PENDAHULUAN
1
2. Batuan sedimen (“sedimentary rocks”), adalah batuan hasil litifikasi bahan
rombakan batuan yang berasal dari proses denudasi atau hasil reaksi kimia
maupun hasil kegiatan organisme (Pettijohn, 1964).
3. Batuan metamorf atau batuan malihan (“metamorphic rocks”), adalah batuan
yang berasal dari suatu batuan yang sudah ada yang mengalami perubahan
tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai perubahan kondisi
fisika (tekanan dan temperatur) (Winkler, 1967).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan batuan beku dan bagaimana proses
terbentuknya?
2. Apakah yang dimaksud dengan batuan sedimen dan bagaimana proses
terbentuknya?
3. Apakah yang dimaksud dengan batuan metamorf dan bagaimana proses
terbentuknya?
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Praktikan dapat mengetahui mineral pembentuk batuan( Rock forming
mineral)
2. Praktikan dapat mengetahui batuan beku intrusive dan ekstrusif.
3. Praktikan dapat mengetaui batuan sedimen klastik dan non klastik.
4. Praktikan dapat mengetahui batuan metamorf foliasi dan nonfoliasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau
mengalami pembekuan. Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun
oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang berada di mantel maupun
di kerak bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada salah satu
proses dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan
komposisi. Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga
terkadang tergantung pada jenis batuan bekunya masing- masing. Beberapa jenis
batuan beku dan proses pembentukannya antara lain:
4
2. Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah- celah
antar lapisan di dalam kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan lebih
cepat sehingga di samping kristal besar terdapat pula banyak kristal kecil.
Contoh dari batuan jenis ini antara lain batu granit porfir
3. Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini
adalah ketika gunung api menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini
terjadi tidak hanya di sekitar kawah gunung api saja, namun juga di udara.
Proses pembekuan ini berlangsungsingkat dan hampir tidak mengandung
kristal (armorf).
Batuan beku ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, melainkan
terdiri dari bernagai jenis. Lalu, apa saja yang merupakan jenis- jenis batuan beku
ini? Sebenarnya jenis bauan beku ini dapat diklasifikasi menurut bermacam-
macam aspek, antara lain menurut cara terjadinya, menurut kandungan SiO2 nya,
dan juga menurut indeks warnanya. Untuk lebih jelasnya, jenis- jenis batuan
tersebut akan kita bahas satu per satu.
a. Deep seated Rock, yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam lapisan
atmosfer bumi. Deep seated rock ini disebut juga dengan batuan plutonik.
Batuan plutonik ini merupakan batuan beku yang proses terbentuknya atau
proses terjadinya ada di dalam dapur magma.
5
b. Dike rock, yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan. Dike rock
ini juga batuan beku gang atau korok. Batuan beku jenis ini merupakan batuan
beku yang terbentuk di gang ataupun celah- celah antar lapisan di dalam kulit
bumi.
c. Effusive rock, yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Effusive
rock ini juga disebut dengan batuan vulkanik atau batuan beku luar atau
batuan lelehan. Batuan jenis ini merupakan batuan beku luar yang proses
pembentukannya berada di luar permukaan bumi
a. Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2nya lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit.
b. Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan batuan
beku yang kandungan SiO2nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan
ini adalah dasit.
c. Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2nya antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah
andesit.
d. Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis batuan
beku yang kandungan SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis
ini adalah batu basalt.
6
3. Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warnanya
Selanjutnya adalah jenis- jenis batuan beku yang dilihat dari indeks warna batuan
itu sendiri. Jika dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku dibedakan menjadi 3
hingga 4 macam. Mengapa 3 hingga 4 macam? Karena ada beberapa pendapat
dari para ahli yang menyatakan jenis- jenis dari batuan beku berdasarkan indeks
warnanya ini.
a. Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943) – yang menyatakan bahwa batuan
beku dilihat dari indeks warnanya dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:
Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik
kurang dari 30%.
Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik
sebanyak 30% hingga 60%.
Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral
mafik lebih dari 60%.
Itulah lasifikasi betuan beku berdasarkan indeks warna yang dipaparkan menurut
S.J. Shand. Selanjutnya adalah pendapat dari S.J. Ellis (1984).
b. Pendapat kedua dari S.J. Ellis – Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J.
Ellis mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam,
yakni:
Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna kurang
dari 10%.
7
Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 10%
hingga 40%.
Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara
40% hingga 70%.
Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari
70%.
Dalam pengamatan/deskripsi batuan beku, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
:warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan.
1. Warna Batuan
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya.Mineralpenyusun batuan dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga
dari warnadapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang
berteksturgelasan.
Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yangtersusun
oleh mineral-mineral felsik
Batuan beku yang berwarna gelap-hitam, umumnya adalah batuan beku
intermedieryang tersusun oleh mineral-mineral felsik dan mineral
mafik hampir sama banyak
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan
beku basayang tersusun oleh mineral-mineral mafik
Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik, umumnya
adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir seluruhnya
mineral-mineral mafik.
8
2. Komposisi Mineral
9
Kelompok Gabro– BasaltTersusun dari magma yang bersifat basa dan
terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca, piroksen dan
hornblende.4.
Kelompok Ultra BasaTersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain
yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.
10
Amfibol Prismatic panjang, 2 arah, membentuk Kilap arang
menyerat, sudut
(Hornblende) Hitam, coklat
membutir
Umum pada
batuan
Klorit Hijau Berlembar Sempurna
metamorf
11
Terutama
tersusun atas
Asbes Putih Menyerat -
antopilit
Memapan, Lembar-lembar
membutir tipis terjadi dari
Gypsum Tak berwarna, putih Sempurna
evaporit
12
Grafit : hitam : heksagonal
c. Pengotoran dari mineral
Contoh : Silika : tidak berwarna
Jasper : merah
2. Kilap
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral.
Macam - macam kilap :
a. Kilap metalik/logam
Contoh : pyrite, tembaga
13
a. Elongated Habits (meniang/berserabut)
Tabel 2. Elongated habits
Columnar
Tourmaline
( meniang )
Columnar
Tourmaline
(meniang )
Fibrous
Asbestos
( menyerat )
Acicular
Natrolite
( menjarum )
Raticulated Rutile
( menjaring )
Filiform
Nat silver
( membenang )
14
Capilery
Bysolite
( merambut )
Stelated
Phyropyllite
( membintang )
Radiated
Marcasite
( mrnjari )
15
Tabular ( memapan ) Barite
Divergent ( Gypsum
memencar )
Plumose ( mika
membuluh)
Plumuse ( mika
16
membuluh )
Mammilery ( Malachite
mendada )
17
Pisolitic Opal -
Pisolitic Oapl -
Stalictid -
Reniform ( mengginjal -
)
3. Tekstur
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan
keteraturanmineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan
danketerdapatannya.Pengamatan tekstur batuan beku meliputi :
a. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi batuan beku tergantung dari proses pembekuan magma.
Padapembekuan magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-
kristal yangberukuran kasar-sedang, bila berlangsung cepat akan terbentuk
18
kristal-kristal yangberukuran halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan
terbentuk gelas. Derajatkristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
Holokristalin : batuan beku terdiri dari kristal seluruhnya
Hipokristalin : batuan beku terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
Holohyalin : batuan beku terdiri dari gelas seluruhnya
b. Granulitas/Besar butir
Granulitas/besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasaUkuran
butir/kristal untuk batuan bertekstur fanerik dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
Halus : besar butir < 1 mm
Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm
Kasar : besar butir 5 mm - 30 mm
Sangat kasar : besar butir > 30 mm
Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata
biasa,hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Jika batuan bertekstur porfiritik maka
ukuranfenokris dan masa dasar dipisahkan.
Gelasan (glassy) : batuan beku semuanya tersusun oleh gelas.
