Pada pendiskripsian batuan beku yang telah dilakukan, ada batuan
ekstrusif yang terdapat mineral terlihat dengan jelas. Pada umumnya keterdapatan mineral yang terlihat jelas pada batuan ekstrusif tersebut berupa mineral hornblend. Mineral hornblend memiliki karakteristik tersendiri mengenai pembentukannya termasuk didalamnya mengenai resistensinya dan juga suhu yang ideal untuk pembentukannya, pada saat pembentukan mineral hornblend cenderung berada pada suhu yang relatif rendah maka dari itu dapat ikut serta terdapat pada batuan beku ekstrusif. Batuan beku yang ditemukan dilaboratorium yang terbentuk dengan dipengaruhi oleh fakttor berupa asimilasi magma memiliki perpaduan antara batuan beku dengan genesa intrusif dan ekstrusif. Hal ini terjadi ketika magma menerobos suatu batuan konglomerat dimana pada batuan konglomerat tersebut terdapat fragmen batuan beku ekstrusif, batuan konglomerat itu akan melebur kecuali fragmen nya yang berupa batuan beku, sehingga tercampur dengan magma dan membentuk batuan beku seperti perpaduan antara batuan ekstrusif dan intrusif.
2221 21 BAB V KESIMPULAN
Dalam dunia pertambangan dengan mempelajari suatu batuan beku yaitu
dapat mengenal berbagai jenis batuan beku yang sering dimanfatkan untuk kebutuhan konstruksi atau pengembangan industri. Selain itu pada batuan beku banyak terdapat beberapa mineral dengan nilai ekonomis yang tinggi, sehingga penambang dapat mencari suatu mineral berharga pada jenis batuan beku tertentu. Batuan beku yang memiliki beberapa jenis dapat dibedakan berdasarkan beberapa karakteristik yang dimilikinya yaitu berupa warna, derajat kristalisasi, hubungan antar kristal yang dimilik batuan beku, granularitasnya, struktur, genesa batuan beku tersebut dan mineral yang menyusun suatu batuan beku. Dari beberapa karakteristik tersebut suatu batuan beku dapat ditentukan jenisnya. Jenis batuan beku dapat dikategorikan berupa batuan beku asam (granit, riolit) basa (gabro, basal) intermediet (diorit, andesit) ultrabasa (peridotit). Batuan beku terbagi menjadi beberapa jenis karena perbedaan proses keterbentukannya, dimana proses keterbentuan terdiri atas intrusif dan ekstrusif. Jenis batuan beku dengan proses keterbentukan intrusif cenderung memiliki mineral yang kasar atau terlihat jelas, sedangkan batuan beku dengan proses keterbentukan ekstrusif ditunjukan dengan mineral yang halus. Kedua proses ini mengalami pembekuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan jenis batuan beku yang ada juga dipengaruhi oleh suatu faktor yang menyertai ketika proses pembentukan batuan berlangsung, faktor itu meliputi diferensiasi magma, asimilasi magma dan fraksinasi magma.