Anda di halaman 1dari 8

BATUAN BEKU II

1. Batuan Beku
Batuan beku adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil magma yang
keluar melalui proses pengerasan dan pendinginan tanpa adanya proses
kristalisasi. Pada dasarnya batuan beku yang pembentukannya di bawah
permukaan disebut dengan batuan intrusif sedangkan pada batuan yang
keterbentukannya diatas permukaan disebut batuan ekstrusif. Perbedaan
keterbentukan disinilah yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat – sifat
batuan yang terbentuk dan akan digunakan untuk mengklasifikasikan suatu
batuan beku tersebut.

Sumber : Rahmat, 2013


Foto 1
Contoh Batuan Beku

2. Pembentukan Batuan Beku


Magma ialah suatu zat cairan silikat pijar yang mempunyai sifat mobile,
mempunyai temperatur sekitar dibawah 600°C hingga 1250°C, dan mengandung
unsur oksida, sulfida, dan gas - gas ( CO2, S, Cl, F, dan Br). Seiring dengan
berjalannya magma, magma akan mengalami penurunan temperatur hingga
mencapai titik jenuhnya, lalu magma akan mulai mengkristal. Umumnya unsur
yang sukar untuk larut akan mengkristal terlebih dahulu seperti Apatite, Zircon,
Ilmenit, Magnetit, Rutile, Titanit, Kromit, dan masih banyak lainnya. Lalu untuk
mineral yang mudah larut akan mengkristal dan menempel di sekitar dinding
gunung vulkanik.
Sumber : Arman, 2012
Foto 2
Proses Keterbentukan Batuan Beku

Dalam proses pembekuan magma hingga menjadi batuan beku, magma


mengalami beberapa perubahan yang terdiri atas tiga proses utama, yaitu
diantaranya sebagai berikut:
 Diferensiasi Magma
Diferensiasi Magma ialah suatu perubahan yang terjadi pada magma
yang bersifat homogen sehingga terpecah menjadi beberapa bagian
dengan komposisi yang berbeda - beda.
 Asimilasi
Pada asimilasi disini terjadi ketika magma naik menuju ke permukaan,
magma tersebut akan melewati batuan samping yang menempel pada
dinding gunung vilkanik, hal ini menyebabkan terjadinya interaksi antara
magma dan batuan samping.
 Mixing
Mixing atau Pencampuran Magma merupakan magma yang berbeda
komposisi-nya bercampur sehingga membentuk magma baru yang
komposisi-nya bebeda dengan asalnya.
Dalam urutan pembekuan magma berdasarkan temperaturnya dapat
dibedakan menjadi 4 jenis tahap pembekuan yaitu adalah :
 Tahap Orthomagmatik
Tahap Orthomagmatik yaitu adalah pembekuan mamgma yang pertama
kali dengan temperatur lebih dari 800oC.
 Tahap Pegmatitik
Tahap Pegmatitik adalah pembekuan magma yang terjadi antara t
emperatur 600oC hingga 800oC.
 Tahap Pneumatolitik
Tahap Pneumatolitik adalah tahap pembekuan magma yang terjadi antara
temperatur 400oC hingga 600oC serta kaya akan gas.
 Tahap Hydrothermal
Tahap Hydrothermal adalah tahap pembekuan magma yang terjadi antara
temperatur 100oC hingga 400oC. Berupa larutan sisa yang kaya akan gas
dan cairan.

3. Mineral Penyusun Batuan


Pada mineral penyusun batuan beku dapat dibedakan menjadi 3
kelompok, diantaranya :
• Mineral Utama
Mineral utama ialah mineral yang terbentuk saat kristalisasi magma,
biasanya mendominasi batuan, dan menentukan nama dan sifat dari suatu
batuan. Mineral-mineral utama pada batuan beku sudah terdapat dalam Seri
Bowen. Contohnya adalah Kuarsa, Olivine, dan masih ada yang lainnya.
Tabel 1
Mineral – Mineral Utama Penyusun Batuan Beku

Basa Asam

Olivine Plagioklas
Piroxene Pottasium Feldspar
Amphibole Muskovit
Biotite Kuarsa

Sumber : Buku Geological Science Unpad, 2009


• Mineral Tambahan
Mineral tambahan merupakan mineral yang mengalami kristalisasi
magma juga sama seperti mineral utama tetapi kehadirannya tidak mendominasi
batuan. Biasanya kandungan mineral ini relatif sedikit kurang dari 5% dan
mineral ini juga tidak menentukan nama dan sifat batuan. Pada umumnya
berbentuk mineral berat. Contohnya adalah Apatit, Hematit.
• Mineral Sekunder
Mineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasil perubahan
mineral – mineral primer yang telah mengalami proses pelapukan atau
dikarenakan larutan sisa mamgma karena metamorfosis. Contohnya adalah
Klorit, Kalsit, dan Kaolin.

4. Klasifikasi Batuan Beku


Pengklasifikasian batuan beku terbagi menjadi 2 jenis bagian yaitu
klasifikasi berdasarkan genesanya dan klasifikasi berdasarkan sifat fisik
batuannya.
1. Klasifikasi Berdasarkan Genesanya
Menurut Genesanya batuan beku dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu
adalah :
• Batuan Intrusif
Batuan Intrusif ini terbentuknya terletak jauh di bawah permukaan bumi.
Proses pendinginannya sangat lambat sehingga batuan seluruhnya
terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). Keterbentukan batuan ini
bermula dari magma yang membeku di bawah permukaan bumi,
pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun),
memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya dan memiliki tekstur yang kasar. Batuan ini biasanya juga
disebut sebagai batuan Intrusif. Contohnya adalah Granit, Granodiorit,
dan Gabro

Sumber : Boby, 2013


Foto 3
Contoh Batuan Intrusif

• Batuan Ekstrusif
Pada batuan ekstrusif ini terbentuk dekat dengan permukaan bumi.
Dalam proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat
membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Keterbentukan
batuan ini bermula dari Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar
melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi,
mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif.
Umumnya bertekstur dan strukturnya halus dan berjejak - jejak pada
permukannya. Contohnya adalah Diorit, Riolit, dan Basalt.