4. Kemas / fabric
Kemas / fabric batuan beku dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
Inequigranular : ukuran besar butir/19ristal tidak sama.
19
Panidiomorfik apabila sebagian besar mineral
didalam batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbent
uk euhedral.
Hipidiomorfik apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut
berukuran butir relatif seragam dan berbentuk subhedral.3.
Gambar 2. Hipidiomorfik
Allotriomorfik apabila sebagian besar mineral
didalam batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbent
uk anhedral.
Gambar 3. Allotriomrfik
20
Gambar 4. Porfiritik
Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam
masa dasar(matriks) gelas/amorf.
5. Struktur Batuan Beku
Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya
batuanbeku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di
lapangan(dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga
dalamhandspecimen.
Tabel 5. Bentuk Kristal :
Bentuk Tekstur Keterangan Gambar
Kristal
21
Batas Kristal
peralihan antara
Subhedral Hypidiomorfik
sempurna dan
tidak beraturan
22
lava akibatinteraksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana
bagian atascembung dan bagian bawah cekung.
Blok Lava (Lava aa) : aliran lava yang permukaannya sangat kasar,
merupakanbongkah-bongkah.
Lava Ropy (Lava Pahoehoe) : aliran lava yang permukaannya halus dan berbentuk
seperti pilinan tali, bagian depannya membulat, bergaris tengah samapai
beberapameter.
23
Tekstur
Tekstur dari batuan piroklastik adalah suatu parameter yang digunakan untuk
mendeskripsikan apakah batuan tersebut merupakan batuan piroklastik atau
tidak, berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang tekstur umum dari
batuan piroklastik:
Struktur
Struktur dari batuan piroklastik memiliki butiran yang kasar maupun halus,
dimana struktur tersebut sering kali terdapat pada batuan sedimen seperti halnya
perlapisan. Batuan piroklastik yang berbutir halus terkadang memperlihatkan
tekstur yang hampir pada batuan bekulelehan. Butiran halus yang terdapat pada
batuan piroklastik sering disebut sebagai tufa, dimana struktur tufa ini akan
mempengaruhi penamaan dari batuan piroklastik yang kemudian terbagi menjadi
3 jenis, yaitu:
24
aglomerat berasal dari material vulkanik, sedangkan konglomerat berasal
dari material sedimen. Aglomerat ini memiliki ukuran butir >32 mm.
Breksi Vulkanik – Breksi vulkanik merupakan breksi yang menyerupai
batuan sedimen akan tetapi komposisinya berasal dari material vulkanik
yang mempunyai ukuran butir >32 mm. ( baca : Batuan Breksi )
Tufa Lapili – Tufa merupakan batuan piroklastik yang berukuran halus,
batuan ini terdiri atas material fragmen yang mengkristal atau berasal dari
mneral. Berdasarkan komponen yang memiliki kandungan fragmen
kristal/mineral yang terkandung, tufa terbagi atas 3 jenis, yaitu tufa vitric
yang memiliki banyak fragmen gelas, tufa kristal yang memiliki banyak
fragmen kristal dan tufa lithik yang memiliki banyak fragmen batuan.
Klasifikasi Endapan
Endapan piroklastik bermula dari adanya jatuhan ketika gunung berapi meletus
yang kemudian pengendapan yang terjadi memiliki ukuran yang tebal. Adapun
pembagian endapan piroklastik terbagi atas 3 macam, yaitu:
25
swell serta memiliki endapan yang sedikit menebal pada bagian topografi
yang rendah dan menipis pada bagian topografi yang tinggi.
Mekanisme Pengendapan
Proses bentukan batuan piroklastik berawal dari letusan gunung berapi yang
mengeluarkan magma dari perut bumi yang disebabkan karena tenaga yang
sangat besar, yaitu tenaga endogen Mekanisme pengendapan batuan tersebut
terbagi atas 3 macam, yaitu:
Mineral Penyusun
Mineral penyusun batuan piroklastik hampir sama dengan mineral
pembentuk batuan beku. Hal ini disebabkan karena zat yang terkandung dalam
mineral penyusunnya sama, yaitu tersusun dari magma ( baca : Proses Terjadinya
Magma). Untuk membedakannya maka dapat dilihat dari bentuk butirannya,
pada batuan beku butirannya merupakan campuran dari beberapa butir
sedangkan pada batuan piroklastik butirannya merupakan gabungan dari butiran.
