Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil dari pembekuan magma.
Magma adalah bahan cair pijar didalam bumi berasal dari bagian atas selubung
bumi atau bagian kerak bumi, bersuhu 900 sampai 1300 °C. Batuan beku sendiri
berdasarkan diamenensanya dibagi menjadi 2 macam. yaitu batuan beku intrusive
dan batuan beku ekstrusive. Batuan beku intrusive berarti dia terbentuk di dalam
bumi. Artinya dia tidak berinteraksi dengan permukaan bumi dan dia membeku di
dalam bumi. Batuan jenis ini biasanya punya tekstur mineral yang
besar (feneritik) karena proses pembentukkan mineral tersebut berlangsung
lama. Artinya penurunan suhu yang terjadi pada magma tersebut dapat
memungkinkan sebuah mineral untuk bisa tumbuh secara optimal pada saat
tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara dan asal terbentuknya mineral batuan beku?
2. Apa saja jenis batuan beku?
3. Bagaimana karakteristik batuan beku?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah rekayasa geologi
pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian.
b. Makalah ini disusun sebagai bentuk kegiatan menambah pengetahuan bagi
mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian.
c. Makalah ini disusun sebagai unsur pemenuhan UJian Tengah Semester
untuk Mata Kuliah Rekayasa Geologi Program Studi Teknik Sipil
Universitas Pasir Pengaraian tahun 2021.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mineral Batuan Beku


Mineral merupakan bahan anorganik yang bersifat padat dan merupakan
elemen pembentuk batuan. Saat magma mengalami penurunan suhu dalam
perjalanan naik ke permukaan bumi, mineral-mineral akan terbentuk. Mineral-
mineral penyusun batuan pada dasarnya mudah dikenali baik secara kasat mata
maupun mikroskopis. Berikut ini ciri-ciri dari mineral yang banyak dijumpai
pada batuan.

1. Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi
(Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivine memiliki warna hijau dengan
kilap gelas dan terbentuk pada lingkungan temperatur yang
tinggi. Mineral ini pada umumnya dijumpai pada batu basalt dan
ultrabasa. Batuan yang seluruh mineral pembentuknya adalah olivine
adalah Dunite.

2. Amphibole
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berstruktur prismatik
atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya
mengandung besi (Fe), magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan aluminium
(Al), silika (Si) dan oksigen (O).Mineral ini berwarna hijau kehitaman dan
banyak dijumpai pada batuan beku dan batuan metamorf.

3. Biotite
Biotite merupakan mineral mika berbentuk pipih dengan kristal
berlembar. Mineral mika memiliki kekerasan yang lunak dan bisa digores
dengan buku.

4. Plagioclase Feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar.
Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar
berstruktur prismatik umumnya berwarna putih hingga abu-abu dengan
kilap gelas.

5. Potassium feldspar (Orthoclase)


Pottasium feldspar adalah anggota mineral feldspar yaitu bertipe
silikat ,mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik
umumnya berwarna merah daging hingga putih.

6. Mica
Mica adalah kelompok mineral silikat dengan komposisi bervariasi dari
potassium, magnesium, iron, aluminium, silikon dan air.
7. Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum banyak dijumpai pada kerak
bumi. Mineral ini tersusun atas Silika dan Oksida, memiliki warna putih,
kilap kaca dan belahan tidak teratur.

8. Calsite
Calsite tersusun atas calsium carbonate (CaCO3) dan umumnya berwarna
putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Organisme laut
seperti terumbukarang kebanyakan terbuat dari calsite atau mineral
yang berkaitan dengan limestone atau batugamping.

2.2. Proses Terbentuknya Batuan Beku


Batuan beku terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma. Namun
proses pembentukan yang berbeda akan menghasilkan batu yang berbeda yaitu:

1. Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena


pembekuan yang terjadi di dalam dapur magma secara
perlahan- lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri dari
kristal- kristal besar. Contoh dari batuan ini adalah batuan
granit, batuan peridotim, dan juga batuan gabro.
2. Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada
celah- celah antar lapisan di dalam kulit bumi. Proses
pembekuan ini berjalan lebih cepat sehingga di samping
kristal besar terdapat pula banyak kristal kecil. Contoh dari
batuan jenis ini antara lain batu granit porfir
3. Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya
batuan ini adalah ketika gunung api menyemburkan lava cair
pijar. Pembekuan ini terjadi tidak hanya di sekitar kawah
gunung api saja, namun juga di udara. Proses pembekuan ini
berlangsungsingkat dan hampir tidak mengandung kristal
(armorf).

