Anda di halaman 1dari 15

BATUAN BEKU

Pengertian Batuan Beku


Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik).

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku
telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun


(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000 C dan bersifat mobile (dapat
bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah .

Proses Terbentuknya Batuan Beku


Pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan mengenai proses terbentuknya batuan beku. Seperti
yang kita ketahui sebelumnya bahwa batuan beku ini terbentuk oleh magma yang ada di dalam perut
bumi. Namun kita juga perlu mengetahui proses terjadinya dari magma hingga menjadi bentuk
batuan. Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau mengalami pembekuan.
Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik
yang berada di mantel maupun di kerak bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada
salah satu proses dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan komposisi.
Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga terkadang tergantung pada jenis batuan
bekunya masing- masing. Beberapa jenis batuan beku dan proses pembentukannya antara lain:

1. Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang terjadi di dalam dapur
magma secara perlahan- lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri dari kristal- kristal besar.
Contoh dari batuan ini adalah batuan granit, batuan peridotim, dan juga batuan gabro.
2. Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah- celah antar lapisan di dalam
kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan lebih cepat sehingga di samping kristal besar terdapat
pula banyak kristal kecil. Contoh dari batuan jenis ini antara lain batu granit porfir
3. Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini adalah ketika gunung api
menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini terjadi tidak hanya di sekitar kawah gunung api
saja, namun juga di udara. Proses pembekuan ini berlangsungsingkat dan hampir tidak
mengandung kristal (armorf).

Itulah beberapa proses pembentukan batuan beku jenis batuan beku dalam, batuan beku gang atau
korok, dan juga batuan beku luar atau lelehan. Tahukah Anda bahwasannya batuan beku ini
mempunyai sifat penting? Batuan beku ini penting, terutama ketika dilihat dari segi geologis.
Alasan batuan beku ini penting secara geologis karena:

 Mineral- mineral dan juga kimia globalnya memberikan informasi mengenai komposisi dari
mantel, dimana batuan beku tersebut terekstrasi, serta temperatur dan juga tekanan yang
memugkinkan terjadinya ekstraksi ini, atau batuan asal yang mencair.
 Umur absolut dapat diperoleh dengan berbagai jenis penanggalan radiomatik, dengan demikian
dapat dibandingkan dengan strata geologi yang berdekatan sehingga urutan waktu kejadian pun
dapat ditentukan.
 Fitur- fitur batuan tersebut merupakan karakteristik lingkungan- lingkungan tektonik tertentu,
sehingga memungkinkan rekonstruksi tektonik.
 Pada beberapa situasi spesial tertentu, batuan beku merupakan tempat keberadaan endapan biji
seperti tungsen, timah, dan juga uranium.

Jenis- jenis Batuan Beku


 Batuan beku ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, melainkan terdiri dari bernagai jenis.
Lalu, apa saja yang merupakan jenis- jenis batuan beku ini? Sebenarnya jenis bauan beku ini dapat
diklasifikasi menurut bermacam- macam aspek, antara lain menurut cara terjadinya, menurut
kandungan SiO2 nya, dan juga menurut indeks warnanya. Untuk lebih jelasnya, jenis- jenis batuan
tersebut akan kita bahas satu per satu.

1. Klasifikasi batuan beku menurut cara atau proses terjadinya

Jika dilihat dari cara atau proses terjadinya, batuan beku ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni :

1. Deep seated Rock, yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam lapisan atmosfer bumi. Deep
seated rock ini disebut juga dengan batuan plutonik. Batuan plutonik ini merupakan batuan beku
yang proses terbentuknya atau proses terjadinya ada di dalam dapur magma.

2. Dike rock, yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan. Dike rock ini juga batuan beku
gang atau korok. Batuan beku jenis ini merupakan batuan beku yang terbentuk di gang ataupun
celah- celah antar lapisan di dalam kulit bumi.

3. Effusive rock, yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Effusive rock ini juga
disebut dengan batuan vulkanik atau batuan beku luar atau batuan lelehan. Batuan jenis ini
merupakan batuan beku luar yang proses pembentukannya berada di luar permukaan bumi

2. Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 nya

Selanjutnya adalah jenis batuan beku yang dibedakan berdasarkan kandungan SiO2nya. Jika dilihat
dari klasifikasi ini, batuan beku dibedakan menjadi empat macam, yakni:

 Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang kandungan SiO2nya
lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit.
 Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan batuan beku yang kandungan
SiO2nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan ini adalah dasit.
 Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku yang kandungan SiO2nya
antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah andesit.
 Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis batuan beku yang kandungan
SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis ini adalah batu basalt.
Itulah klasifikasi jenis- jenis batuan yang dilihat berdasarkan kandungan SiO2nya. Yakni dilihat dari
banyaknya kadar SiO2 yang terkadung di dalamnya.

3. Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warnanya

Selanjutnya adalah jenis- jenis batuan beku yang dilihat dari indeks warna batuan itu sendiri. Jika
dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku dibedakan menjadi 3 hingga 4 macam. Mengapa 3
hingga 4 macam? Karena ada beberapa pendapat dari para ahli yang menyatakan jenis- jenis dari
batuan beku berdasarkan indeks warnanya ini.

a. Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943) – yang menyatakan bahwa batuan beku
dilihat dari indeks warnanya dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:

1. Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik kurang dari 30%.
2. Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik sebanyak 30%
hingga 60%.
3. Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik lebih dari 60%.

Itulah lasifikasi betuan beku berdasarkan indeks warna yang dipaparkan menurut S.J. Shand.
Selanjutnya adalah pendapat dari S.J. Ellis (1984).

b. Pendapat kedua dari S.J. Ellis – Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J. Ellis
mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam, yakni:

 Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna kurang dari 10%.
 Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 10% hingga 40%.
 Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 40% hingga 70%.
 Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari 70%.

Itulah beberapa klasifikasi atau jenis- jenis batuan beku jika dilihat dari berbagai aspek atau sisi. Jenis
batuan beku ini memang ada banyak namun semua jenis batuan beku ini pastilah mempunyai
karakteristiknya sendiri- sendiri.

Tabel : Hubungan antara jenis batuan dan kebaradaannya pada kerak bumi

Jenis Batuan Bentuk

Pumice Aliran lava, piroklastik

Scoria Kerak pada aliran lava, piroklastik

Obsidian Aliran lava

EKS Ryolit
Andesit Aliran lava, intrusi dangkal

Basalt

Ryolit porfir Korok (Dikes), sill, lakolit,

Andesit porfir diintrusikan pada kedalaman

Basalt porfir menengah – dangkal

Granit

INT Diorit Batolit dan stock berasal dari

Gabro intrusi dalam

Peridotit

Struktur Batuan Beku


Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku dan
proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:

1. Struktur Bantal (pillow structure)


Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh
massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30-60 cm dan biasanya jarak antar bantal
berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya
terbentuk di laut dalam.

2. Struktur Vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang berbentuk
elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat
keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan
tekanan.

3. Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen, karena
saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat
kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar,
perbedaan warna dan teksturnya.

4. Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis batuan,
biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di
dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.

Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan,
sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.

Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar
jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma
dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya
terdapat pada batuan basal.

Jenis Tekstur Batuan Beku


Texture Phaneritic (Faneritik)
Tekstur faneritik merupakan tekstur batuan kasar dengan mineral yang dapat terlihat jelas oleh mata.
Hal ini menandakan proses pembekuan sangat lambat dan jauh di dalam bumi. Contoh batuan beku
faneritik adalah Granit, Diorit, Gabro. Gambar: pinterest
Texture Aphanitic (Afanitik)
Tekstur afanitik memerlihatkan wujud halus dengan kristal mineral yang tidak dapat terlihat jelas oleh
mata manusia. Ini menandakan batuan mengalami pembekuan cepat namun masih bisa menghasilkan
butiran kristal. Contoh batuan beku afanitik adalah Basalt, Riolit, Andesit. Gambar: nwnature.net

Texture Porphyritic (Porfir)


Tekstur porfir memerlihatkan campuran kristal kasar dengan butiran kristal halus. Beberapa mineral
membeku di dalam sementara butiran halus terbentuk saat magma keluar saat erupsi. Contoh batuan
beku porfir adalah Granit porfir, Andesit porfir dan Basalt porfir. Gambar:  nwnature.net

Texture Glassy (Kaca)


Tekstur glassy atau kaca tidak memerlihatkan butir kristal dikarenakan proses pembekuaan sangat
cepat. Saat magma keluar permukaan bumi dan bersinggungan dengan udara, magma tidak sempat
membentuk kristal. Contoh batuan beku glassy adalah Obsidian. Gambar: britannica

