dan lautan bergabung didalamnya. Kekuatan-kekuatan angin,
gelombang, arus sepanjang pantai, arus pasang surut serta suplai sedimen dari daratan melalui
muara sungai bergabung menghasilkan bentang-bentang lahan pantai dengan tingkat
perkembangan dan perubahan yang relatif cepat. Perkembangan dan perubahan dapat berubah
dengan penambahan daratan melalui proses deposisi maupun  pengurangan daratan (abration)
melalui proses erosi pantai.

BENCANA GEOLOGI
Bencana Geologi adalah semua peristiwa atau kejadian di alam yang berkaitan dengan
siklus-siklus yang terjadi di bumi atau segala sesuatu yang disebabkan oleh faktor-faktor
geologi. Faktor-faktor geologi tersebut dapat berupa struktur dan tekstur tanah dan batuan,
jenis tanah dan batuan, pola pengaliran sungai, topografi, struktur geologi (lipatan dan
patahan), tektonik maupun gunungapi. 
Berikut adalah beberapa bencana yang umum disebabkan oleh Faktor-faktor Geologi:
1. Kekeringan
Bencana kekeringan merupakan fenomena alam yang dapat diakibatkan oleh kondisi
geologi (batuan) suatu wilayah. Jenis-jenis dan sifat tanah dan batuan yang menjadi penyusun
suatu daerah akan sangat berpengaruh pada asupan dan serapan air tanah. pada daerah yang
didominasi atau tersusun oleh batuan pejal dan keras denga lapisan tanah yang tipis pada
umumnya tidak menyimpan air dalam waktu yang lama bahkan dapat langsung menjadi
surface run off atau lolos ke bawah permukaan melalui celah-celah batuan. Hal seperti ini
sangat umum dijumpai pada daerah berbatu seperti di daerah karst yang umum tersusun oleh
batu gamping atau batu kapur (seperti di sepanjang pegunungan selatan jawa, Gunug Kidul
hingga Wonogiri), daerah yang kaya dengan batau beku dan metamorfik (seperti di daerah
Nusa Tenggara Timur dan Selatan Lombok). Pada daerah-daerah dengan karakteristik tadi
umumnya lebih senang menanam singkong, jagung atau pada ladang sebagai bahan makanan
pokok.

2. Longsor
Secara umum longosr dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan tipe
pergerakannya, yaitu: Longsoran Translasi, Longsoran Rotasi, Pergerakan Blok, Runtuhan
Batu, Rayapan Tanah, Aliran Material Rombakan.
Penyebab:
 Longsor dan gerakan tanah merupakan peristiwa umum yang terjadi di daerah
berlereng tidak stabil dan dipicu oleh curah dan intensitas hujan.
 Sering diakibatkan oleh pengrusakan lahan, penggundulan hutan, tidak adanya
pelindung tanah secara memadai.
 atau adanya lapisan impermeable (batuan keras kedap air, lapisan lempung) di bawah
lapisan tanah sehingga air tanah akan mengendap/mengalir di atas lapisan lapisan
tersebut, pada titik jenuhnya air tersebut akan membuburkan lapisan tanah di diatas
lapisan tersebut sehingga tanah akan bergerak sesuai dengan arah kemiringan lapisan
impermeable tersebut baik seketika maupun rayapan.

Upaya menyikapi:
Perlu meningkatkan pengetahuan karakteristik wilayah secara fisik, pemahaman akan
pentingnya area hijau untuk kestabilan lereng dan resapan air tanah disaat curah hujan tinggi. 
Dan untuk menekan risiko yang dapat diakibatkan longsor dan gerakan tanah perlu kita
menghindari daerah-daerah rawan longsor dan gerakan tanah, atau melakukan treatmen-
treatment untuk upaya mitigasi.
3. Banjir dan Banjir bandang
Banjir dan banjir bandang erat kaitannya dengan kapasitas area tangkapan air di daerah
hulu. Berkurangnya area hijau di daerah hulu akan meningkatkan ancaman banjir, sementara
itu minimnya vegetasi akan meningkatkan potensi longsor di daerah hulu, sehingga jika
terjadi longsor di sekitar badan sungai akan mengakibatkan terbentuknya bendungan alam
yang akan menjadi “peluncur peluru” banjir bandang.
Bendungan alam tersebut pada saatnya jika telah melewati kemampuan dan
keseimbangannya, maka akan jebol dan akan terjadi terjangan air bah yang disertai dengan
material longsor seperti tanah dan lumpur, bebatuan hingga pohon-pohon kayu tumbang.
Percampuran air bah dengan segala material tersebut akan meningkatkan daya hancur dan
akan merusak apapun yang dilaluinya.
4. Gunung Meletus
Indonesia secara geotektonik terletak pada "Segitiga Emas"  interaksi Lempeng yang
menyebabkan Indonesia terdapat pada jalur cincin api dunia dimana pada jalur tersebut
tersebar gunungapi-gunungapi aktif. Cincin api tersebut disebut dengan ring of fire circum
Mediterania bagian Barat Indonesia (Sumatera - Jawa) dan Circum Pasifik di bagian Timur
Indonesia (Sulawesi - Kepulauan Maluku). Banyaknya gunungapi menghasilkan kekayaan
alam, keindahan dan kesuburan lahan yang luar biasa, namun disamping itu juga menyimpan
potensi bencana khususnya letusan gunungapi.
Berikut adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari adanya letusan gunungapi dan
pembagian zona bahaya dari letusangunungapi:

