Anda di halaman 1dari 27

BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk secara langsung dari hasil pembekuan magma, baik itu
dibawah permukaan bumi (intrusif) ataupun dipermukaan bumi (ekstrusif).
Secara umum batuan beku memiliki cirri-ciri sebagai berikut ;
Massive
Maksudnya batuan tersebut memiliki struktur yang kompak dank eras.
Terdiri dari paduan mineral-mineral pembentuk batuan, yaitu mineral primert (mineral utama dan
mineral aksesoris).
Tidak ada perlapisan
Maksudnya batuan tersebut tidak menunjukkan adanya bidang perpisahan pada strukturnya.
Berikut ini bentuk-bentuk badan batuan beku (Rock body)
Batuan beku luar, berupa produk ekstrusif (bukit, gunung dan planteau).
II-1
2. Batuan beku gang
Adalah batuan yang terbentuk dari pada hasil pembekuan magma didalam celah-celah kerak bumi
(kurang dari 45 km dari permukaan bumi), berupa produk intrusive, yakni
Discordant (tidak sejajar), yakni dyke, volcanic neal.
Concordant (sejajar), berupa sill, lacolit, lapolith, dan phacolith.
3. Batuan beku luar
Adalah batuan yang terbentuk dari prmbekuan yang terjadi pada permukaan bumi atau kulit bumi.
Umumnya mineralnya tidak mengkristal atau mengkristal sebagian. Berupa produk intrusive
(batholiths dan stocks).
Pada seri reaksi Bowen terjadi melalui dua proses, yakni diskontinu (kiri) dan kontinu (kanan). Adapun
yang dimaksud dengan tahapan atau proses diskontinu adaladh langkah-langkah krisrtalisasi mineral
utama yang menghasilkan mineral dengan komposisi berbeda. Sedangkan tahapan kontinu merupakan
tahapan atau langkah-langkah kristalisasi mineral utama yang menghasilkan mineral dengan komposisi
yang sama.
II-2
Berikut ini penyusunan urutan kristalisasi dari mineral-mineral utama pada batuan beku menurut
Bowen
Pembagian Batuan Beku :
Berdasarkan Genesanya, yaitu
Batuan beku dalam
Batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma yang sangat jauh dari permukaan bumi (> 45 km
dari permukaan bumi). Tekstur batuan umumnya holokristalin dan hypokristalin.
Batuan beku gang
Batuan beku dimana pembekuannya terbentuk dari gang atau celah-celah kerak bumi. Umumnya
bertekstur hypokristalin dan hypohyalin.
Batuan beku luar
Batuan yang terbentuk dari pembekuan magma pada permukaan bumi. Teksturnya hypohyalin dan
holohyalin.
Berdasarkan kandungan silikanya, maka batuan beku dibagi dalam tiga jenis, yang secara makrokopis
dapat dilihat dari kadar mineral terang dan mineral gelap adalah sebagai berikut :
1. Batuan beku asam, yaitu kadar mineral terangnya dominan dari mineral gelapnya.
II-3

2. Batuan beku intermedier, yaitu kadar mineralnya kurang lebih sama dengan kadar mineral gelapnya.
3. Batuan beku basa, yaitu kadar mineral gelap dominan dari mineral terangnya.
Struktur Batuan Beku
Struktur adalah pengamatan batuan dalam skala besar (makro), yaitu menunjukan pengamatan yang
dapat langsung dilihat. Struktur utama batuan beku adalah :
a. Massive, yaitu Struktur batuan yang kompak.
b. Vasikuler, yaitu Struktur batuan yang memperlihatkan lubang-lubang bekas keluarya gas.
c. Scoria, yaitu Struktur batuan beku yang memperlihatkan adanya lubang yang tidak teratur akibat
pendinginan yang terlalu cepat.
d. Amygdaloidal, yaitu struktur batuannya sama dengan yang ada pada scoria, tetapi ada pada scoria,
tetapi lubangnya tersebut telah terisi oleh banyak mineral sekunder yang terjadi pada waktu setelah
pembekuan magama.
II-4
e. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan ada mineral ikutan yang terdapat saat pembekuan
magma.
Tekstur
Tekstur adalah pengamatan batuan dalam skala kecil yaitu komponen-komponen mineral atau kristal
dalam batuan.
a. Derajat Kristalisasi
1. Holokristalin adalah batuan yang terdira dari mineral yang mengkristal seluruhnya.
2. Hypokristalin adalah batuan yang terdiri dari mineral yang mengkristal sebagian dan yang yang
mengkristal lebih banyak daripada yang tidak mengkristal.
3. Holohyalin adalah batuan yang terdiri dari mineral yang mengkristal sebagian dan yang mengkristal
lebih sedikit daripada yang tidak mengkristal.
4. Hypohyalin adalah batuan yang terdiri dari mineral yang tidak mengkristal sama sekali
b. Besar Butir
1. Fanerik adalah batuan yang kristal-kristalnya dapat diamati dengan mata biasa.
II-5
2. Afanerik adalah batuan yang kristalnya tidak bisa dilihat dengan mata biasa harus dengan alat bantu.
c. Bentuk Kristal
1. Euhedral adalah bidang balas dari kriustal baik.
2. Subhedral adalah bidang batasnya adalah merupakan campuran antara baik dan buruk.
3. Anhedral adalah bidang batasnya buruk.
d. Bentuk antar Kristal
1. Equigranular adalah ukuran butir mineral dalam satu batuan hampirsama besar.
2. Inequigranular adalah ukuran butiran mineral dalam satu batuan tidak sama besar.
Mineral-mineral pembentuk batuan beku
a. Mineral-mineral utama
1. Mineral terang (salic mineral)
a. Kwarsa yaitu bening tak berclevage.
b. Kalium feldspar / kelompok ortoklas :
- Sanidin : putih keabuan
- Adular : putih kekuningan
II-6
- Miroklin : hijau muda
- Ortoklas : Merah muda / kecoklatan
c. Kelompok Plagioklas :

- Albit - Anorit
- Oligoklas - Labradorit
- Andesin
d. Voiden (feldspartoid)
- Leusit : putih tulang
- Neplin : abu-abu kecoklatan
e. Mika terang
- Muscovit : putih mengkilap, berupa suatu lembaran tipis seperti sisisk
- Phlogopit : kuning kecoklatan mengkilap berupa lembaran tipis
2. Mineral Gelap (mafic salic)
a. Amfibol : hitam mengkilap
b. Piroksen : hitam kusam
c. Olivin : hijau muda transparan
d. Biotit : hitam mengkilap tipis seperti mika
II-7
b. Mineral-mineral aksesoris
1. Pyrit : kuning emas
2. Gelena : abu-abu timbal
3. zircon : coklat pudar atau bening
4. Apatit : hijau atau coklat
5. Magnetit : hiaju metalik
6. Traumalin : Hitam
7. Ilmenit : hitam metalik
Penamaan batuan beku
Penamaan batuan beku didasarkan pada kandungan mineralnya dan berpedoman dengan daftar
rossenbuch.
2.2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah abtuan yang terbentuk dari proses lithelifikasi (proses pembatuan) dari
hancuran batuan sebelum nya (batuan beku,metamorf atau batuan sediment lain)atau dari lethelifikasi
hasil kimia tertentu.
Proses lithelifikasi adalaqh proses dimana terjadi perubahan materi pembentukkan batuan yang lepas
menjadi batuan yang lompak .
II-8
Batuan sediment memiliki cirri-ciri utama ,yaitu :
1. Ada nya perlapisan yang menandakan adanya proses sedimentasi.
2. Sifat kliasik /fragmen ,menandakan partikel nya pernah berlapis-lapis terutama pada batuan sedimen
termasuk sedimen klasik
3. Adanya sifat jejak atau bekas zat hidup.
4. Adanya sifat hablur atau mudah hancur.
Ditinjau dari cara terjadinya batuan sedimen klasik,dapat bedakan menjadi dua yaitu:
1. Sedimen klasik
dalam pengamatan batuan sediment klasik,yang bertekstur kasar komposisi nya terbagi atas tiga
bagian,berikut urutan pembagian dari batuan sedimen klasik :
a.Struktur
Terbagi dua macam ,Yaitu :
1. Stratified (berlapis)
2. Nonstratified (Tidak berlapis)