2.3. Jenis-jenis Batuan Beku


Batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, yang sebagian
besar terdiri atas silika (SiO2). Namun tergantung pada komposisi magmanya,
batuan beku dapat berbeda-beda dari sisi warnanya, kepadatan, komposisi mineral
dan teksturnya. Jenis batuan beku kemudian diidentifikasi dan diklasifikasi
berdasar ciri-ciri tersebut.

Perbedaan warna terutama disebabkan oleh adanya mineral. Batuan yang


mengandung banyak mineral warna disebut ultramafik, contohnya batuan
peridotit yang membentuk selubung bumi. Batuan biasa yang berwarna gelap
disebut mafik, misalnya batuan basalt dan gabro. Selanjutnya batuan yang
berwarna muda disebut felsik, contohnya granit.

Perbedaan tekstur terjadi karena perbedaan laju pendinginan magma. Laju


pendingan magma, tergantung pada letak magma nya yang dapat terjadi di dapur
magma, di dalam saluran magma (korok) dan dipermukaan bumi. Umumnya
semakin dalam letak magma, semakin lambat mendinginnya sehingga kristal
mineralnya cukup waktu untuk tumbuh sebelum magma mengeras, dan batuannya
akan bertekstur kasar. Berikut tiga jenis batuan yang masuk kategori batuan beku.

1. Batuan Beku Plutoni


Batuan beku plutonik adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku
jauh di dalam bumi dan hanya terdiri dari kristal saja. Proses pendinginan batuan
beku dalam ini sangat lambat sekali, maka dari itu terjadi pengkristalan yang
sempurna. Kristal batuan beku dalam ini berukuran besar dan kasar. Kelompok
batuan beku plutonik meliputi batu granit, batu gabro, batu diorit, dan batu syenit.

2. Batuan Beku Gang


Sedangkan batuan beku gang terbentuk dari magma yang membeku di dalam
korok atau gang, sehingga secara letak lebih dekat dengan permukaan bumi.
Proses pendinginan magma untuk membentuk batuan beku gang terjadi lebih
cepat, dengan pengkristalan yang tidak terlalu sempurna. Akibatnya, batuan ini
ada yang memiliki kristal besar, kristal kecil, dan bahkan tidak mengkristal.
Kelmpok batuan beku gang mencakup batu batu profir granit, batu profir gabro,
batu profir syenit, dan batu granit fosfir.

3. Batuan Beku Vulkanis


Disebut juga batuan beku luar, leleran, atau ekstrusi, jenis batuan beku ini tercipta
dari magma yang keluar ke permukaan bumi (lava). Jika di luar pemukaan bumi,
maka proses pendinginan lava akan berlangsung sangat cepat dan kecil
kemungkinan proses kristalisasi terjadi. Kelompok batuan beku vulkanis
contohnya batu rhyolit, batu andesit, batu trachit, batu basalt, batu obsidian, dan
batu apung.

2.4. Karakteristik Batuan Beku


Batuan beku berbutir sangat halus, sehingga mineral atau kristal penyusunnya
tidak dapat diamati dengan mata telanjang atau kaca pembesar. Batuan
beku yang dapat diamati mineral penyusunnya, baik itu dalam bentuk kristal,
ukuran butir, atau hubungan antar butir

Batuan beku diperikan dan dikenal berdasarkan komposisi mineral


dan sifat tekstur nya. Komposisi mineral batuan mencerminkan
informasi tentang magma asal batuan tersebut dan posisi tektonik
(berhubungan struktur kerak bumi dan mantel) tempat kejadian
magma tersebut. Tekstur akan memberikan gambaran tentang
sejarah atau proses pendinginan dari magma.

Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari
unsur-unsur utama yaitu ; Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi,
Kalsium, Sodium, Potasium dan Magnesium. Unsur-unsur ini
membentuk mineral silikat utama (>> lihat kembali butir 2.2, hal. 16-
17) yaitu ; Felspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika.
Mineral-Mineral ini menempati lebih dari 95% volume batuan beku,
dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang
magma asal.

Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan. Batuan


yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan
cenderung berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung
magnesium, besi dan kalsium umumnya mempunyai warna yang
gelap. Bagan yang ditunjukkan pada gambar 2.4 merupakan cara
pengenalan secara umum yang didasarkan terutama pada
komposisi mineral.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai