Anda di halaman 1dari 13

OPTIMASI TERHADAP EFISIENSI KERJA ALAT GALI-MUAT UNTUK

MENCAPAI TARGET PRODUKSI 2.000 TON/HARI DI PT NAN RIANG


KECAMATAN MUARA TEMBESI, KABUPATEN BATANG HARI,
PROVINSI JAMBI

LAPORAN KERJA PRAKTEK

AGUNG DWI NUGROHO


F1D114046

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2017
I. PENDAHULUAN
PT. Nan Riang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
batubara yang terletak di Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batang Hari, Provinsi
Jambi. PT. Nan Riang menerapkan sistem tambang terbuka (surface mining) dengan
metode open pit, dimana terjadi pembukaan lahan dan penggalian tanah dan batuan
penutup pada permukaan bumi, kemudian dilakukan penggalian batubara (coal getting).
Tanah dan batuan tersebut kemudian ditimbun pada suatu disposal area atau ditimbun
kembali ke lubang bekas galian sebelumnya (back filling). Peran serta alat berat yang
dominan adalah alat gali muat dan alat angkut karena pada tambang terbuka alat muat
dan alat angkut merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam hal produksi.

Untuk penggalian batubara PT. Nan Riang menggunakan alat-gali Excavator


Komatsu PC400LC. Untuk proses pengangkutan (hauling) batubara ke stockpile
dipergunakan alat angkut Dump Truck Nissan CWM330 dengan target produksi batubara
2.000 ton/hari. Tetapi setelah dilakukan pengambilan data dan perhitungan selama 2
minggu atau 14 hari kerja terhadap alat gali-muat Excavator Komatsu PC400LC, rata-rata
perhari produksi batubara di PT Nan Riang tidak mencapai target yaitu 540,88 ton/hari.

Untuk mencapai target produksi batubara sebanyak 2.000 ton/hari, PT Nan Riang
perlu memperketat pengawasan terhadap keadaan di lapangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan produksi dari alat mekanis tersebut. Adapun faktor yang
sering terjadi di lapangan adalah faktor efisiensi kerja yang meliputi waktu kerja efektif,
dimana waktu kerja efektif adalah waktu yang benar-benar dipergunakan operator dan
alat mekanis lebih sedikit dibandingkan dengan waktu hambatan untuk melakukan
produksi batubara. Rata-rata efisiensi kerja alat gali-muat Excavator Komatsu PC400LC
adalah 39%.

Setelah dilakukan optimasi dan perhitungan secara teoritis dengan meningkatkan


efisiensi kerja menjadi 65% dengan cara menghilangkan waktu hambatan yang dapat
dihindari perharinya, sehingga produksi batubara mencapai target yaitu 2470,11 ton/hari.

II. ANALISIS DATA


2.1 Kondisi Tempat Kerja
Pemuatan material batubara hasil penggalian batubara yang dilakukan oleh
Excavator Komatsu PC400LC menggunakan pola pemuatan berdasarkan posisi alat gali-
muat dan alat angkut yaitu bottom loading, dimana posisi excavator dengan alat angkut
satu level (sama-sama di atas jenjang). Sedangkan berdasarkan jumlah penempatan posisi
alat angkut untuk dimuat oleh alat gali-muat menggunkan pola Single Back Up, dimana
alat angkut memposisikan untuk dimuat pada satu tempat saja, sehingga terdapat waktu
tunggu untuk memposisikan alat angkut setelah alat angkut sebelumnya selesai dimuat
oleh alat gali-muat.
2.2 Berat Material
Berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat
gali-muat maupun alat angkut. Material batubara yang terdapat di PT Nan Riang memiliki
density loose sebesar 1,1 ton/m3 , dimana dalam 1 m3 memiliki berat 1,1 ton batubara
dalam keadaan terbongkar.