Ada beberapa factor yang mempengaruhi struktur perlapisan,adalah


Sebagai berikut :
1. Ada nya perbadaan warna mineral
II-9
2. adanya perbedaan ukuran butir
3. Adanya perbedaan komposisi mineral
4. Ada nya perubahan struktur sediment
b. Tekstur
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan tekstur yaitu :
1. Ukuran Butir (grain size)
Dalam hal ini digunakan pedoman ukuran yangn butur nya menurut skala Wenthwort
2. Derajat pemilihan (Sortasi)
Derajat pemilihan yaitu tingkat keseragaman dari butiran pembentuk batuan sedimen .
Tingkat dalam sortasi ini meliputi
a. Terpilah baik (well Sorted)
b. Terpilah sedang (Moderately Sorted)
c. Terpilah buruk (Poorly Sorted)
Adapun nilai membulat atau meruncing dari fragmen penyususn batuan terdiri dari :
a) Angular (menyudut)
II-10
b) Sub angular (Mneyudut tangggung)
c) Sub Rounded (membulat tanggung)
d) Rounded (membulat)
e) Well Rounded (membulat baik)
B. Komposisi Mineral
Pada batuan sedimen klasik bertekstur kasar golongan detritus ,pemberian komposisi mineral nya
dibedakkan atas :
1. Fragmen
Adalah butiran pembentuk batuan yang mempunyai ukuran terbesar,berupa mineral batuan atau fosil
2. Matrik
Adalah butiran pembentuk batuan yang ukurannya lebih kecil dari fragmen,berupa mineral atau batuan
fosil.
3. Semen
Adalah batuan pengikat antar fragmen dan matrik.pada batuan sediment ini didapat tiga macam semen
yaitu :
a. Karbonat (CaCo3)
b. Silika
c. Oksida besi
II-11
2. Sedimen Non Klasik
Teridiri dari :
a. Batuan Sedimen Organik
Batuan ini terbentuk akibat aktifitas organisme terdapat sebagai sisa-sisa bahan organisme yang biasa
nya tetap tertingi di tempat nya
b. Batuan sedimen kimia
Sebagian sedimen jenis ini dihasilkan oleh suatun proses penguapan dari endapan atau penguapan
kimia yang kemudian mengkristal sehingga menjadi atau membentuk batuan .
Tekstur untuk batuan sediment non klasik :
1. Kristalin : Batuan terdiri dari kristal mineral

2. Amorf : Tidak mempunyai tekstur yang teratur


3. Glass : Tekstur tidak mengkristal
4. Fibrous : Tekstur berserat-serat
5. Pcrus : Tekstur yang berpori- pori
6. Vitrous : Tekstur khusus untuk batu bara
Seorang ahli geologi Koesoemadinata(1979)membagi batuan sedimen menjadi lima golongan yaitu :
II-12
1. Golongan Detritus
Berdasarkan ukuran butir nya ,golongan ini dibagi menjadi dua macam :
a. Golongan Detrius halus
b. Golongan Detritus kasar
2. Golongan Karbonat
Golongan ini termasuk disusun oleh kelompok yang tergolong mineral karbonat
3. Golongan Evaporit
Golongsn ini terjadi karena proses evaporasi (penguapan) umum nya terdiri dari batuan yang
monomineralik.
4. Golongan silica
Golongan ini terjadi karena ada nya akumulasi zat-zat organic yang kaya akan unsur karbon
5. Golongan Sedimen
Penamaan batuan sedimen
Penamaan batuan sedimen berhubungan erat dengan ;
Jenis partikel pembentuknya
Bentuk dan ukuran relative partikel penyusunnya
Struktur dan teksturnya
II-13
2.3. Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah suatu batuan yang terjadi karena proses perubahan dari batuan yang ada
sebelumnya (batuan sedimrn dan batuan beku atau batuan metamorf itu sendiri), yang mana batuan asal
tersebut mengalami penambahan tekanan, dan temperature atau oleh kenaikan tekanan dan temperature
secara bersama-sama.
Ciri-ciri batuan metamorf, adalah :
1. terdiri dari paduan mineral-mineral dari pembentuk batuan metamorf.
2. Massive (kompak dank eras)
3. Sebagian besar berlapis.
Jenis dari batuan metamorf, Yng dibedakan berdasarkan batuan asalnya ada dua macam, yaitu :
1. Orthometamorf adalah batuan metamorf yang berasal dari rekristalisasi mineral pembentuk batuan
beku.
2. Parametamorf adalah batuan metamorf yang berasal dari rekristalisasi partikel-pertikel pembentuk
batuan sediment.
Adapun struktur dari batuan metamorf adalah :
a. Foliated (berlapis)
II-14
Gneiss
Lapisan permukaannya kasar dan tidak mempunyai batas yang jelas. Terlihat berlapis-lapis karena
susunan mineralnya searah atau karena baris antar mineral terang berurut, terdapat pada batuan
ortometamorf.
Schist
Lapisan permukaannya halus, parallel dan mempunyai bidang batas yang jelas. Biasanya ditandai

dengan adanya mineral mika, kuarsa dan chlorite. Terdapat pada batuan Ortometamorf dan para
metamorf.
Filitik
Lapisan permukaannya kasar, parallel dan jelas batasnya tetapi tidak begitu kompak. Terdapdat pada
batuan parametamorf.
Slaty
Lapisan permukaannya sangat halus, rapat dan parallel. Kristalnya sangat halus tetapi batuannya cukup
kompak.
a. Untuk yang bertekstur Unfoliated
1. Porfiroblast : Kristal
2. Granoblas : Kristal sama besar
3. Lapidoblast : Kristal seperti sisik
4. Nematoblast : Kristal prismatic
II-15
Komposisi Mineral
Rekristakisasi mineral-mineral pembentuk batuan untuk batuan metamorf
Epidote
Hijau seperti warna kulit kayu, kuning kehitaman
Kristal prismatic pendek
Transparan dan translusen
Alterasi, feldspar, piroksen, ampibol,biotit.
Chlorit
Warna kuning pucat, hijau atau keemasan
Berlapis-lapis seperti mika/sisik ikan
Alterasi, piroksen, ampibol, biotit dan garnet
Garnet
Merah, coklat,kuning hitam
Berupa butiran bulat sebesar jagung hingga kelereng
Transparan dan translusen
Dujumpai hornblende, mika/chlorit
Kyanit
Biru pucat
II-16
Kristal berbentuk seperti balok kecil
Berasosiasi sengan garnet
Serpentin
Hijau pucat/hijau keabuan
Berlapis-lapis massive atau berupa serabut
Alterasi san olivine, piroksine dan amfibol
Aktinolit
Warnanya menyerupai chlorit dan serpentin tetapi kristalnya prismatic
Umumnya dijumpai dalam batuan metamorfosa yang mengandung amfibol, tetapi terkadang terdapat
dalam batuan metamorfosa dari dolomiot.
Rekristalisasi dari mineral-mineral pembentuk batuan sedimen :
Filit
Rekristalisasi dari tanah liat atau slit
Kristal berbutir halus
Warna bervariasi dari putih hingga abu-abu kehitaman
Gravit

Rekristalisasi dari tanah liat atau slit


Kristal berbutir halus
Warna bervariasi dari putih hingga abu-abu kehitaman
II-17
Kwarzit
Komposisi: kwarsa (pasir kwarsa)
Teksturnya : schist/filitik, mungkin juga gneiss
Warna bervariasi dari putih hingga abu-abu kehitaman
Marmer
Rekristalisasi dari batu kapur
Tekstur homoblast dan nematoblast
Warna umumnya putih, tetapi ada juga kemerah-merahan atau kehitaman.
Schist
Kemungkinan orthometamorf atau parametamorf
Pada orthometamorf dikarenakan tidak adanya mineral-mineral yang dominan
Pada parametamorf karena butiran Kristal dan warna identik dengan filit, tetapi perlapisannya lebih
rapat (berstruktur schist)
Slate
Batu asbak
Rekristalisasi dari tanah liat serpih dengan butiran sangat halus (bertekstur slate)
Batu asbak biasa, warnanya seperti batu tulis/hitam keabuan
Red slate = batu asbak merah
II-18
Penamaan batuan metamorf
Nama batuan metamorf berstruktur foliated, merupakan perpaduan dari mineral dominan dan
teksturnya, atau dari teksturnya saja. Sementara untuk struktur nonfoliated namanya dari mineral
dominan atau nama khusus untuk batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen.