Sumber : Tony, 2013


Foto 4
Contoh Batuan Ekstrusif

2. Klasifikasi Berdasarkan Unsur Silikat


Menurut Kandungan Silikatnya, batuan beku dapat dikelompokan menjadi
4 yaitu adalah :
• Batuan Beku Ultrabasa yaitu adalah yang memiliki kandungan silikat
kurang dari 45%
• Batuan Beku Basa yaitu adalah yang memiliki kandungan silikat antara
45% - 52%
• Batuan Beku Intermediet yaitu adalah yang memiliki kandungan silikat
antara 52% - 66%
• Batuan Beku Asam yaitu adalah yang memiliki kandungan silikat lebih
dari 66%

5. Bentuk Tubuh Batuan Beku


Pada batuan beku terdapat dua klasifikasi genesa yang mempengaruhi
pada bentuk tubuh dari batuan beku tersebut, yaitu batuan intrusif, dan batuan
ekstrusif. Berikut ini bentuk tubuh batuan beku dari masing masing kelompok,
diantaranya :
♦ Batuan Intrusif
Dalam kelompok batuan ini terbagi menjadi dua struktur tubuh batuan
beku intrusif, yaitu konkordan dan diskordan. Pada konkordan ini merupakan
suatu tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya,
contoh dari genesa ini yaitu sill, lakolit, lapolit, pacolit, sedangkan pada diskordan
merupakan tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan disekitarnya,
contoh pada genesa ini yaitu, dyke, batholit, dan stock.
♦ Batuan Ekstrusif
Pada batuan beku ekstrusif ini batuan beku yang terdiri dari material yang
dikerluarkan ke permukaan bumi baik daratan ataupun lautan. Berikut beberapa
kelompok dari batuan beku ekstrusif ini, diantaranya ekstrusi linier, ekstrusi areal,
dan ekstrusi sentral.

6. Perhitungan Persen Mineral Dalam Batuan Beku


Berikut ini lah cara - cara pendekatan menghitung suatu persen mineral
dalam batuan beku dengan menggunakan klasifikasi grafik thropes & brown.

Sumber : Doni, 2013


Foto 5
Grafik Thropes & Brown
KESIMPULAN

Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk akibat adanya magma yang
keluar melalui proses pendinginan. Magma adalah suatu zat cairan silikat pijar
yang mempunyai sifat mobile, mempunyai temperatur sekitar dibawah 600°C
hingga 1250°C, dan mengandung unsur oksida, sulfida, dan gas - gas ( CO2, S,
Cl, F, dan Br). Dalam proses pembekuan magma hingga menjadi batuan beku,
magma mengalami perubahan yang terdiri atas tiga proses utama, yaitu
Diferensiasi magma, asimilasi, dan mixing. Urutan pembekuan magma
berdasarkan temperaturnya dapat dibedakan menjadi beberapa tahap
pembekuan yaitu adalah Pneumatoliktik, Pegmatitik, dan juga Orthomagmatik.
Pada dasarnya mineral penyusun batuan dapat dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu adalah mineral utama, mineral tambahan, dan mineral sekunder.
Klasifikasi Batuan Beku terbagi menjadi 2 bagian yaitu klasifikasi berdasarkan
genesanya dan klasifikasi berdasarkan sifat fisik batuannya.
Berdasarkan Genesanya batuan beku dibagi menjadi 2 yaitu batuan beku
intrusif dan batuan beku ekstrusif. Menurut Kandungan Silikatnya, batuan beku
dapat dikelompokan menjadi 4 yaitu Batuan beku ultrabasa, batuan beku basa,
batuan beku intermediet dan batuan beku asam.
Pada batuan beku memiliki suatu bentuk tubuh yang berbeda - beda
dengan berdasarkan pengelompokannya, ada dua jenis pengelompokan yaitu
batuan intrusif dan batuan ekstrusif. Dalam batuan intrusif terdapat dua jenis
perbedaan yaitu diskordan dan konkordan. Sedangkan pada batuan beku
ekstrusif terdapat tiga jenis yaitu ekstrusif linier, ekstrusif areal, dan ekstrusif
sentral.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, 2013, “Batuan Beku” https://wingmanarrows.wordpress.com/


Diakses pada tanggal 29 Oktober 2017 Pada pukul 12.12 WIB

2. Boby, 2013, “Batuan Beku”, http://id.wikipedia.org/wiki/batuanbeku/


Diakses pada tanggal 29 Oktober 2017 Pada pukul 12.56 WIB

3. Tony, 2013, “Genesa Batuan Beku” http://ptbudie.wordpress.com/ Diakses


pada tanggal 29 Oktober 2017 Pada pukul 13.00 WIB

4. Wawan. 2014.“Bentuk Tubuh Batuan Beku”. www.scribd.com, Diakses


pada Minggu, 29 Oktober 2017 Pukul 13.46 WIB

Anda mungkin juga menyukai