2.3 Factor Pengisian Bucket (Bucket Fill Factor)


Bucket fill factor adalah perbandingan antara kapasitas nyata alat gali-muat dengan
kapasitas teoritis alat gali-muat yang terdapat pada spesifikasi alat gli-muat. Semakin
besar faktor pengisian maka semakin besar pula kemampuan nyata dari alat tersebut.
Untuk menghitung bucket fill factor digunakan persamaan sebagai berikut : (Rochmanhadi,
1992)
 Kapasitas nyata alat gali-muat (q)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑣𝑒𝑠𝑠𝑒𝑙 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
𝑞=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡
 Bucket Fill Factor
𝑞
𝐾= × 100%
𝑞1
Keterangan :

K = Bucket Fill Factor


q = Kapasitas nyata alat muat (m3)
q1 = Kapsitas teoritis alat muat (m3)

Tabel. 1 Perhitungan Bucket Fill Factor

Kapasitas Bucket Kapasitas Vessel Jumlah Kapasitas Bucket Nyata Bucket


Teoritis (m3) Nyata (m3) Bucket (m3) Factor (%)
3,2 18,31 7 2,62 82%

(sumber: Hasil Perhitungan)

Bucket fill factor rata-rata yang dimiliki oleh alat gali-muat yang digunakan untuk
produksi batubara (coal getting) di PT Nan Riang adalah 82% atau 0,82.

2.4 Jadwal Waktu Kerja


Jadwal waktu kerja yang ditetapkan oleh PT Nan Riang pada saat pengambilan data
selama 14 hari dapat dilihat pada Tabel. 2.
Tabel. 2 Jadwal Waktu Kerja PT Nan Riang
Jam Kerja Total jam Kerja
No. Tanggal Hari
Pagi Siang Detik Menit Jam
1 17/07/2017 Seni n 07.30-11.30 13.00-17.30 29400 490 8,17
2 18/07/2017 Sel a s a 07.30-11.30 13.00-17.30 29400 490 8,17
3 19/07/2017 Ra bu 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
4 23/07/2017 Mi nggu 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
5 24/07/2017 Seni n 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
6 25/07/2017 Sel a s a 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
7 26/07/2017 Ra bu 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
8 27/07/2017 Ka mi s 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
9 28/07/2017 Juma t 07.00-11.30 13.00-17.30 29400 490 8,17
10 29/07/2017 Sa btu 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
11 30/07/2017 Mi nggu 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
12 31/07/2017 Seni n 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
13 02/08/2017 Ra bu 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92
14 03/08/2017 Ka mi s 07.00-11.45 13.00-17.30 32100 535 8,92

2.5 Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan terhadap suatu pekerjaan
atau merupakan suatu perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan
waktu yang tersedia.
Efisiensi kerja akan semakin besar apabila banyaknya waktu kerja semakin
mendekati jumlah waktu kerja yang tersedia. Waktu kerja adalah waktu digunakan untuk
melakukan kegiatan penggalian, pemuatan dan pengangkutan. Efisiensi kerja akan
semakin besar apabila banyaknya waktu kerja semakin mendekati jumlah waktu kerja
yang tersedia. Waktu yang tersedia berhubungan erat dengan jam kerja efektif. Jam kerja
efektif adalah jam kerja dimana alat mekanis berproduksi, jam kerja efektif diperoleh dari
jam kerja yang tersedia dikurangi hambatan-hambatan yang terjadi selama proses
produksi termasuk perbaikan dan perawatan alat. Faktor – faktor yang mempengaruhi
efisiensi kerja adalah sebagai berikut :
a. Hambatan yang Dapat Dihindari
Adalah hambatan yang terjadi karena adanya penyimpangan-penyimpangan
terhadap waktu kerja yang dijadwalkan. Hambatan-hambatan yang dapat dihindari yang
terdapat di lapangan selama pengamatan antara lain :
 Terlambat memulai kerja.
 Berhenti bekerja sebelum waktunya.
 Menunggu alat angkut.
 Merapikan loading point.
 Membuang air di pit penambangan.
 Keperluan operator.
 Batubara habis.
b. Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari
Adalah hambatan yang terjadi pada waktu jam kerja yang menyebabkan hilangnya
waktu kerja dikarenakan kondisi alam atau kegiatan rutin dan harus dilaksanakan.
Hambatan tersebut antara lain :
 Membantu alat angkut terpuruk.
 Perbaikan front penambangan.
 Mengisi bahan bakar.
 Membuang blacksill.
 Perbaikan alat ketika mengalami kerusakan mendadak.
 Hujan.