II-19
Pembahasan
Dalam praktikum geologi dasar ini diperkenalkna 3 jenis batuan yaitu : batuan beku, batuan sediimen
dan batuan metamorf. Secara fisik, ketiga batuan itu sangat berbeda. Oleh karena itu, dalam melakukan
praktikum, pengamatan dilakukan secara makroskopis, tanpa menggunakan alat bantu.
Berdasarkan genesanya, batuan beku dibedakan atas batuan beku dalam, gang dan luar. Dalam
praktikum, jenis batuan dilihat berdasarkan silikanya yang secara umum atau makroskopis dapat dilihat

dari kadar mineral terang dan gealp, yaitu terbagi atas batuan beku asam, intermediet dan batuan beku
basa. Selanjutnya dalah warna. Pengamatan warna poada batuan dengan melihat warrna yang dominan.
Struktur pada batuan beku juga diamati yang mana pada umumnya massive. Sedfangkan opada tekstur
dilakukan pengamatan meliputi tingkat Kristalisasi mineral, bentuk Kristal, yaitu bidang batas antara
kristalnya dan hubungan antara kristalnya yaitu ukuran butir mineral satu ama lai. Kemudian hal
penentuan posisi mineral dengan mengamati warna-warna dominan. Penamaan batuan beku
berpedoman dengan daftar Rossenbush. Batuan sedimen dibedakan atas batuan sedimen klastik dan
nonklastik. Umumnya sedimen klastik berukuran atau berstruktur stratified dan nonklastik berukuran
non stratified.
II-20
Sedimen klastik, perngamatan tekstur meliputi ukuran butir yaitu menggnakan skala wenworth, drajat
pemilahan yaitu tingkat keseragaman besar butir, drajat pembundaran yaitu tingkat kelengkungan dari
setiap frakmen batuan dan patric atau sifat hubungan antar butir. Pengamatan komposisi mineral
didasarkan pada skala wenworth yang dibedakan atas frakmen matrik dan semen pengikatnya.
Penamaan batuan sedimen sendiri juga berhubungan dengan jenis partikel pwembentuknya, bentuk,
ukuran dan tekstur partikelnya.
Jenis batuan metamorf yaitu orthometamorf dan parametamorf. Biasanya pada parametamorf, struktur
foliated. Karena merupakan rekristalisasi batuan sedimen. Penagmatan selanjutnya adalah hal tekstur,
dan komposisi mineralnya berasal dari mineral kusus dan juda kristalisasi partikel batuan sedimen.

II-21
BAB III
STRUKTUR GEOLOGI

Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan
tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi juga
merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik.
Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut GEOLOGI
STRUKTUR,dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
bentuk arsitektur kulit bumi.
Kekutan Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu berupa stress (Tegangan).
Berdasarkan keseragaman kekuatannya,Stress dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
A. Uniform stress (Confining Stress)
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang sama dari atau ke segala arah

B. Differential Stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa juga dari atau ke segala
arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan.
III-1
Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini :
a. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip.
b. Interprestasi peta topografi,yaitu dari penampakan gejala penelusuran sungai,penelusuran morfologi
dan garis kontur serta pola garis konturnya.
c. Foto udara.
d. Pemboran.
e. Geofisika,yang didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan,yaitu dengan metode :
Grafity,
Geolectrik,
Seismik,dan
Magnetik.
Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential stress.
Dari aspek arah kerjanya,ada 3 macam Differential stress,yaitu :
1. Compressional stress
2. Tensional stress
3. Shear stress
III-2
Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami perubahan,dalam geologi
struktur hal ini disebut Deformasi.
Tahapan-tahapan Deformasi adlah sebagai berikut :
1. Elastic Deformation (Deformasi sementara)
Deformasi sementara ini terjadi jika kerja stress tidak melebihi batas elastis batuan.Begitu stress
terhenti,maka bentuk atau posisi batuan kembali seperti semula.
2. Ductile Deformation
Yaitu deformasi yang melampaui batas elastis batuan.Mengakibatkan batuan berubah bentuk dan
volume secara permanen,sehingga bentuknya berlainan dengan bentuk semula.
3. Fracture Deformation
Yaitu deformasi yang sangat melampaui batas elastis batuan,sehingga mengakibatkan pecah.
Seperti diketahui,bumi terdiri dari berbagai bagian yang paling luar (kerak bumi),tersusun oleh
berbagai lapisan batuan.Kedudukan daripada batuan-batuan tersebut pada setiap tempat tidaklah
sama,bergantung dari kekuatan tektonik yang sangat mempengaruhiya.
III-3
Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan terlipat-lipat serta apabila terkena
pelapukan dan erosi,maka batuan tersebut akan menjadi tersingkap dipermukaan bumi.
3.1. STRUKTUR KEKAR (JOINT)
Hampir tidak ada suatu singakapan dimuka bumi ini yang tuidak memperlihatkan gejala
rekahan.Rekahan pada batuan bukan merupakan gejala yang kebetulan.Umumnya hal ini terjadi akibat
hasil kekandasan akibat tegangan (stress),karena itu rekahan akan mempunyai sifat-sifat yang menuruti
hukum fisika.
Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali mengalami
pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi oleh sedimen setelah beberapa lama terjadinya rekahan
tersebut.Rekahan atau struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan batuan sedimen.
Pada batuan beku,kekar terjadi karena pembekuan magma dengan sangat cepat (secara mendadak).
Pada batuan sedimen,Kekar terjadi karena :

a. Intrusi/ekstrusi
b. Pengaruh iklim/musim
III-4
Dalam batuan sedimen umunya kekar juga dapat terbentuk mulai dari saat pengendapan atau segera
terbentuk setelah pengendapannnya.dimana sedimen tersebut masih sedang mengeras.
Struktur kekar dapat berguna dalam memecahkan masalah sebagai berikut :
Geologi Teknik
Geologi Minyak,terutama dengan masalah cadangan dan produksi minyak
Geologi Pertambangan,yaitu dalam hal sistem penambangan maupun pengarahan terhadap bentukbentuk mineralisasi.
3.2. STRUKTUR SESAR (FAULT)
Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan
antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan.Hal ini terjadi
apabila blok batuan yang dipisahkan oleh rekahan telah bergeser sedemikian rupa hingga lapisan
batuan sediment pada blok yang satu terputus atau terpisah dan tidak bersambungan lagi dengan lapisan
sediment pada blok yang lainnya.Ukuran panjang maupun kedalaman sesar dapat berkisar antara
beberapa centimeter saja sampai mencapai ratusan kilometer.
Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan gejala sesar antara lain :
III-5
1. Bidang Sesar
Merupakan bidang rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran.
2. Bagian-bagian yang tersesarkan (tergeser)
Bagian ini terdiri dari Hanging Wall dan Foot Wall.
a. Hanging Wall (Atap sesar)
Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian atas bidang sesar.
b. Foot Wall (Alas sesar)
Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian bawah bidang sesar.
3. Throw dan Heave
a. Throw,adalah jarak yang memisahkan lapisan atau vein yang terpatahkan yang diukur pada sesar
dalam bidang tegak lurus padanya.
b. Heave,adalah jarak horizontal yang diukur normal (tegak lurus) pada sesar yang memisahkan
bagian-bagian dari lapisan yang terpatahkan.
Berdasarkan pada sifat geraknya,sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Sesar Normal (Gravity Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall turun terhadap Foot Wall.Disebut juga
sebagai Sesar Turun.
2. Sesar Naik (Reverse Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall naik terhadap Foot Wall.Posisi Hanging
Wall lebih tinggi daripada Foot Wall.Namun jika Hanging Wall bergeser naik hingga menutupi Foot
Wall,maka sesar tersebut.
III-6
3. disebut Thrust Fault yang bergantung pada kuat stress horizontal dan dip (kemiringan bidang sesar).
4. Sesar Mendatar (Horizontal Fault),yaitu gerak relative mendatar pada bagian-bagian yang
tersesarkan. Hanging Wall dan Foot Wall bergeser Horizontal yang diakibatkan oleh kerja shear stress.
Disamping itu juga terdapat sesar-sesar yang lain ,diantaranya :
a. Strike Dip Fault,yaitu kombinasi antara sesar turun dan sesar horizontal
b. Hing Fault,yaitu Sesar Rotasional
3.3 LIPATAN
Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan oleh lengkungan atau
melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja pada batuan tersebut

yang umunya refleksi perlengkungannya ditunjukkan oleh perlapisan pada batuan sedimen serta bisa
juga pada foliasi batuan metamorf .
Secara umum,jenis-jenis lipatanyang terpenting adalah sebagai berikut :
1. Antiklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang saling berlawanan.
2. Sinklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang menuju ke satu arah
yang sama.
III-7
Beberapa defenisi tentang lipatan :
a. Sayap Lipatan,yaitu bagian sebelah menyebelah dari sisi lipatan
b. Puncak Lipatan,yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah lipatan
c. Bidang Sumbu Lipatan,yaitu suatu bidang yang memotong lipatan,membagi sama besar sudut yang
dibentuk oleh lipatan tersebut.
d. Garis Sumbu Lipatan,yaitu perpotongan antara bidang sumbu dengan bidang horizontal.
e. Jurus (Strike),yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan perpotongan antara bidang yang
bersangkutan dengan bidang horizontal.
f. Kemiringan (Dip),yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk oleh suatu bidang miring
dengan bidang horizontal dan diukur dengan tegak lurus dengannya.