Mineral penyusun batuan piroklastik terbagi atas 3 macam, yaitu :
Mineral Sialis – Mineral sialis merupakan mineral yang terdiri atas mineral
kuarsa, mineral feldspar dan mineral felspatoid.
Mineral Femis – Mineral jenis ini sangat kaya akan kandungan besi
magnesiumnya, yang terdiri atas olivin, melilit dan piroskin.
Mineral Tambahan – Mineral tambahan ini terdiri atas biotit, amfibol dan
hipersten.
26
2.3 Batuan sedimen
Batuan sedimen ini merupakan salah satu jenis batuan yang mana
terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan
sedimen atau sering juga disebut sebagai endapan merupakan batuan yang
terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air ataupun angin. Ada
lagi pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan yang terbentuk karena
adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga erosi
tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan. Seorang ahli, yakni
Hutton (1875) menyatakan bahwasannya batuan sedimen ini merupakan batuan
yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut
ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan juga longsoran gravitasi, gerakan
tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk dari demikian, batuan sedimen ini
juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam, dan juga
material- material lainnya. Demikianlah yang disebut dengan batuan sedimen.
27
laut yang berada di sekitar gunung berapi. Batuan yang terbentuk akan
dikategorikan dalam batuan detritus kasar. Sedangkan batuan yang berukuran
kecil terbentuk akibat proses pengendapan yang terjadi di zona laut dangkal
maupun laut dalam.
28
Konglomerat
Contoh batuan sedimen klastik yang pertama adalah batu konglomerat. Batu ini
memiliki struktur butiran yang kasar dengan ukuran fragmen berkisar antara 2 –
256 mm. Bantuk fragmen konglomerat yaitu kebulat- bulatan. Bentuk tersebut
merupakan akibat dari adanya proses transport pada mineral- mineral
penyususnnya. Konglomerat tersusun dari beberapa mineral seperti granit, rijang,
kuarsa dan lain- lain. Mineral- mineral penyusun konglomerat tersebut bisa saja
hanya sejenis, dan bisa juga campuran.
Breksi
Contoh batuan sedimen klastik yang kedua yaitu batu breksi. Butiran pada batu
breksi bersifat coarse. Hal tersebut karena mineral- mineral penyusunnya terdiri
dari kuarsa, kuarsit, granit, rijang dan batu gamping. Ukuran fragmen breksi
hampir sama dengan ukuran fragmen konglomerat, yakni dikelompokkan dalam
ukuran batu kasar. Hanya saja, fragmen breksi berbentuk runcing dan memiliki
sudut, sedangkan konglomerat berbentuk bulat. Fragmen breksi berasal dari
akumulasi fragmen yang terkumpul dan mengendap pada dasar lereng. Fragmen
tersebut juga bisa diperoleh dari hasil material longsoran yang mengalami
litifikasi.
Batu pasir
Contoh yang ketiga yakni batu pasir yang juga disebut dengan
istilah standstone. Batu pasir termasuk batu dengan ukuran butiran kecil, yakni
ukuran matriksnya hanya berkisar antara 0,1 – 2 mm. Komposisi batu pasir
bermacam- macam. Ada yang tersusun dari bijih besi, pecahan batu sabak, klorit,
riolit dan batu basal. Ada juga yang tersusun dari mineral kuarsa dan feldspar
yang keberadaannya mudah ditemui di lapisan kulit bumi.
Batu serpih
Contoh keempat adalah batu serpih atau shale. Seperti halnya batu pasir, batu
serpih juga mempunyai ukuran butiran yang kecil (matriks) bahkan sangat halus.