Dengan mengetahui hambatan – hambatan tersebut di atas, maka dapat diketahui


waktu kerja efektif. Dimana dengan berkurangnya waktu kerja efektif akan berpengaruh
terhadap produksi alat mekanis tersebut.

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk mengetahui waktu kerja efektif.

𝑾𝒉𝒕 = 𝑾𝒉𝒅 + 𝑾𝒉𝒕𝒅

𝑾𝒌𝒆 = 𝑾𝒌𝒕 − 𝑾𝒉𝒕

Keterangan :

Wke = Waktu kerja efektif,


Wkt = Waktu yang tersedia,
Wht = Waktu hambatan total,
Whd = Total waktu hambatan yang dapat dihindari,
Whtd = Total waktu hambatan yang tidak dapat dihindari,

Dengan mengetahui waktu kerja efektif, maka dapat diketahui efisiensi kerja alat
mekanis, (Ir. Partanto Prodjosumarto, 2000) yaitu :

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓


𝐸= × 100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

Berdasarkan hasil pengolahan data dan perhitungan, rata-rata efisiensi kerja alat
gali-muat Excavator Komatsu PC400LC adalah 39% atau 0,39. (Tabel. 4)

Hasil perhitungan rata-rata efisiensi kerja perhari dari waktu kerja efektif dan
hambatan hasil pengamatan penulis disajikan lebih detail dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 3. Waktu kerja Efektif Excavator Komatsu PC400LC

Waktu Kerja (Menit)


No. Tanggal Hari
Tersedia Efektif Hambatan
1 17/07/2017 Seni n 490 239,8 250,3
2 18/07/2017 Sel a s a 490 294,6 195,4
3 19/07/2017 Ra bu 535 72,8 462,2
4 23/07/2017 Mi nggu 535 233,2 301,8
5 24/07/2017 Seni n 535 273,8 261,3
6 25/07/2017 Sel a s a 535 238,5 296,5
7 26/07/2017 Ra bu 535 151,9 383,2
8 27/07/2017 Ka mi s 535 232,7 302,3
9 28/07/2017 Juma t 490 166,4 323,7
10 29/07/2017 Sa btu 535 0,0 535,0
11 30/07/2017 Mi nggu 535 244,3 290,7
12 31/07/2017 Seni n 535 225,2 309,8
13 02/08/2017 Ra bu 535 320,2 214,8
14 03/08/2017 Ka mi s 535 187,3 347,7
Rata-rata Jam Kerja Kerja Efektif Menit 205,7 319,6
Perhari Jam 3,43 5,33
Tabel 4. Waktu Hambatan dan Efisiensi Kerja Excavator Komatsu PC400LC