III-8
Hasil Pengamatan
Lipatan
Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan dengan lengfkungan atau
melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja pada batuan tersebut.
Pada umumnya refleksi pelengkungan ditunjukkan pada pelapisan pada batuan-batuan sedimen atau
foliasi pada batuan metamorf.
Kekar (Joint)
Rekahan adlah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali
mengalami pergeseran. Rekahan yang telah bergeser disebut sesar.
Struktur kekar merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan justru karenanya banyak dipelajari
secaras luas. Struktur-struktur ini merupakan struktur yang palinbg sukat untuk dianalisa. Struktur ini
banyak dipelajari karena hubunganya yang erat dengan masalah-masalah :
Geologi teknik
Geologi minyak, terutaam dengan masalah cadangan dan produksi
Geologi pertambangan, baik dalam hal system penambangan maupun pengarahan terhadap bentukbentuk mineralisasi, dll.
III-9
Umumnya dalam batuan sedimen, kekar dapat terbentuk mulai saat pengendapan atau terbentuk setelah
pengendapannya, dimana sedimen tersebut sedang mengeras. Struktur kekar dipelajari dengan cara
statistic, mengukur dan mengelompokan dalam bentuk diagram Rosset atau dengan diagram kontur
(kutub).

Sesar (Foult)
Sesar adalah satuan rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi
perpindahan anatara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan.
P[ergeseran-pergeseran yang telah terjadi pasda sesar, ukuran panjang mauypun kedalaman sesar dapat
berkisar antara beberapa sentimeter saja sampai mencapai ratusan kilometer.
Macam-macam sesar secara umum :
Sesar normal, yaitu gerak relative hanging wall turun terhadap footwall.
Sesar naik, yaitu gerak relative hanging wall terhadap footwall
Sesar mendatar, yaitu gerak relative mendatar pada bagian yang tersesarkan.

III-10
Pembahasan
Struktur permukaan bumi selalu mengalami perubahan yang disebut deformasi. Deformasi kerak bumi
dapat disebabklan oleh stree dan strain, temperature, waktu dan strain rate, dan komposisi jenis
kandungan mineral batuan dabn kandungan air batuan. Deformasi akibat gaya tektonik dikelompokan
dalam struktur primer dan skunder.
Adapun struktur geologi yang cukup penting untuk diingat adalah kekar, yaiut rekahan-rekahan lurus
planar yang membagi batuan-batuan menjadi vblok-blok atau struktur rekahan dalam batuan-batuan.
Sesar yaitu rekahan pada batuan yang mengalami poergeseran, sehingga terjadi perpindahan antara
bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan. Lipatan, yaitu
perubahan bentuk dan volume batuan yang ditunjukan dengan lengkungan atau melipatnya batun
tersebut.

III-1
BAB IV
PETA TOPOGRAFI

PETA TOPOGRAFI
4.1. Pengertian
Peta merupakan ungkapan miniatur dari suatu posisi permukaan bumi yang dilihat dari atas atau
gambar berskala permukaan bumi yang dilihat dari atas.Dengan membaca dan memahami secara
langsung dari peta,kondisi sesungguhnya dapat kita ketahui tanpa perlu mengamati di lapangan karena

fungsi peta adalah untuk memplot suatu objek dari pengamatan dipermukaan bumi,misalnya
lokasi,singkapan geilogi dipermukaan,jalan raya,kota,dan sebagainya).
Tipe-tipe peta antara lain :
1. Peta Planimetri
Atau Peta Geografis adalah peta yang hanya memperlihatkan lokasi serta outline corak natural dan
buatan manusia,berupa gambaarn-gambaran 2 dimensi,panjang dan lebar,tanpa elevasi.Peta ini
menginformasikan letak geografis,luas planimetri,sungai,gunung (pegunungan dan gunung
api),jalan,kota,serta batas wilayah.
IV-1
2. Peta Topografi
Adalah peta yang mengungkapkan posisi dan ukuran suatu wilayah bentang alam serta memperlihatkan
elevasi (ketinggian) bentang alam baik bentuk.
Lokasi maupun outlines.Peta topografi yang dilengkapi dengan keterangan yang dapat dipergunakan
untuk berbagai penelitian ilmiah atau kemiliteran.
KELENGKAPAN PETA TOPOGRAFI
Unsur-unsur penting yang terdapat dalam suatu peta topografi antara lain :
1. Relief
Adalah bentuk ketidakteraturan secara vertikal dalam ukuran besar maupun kecil dari permukaan
litosfer.
Contoh : lembah (valley),gawir (scrap),bukit (hill)
2. Drainase
Adalah segala bentuk-bentuk yang berhubungan dengan penyaluran air
(berkaitan dengan pola aliran air) baik di permukaan maupun d ibawah permukaan bumi.
Contoh : sungai-sungai (besar maupun kecil),danau,rawa,laut dn sebagainya. Sungai-sungai itu sendiri
dipermukaan bumi ada yang berpola aliran dan ada juga yang tidak berpola.Hal ini tergantung dari
batuan dasar,stratigrafi maupun struktur geologi daerah yang dilalui.
IV-2
3. Culture
Adalah segala bentuk hasil kebudayan (budi daya) manusia,seperti :
Perkampungan,perkebunan,jalan raya dan lain-lain.
Umumnya culture pada peta topografi yang dicetak berwarna akan memperlihatkan warna
hitam,sedangkan daerah perkebunan,perhutanan,persawahan diberi warna hijau.
4. Skala
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak datar (horizontal) sebenarnya di permukaan bumi.
Perlu diingat bahwa semua jarak yang diukur pada peta adalah menunjukkan jarak-jarak
horizontal.Macam-macam skala :
a. Skala Fraksi
Artinya 1 cm dalam peta sama dengan 50000 cm (500 meter) di lapangan.Kelemahannya adalah bila
peta mengalami pembesaran,pengecilan atau pemuaian,maka skala ini tidak terpakai lagi.
Contoh : 1 : 3.000
Skala Verbal
IV-3
Adalah skala yang dinyatakan dengan ukuran panjang.
Contoh : 1 cm = 15 km
1 cm = 20 km
b. Skala Grafis
Adalah perbandingan jarak horizontal sesungguhnya dengan jarak dalam peta yang ditunjukkan dengan

garis.
Keuntungan dari skala ini adalah tidak akan terpengaruh.Baik oleh pembesaran,pengecilan ataupun
pemuaian peta.
Contoh :
01
5. Orientasi Peta
Merupakan bagian yang menunujukkan kiblat dari peta.Garis batas pada kedua sisi samping peta
berarah utara-selatan,dalam hal ini adalah arah
utara-selatan sesungguhnya,bukan utara kutub magnetis.
Ada 2 macam arah utara,yaitu :
a. Arah Utara Magnetik (Magnetic North)
Yaitu arah utara yang ditunjukkan oleh jarum magnet.
b. Arah Utara Sebenarnya (True North)
Yaitu arah utara geografis atau arah utara yang sesuai dengan sumbu bumi.
IV-4
Arah utara magnetik dan arah utara geografis ditunjukkan pada peta dan membentuk sudut diantara
keduanya yang besarnya bervariasi,disebut denga deklinasi.
GN
MN

Gambar Orientasi Peta


6. Legenda
Adalah keterangan simbol-simbol pada peta.
Pada peta topografi,banyak digunakan simbol/tanda untuk mewakili bermacam-macam keadaan di
lapangan.Penjelasan mengenai beerbagai tanda/symbol yang dipergunakan itu,dikelompokkan dan
tercakup dalam legenda.Legenda biasanya diletakkan dibawah.
7. Coverage Diagram
Merupakan diagram yang menunjukkan darimana dan bagaimana cara memperoleh
datanya.Keterangan ini penting untuk dapat memeperkirakan sampai sejauh mana ketelitian
peta,misalnya :
IV-5
a. Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
b. Dibuat sketsanya
c. Dibuat berdasarkan Foto Udara
8. Indeks Administrasi
Yaitu keterangan mengenai wilayah Hukum Pemerintahan Daerah,termasuk ke dalam wilayah
Administrasi Pemerintahan mana lokasi yang dipetakan itu berada.Ini penting untuk
memahami/mengetahui kemana harus dilakukan pengesahan surat izin sebelum dilakukan penyelidikan
lapangan dari peta yang bersangkutan.
9. Judul Peta dan Nomor Lembar Peta
Judul peta merupakan Nama wilayah yang dipetakan.
Sedangkan Nomor Lembar Peta adalah nomor dari peta berdasarkan sistem pembagian wilayah yang