29
Begitu halusnya hingga mineral penyusunnya sulit untuk diteliti. Meski demikian,
para ahli dapat mengidentifikasi beberapa mineral yang ada pada batu serpih,
diantaranya adalah kaolit, smektit, illite, oksida besi, karbonat, kuarsa, sulfida dan
bahan organik. Bahan organik yang menyusun batu serpih mempengaruhi warna
batu tersebut. Batu serpih yang mengandung bahan organik akan berwarna gelap
yakni dari abu- abu hingga hitam. Selain itu, batu serpih juga ada yang berwarna
terang seperti merah dan kuning. Warna cerah tersebut dikarenakan batu serpih
terbentuk di tempat yang banyak mengandung oksigen.
Batu lempung
Contoh batu sedimen klastik yang terakhir dalam pembahasan ini adalah batu
lempung. Batu ini tersusun dari mineral silika, alumina, kaolin, vermikulit, haloisit
dan lain- lain. Ukuran mineralnya juga sangat kecil seperti batu serpih, yakni
kurang dari 2 mm. Terdapat dua jenis batu lempung yakni lempung residu dan
lempung letakan. Batu lempung banyak dimanfaatkan untuk pembuatan keramik,
gerabah, genteng dan juga sebagai bahan baku pembuatan semen portland.
Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang
larut dalam air (terutama air laut). Material ini terendapkan karena proses
kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan
bantuan proses biologi. Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat
30
rumit, dan sulit untuk dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia,
atau proses biologi (yang juga melibatkan proses kimia secara tak langsung).
31
Jenis batuan sedimen non-klastik :
Gambar 7. Travertine
32
Batugampin kristalin, dsb.
3. Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya
mengeras menjadi batu. Contohnya batubara. Serpihan daun dan batang
tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan
lingkungan daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi akan
termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon
batubara. Contoh Batuan Sedimen Non-Klastik
Rijang ( Chert )
33
Batubara
Jenis batuan metamorf yang pertama akan kita bahas adalah jenis batuan
metamorf kontak. Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf
34
yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi
atau sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Ada yang menyatakan pula
bahwa batuan metamorf kontak ini adalah batuan yang terbentuk karena adanya
pengaruh intrusi magma pada suhu yang sangat tinggi. Adanya suhu yang sangat
tinggi yang berasal dari aktivitas magma ini menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk maupun perubahan warna batuan. Suhu yang tinggi ini juga karena
letaknya dekat dengan magma. Contoh dari batuan metamorf kontak ini adalah
batu kapur atau gamping menjadi batu marmer, kemudian batuan batolit, batuan
lakolit, dan juga batuan sill. Satu hal yang perlu kita ketahui tentang batuan jenis
ini, yakni batuan jenis ini dipengaruhi oleh letak instrusinya, dimana semakin jauh
letaknya dari intrusinya maka derajat metamorfosisnya akan semakin berkurang.
Jenis batuan metamorf yang kedua adalah batuan metamorf dinamo. Batuan
metamorf dinamo merupakan jenis batuan yang mengalami metamorfose sebagai
akibat adanya tekanan yang tinggi yang berasal dari tenaga endogen dalam waktu
yang lama, serta dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi karena adanya
tenaga endogen. Batuan metamorf dinamo ini biasanya terjadi atau ada di bagian
atas kerak bumi. Adanya tekanan dengan arah berlawanan mengekibatkan
terjadinya perubahan butiran- butiran mineral ada yang berbentuk pipih dan ada
pula yang kembali menjadi bentuk kristal. Beberapa jenis batuan metamorf ini
berubah menjadi batuan hablur. Contohnya adalah batuan serbuk dan juga
serpih. Contoh lain dari batuan metamorf dinamo ialah batu lumpur atau mud
stone menjadi batu tulis atau slate. Batuan jenis ini banyak dijumpai di daerah-
daerah patahan ataupun lipatan.