Waktu Hambatan Day 1 Day 2 day 3 Day 4 Day 5 Day 6 Day 7 Day 8 Day 9 Day 10 Day 11 Day 12 Day 13 Day 14 Total Rata-rata Menit
Jam Kerja 29400 29400 32100 32100 32100 32100 32100 32100 29400 32100 32100 32100 32100 32100 441300 31521,4 525,4
Terlambat
2759 1860 1150 5483 6253 5164 5885 6588 6441 0 4508 2112 3300 2340 53843 3845,9 64,1
Kerja
Selesai Lebih
300 120 0 214 780 780 0 300 420 0 660 505 480 1620 6179 441,4 7,4
Awal
Menunggu
4838 6242 879 5512 3435 6985 3066 6850 10796 0 10957 11419 7723 3935 82637 5902,6 98,4
Alat Angkut
Hambatan
Merapikan
Dapat 1037 1651 150 773 394 1073 964 710 319 0 488 598 488 736 9381 670,1 11,2
Loading Point
Dihindari
Buat Tanggul
1282 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2605 0 0 3887 277,6 4,6
Air di Pit
Keperluan
216 0 0 1031 1456 740 259 134 0 0 365 751 410 0 5362 383,0 6,4
Operator
Batubara
0 0 25039 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11496 36535 2609,6 43,5
Habis
Alat Angkut
0 0 0 0 2964 0 0 2829 0 0 0 0 0 0 5793 413,8 6,9
Terpuruk
Perbaikan
1037 1025 227 773 393 1073 925 726 322 0 465 599 488 737 8790 627,9 10,5
Front
Hambatan
Isi Bahan
Tidak Dapat 400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 400 28,6 0,5
Bakar
Dihindari
Blacksill 3146 828 285 4322 0 1975 1718 0 1121 0 0 0 0 0 13395 956,8 15,9
Alat Rusak 0 0 0 0 0 0 10172 0 0 0 0 0 0 0 10172 726,6 12,1
Hujan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32100 0 0 0 0 32100 2292,9 38,2
Total Waktu Hambatan 15015 11726 27730 18108 15675 17790 22989 18137 19419 32100 17443 18589 12889 20864 268474 19176,7 319,6
Waktu Kerja Efektif 14385 17674 4370 13992 16425 14310 9111 13963 9981 0 14657 13511 19211 11236 172826 12344,7 205,7
Efisiensi Kerja Per Hari (%) 49% 60% 14% 44% 51% 45% 28% 43% 34% 0% 46% 42% 60% 35% 39%
2.6 Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu edar merupakan waktu yang diperlukan oleh alat untuk menghasilkan daur
kerja. Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka produksinya semakin tinggi. total waktu
pada alat muat, yang dimulai dari pengisian bucket sampai dengan menumpahkan
muatan ke dalam alat angkut dan kembali kosong. (Eugene P. Pfleider, 1972)

Ctm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4

Keterangan :

Ctm : Total waktu edar alat muat, detik


Tm1 : Waktu untuk menggali muatan, detik
Tm2 : Waktu swing bermuatan, detik
Tm3 : Waktu untuk menumpahkan muatan, detik
Tm4 : Waktu swing kosong, detik

Rata-rata waktu edar alat gali muat pada Excavator Komatsu PC400LC perhari
adalah 25,9 detik, seperti yang disajikan pada tabel. 5 berikut ini.

Tabel 5. Rata-rata Cycle Time Excavator Komatsu PC400LC

Bucket Swing Time Loading Swing Time Cycle


No. Date
Time (s) Loaded (s) Time (s) Empty (s) Time (s)
1 17/07/2017 10,1 10,5 2,2 7,8 30,6
2 18/07/2017 11,1 8,6 2,3 8,5 30,6
3 19/07/2017 11,0 8,2 2,5 7,9 29,5
4 23/07/2017 11,9 8,7 2,4 7,9 30,8
5 24/07/2017 11,5 9,6 2,5 8,1 31,7
6 25/07/2017 8,0 7,3 2,1 6,9 24,4
7 26/07/2017 10,3 8,1 2,2 7,7 28,2
8 27/07/2017 8,9 7,7 2,3 7,3 26,2
9 28/07/2017 9,5 7,6 1,9 6,5 25,5
10 29/07/2017 0 0 0 0 0
11 30/07/2017 11,4 8,4 2,4 6,9 29,0
12 31/07/2017 9,7 7,7 1,9 6,6 25,8
13 02/08/2017 8,9 7,5 2,3 7,3 26,0
14 03/08/2017 8,0 7,2 2,1 6,8 24,3
Rata-rata 9,3 7,6 2,1 6,9 25,9

2.7 Produksi Alat Gali-Muat

Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali-muat adalah waktu edar
(cycle time) alat muat, kapasitas bucket alat gali-muat, bucket fill factor, dan efisiensi kerja.
(Rochmanhadi, 1992)
Langkah-langkah perhitungan produktivitas alat gali-muat :
a) Kapasitas produksi persiklus