disebut Quadrangle.
10. Indeks to Adjoining Sheet
Yaitu petunjuk/keterangan tentang kedudukan Peta Topografi tersebut terhadap peta-peta yang ada
disekitarnya.
11. Edisi Peta
Adalah tahun pembuatan peta tersebut.
IV-6
A. PETA KONTUR TOPOGRAFI
Yaitu informasi ketinggian (elevasi) wilayah,dinyatakan dengan Garis Kontur.
Garis Kontur
Adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang terletak pada ketinggian yang sama dari permukaan
laut.
Beberapa sifat dari garis kontur adalah :
a. Garis kontur tidak akan bercabang
b. Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur lainnya yang berbeda nilai ketinggiannya.
c. Garis kontur merupakan garis yang tertutup.
d. Garis kontur yang rapat menunjukkan lereng yang curam dan yang renggang menunujukkan lereng
yang landai.
e. Garis kontur akan membelok ke arah hulu bila memotong suatu lembah sungai dan jika memotong
alur sungai konturnya berbentuk huruf V.
f. Garis kontur yang bergerigi menunjukkan suatu Lekukan Tertutup atau cekungan.
g. Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu sama lain kecuali pada suatu lereng yang
menggantung atau Over Hanging Cliff.
IV-7
h. Garis kontur dengan harga interval setengah digambarkan berupa garis putus-putus.Biasanya
dijumpai pada bagian puncak bukit.
i. Berspasi seragam pada lereng yamg mempunyai dip yang tetap.
j. Menyerupai lingkaran menunjukkan lokasi itu adalah bukit,gunung atau Dome atau Lekukan
Tertutup.
k. Ketinggian dinyatakan dengan angka bulat dan berinterval tetap.
Misalnya : 0,1,10,20, atau 15,30,45, dan seterusnya.
Besar kecilnya interval tergantung pada :
Keadaan Lapangan
Tujuan Pemetaan
Skala Peta
Secara umum,Interval Kontur (IK) ditentukan menurut :
IK = (1/2.000) x Skala Peta
Kontur Indeks
Adalah garis kontur yang dicetak lebih tebal dari garis kontur lainnya,merupakan kelipatan tertentu dari
beberapa garis kontur biasa.Maksud dari pembuatan gari kontur indeks ini adalah untuk
menyederhanakan dan mempermudah pembacaan peta topografi.Besarnya keliptan dipengaruhi oleh
medan (relief).
IV-8
Interval Kontur
Adalah jarak vertikal antara garis yang satu dengan garis kontur lainnya secara berurutan.Interval
kontur nenyatakan beda ketinggian.
Ada beberapa hal yang berpengaruh dalam penentuan interval kontur dari suatu topografi,sebagai
berikut :

1. Keadaan Medan/Lapangan (relief)


Laopangan yang relatif landai biasanya berinterval kontur kecil dan sebaliknya lapangan berelief curam
interval konturnya besar.
2. Tujuan Pemetaan
Jika pemetaan Topografi itu bertujuan untuk menghitung volume suatu bukit,maka sebaiknya interval
konturnya kecil (walaupun lerengnya curam),agar hasil perhitungannya lebih akurat.
B. PROFIL TOPOGRAFI
Profil Topografi memeperagakan konfigurasi dari permukaan di sepanjang suatu penampang vertikal
kerak bumi.Fungsi utama dari profil topografi adalah untuk memvisualisasikan karakter bumi.
Profil Topografi memperlihatkan perpotongan muka bumi dengan suatu bidang vertical.
IV-9
Langkah awal untuk memperagakan suatu penampang geomorfologi dibuat berdasarkan analisis peta
topografi yang melalui pembuatan profil topografi ini.Untuk mencegah distorsi,sebaiknya profil
topografi dibuat dengan menggunakan skala vertikal yang sama dengan skala horizontalnya.
Dalam pembuatan profil topografi dikenal beberapa istilah,yaitu :
1. Garis Profil
Adalah garis perpotongan antara permukaan bumi dengan suatu bidang vertikal.
2. Garis Dasar
Adalah garis yang letaknya mendatar dibawah garis profil.Tinggi base line seringkali dipilih nol
meter,yaitu tinggi permukaan laut,sedangkan jarak mendatar sesuai dengan jarak horizontal yang
diukur pada peta topografi.
3. Batas Tepi
Adalah garis tegak lurus base line yang membatasi sisi kiri dan kanan profil.Pada batas tepi tertera
angka ketinggian sesuai dengan interval kontur.
Cara Pembuatan Profil Topografi
IV-10
a. Perhatikan dengan baik elemen-elemen peta topografi (garis kontur,sungai,dll) yang dipotong oleh
section line.Tentukan nilai ketinggian yang jelas pada titik-titik perpotongannya.
b. Pindahkan section line pada base line dengan panjang garis serta titik-titik tetap.
c. Hitunglah interval kontur,kemudian ukur pada batas tepi penampang. Gunakanlah skala normal (H :
V = 1 : 1)
d. Hubungkan titik-titik nilai ketinggian yang terdapat pada base line dengan ketinggian yang sama
pada batas tepi profil dengan cara menarik garis melalui nilai-nilai ketinggian tersebut secara tagak
lurus,sehingga akan diperoleh titik-titik garis profil.
e. Dengan menghubungkan titk-titik pada garis profil,maka akan diperoleh suatu prfil topografi.
PENAMPANG TOPOGRAFI
Adalah profil vertikal yang menggambarkan relief muka bumi sepanjang garis penampang tertentu.
Dari Penampang Topografi itu diharapkan dapat dianalisis :
a. Bentuk Morfologi,
b. Keadaan endapan sedimen,
IV-11
c. Kemiringan dan tingkat kecuraman lereng,serta
d. Pola alur dan kuat/lemahnya erosi.
C. SISTEM QUADRANGLE DI INDONESIA
Tiap Negara mempunyai cara-cara tersendiri dalam membagi wilyahnya menjadi kotak-kotak yang
terdapat pada peta topografi.Kotak-kotak tersebut diberi nomor menurut sistem tertentu.Sistem
pembagian nomor peta ini disebut Quadrangle Sistem dari Negara yang bersangkutan.

Di Indonesia sistem pembagian peta topografi ada 2,yaitu :


1. Sistem Pembagian Lama
Sistem ini dibuat pada zaman penjajahan Belanda.Sistem ini hanya khusus dipakai di Indonesia,dimana
00 garis bujur dihitung dari Jakarta.Untuk setiap skala yang berbeda terdapat notasi yang berbeda
pula,seperti sebagai berikut :
a. Peta berskala 1 : 100.000 mempunyai ukuran 20 x 20 dan diberi nomor dengan angka arab ke arah
horizontal,dengan makin kekanan makin besar.Arah yang vertikal menggunakan angka romawi dengan
makin ke bawah makin besar.
b. Peta berskala 1 : 100.000 dibagi menjadi 4 bagian yang masing-masing mempunyai skala 1 : 50.000
dan diberi notasi huruf A,B,C dan D dimulai dari kiri atas. IV-12
c. Peta berskala 1 : 100.000 ini juga dibagi menjadi 16 bagian yang masing-masing mempunyai skala
1 : 25.000 dan diberi notasi huruf kecil dari a-q kecuali huruf j.
2. Sistem Pembagian Peta Baru
Yaitu sistem yang pembagiannya disesuaikan dengan system internasional.Pembagian menjadi skala 1 :
100.000 dengan ukuran
20 x 30 dan titik 0o dari Greenwich dan diberi notasi dengan huruf arab.Secara horizontal notasi
makin besar ke arah kana,dan secara vertikal notasi makin besar ke arah bawah.
D. LERENG
Lereng adalah kenampakan permukaan alam di suatu beda tinggi,bila tinggi dua tersebut dibandingkan
dengan jarak lurus mendatar,maka akan didapat slope (kemiringan).Bentuk lereng tergantung pada
proses erosi,gerakan tanah dan pelapukan.Lereng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam
dua bagian,yaitu kemiringan lereng dan tinggi relief.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya lereng,yaitu :
1. Faktor yang bersifat aktif,antara lain :
a. Berkurangnya daya tahan suatu lereng terhadap adanya suatu erosi.
IV-13
b. Adanya pembebanan,contoh ; dibebani oleh air hujan,bangunan sehingga bobot dari massa batuan
akan tanah menjadi lebih besar.
c. Aktifitas manusia dan hewan.
2. Faktor yang bersifat pasif,antara lain ;
a. Pengaruh iklim (tropis,subtropis,sedang,dingin).
b. Keadaan lithologi (batuan beku,batuan sedimen,batuan metamorf).
c. Keadaan stratigrafi (urutan-urutan lapisan batuan).
d. Keadaan struktur geologi (daerah sesar dan lipatan)
e. Keadaan Vegetasi.
Pengukuran sudut kemiringan lereng
1. Dengan metode Blong (1972)
Alat yang digunakan sangat sederhana terdiri dari galah tegak yang berskala hanya pada lereng yang
panjangnya antara 1-1,-5 meter.
Rumus yang digunakan adalah
Tan =
2. Dengan Kompas Geologi
Dengan kompas geologi ini kemiringan lereng dapat dilakukan dengan mudah dan dapat menentukan
beda tingginya dengan cara melakukan perbandingan dengan objek yang ada didepannya.
IV-14
Pembuatan Peta Lereng
Dapat dilakukan dengan metode,Yaitu
1. Metode Wentworth