 Lontaran “bom” vulkanik


 Aliran lava
 Gas beracun
 Awan panas ( 600 o - 1000 o C)
 Banjir lahar panas/dingin
 Gempabumi (lokal)

 Berdasarkan catatan sejarah letusan gunungapi, maka gunungapi di Indonesia dibagi menjadi
beberapa tipe:
 Gunung api tipe A, adalah gunung api yang pernah meletus atau meningkat
kegiatannya sejak tahun 1.600 sampai sekarang. Tahun 1.600 dibuat sebagai patokan
mungkin karena saat itu para naturalis dari Belanda melakukan pencatatan.
 Gunung api tipe B, tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau
sebelumnya, tetapi terdapat lubang bekas letusan (kawah yang tidak aktif) di kawah
atau puncaknya. Tipe B ada 30 gunung.
 Gunung api tipe C, adalah tipe gunung api yang hanya memiliki manifestasi panas
bumi (solfatara, fumarola) dipermukaannya, tetapi tidak memiliki sejarah letusan
sejak tahun 1.600 atau sebelumnya maupun lobang letusan di puncak/tubuhnya. Tipe
ini sebanyak 21 gunung. 

Dalam upaya mitigasi dan pengurangan Risiko Bencana maka, diantaranya, perlu dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
Mempertimbangkan peta Bahaya Letusan Gunungapi :

a. Tidak membangun permukiman, bangunan vital dan strategi, serta bangunan lainnya
yang mengundang konsentrasi banyak manusia di KRB III.
b. Hati-hati bermukim di KRB II .
c. Tidak membangun pemukiman dan aktivitas penduduk di bantaran sungai yang
berpotensi terjadi aliran/banjir lahar.
d. Mempersiapkan Rencana evakuasi, peralatan dan kebutuhan dasar yang diperlukan
jika terjadi Letusan Gunungapi. 

5. Gempa bumi
Aktifitas gempabumi sangat erat kaitannya dengan aktifitas tektonik yang berlangsung
di permukaan bumi yang menyebabkan adanya jalur-jalur patahan yang rawan terjadi gempa.
Masing-masing jalur patahan tersebut akan memiliki karakteristik yang berbeda-beda
tergantung tipe interkasi tektonik yang ada di derah tersebut  (apakah terjadi tumpukan
lempeng, lempeng-lempeng saling bersinggungan atau bergerak menjauh), sehingga juga
mengakibatkan adanya perbedaan karakteristik gempa. Untuk memahami ini sobat-sobit
dapat membaca aritikel-artikel yang berkaitan dengan lempeng tektonik (Plate Tektonik).
Dalam pemahaman fenomena gempa bumi terdapat beberapa pemahaman yang harus
dipahami dan disepakati bersama, artinya perlu ada penyamaan persepsi, yaitu :

a. Kekuatan gempa pada sumbernya di nilai dengan skala richter (SR), sedangkan kuat
goncangan yang dirasakan dan dampak yang diakibatkannya dinilai dengan “MMI”
(modified mercally intensity).
b. Gempa bumi akan terasa kuat jika dekat dengan sumbernya dan terasa lemah jika jauh
dari sumbernya meskipun >8 sr (berskala magnitudo besar). sehingga...
c. Semakin dekat dengan pusat gempa maka efek yang dirasakan akan semakin kuat,
nilai MMI-nya akan semakin besar, sebaliknya jika lebih jauh dari pusat gempa maka
MMI (dampak dan goncangan) akan lebih kecil.
d. Kejadian/fenomena gempabumi merupakan rambatan gelombang yang menghasilkan
goncangan atau getaran dipermukaan bumi, dan setiap tipe rambatan gelombang
gempa akan menghasilkan dampak yang berbeda pada wilayah yang dilaluinya. 
e. Pengetahuan dan pemahaman tentang rambatan gelombang gempa akan
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tindakan apa yang harus dilakukan
ketika terjadi gempabumi..sehingga pemahaman akan MMI, tipe dan sifat rembatan
gelombang gempa perlu diperkuat di masyarakat agar dapat memahami secara instan
dampak yang mungkin atau akan ditimbulkan oleh suatu fenomena gempabumi dan
tindakan apa yang perlu dilakukan jika terjadi gempabumi.
6. Tsunami
Tsunami umum terjadi pada tipe patahan yang memiliki lentingan vertikal (patahan naik),
dimana bagian lempeng yang tertekan melenting ke atas saat terjadi perlepasan energi saat
gempa (Patahan Horizontal/Transform tidak menyebabkan Tsunami). Hal ini umum terdapat
pada daerah daerah tepi benua dimana terjadi tabrakan lempeng samudera dengan lempeng
benua, dalam hal ini lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng benua (hal ini di sebut
subduksi). 
Daerah tepi benua tersebut menjadi bagian yang tertekan akibat tabrakan ini, sehingga pada
waktunya, mungkin dalam siklus beberapa ratus tahun, akan terjadi pelepasan energi pada
zona yang tertekan ini. Nah, saat pelepasan energi  ini lah terjadi pelentingan tepi benua yang
umum di sebut Megathrust dan memicu perhamburan air laut  dari dasar samudera
menyebabkan gelombang besar (riak raksasa) yang  pada akhirnya dihempaskan ke daerah.
Pelentingan ini juga menyebabkan munculnya karang-karang laut di permukaan (daratan
bertambah akibat pengangkatan).

Anda mungkin juga menyukai