Anda di halaman 1dari 8

Jenis-Jenis Batuan Berdasarkan Proses

Pembentukannya
Ketika mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu geologi, jenis-
jenis batuan juga penting untuk dipahami. Sebagaimana yang dimuat
dalam The Penguin Dictionary of Geology, batuan atau yang dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah rock ini didefinisikan sebagai
material yang tersusun atas satu atau beragam jenis material. Material
tersebut kemudian berfungsi sebagai salah satu komponen penyusun
kerak bumi.

Baca juga: Jenis Batuan Beku dan Contohnya


Jenis Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terbentuknya
Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses pendinginan magma.
Berdasarkan tempat pembentukannya maka jenis batuan beku dapat terbagi atas batuan beku
dalam, batuan beku luar, dan batuan beku korok. Dibawah ini disajikan penjelasannya, contoh, dan
ciri-ciri batuan beku tersebut.

Batuan Beku Dalam

Batuan beku dalam biasa disebut juga sebagai batuan beku plutonik. Batuan beku dalam terbentuk
di bawah permukaan bumi karena pendinginan magma yang lambat, sehingga menunjukkan krital
mineral yang kasar (holokristalin) dengan batas-batas antar mineral yang masih terlihat jelas. Contoh
dari jenis batuan beku ini adalah granit, diorit, gabro, dan syenit.

Gambar contoh batuan beku dalam: gabro, granit, dan syenit.


Batuan Beku Korok

Batuan beku korok biasa disebut juga dengan batuan beku gang. Batuan beku korok terbentuk dekat
dengan permukaan bumi, pada rekahan-rekahan litosfer bagian atas. Disini proses pendinginan
magma sedikit lebih cepat dibandingkan pada batuan beku dalam. Hasil pembekuan magma
menyebabkan kristalisasi magma yang kurang sempurna dan menghasilkan tekstur yang disebut
porfiri. Contoh batuan beku korok (gang) adalah porfiri granit, porfiri gabro, porfiri dasit, dan porfiri
diorit.

Batuan Beku Luar

Batuan beku luar biasa disebut juga dengan batuan beku ekstrusif. Batuan beku luar terbentuk
karena adanya proses pembekuan magma yang cepat di permukaan bumi. Akibat pembekuan yang
cepat tersebut, mineral-mineral tidak dapat berkembang dengan baik, sehingga batuan ini akan
menunjukan tekstur yang lebih halus dengan batas antar mineralnya tidak terlihat jelas. Contoh jenis
batuan beku luar adalah riolit, trakit, andesit, basalt, dan obsidian.

Gambar contoh batuan beku luar: riolit, trakit, dan basalt.

Jenis Batuan Beku Berdasarkan Komposisi SiO2


Selain klasifikasi berdasarkan tempat pembentukannya, batuan beku juga dapat dibedakan
berdasarkan komposisi kimianya, utamanya kandungan SiO2 nya. Jenis batuan beku berdasarkan
kandungan SiO2 nya terbagi atas 4 jenis, yaitu jenis batuan beku asam, intermediet, basa, dan
ultrabasa.

Batuan beku asam mempunyai kandungan Sio2 > 66% contohnya adalah trakit, granit, riolit, syenit,
dan latit. Batuan beku intermediet SiO2 = 52-66% contohnya gronodiorit, diorit, dasit, dan andesit.
Batuan beku basa SiO2nya = 45-52% contohnya gabro, basalt, teprit, dan teralit. Sedangkan batuan
beku ultra basa SiO2 nya < 45% contohnya peridotit, limburgit, dan serpentinit.

Berdasarkan proses terjadinya, jenis-jenis batuan dibedakan menjadi tiga. Ketiga jenis batuan
tersebut yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

Batuan Beku

Batuan beku atau Igneous rock merupakan jenis batuan yang berasal dari pendinginan dan
pengerasan magma. Batuan yang proses pembentukannya tanpa proses kristalisasi ini
masih bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis sesuai dengan indeks warnanya,
genetiknya, serta dari segi kandungan silikanya. Apabila dikelompokkan berdasarkan
genetiknya, ada dua kelompok batuan beku yaitu Intrusi dan Ekstrusi.