2. Metode lingkaran
Metode ini didasarkan pada interval kontur, jarak antar kontur dan skala peta dengan menggunakan
rumus :
BA = x 100%
P=x
Di mana :
BA = batas atas klas lereng
IK = Interval kontur
L = jarak antar kontur yang berurutan
P = diameter lingkaran
Sp = skala peta
Metode lingkaran ini biasa nya digunakan pada peta dengan skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000. karena
akan lebih mewakili semua klas dalam lereng .dari harga P diameter)semua klas lereng kemudian akan
dibuat lingkaran dan selanjut nya dihimpitkan pada peta topografi yang akan dibuat peta nya. IV-15
Klasifikasi kemiringan Lereng
Ada banyak klasifikasi kemiringan lereng.berikut beberapa klasifikasi yang sering digunakan :
1. Klasifikasi Sunardi Joyosuharto (1985)
Kelas Deskripsi
Parameter
Persen ( %) Meter
Datar
Landai/berombak
Landai miring
Miring/berbukit
Miring terjal/berbukit terjal
Terjal/ berbukit terjal
Sangat terjal bergunung
03
58
8 15
15 25
25 45
45 100
> 100
5
5 10
10 25
25 100
100 200
200 500
> 500

2. Menurut Van Zuidam (1983)

Kelas Deskripsi
Persen ( % )
Rata/ hampir rata
Landai
Miring
Curam menengah
Curam
Sangat curam
Amat sangat curam
02
37
8 13
14 - 20
21 55
55 140
> 140
IV-16
3. Menurut US .Soil Survey
Kelas Deskripsi Persen (%)
Rata/ Hampir rata
Landai
Miring
Curam Menengah
Curam
Sangat curam
02
26
6 13
13 25
25 55
> 55

F . Peta Aliran Sungai


Didalam proses geologi atau geomorfologi, air memegang peranan penting karena mempunyai
kemampuan sebagai penghantar proses pelapukan,erosi yang dapat mengukir permukaan bumi, media
transportasi dan proses sedimentasi
Pembagian jenis Sungai

Sifat aliran terbagi menjadi :


1. Eksternal , Yaitu aliran air dipermukaan yang membentuk sungai,danau dan rawa-rawa.
2. Internal , Yaitu aliran air dipermukaan, terdapat pada daerah karst,endapan galian (loose),gurun pasir.
IV-17
Berdasarkan kandungan air pada tubuh sungai, dibedakan menjadi :
1. Sungai normal/permanen/perennial,yaitu sungai yang debit alirannya tetap.
2. Sungai periodis/intermittent,yaitu kandungan airnya tergantung pada musim.
3. Sungai episodis /ephermeral,umumnya hanya terdapat digurun yang hanya berair setelah turun hujan
lebat.
Berdasarkan Genesanya :
1. Sungai konsekuen,mengalir setelah dengan kemiringan awal,daerah kubah,pegunungan blok yang
baru terangkat.
2. Sungai subsekuen,mengalir sepanjang jurus perlapisan batuan dan membentuk lembah sepanjang
daerah lunak.
3. Sungai obsekuen,mengalir berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan dan berlawanan arah
dengan sungai konsekuen.umum nya berupa sungai musiman dan cabang dari sungai subsekuen.
4. Sungai resekuen,mengalir searah kemiringan lapisan batuan dan searah sungai konsekuen tetapi
cenderung baru/terbentuk kemudian
5. sungai insekuen,merupakan sungai yang tidak jelas pengendalian nya,tidak mengikuti struktur
batuan dan tidak jelas mengikuti kemiringan lapisan batuan.
pola alirannya umumnya dendritik dan banyak menyangkut sungai-sungai kecil. IV-18
Berdasarkan struktur asing dan lembah yang memotong struktur geologi :
1. Sungai superimposed
Sungai semula-mula menalir di atas endapan alluivial atau dataran penepian dengan lapisan tipis yang
meneutupi nya sehingga lapisan bawahnya tersembunyi jika terjadi rejuvinasi,sungai mengikis endapan
alluvial atau lapisan penutup tersebut dan menyingkapkan lapisan dibawahnya tanpa merubah pola
aliran semula.
2. Sungai antesedon
Sungai yang menalir tetap pada pola alirannya meskipun selama itu terjadi perubahan-perubahan
struktur,misalnya sesar ,lipatan ini dapat terjadi bila struktur terbentuk secara perlahan-lahan.jika
sungai antesedon di daerah yang mengalami pengangkutan yang sedemikian rupa sehingga kemiringan
berlawanan arah aliran sungainya,disebut sungai anaklinal.
3. Sungai compound
Sungai yang mengalir daerah dengan geomorfik yang berbeda-beda ,composite stream mengalir di
daerah yang struktur-struktur geologi yang berlainan,misalnya Sungai Bengawan Solo dan Sungai
Citaruh.
Berdasarkan atas hubungan terhadap perubahan btas erosi Vertikal :
1. Lembah tenggelam,lembah yang tertutup air laut (drowned)akibat naiknya permukaan air laut. IV-19
2. Lembah rejuvenated,lembah yang terlihat kembali akibat turunnya kembali akibat turunnya air laut.
Sistem dan pola pengaliran
System Pengaliran (Drainage sisitem)
Menurut J.R. Desaunettes
Sistem pengaliran suatu sungai beserta cabang-cabang nya yang membentuk satu kesatuan system
sungai-sungai yang mengalir melalui suatu lembah yang merupakan drainage basin dan terpisah dari
cenngkungan lainnya yang bersebelahan dan suatu batas air (watershed)
Pola pengaliran (drainage pattern)
Arthur davis Howard (1966)
Kumpulan jalur-jalur pengaliran hingga bagian terkecilnya yang mengalami pelapukan atau tidak

ditempati oleh sungai secara permanent.


J.R Desaunettes (1972)
Susunan garis-garis aliran alamiah yang mempunyai pola tertentu pada suatu daerah yang dikaitkan
dengan kondisi geologi lokal dan sejarah geologinya.
William D.Thornburry (19520
Merupakan penggabungan dari beberapa individu sungai yang saling berhubungan dan membentuk
suatu pola dalam kesatuan ruang.
IV-20
Hal ini disebut tata pengaliran (drainage arragement),karena mencerminkan hubungan yang lebih erat
dari masing-masing individu sungai dibandingkan garis-garis aliran yang terbentuk pada pola dasar
pengaliran yang umum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pola aliran,yaitu :
1. Kemiringan lereng
2. Perbedaan resistensi batuan
3. Kontrol struktur
4. Pembentukan pegunungan
5. Proses geologi kuarter
6. Sejarah geomorfik
Klasifikasi Pola Pengaliran
Menurut Arthur D.Howard (1967),Pola pengaliran terbagi menjadi dua,yaitu :
1. Pola Dasar (basic pattern)
Sebuah pola aliran yang memiliki karakteristik yang khas yang dapat secara jelas dibedakan dengan
bentuk dasar pola alirnya.
2. Pola Ubahan (modified basic pattern)
Sebuah bentuk pola aliran yang berbeda dari pola dasar dalam beberapa aspek regional.
IV-21
Pembahasan
Analisa peta topgrafi dilakukan sebagai study pada sebelum dilakukan penyelidikan dilapangan
ataupun pembukaan suatu wilayah. Analisa ini disertai foito udara atau debngan bantuan informasi
keadan geologi regional. Sering kali juga keadaan topografi sangat dicerminkan keadaaan geologi,
sehingga study pendahuluan ini sangat membantu penyelidiokan. Hal-hal yang butuh dipelajari pada
peta-peta topografi antara lain tentang pola garis kontur, kerapatan, bentuk-bentuk hal bukit kelurusan
punggungan, bentuk lembah, ataupun pola aliran sungai dans ebagainya.
Beberapa sifat yang menonjol dari topografi misalnya bentuk morfologi yang landai umumnya
ditempati endapan alluvial sungai/pantai, atau batu-batuan yang lunak, misalnya lempung, napal dsb.
Bentuk-bentuk perbukitan yang bergelombang umumnya ditempati batuan yang berselangh-seling
misalnya batu pasir dan lempung atau breksi. Bukit-buit yang menonjol dan tersendiri sering
merupakan seatu tubuh pada batuan interusi, misalnya andesit dan basalt. kelurusan pada punggungan
atau sungai biasanya akan menunjukkan struktur geologi. Misalnya perlapisan batuan, jalur patahan
atau batas pebedaan jenis batuan.
Pada peta topografi, p[rtoses geologi muda terutama erosi akan tercermin. Pada bentuk lembah dan
aliran sungainya, pada dasarnya gaya pengikis erosi cenderung untuk diratakan bumi ini, pada dasar
laut/erosi yang beupa laut, danau, dsb.