𝑞 = 𝑞1 × 𝐾

Keterangan :
q = Kapasitas produksi persiklus
q1 = Kapasitas bucket (m3)
K = Faktor bucket alat muat

b) Produksi alat gali-muat :

𝑞 × 3600 × 𝐸
𝑄=
𝐶𝑡𝑚

Keterangan :
Q = Produksi Excvator perjam (m3/jam)
q = Kapasitas produksi persiklus (m3)
E = Effisiensi kerja (%)
Ctm = Waktu siklus (detik)

c) Perhitungan Produksi Excavator Komatsu PC400LC


Waktu siklus (Cms) = 25,9 detik (Tabel.4)
Kapasitas bucket teoritis (ql) = 3,2 m3 (Handbook Komatsu Edisi 30, 2009)
Factor bucket (K) = 0,82 (Tabel.1)
Efisiensi kerja (E) = 0,39 (tabel 2)
Density Loose = 1,1 ton/m3

 Kapasitas Persiklus
q = q1 x K
q = 3,2 x 0,82
q = 2,62 m3
 Produksi Perjam

𝑞 × 3600 × 𝐸
𝑄= × 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒
𝐶𝑡𝑚

2,62 × 3600 × 0,39


𝑄= × 1,1
25,9

𝑄 = 157,73 ton/jam

 Produksi Perhari
Hasil perhitungan kemampuan produksi perjam dikalikan dengan rata-rata
waktu kerja efektif perhari. (Tabel 3)
𝑄 = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

𝑄 = 157,73 × 3,43

𝑄 = 540,88 ton/hari

Tabel 6. Kemampuan produksi Excavator Komatsu PC400LC selama 14 hari berdasarkan


pengolahan data dan perhitungan.
Tanggal E q1 K q Ctm Densitas Ton/Jam W (Jam) Ton/Hari Pit
17/07/2017 0,49 3,2 0,82 2,624 30,6 1,1 166,12 4,00 663,77 Ampelu I
18/07/2017 0,60 3,2 0,82 2,624 30,6 1,1 204,29 4,91 1003,02 Ampelu I
19/07/2017 0,14 3,2 0,82 2,624 29,5 1,1 47,91 1,21 58,16 Ampelu I
23/07/2017 0,44 3,2 0,82 2,624 30,8 1,1 146,96 3,89 571,20 Ampelu I
24/07/2017 0,51 3,2 0,82 2,624 31,7 1,1 167,68 4,56 765,04 Ampelu I
25/07/2017 0,45 3,2 0,82 2,624 24,4 1,1 189,69 3,98 754,03 Ampelu I
26/07/2017 0,28 3,2 0,82 2,624 28,2 1,1 104,56 2,53 264,62 Ampelu+Djebak
27/07/2017 0,43 3,2 0,82 2,624 26,2 1,1 172,54 3,88 669,20 Djebak
28/07/2017 0,34 3,2 0,82 2,624 25,5 1,1 138,55 2,77 384,12 Ampelu II
29/07/2017 0 3,2 0,82 2,624 0 1,1 0 0 0 Hujan
30/07/2017 0,46 3,2 0,82 2,624 29,0 1,1 163,80 4,07 666,88 Ampelu II
31/07/2017 0,42 3,2 0,82 2,624 25,8 1,1 169,62 3,75 636,61 Ampelu II
02/08/2017 0,60 3,2 0,82 2,624 26,0 1,1 238,81 5,34 1274,36 Ampelu II
03/08/2017 0,35 3,2 0,82 2,624 24,3 1,1 149,74 3,12 467,35 Ampelu II

Tabel 7. Rata-rata produksi Excavator Komatsu PC400LC perhari berdasarkan


pengolahan data dan perhitungan.