Baca juga: Apa itu Batuan Beku Dalam


(Intrusi)
Batuan Beku Dalam (Plutonik-Intrusif) :
Ciri-ciri, Contoh, dan Gambarnya
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk akibat kristalisasi magma di bawah
pemukaan bumi. Batuan beku dalam biasa disebut juga dengan batuan beku intrusif atau
batuan beku plutonik. Nama "plutonik" sendiri berasal dari nama salah satu dewa Romawi
yaitu "Pluto" merupakan dewa kemakmuran dan penguasa dunia bawah (underground).
Batuan ini merupakan salah satu jenis batuan beku yang diklasifikasikan atas dasar tempat
pembentukannya (genesanya). Contoh batuan beku dalam adalah diorit, gabro, granit,
pegmatit, dan peridotit.

Baca juga: Macam-macam jenis dan Contoh Batuan Beku

Jenis batuan ini pada umumnya dicirikan dengan ukuran kristal mineral besar (1-5mm) atau
bisa lebih besar dari 5mm, hubungan mineralnya saling mengunci (interlocking), tekstur
kasar, dan mempunyai batas jelas antar kristal (euhedral). Jenis batuan ini terbentuk jauh di
bawah permukaan bumi (sekitar 15-50 km).

Karena posisi pembentukannya dalam maka kristalisasi magmapun pun berjalan sangat
lambat. Lambatnya kristalisasi magma tersebut akan menyebabkan butiran-butiran kristal
mineral mempunyai waktu untuk berkembang hingga ukurannya menjadi lebih besar,
sempurna, serta dapat saling mengikat satu sama lain.
Beberapa formasi batuan (tubuh) yang sering terbentuk pada proses seperti ini diantaranya
adalah pluton, batolit, dike, sill, dan lakolit. Pluton adalah tubuh dari batuan beku dalam
(plutonik). Perlu diperhatikan disini bahwa batuan beku asal kedalaman dangkal dengan
ukuran kristal mineralnya lebih kecil dari 1 mm, tetapi tidak mikroskopis (secara visual masih
bisa terlihat) dapat diklasifikasikan sebagai batuan beku dalam hypabyssal, jika ada bukti
bahwa ia tidak pernah keluar ke permukaan. Sebagai contoh, batuan dengan komposisi sama
dapat disebut gabro jika plutonik, diabase jika intrusif, atau basal jika tidak ekstrusif.

Baca juga: Definisi Batu Granit Yang Wajib Kamu Ketahui

Penamaan batuan yang masuk dalam jenis batuan beku dalam (plutonik) sangat tergantung
pada komposisi mineral di dalamnya. Ada cukup banyak jenis batuan tipe ini, baik itu bersifat
mayor maupun minor (jarang dikenal). Mereka dapat diklasifikasikan menurut diagram
segitiga (triangular diagram) berdasarkan komposisi mineral kuarsanya dan dua jenis
feldsparnya (diagram QAP).

Sementara itu, ketika dibagi berdasarkan indeks warnanya, ada empat kelompok batuan beku yang
akan didapatkan, yaitu leucocratic, mesocratic, melanocratic, dan hypermelanic. Sedangkan,
berdasarkan kandungan silikanya ada 4 kelompok batuan beku, yaitu beku asam, beku menengah,
beku basa, dan beku ultrabasa.

Lalu, apa contoh dari batuan beku ini? Batuan beku yang termasuk dalam batuan beku intrusi
misalnya granit, syienit, granodiorit, gabro, dan sebagainya. Sedangkan, contoh untuk batuan beku
ekstrusi misalnya basalt, andesit, dasit, dunit, dan lain-lain.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan sedimentary rock ini merupakan
jenis batuan endapan sebagaimana asal katanya yaitu sedimentum yang berarti penenggelaman.
Satu dari jenis-jenis batuan bumi ini bisa terbentuk dari batuan lainnya seperti beku dan metamorf
atau dari batuan sedimen itu sendiri. Lalu, bagaimana batuan ini terbentuk? Yaitu ketika terjadi
proses-proses alam seperti pelapukan, erupsi gunung api, penguapan, longsoran, dan sebagainya.

Seperti batuan beku, batuan sedimen juga masih bisa dikelompokkan lagi menjadi 4 yaitu
terrigeneous clastics, chemical precipitates-evaporates, biochemical-biogenic-organic deposits, dan
volcaniclastics. Contoh dari batuan sedimen antara lain breksi, batu gamping, konglomerat, batu
serpih, batu pasir, dan sebagainya.