BAB V
KOMPAS GEOLOGI

5.1 Dasar teori


Kompas merupakan alat yang digunakan jntuk mengukur kedudukan unsure-insur struktur geologi,
mengukur kemiringan dan jurus suatu bidang, serta sangat penting dalam kegiatan survey dan
penelitian.
Kompas geologi memikili bagian-bagian yang penting antara lain :
Jarum magnet
Agar kompas menunjukkan posisi geografi yang benar maka graduated circle harus dicocokan. Ujung
jarum utara yang mengarah kekutub utara bumi, akan mengalami penyimpanagn, bersama-sama posisi
utara geografi membentuk deklinasi.
Lingakaran pembagian drajat(graduated circle)
Ada dua lingkaran embagian drajat, yaitu kompas azimuth dan kompas kuadran. Kompas azimuth ini
membagi 0 pada arah utara (N) sampai 360 dan penulisannya berlawnan arah dengan peerputaran
jarum jam. Sdangkan pada kompas kuadran, pembagian dari 0 pada arah utara (N) dan selama (S)
hingga mencapai 90 pada darah timur (E) dan barat (W).
V-1
Klenometer
Untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang suatu lereng. Ada bua
klenometer, yaitu Niffo mata Sapi (Round Level) sebagai penagtur horizontal. Dan Niffo Tabung (Long
Level) sebagai penentu besar kemiringan bidang.
Large Sight, alat pengintip besar dalam pembidik
Small Sight, alat pengintip kecil dalam pembidik.
Inklinasi dan deklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas akibat adanya perbedaan letak geografis suatu daerah
terhadap kutub bumi. Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh jarum utara magnet dan jarum
sebenarnya.
Cara penggunaan kompas Geologi
Menentukan azimuth
Kompas dalam keadaan horizontal (dengan bantuna Niff Mata sapi). Dipegang setingi pinggang.
Cermin dibuka 135 menghadap kedepan dan sighting arm horizontal dan peep sight ditegakkan
Objek ditempatkan dengan menghimpitkan garis tengah pada cernin. Intip melalu sighting arm dengan
melihat opada cermin.
V-2
Baca jarum utara kompas, sebagai azimuth
Mengukur besar sudut suatu lereng
Tutup kompas dibuka + 15 sighting arm dibuka dan ujungnya ditegakkan.
Pegang kompas pada bagian samping kompas, bagian tutup yang membuka disebelah kiri.
Melalui peep sight dan sighting window (jendela pandang pada kaca), dibidik ketitik yang dituju yang
memiliki tingginyang sama dengan mata pembidik.
Klenometer long level harus punya tinggi yang sama dengan mata pembidik
Baca kemiringan (dalam derajat dan persen)

Mengukur kedudukan bidang


Mengukur jurus dan kemiringan (straike dan dep) :
Cermin dibuka 90 180
Temple sisi E besar pada bidang miring yang diukur
Atur posisi kompas hingga horizontak engna bantuan Niffo nata sapi
Baca jarum utara, sebagai strike bidang yang diukur
Buat garis horizontal sejajar dengan bidang horizontal kompas
Tempelkan W pada bidang yang diukur, dimana tegak lurus terhadap garis horizontal.
Atur klenometer hingga bulatan yang bergerak tepat ditengah Niffo Tabung
Baca hasilnya sebagai kemiringan bidang yang diukur.
V-3
Besar N 450, E per 20 SE artinya strike bidang adalah timur laut dan miring atau condong 20 kearah
tenggara.
Pengukur arah kemiringan
Tempelkan sisi S pada bidang yang diukur
Posisikan hingga horizontal (dengan round level).
Baca angka yang ditunjukkan jarum kompas dan ini merupakan arah kemiringan (dip direction)
Mengukur kedudukan struktur garis
P[engukuran struktur garis yang mempunyai trend
Pengukuran arah trend
Pengukuran plunge (sudut penunjang)
Pengukuran pitch/rake
Pengukuran struktur garis yang tidak memiliki trend
Yang termasuk daldam struktur ini adalah arah-arah kelurusan, yang diukur adalah hanya bearing.
Struktur bidang dan struktur garis
Struktur bidang
Dibedakan menjadi :
V-4
Struktur bidang rill, struktur bidang yang bentuk dan kedudukannnya dapat diamati langsung
dilapangan, antara lain bidang perlapisan, bidang sesar, bidang foliasi, dan bidang sayap lipatan.
Struktur bidang semu, struktur bidang yang bentuk dan kedudukannya hanya bias diketahiu dari hasil
analisa struktur bidang rill.
Contoh : bidang poros lipatan.
Pada struktur bidang umumnya dinyatakan dalam bentuk jurus dan kemiringan. Jurus atau strike adalah
arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan antara bidang bersangkutan dengan bidang
horizontal. Sedangkan kemiringan (dip) adaldah sudut kemiringan yang dibentuk oleh bidang
kemiringan dan bidang horizontal yang diukur tegak lurus terhadap jurus.
Struktur garis
Dibedakan menjadi :
Struktur garis rill, struktur garis yang arah dan kedudukannya dapadt diamati dilapangan secara
langsung. Contoh : gores-gores pada bidang sesar
Struktur garis umum, struktur garis yang arah dan kedudukannya ditaksir dari orientasi unsure-unsur
struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi. Contoh: liniasi fragmen breksi sesar.
V-5
Pada struktur garis umumnya dinyatakan dalam arah penunjaman (trend), arah kelurusan (bearing), dan
besar penunjaman(plange).
Trend merupakan jurus dari bidang vertical yang melalui garis yang menunjukkan arah penunjaman

garis tersebut.
Bearing merupakan jurus dari bidang vertical yang melalui garis, tetapi tidak menunjukkan arah
penunjaman garis tersbut.
Rake merupakan besar sudut antara garis dengan garis horizontal, yang diukur pada bidang dimana
garis tersebut terdapat.

V-6
5.2. Pembahasan
Kompas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kedudukan unsure-unsur struktur geologi,
mengukur kemiringan dan jurus suatu bidang, serta sangat penting dalam kegiatan survey dan
penelutian.
Bagian-bagian kompas adalah jarum magnet, lingakaran pembagian drajat (graduated circle,
klinometer, large sight, small sight, inklinasi dan deklinasi)
Vara poenggunaan kompas geologi dapat dialkukan edngan menentukan azimuth, mengukur besar
sudut suatu lereng, mengukur kedudukan bidang, mengukur kedudukan struktur garis.
Struktur bidang dan struktur garis dapat dijabarkan menkadi dua macam yaitu rill dan semu, serta
struktur garis rill dan semu.
Karena tidak adanya kompas geologi, maka praktikan tidak dapadt menggunakan dan
mempraktikannya, karena walaupun ada tetapi tidak berfungsi dengan baik.

V-7
BAB VI
FOTO UDARA/STEREOSKOP

6.1. Dasar Teori


Sebelum melakukan interpretasi foto udara,kita harus tahu dulu perangkat-perangkat yang digunakan
serta prosedur dan tata cara penggunaanya untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Adapun tujuan daripada pengenalan alat yang berupa foto udara/stereoskop ini adalah :
Mampu mengenal seluruh bagian dan fungsi serta cara kerja stereoskop cermin.
Mampu mengenal dan mengetahui makna tanda-tanda atau keterangan cirri pada foto udara.
Mampu melakukan/mendapatkan pandangan 3 dimensi secara benar dan akurat.