Texture Pyroclastic (Tuff dan Volcanic Ash)


Tekstur ini tercipta karena kombinasi bahan letusan gunung api dengan magma di udara. Contohnya
adalah Riolit Tuff dan Breksi Tuff. Gambar: pitt.edu
Texture Vesicular (Lubang Udara)
Tekstur ini memerlihatkan lubang-lubang udara karena magma cepat membeku dan udara yang
terperangkap tidak sempat untuk keluar. Gambar: quizlet

Texture Frothy (Berbusa)


Teskstur ini memerlihatkan lubang-lubang udara kecil sehingga batuannya cenderung ringan.
Contohnya adalah batuapung. Gambar: heddels.com

Contoh Batuan Beku


Berikut ini terdapat beberapa contoh batuan beku, sebagai berikut :

A. Asam
Batuan beku Asam : terbentuk dari pembekuan magma secara ekstrusif atau hasil pembekuan di
daerah permukaan dimana proses pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi ).

Proses pembekuan sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada
batuan beku basa lebih halus dan berwarna terang (felsik) dengan indeks color <20%. Batuan beku
asam  memiliki kandungan silica >65%.

BERDASARKAN K-FELDS-T-FELS

K-Fels<1/3 T K-Fels >1/3 <2/3 K-Fels >2/3 T


Tekstur
Fels T Fels Fels

HALUS Dacite Rhyodacite Rhyolite


KASAR Granodiorite Adamelite Granite

1. . Rhyolite
 Warna : pink
 Kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : Afanitik
 Relasi : equigranular
 Fabrik : subhedral
 Struktur : massive
 Komposisi mineral
 Kegunaan : sebagai bahan dasar industri dan digunakan dalam ilmu pengetahuan

2. Granite
 Warna : cokelat
 Kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : Fanerik
 Relasi : equigranular
 Fabrik : subhedral
 Struktur : massive
 Komposisi Mineral
 Kegunaan  : sebagai bahan industri dalam pembuatan keramik

3. Biotite Hornblende Granite

 Warna : abu-abu
 Kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : fanerik
 Relasi        : equigranular
 Fabrik       : subhedral
 Struktur    : massive
 Komposisi mineral
 Kegunaan  : bahan baku industri dan ilmu pengetahuan

4. Dacite
 Warna : abu-abu
 Kristalinitas : Hipokristalin
 Granularitas : afanitik
 Relasi : equigranular
 Komposisi mineral
 Kegunaan  : bahan baku industri dan ilmu pengetahuan.
B. Basa
Batuan beku basa : terbentuk langsung dari pembekuan magma dimana proses pembekuan berada di
daerah plutonik (di bawah permukaan bumi ) proses pembekuan sangat lambat dengan temperature
yang rendah sehingga umumnya butiran pada batuan beku basa lebih kasar.

Jarang memperlihatkan struktur visikular ( lubang-lubang gas) dan berwarna gelap (mafik). Batuan
beku basa memiliki kandungan silica 45-52%.

1. Amigdaloidal Basalt
 Warna : hitam
 Kristalinitas   : holokristalin ( semuanya tersusun oleh kristal )
 Granularitas  : fanerik ( kristal dan mineral dapat diamati )
 Relasi : inequigranular ( ukuran butir tidak sama )
 Struktur : amigdaloidal ( struktur vesikuler, telah terisi mineral asing
 Fabric : subhedral
 komposisi mineral:
 kegunaan      : sebagai bahan baku industri

2. Gabbro
 Warna : hitam
 Kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : afanitik
 Relasi : inequigranular
 Struktur : masive
 Fabric : subhedral
 komposisi mineral:
 kegunaan      : sebagai bahan dasar industri

3. Olivine Gabro
 Warna : hijau tua
 Kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : fanerik
 Relasi : inequigranular
 Struktur : masive
 Fabric : subhedral
 Komposisi mineral:
 kegunaan : sebagai bahan baku industri dan ilmu pengetahuan

4. Norite
 Warna : hitam
 Kristalinitas : holokristalin
 Granularitas : fanerik
 Relasi : inequigranular
 Struktur : masive
 Fabric : subhedral
 komposisi mineral:
 kegunaan : sebagai bahan dasar industri

5. Siderite
 Warna : hitam
 Kristalinitas : holokristalin
 Granularitas : fanerik
 Relasi : inequigranular
 Struktur : masive
 Fabric : subhedral
 komposisi mineral:
 kegunaan : sebagai bahan dasar industri

C. Intermediet
Batuan beku Intermediet : terbentuk hasil intrusi dangkal dari pembekuan magma dimana proses
pembekuan berada di daerah hipabisal (daerah pertengahan antara daerah plutonik dengan
permukaan).