Batuan Metamorf
Tipe batuan yang terakhir berdasarkan proses terbentuknya yaitu batuan metamorf. Batuan yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan metamorphic rock ini . Sesuai namanya, batuan metamorf
merupakan batuan yang terbentuk dari proses metamorfis, yaitu proses yang menyebabkan batuan
asal (beku, sedimen, metamorf) mengalami perubahan di beberapa sisi seperti tekstur, struktur, serta
komposisi mineral akibat adanya larutan kimia aktif serta tekanan dan panas tinggi. Contoh dari
batuan ini misalnya batu sabak, amfibolit, genes, sekis, marmer, kuarsit, dan sebagainya.

Baca juga: Jenis Batuan Metamorf dan Contohnya


Macam-macam Jenis Batuan Metamorf dan Contohnya

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh karena perubahan fisik atau kimia pada
batuan yang sudah ada sebelumnya (beku ataupun sedimen) akibat panas dan tekanan.
Karena aksi lempeng tektonik, kompresi, tekanan, maupun gaya geser selama periode waktu
yang lama, batuan pada dasarnya dapat dilengkungkan ataupun terubah, menyebabkannya
dapat padat pada volume ruang yang lebih kecil.

Baca juga: Memahami Batuan Sebagai Lapisan Utama Planet Bumi

Sebagai konsekuensinya, batuan ini akan selalu lebih padat daripada batuan asalnya (beku
maupun sedimen), dan juga jauh lebih rentan terhadap erosi. Batuan ini juga dapat juga di
artikan sebagai batuan yang telah termodifikasi oleh proses panas, tekanan, maupun kimiawi.
Paparan terhadap kondisi ekstrim tersebut telah mengubah mineralogi, tekstur, dan komposisi
kimianya.

Kita ketahui bahwa lempeng bumi terus bergerak sepanjang waktu geologi. Lempeng bumi
yang tersusun atas batuan beku ataupun sedimen dapat men-subduksi di bawah lempeng
lainnya. Bobot material di bagian atas lempeng dapat menyebabkan bahan dibawahnya
mengalami metamorfosis.
Dalam beberapa kasus, panas yang berasal dari dalam bumi bisa sedikit melelehkan batuan
dalam sebuah proses yang disebut "metamorfosis kontak". Ada dua jenis batuan metamorf
apabila ditinjau dari teksturnya, yaitu:
1. Batuan Metamorf Foliated (Foliasi)
2. Batuan Metamorf Non-Foliated (tidak berfoliasi)

Batuan metamorf foliasi pada umumnya menunjukan kesan perlapisan (banded) maupun
penjajaran mineral. Bentuk banded ataupun penjajaran mineral ini terbentuk akibat paparan
panas dan tekanan terarah (directed pressure). Contoh batuan metamorf jenis foliasi adalah
genes (gneiss), filit, sekis, batu sabak (slate), dan lain-lain.

Baca juga: Ciri-Ciri dan Kegunaan Batu Sabak

Sedangkan batuan metamorf non-foliasi tidak menunjukan kesan penjajaran mineral maupun
banded. Contoh batuan metamorf jenis non-foliasi adalah hornfels, kuarsit, novaculite,
amfibolit, serta masih banyak lagi lainnya. Dibawah ini disajikan beberapa contoh gambar
lengkap dengan penjelasannya.

Batu Sekis merupakan contoh batuan metamorf dengan perkembangan foliasi sangat baik
(sempurna). Sekis sering mengandung sejumlah besar mika. Sekis memiliki tingkat
metamorfisme antara filit dan gneiss.

Batu Amfibolit (Amphibolite) merupakan contoh batuan metamorf non-foliasi yang


terbentuk akibat rekristalisasi mineral pada kondisi viskositas tinggi serta tekanan terarah.
Amfibolit terutama berkomposisi hornblende (amphibole) dan plagioklas.
Batu Gneiss (Genes) adalah contoh batuan metamorf foliasi yang memiliki teksur banded
dan kesan penjajaran butiran mineral. Gneiss utamanya tersusun atas mineral kuarsa maupun
feldspar. Gneiss pada umumnya merupakan metamorfisme dari granit atapun granodiorit.

Batu Kuarsit merupakan contoh batuan metamorf non-foliasi yang terbentuk akibat
metamorfisme pada batupasir. Kuarsit utamanya terdiri atas mineral kuarsa.

Batu Filit adalah contoh batuan metamorf foliasi yang tersusun atas mika berbutir halus.
Permukaan filit biasanya berkilau dan terkadang berkerut. Filit merupakan jenis peralihan
antara batu sabak dan sekis.

Itulah sedikit ulasan mengenai jenis-jenis batuan yang dikategorikan berdasarkan proses
pembentukannya. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan Anda.

Anda mungkin juga menyukai