1. Pengamatan Stereoskopik
Merupakan pengamatan atas tampalan 2 foto udara dengan menggunakan alat stereoskop,sehingga
muncul gambaran 3-D atas daerah yang diamati.Gambaran 3-D ini memungkinkan untuk membuat
peta garis tinggi,mengukur beda tinggi dan lereng berdasarkan tampalan foto tersebut. VI-1
Secara garis besar,dikenal sebanyak 4 jenis stereoskop,yaitu :
a. Stereoskop Saku.
b. Stereoskop Penyiuman
c. Zoom Transfersrop.
d. Stereoskop Cermin.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan stereoskop cermin yang akan
digunakan pada praktikum atau yang dimiliki oleh laboratorium Geologi Dasar.
Keuntungannya :
1. Dengan menggunakan stereoskop cermin,pengamatan atas foto udara ukuran baku lebih mudah
dilakukan karena basis mata diperpanjang jaraknya dengan basis stereo hingga sekitar 24-26 cm.
2. Dapat dipasang binokuler untuk pembesaran gambar yang diamati.
Kelemahannya :
1. Pada pengamatan binokuler,luas daerah yang diamati berbanding terbalik dengan kuadrat
pembesarannya.Akibatnya pengamatan seluruh daerah stereoskop dilakukan dengan menggeser-geser
stereoskop.Hal ini tidaklah mudah karena arah basis foto harus selalu sejajar dengan arah basis stereo.
VI-2
2. Teori Stereoskop
Pengamatan stereoskop pada dasarnya dimaksudkan untuk melihat kesan kedalaman.Hal ini dapat
dilakukan bila kekuatan kedua mata pengamat relative sama.
Pelaksanaanya dilakukan dengan akomodasi dan konversi mata.
Apa yang kita lihat dalam pengamatan stereoskop adalah 2 objek yang tergambar dalam 2 foto udara
yang bertampalan.
Mata kiri melihat objek pada foto kiri,mata kanan pada objek foto kanan,lalu secara psikologik dilebur
menjadi satu (mengalami fusi).
Setelah itu barulah kita melihat kesan kedalaman,artinya tiap objek tampak dengan kedalaman yang
berbeda-beda (3-D).
3. Persyaratan Pengamatan Stereoskop
Untuk dapat melakukan pengamatan stereoskopik,harus dipenuhi persyaratan utama sebagai berikut :
a. Pasangan foto udara harus menggambarakan sebagian daerah yang sama (bertampalan).
b. Sumbu kamera pada saat pemotretan kurang lebih terletak pada bidang yang tegak (vertikal).
c. Perbandingan jarak dasar udara dan tinggi terbang mempunyai harga tertentu,yaitu sekitar 0,25.
d. Skala foto yang berpasangan harus seragam.Perbedaan skala hingga 15% masih dapat
digunakan,akan tetapi untuk maksud pengukuran teliti,perbedaan ini tidak boleh dari 5%.
e. Basis foto kiri dan foto kanan terletak dalam satu basis.
VI-3
f. Satu titik pada foto kiri dan foto kanan terpisah sejauh basis stereo,yaitu antara 24 26 cm.
g. Mata kiri meliha foto kiri dan mata kanan melihat foto kanan.Bila terjadi sebaliknya,relief yang
tampak akan terbalik,lembah tampak tinggi dan bukit tampak rendah.Model demikian disebut Model
Stereo Pseudoscopic.
4. Penerbangan Untuk Pemotretan
a. Jalur Terbang
Untuk memotret suatu daerah,pada umumnya diperlukan sejumlah foto udara seri
(berurutan).Pemotretannya dilakukan menurut jalur terbang yang direncanakan sedemikian rupa hingga
ada penampalan antara foto-foto dalam satu jalur terbang yang berdekatan.

Penampalan ini dimaksudkan untuk penyambungan foto dan untuk memperoleh gambaran 3Dimensional pada daerah yang bertampalan itu bila diamati dengan alat yang disebut Stereoskop.
Penampalan (overlap) antara foto yang terletak dalam satu jalur terbang disebut Penampalan Depan
(endlap),sedangkan penampalan antara jalur terbang yang berdekatan disebut Penampalan Samping
(sidelap).
b. Drift dan Crab
Oleh adanya gangguan lain,arah pesawat dapat berubah sehingga arah fotonya tidak seperti yang
direncanakan,akan tetapi arah rangkaian fotonya bergeser,gejala ini disebut Drift,
VI-4
Untuk mengatasi pergeseran arah terbang ini,arah terbang dibelokkan sehingga arah terbang tetap
seperti yang direncanakan.Sebagai akibat pembelokan ini,rangkaian foto menjadi kurang teratur,gejala
ini disebut Crab.
5. Tanda-tanda atau Keterangan pada Foto Udara
Foto udara ukura baku pada umumnya berukuran 23 x 23 cm.Pada bagian tepi foto ada 3 kelompok
keterangan penting,yaitu :
a. Tanda Fiducial
Tiap foto udara diberi 4 atau 8 tanda Fiducial yang terletak pada tiap sudut foto atau pada bagian
tengah garis tepi foto.Perpotongan 2 garis yang masing-masing ditarik dari 2 tanda Fiducial yang
berhadapan menunjukkan letak titik utama/titik tengah (principal point) foto.
b. Seri Nomor
Seri nomor yang lengkap sekurang-kurangnya terdiri dari Nomor registrasi,
Nomor daerah yang dipotret,Tanggal pemotretan,Nomor jalur terbang,dan Nomor foto.Nomor
registrasi diperlukan untuk pengarsipan dan pengambilan kembali serta untuk pemesanan cetak foto
bagi yang memerlukan.
VI-5
Nomor jalur terbang disamping diperlukan dalam penyimpanan foto,juga diperlukan untuk menyusun
mosaik dan untuk mencari pasangan stereoskopik.
Contoh : Foto Udara VII/300/Palangkaraya/XX-17.
Dalam contoh tersebut :
VII/300 adalah Nomor Registrasi,
Palangkaraya adalah nama daerah,
XX adalah Nomor Jalur Terbang,dan
17 adalah Nomor Urut Foto dalam jalur terbang itu.
c. Tanda Tepi
Tanda tepi terletak pada tepi kiri atau tepi kanan foto.Pada umumnya tanda tepi terdiri atas 4
buah.Tanda paling atas berupa level atau nivo untuk menunjukkan apakah foto udara tersebut benarbenar vertikal.
Tanda kedua berupa Pukul yang menunjukkan jam pemotretan,sehingga dapat diketahui orientasi dan
tinggi relatif objek berdasarkan arah dan panjang bayangan.
Tanda ketiga menunjukkan panjang fokus kamera dan nomor seri kamera yang digunakan.Dari panjang
fokus dapat diketahui jenis kamera yang digunakan.
VI-6
Misalnya tertulis 125,5 berarti panjang kameranya 12,55 cm.
Tanda tepi yang paling bawah berupa Altimeter,yaitu untuk menentukan tinggi pesawat terbang diatas
muka laut saat pemotretan yang satuan ketinggianya dinyatakan dalam feet atau meter.Tinggi
berdasarkan Altimeter ini harus dikurangi dengan tinggi rata-rata daerah agar didapat tinggi terbang
diatas bidang rujukan.
6. Gejala Eksagerasi (Exaggeration)
Adalah kenampakan lebih curam atau landai lereng topografi pada foto yang dilihat dengan stereoskop

bila dibandingkan dengan lereng topografi yang sebenarnya di alam/lapangan.


Gejala ini timbul karena peniruan perbandingan jarak antara kedua mata dengan jarak lihat,dan jarak
dasar dengan tinggi terbang tidak tepat sama.
Besar Eksagerasi ini dapat dihitung pada penafsiran kuantitatif.
VI-7
Pembahasan
Pengamatan terhadap dua foto udara yang bertampalan dilakukan dengan tujuan agar dapat
mendapatkan kesan pada kedalaman dan ketinggian dari suatu daerah yang ditampilkan didalam foto
udara itu yang bertyampalan. Bertampalan berarti dua foto itu sama-sama menunjukkan sebagian
daerah ataupun objek yang sama.
Stereoskop yang digunakan pada praktikum ini adalah jenis stereoskop cermin. Stereoskop cermin
dapat menerapkan system fusi dua gambar. Peristiwa fusi tersebut dapat juga berlangsung pada saat
bayangan yang pada sebagian diterima dari mata kiri sehingga akan muncul satu kesimpulan berupa
gambaran suatu oibjek yang memilikki suatu belahan komposisi yang utuh dan kompleks.
Dua foto udara yang bertampalan tersebut akan diatur sedemikian rupa sehinggga dua titik yang dapat
terpisah akan tampak menjadi satu, kemudian amati foto tersebut secara visual dengan batuan
stereoskop kemudian akan terlihat gambar tiga dimensi pada daerah yang ada difoto udara akan terlihat
dengan jelas sekali daerah-daerah yang landai. Dari foto udara tersebut akan dapat dibuat peta topografi
dengan menggunakan kertas transparan dan spidol OHP maka kita dapat membuat garis-garis kontur
dikertas transparan tersebut dengan harus memperhatikan perbedaan ketinggian dari bentang alam
tersebu

Anda mungkin juga menyukai