35
pneumatolistis ialah batu kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin
atau sejenis batu permata. Contoh lain dari jenis batu ini yaitu batu kuarsa
dengan gas florium dan berumah menjadi topas.
1. Metamorfosis Termal
2. Metamorfosis Dinamo
3. Metamorfosis Regional
36
apabila berada di kedalaman besar di bawah permukaan bumi, mengalami suhu
yang tinggi, dan juga mengalami tekanan yang besar yang disebabkan oleh berat
yang sangat besar dari lapisan- lapisan batuan yang berada di atasnya dan akan
mengganggu struktur bumi. Metamorfosis regional ini cenderung membuat
batuan menjadi lebih keras, dan pada saat yang bersamaan menyebabkan
terbentuknya tekstur foliasi, skistos, atau gneiss yang etrdiri dari susunan palanar
mineral. Sehingga memnyebakan mineral- mineral lempeng atau prismatik seperti
halnya mika dan hornblende memiliki sumbu- sumbu terpanjang yang bentuknya
sejajar satu sama lain. Ciri utaman dari batuan metamorf yang mengalami
metamorfosis jenis ini adalah adanya warna yang mengkilat dan juga tidak
berfosil.
4. Metamorfosis Kataklastik
5. Metamorfosis Hidrotermal
37
6. Metamorfosis Tindihan
Proses metamorfosis yang terjadi pada batu ini terjadi karena alami dan
tejadi karena proses alam. Proses metamorfosis yang terjadi pada batuan ini
tejadi karena proses alam yang melibatkan elemen- elemen tertentu seperti air,
angin, suhu udara, cahaya matahari, dan lain sebagainya. Semua yang terlibat di
dalam proses metamorfosin batu ini merupakan bahan- bahan alami atau yang
dapat ditemukan dalam alam dan tidak dapat dibuat oleh manusia. Proses
metamorfosis sendiri membutuhkan waktu yang tidak sebenta. Untuk dapat
berubah menjadi batu yang bagus dan batu yang sempurna, proses metamorfosis
sendiri memerlukan keadaan yang mendukung, termasuk juga keadaan
lingkungan sekitar dan juga waktu yang menunjang. Waktu yang dibutuhkan pun
ada yang tergolong lama dan bahkan tergolong sangat lama. Tanpa
sepengetahuan manusia, batu- batu tersebut sudah ada dan kita senidiri tidak
menyadarinya. Inilah yang dinamakan oleh proses alam.
38
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bumi ini tersusun oleh material – material batuan yang terdiri dari batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Batuan beku merupakan batuan hasil pembekuan magma yang sudah
mendingin, baik yang pembekuannya di dalam kerak bumi maupun di luar.
Batuan sedimen merupakan hasil litifikasi dari batuan baik itu batuan beku,
batuan sedimen, betuan metamorf yang tertrasport dengan medianya
berupa air, angin, dan es dan diendapkan di laut.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat suhu dan tekanan.
3.2 Saran
Saran dari penulis untuk praktikum ini yaitu sebaiknya sebelum mahasiswa
memulai praktikum harus terlebih dahulu mengerti apa itu petrologi. Sehingga
hasil yang diperoleh memuaskan dan tidak mengambang.
Selain itu dengan adanya alat-alat laboratorium yang lengkap dan sample-
sampel yang banyak, sehingga praktikum ini dapat memberi pengetahuan yang
mendalam tentang batuan sehingga memudahkan dalam penamaannya.
39
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-beku
https://jagad.id/batuan-beku/
https://www.academia.edu/27214132/LAPORAN_PRAKTIKUM_PETROLOGI
http://cithorues.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-petrologi.html
https://jagad.id/batuan-metamorf/
https://www.geologinesia.com/2017/08/macam-macam-jenis-batuan-
metamorf-dan-contohnya.html
https://dedisasmito.wordpress.com/bahan-ajar-2/litosfer/batuan-beku-2/
https://jagad.id/batuan-sedimen/
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen
http://geosjepara.blogspot.com/2014/02/batuan-piroklastik.html
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-piroklastik
40