Proses pembekuan sedang dengan temperature yang rendah sehingga umumnya butiran pada batuan
beku intermediet kasar.

jarang memperlihatkan struktur visikular ( lubang-lubang gas) dan berwarna gelap (mafik) dengan
indeks color <40%. Batuan beku basa memiliki kandungan silica 52%<SiO2<62%.

1. Trachyte
 warna : Hitam
 kristalinitas : hipokristalin
 granularitas : fanerik
 relasi : equigranular
 struktur : massive
 fabrik : subhedral
 komposisi mineral
 kegunaan : Sebagai bahan baku industri dan ilmu pengetahuan

2. Hornblende Syenite
 warna : Hitam
 kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : fanerik
 Relasi : equigranular
 Komposisi mineral:
 Kegunaan : sebagai bahan dasar industri

3. Diorite
 Warna : abu-abu
 Kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : Fanerik
 Relasi : inequigranular
 Komposisi Mineral
 Kegunaan : Sebagai bahan baku industri dan ilmu pengetahuan

4. Monzonite
 Warna : abu-abu
 Kristalinitas : hipokristalin
 Granularitas : fanerik
 Relasi : inequigranular
 Komposisi mineral
 Kegunaan : sebagai bahan dasar industri

Kegunaan atau Manfaat Batuan Beku


Berikut ini terdapat beberapa kegunaan atau manfaat batuan beku, sebagai
berikut:

1 .Obsidian

Genesa :

Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam
hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada
kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit
kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.

Kegunaan :

sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan
penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak

2. Riolit

Genesa :
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya dari letupan gunung
berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar permukaan bumi. Riolit adalah bersifat
asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid batuan ini bergantung kepada kandungan silika di
dalamnya. Riolit di anggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering
ditemukan berupa lava.

Kegunaan :
sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan
penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak.

3. Granit

Genesa :
Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam
pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur
porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Berwarna abu-abu
berbintik hijau dan hitam, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. merupakan batuan beku dalam yang
mempunyai kristal-kristal kasar.

Kegunaan :
Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen, jalan dan
jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll) dan
bahan bangunan (gedung, jalan , jembatan, dll), selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan aksesoris rumah seperti lantai,wastafel dan meja serta di bidang konstruksi.

4. Andesit

Genesa :
Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang
mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite
dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus
pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar.

Andesites terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat Celsius.  Di dalam andesite terdapat
sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika ( Sio2). Mineral-mineral penyusun Andesite yang utama
terdiri dari plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene ( clinopyroxene dan
orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.

Kegunaan :
Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan konstruksi (bangunan dan jalan),
bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lain-lainnya. Andesit juga
dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll). Batuan ini sangat potensial
untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara skala besar.

Keterdapatan :
Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun lembah-lembah sungai.
Keterdapatanya batuan ini terdapat hampir disemua tempat di Indonesia, terutama di Indonesia bagian
timur.

5. Diorit

Genesa :
Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai
samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran
volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua,
seperti pada deretan Pegunungan).

Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan
magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite.

Kegunaan :
batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau
untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.

6. Basalt
Genesa :
Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di
permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri
atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.

Kegunaan :
Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll), bahan bangunan / pondasi
bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan Sebagai agregat.

Keterdapatan :
Madiun, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo.

7. Peridotit

Genesa :
Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. merupakan Suatu batuan
ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu tenunan crystallkine, merupakan karakteristik
dari kerak samudra bagian bawah dan pembentukan jenis batuan dengan prinsip theupper mantel.
Mineral penyusun Peridotite sebagian besar terdiri olivine dan pyroxene.

Kegunaan :
sebagai batu setengah permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas). Pembentukan
nikel dari hasil pelapukan peridotit.  Peridote merupakan variasi permata olivine terbaik yang kita
kenal.

8. Gabro
Genesa :
Gabro memiliki komposisi mineral yang mirip dengan basalt, terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras,
bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral
hitam.

Anda mungkin juga menyukai