Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


IDENTIFIKASI SIFAT FISIK MINERAL

Oleh :
AGUNG DWI NUGROHO
F1D114046

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
UNIVERSITAS JAMBI

2015

I. DASAR TEORI
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan.
Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian
bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan,
dataran-dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut.
Kemanapun anda menoleh, maka anda selalu akan bertemu dengan benda yang
dinamakan batu atau batuan. Sebut saja kerakal di halaman rumah, kemudian di
jalan yang landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Di dasar atau tebing
sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar terbuat
dari batu. Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama
warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan
apabila batuan merupakan bagian utama dari Bumi kita ini. Berdasarkan
persamaan dan perbedaan tadi, maka kita berupaya untuk mengelompokannya.
Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan tersebut, kita dapat
mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2)
batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Penelitian-penelitian
yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap batuan, menyimpulkan bahwa
antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan lainnya,
dan batuan beku dianggap sebagai .nenek moyang. dari batuan lainnya. Dari
sejarah pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh
bagian luar dari Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta
perubahan keadaan, maka terjadilah perubahan-perubahan yang disertai dengan
pembentukan kelompok-kelompok batuan yang lainnya. Proses perubahan dari
satu kelompok batuan ke kelompok lainnya, merupakan suatu siklus yang
dinamakan daur batuan(Djauhari Noor.2009).
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan
kehadirannya sangat menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama dapat
dilihat dari deret bowen series(1928). Deret Bowen menggambarkan secara umum
urutan kristalisasi suatu mineral sesuai dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan
perbedaan kandungan magma [bagian kanan], dengan asumsi dasar bahwa semua
magma berasal dari magma induk yang bersifat basa. Bagan serial ini kemudian
dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.

Continuous branch [deret kontinyu]

Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu,
mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari
bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring
penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang
pada akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi
ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena
mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan
plagioklas kaya kalsium di alam bebas. Bila pendinginan terjadi terlalu cepat,
akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi
plagioklas kaya sodium].

Discontinuous branch [deret diskontinyu]


Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret

diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral lain pada suhu tertentu
dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma. Bowen
menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan
akan bereaksi kemudian dengan sisa larutan magma, membentuk pyroxene. Jika

pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite


[sesuai skema]. Deret ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti
semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk
membentuk mineral.
Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak
sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim [selubung]
yang tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya. Berdasarkan warna
mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu,
1. Felsic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cerah
serta mempunyai berat jenis kecil atau ringan.
Contoh : Quartz, Feldspar dan Feldspatoid
2. Mafic mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan
mempunyai berat jenis besar atau berat.
Contoh : Olivin, Amphibole dan Piroksin.
Mineral Tembahan ( Accessory Minerals) Adalah mineral-mineral yang
terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit (kurang dari
5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral tambahan ini
antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit, Rutil Apatit, Garnet,Sphen.

Mineral Sekunder (Secondary Minerals) Merupakan mineral-mineral ubahan


dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil
metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari mineral sekunder antara
lain; Serpentin, Kalsit, Serisit, Kalkopirit, Kaolin, Klorit, Pirit.(Penuntun Pratikum
Krismin.2015)
II. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya Praktikum Mineralogi adalah untuk :
a. Mendeskrifsikan Batuan
b. Menentukan mineral pembentuk batuan tersebut
III. ALAT dan BAHAN
3.1 ALAT

Alat tulis
Kamera

Uang Logam sebagai skala pembanding

3.2 BAHAN
Kertas

IV. PROSEDUR KERJA


Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Disiapkan alat dan bahan yang di perlukan.


Difoto batuan nya.
Ditentukan kandungan mineralnya.
Dilakukan pendeskripsian batuan secara megaskopis / kasat mata.
Dinentukan nama batuan nya.
Diisi data pada lembar kerja sementara.

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan yang berjudul Mineral Pembentuk
Batuan (Rock Farming Mineral), dengan tujuan untuk untuk Mendeskrifsikan
Batuan dan Menentukan mineral pembentuk batuan tersebut.
Pada praktikum yang telah dilaksanakan ada empat batuan yang harus di
deskripsikan dan dicari mineral pembentuk batuan nya yang mana dari
keempat batuan tersebut yantu satu buah batuan granit dan ada tiga batuan
granodiorit. Tapi pada hasil yang dimasukkan kedalam laporan ini hanya
diambil dua sampel batuan saja. Kedua jenis batuan tersebut termasuk
kedalam batuan beku yang kita ketahuai Batuan beku atau batuan igneus (dari
Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari
batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun
kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari prosesproses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,
sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan yang pertama yaitu batuan granit yang mana menurut litelatur
batuan Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, kandungan
mineralnya terdiri atas mineral kuarsa 10%, ortoklas 20%, plagioklas10%,
biotit 15%, dan hornblende 15%

dan Sanidine 20%. Berwarna abu-

abu berbintik hijau dan hitam, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan.


merupakan batuan beku dalam yang mempunyai kristal-kristal kasar.
Kegunaan Granit adalah sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung,
untuk bangunan Monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias
(dekorasi)., sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll) dan bahan
bangunan (gedung, jalan , jembatan, dll), selain itu dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai,wastafel dan meja serta
di bidang konstruksi.

Batuan yang kedua adalah Batu Granodiorit. Granodiorit terjadi dari


proses pembekuan magma bersifat asam, sedangkan bentuk instrusinya
berupa sill, korok atau batholi, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit berwarna keabu-abuan dan
yang berwarna kekuningan itu merupakan pelapukan dari batuan itu sendiri.
Granodiorit ini bersifat massif dan bertekstur. Komponen utama mineral
penyusun batuan ini adalah Kuarsa, K-feldspar, Plagioclase, Biotite,
Hornblende. Komponen sekundernya adalah Muscovite mica, Pyroxene.
Sedangkan komponen tambahannya adalah Magnetite, Ilmenite, Apatite,
Titanite, Allanite, Zircon. Granodiorit adalah salah satu contoh batuan beku
yang berasal dari magma yang membeku saat belum keluar sampai ke
permukaan bumi. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit,
stock, sill dan retas.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari praktikum yang telah dilaksanakan ini, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan

mineral

dan

cara

mengidentifikasi

batuan

ini

yaitu,secara kasat mata, masing-masing batuan memiliki penampakan


fisik yang berbeda-beda, sehingga mengakibatkan batuan ini mudah
untuk diidentifikasi. Selain itu di simpulkan bahwa pada melakukan
proses pengidentifikasian secara kasat mata diperlukan ketelitian yang
tinggi dalam menentukan baik warna yang dimiliki batuan

tersebut

karena sangat lah penting dalam menentukan nama batuan tersebut.


2. Granit merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik,
berbutir kasar, mineral-mineral pembentuk batuan granit yaitu: kuarsa
10-40 %, felsparkalium 30-60 %, plagioklas natrium 0-35%, mineral
mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.
mineral-mineral pembentuk batuan Granodiorit yaitu Ortoklas, dan
Kuarsa

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2014.Batuan

Beku.

https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku.

Diakses pada tanggal 18 November 2015 pukul 20.46 WIB


Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Jakarta : Erlangga
Penuntun Praktikum Kristalografi dan Mineralogi.2015. Jambi: UNJA

Anda mungkin juga menyukai