Rata-rata Produksi Perhari (ton)


E q1 K q Ctm Densitas Ton/Jam W (Jam) Ton/Hari
0,39 3,2 0,82 2,62 25,9 1,1 157,73 3,43 540,88

III. PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan hasil perhitungan secara teoritis, pada kenyataannya produksi perhari


yang dicapai adalah 540,88 ton/hari. Angka tersebut sangat jauh dari target produksi yang
sudah direncanakan, yaitu 2.000 ton/hari. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak
tercapainya target produksi yang telah direncanakan adalah waktu hambatan kerja yang
lebih besar dari waktu kerja efektif sehingga mempengaruhi efisiensi kerja alat gali-muat
untuk melakukan produksi.

Maka dari itu, penulis melakukan beberapa optimasi dalam peningkatan waktu
kerja efektif dengan cara menghilangkan beberapa waktu hambatan yang dapat dihindari
sehingga efisiensi kerja meningkat dari 39% atau 0,39 menjadi 84% atau 0,84 seperti yang
disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 8. Efisiensi kerja rata-rata perhari setelah dilakukan optimasi.

Sebelum Seudah
Waktu Hambatan
Optimasi Optimasi
Jam Kerja (menit) 525,4 525,4
Terlambat Kerja 64,1 0
Selesai Lebih Awal 7,4 0
Hambatan Menunggu Alat Angkut 98,4 0
Dapat Merapikan Loading Point 11,2 0
Dihindari
Buat Tanggul Air di Pit 4,6 0
Keperluan Operator 6,4 0
Batubara Habis 43,5 0
Alat Angkut Terpuruk 6,9 6,9
Perbaikan Front 10,5 10,5
Hambatan
Tidak Dapat Isi Bahan Bakar 0,5 0,5
Dihindari Blacksill 15,9 15,9
Alat Rusak 12,1 12,1
Hujan 38,2 38,2
Total Waktu Hambatan (Menit) 319,6 84,1
Waktu Kerja Efektif (Menit) 205,7 441,3
Waktu Kerja Efektif (Jam) 3,4 7,4
Efisiensi Kerja Per Hari (%) 39% 84%

Pada Tabel. 8 dapat dilihat terjadi peningkatan efesiensi kerja bila dibandingkan
dengan efisiensi kerja sebelum dioptimasi. Hal ini akan didapat bila dilakukan
pengurangan waktu di beberapa aspek pada waktu hambatan seperti ; waktu merapikan
loading point diatasi dengan bantuan bulldozer, waktu membuat tanggul air atau
membuang air di dalam pit diatasi dengan menggunakan pompa air, waktu keperluan
operator dilakukan pada saat jam istirahat, waktu batubara habis bisa diatasi dengan cara
mengupas overburden terlebih dahulu saat sebelum dilakukan produksi batubara (coal
getting) dengan cakupan yang lebih luas dan jumlah batubara yang dihitung cukup untuk
produksi beberapa hari kedepan agar tidak ada waktu kerja efektif yang terbuang setiap
harinya.
Sedangkan pada aspek terlambat mulai bekerja dan berhenti kerja lebih awal
ditiadakan, karena hambatan ini ditimbulkan oleh ketidak disiplinan operator dalam
melaksanakan tugasnya. Sedangkan dalam hal menunggu alat angkut penempatan posisi
alat angkut untuk dimuat oleh alat gali-muat menggunkan pola Single Back Up, dimana
alat angkut memposisikan untuk dimuat pada satu tempat saja, sehingga terdapat waktu
tunggu untuk memposisikan alat angkut selanjutnya setelah alat angkut sebelumnya
selesai dimuat oleh alat gali-muat. Pola tersebut bisa diganti menjadi Double Back Up, yaitu
dengan memposisikan alat angkut pada dua tempat. Hal tersebut bisa mengurangi waktu
tunggu alat angkut. Dengan menambah kecepatan pada alat angkut saat melakukan
hauling ke stockpile juga bisa mencegah waktu tunggu.

Dengan adanya optimasi kerja alat gali-muat yaitu dengan perbaikan terhadap
waktu kerja efektif, sehingga efisiensi kerja alat meningkat menjadi 84%, secara otomatis
besarnya kemampuan produksi alat gali-muat meningkat. Hal ini disebabkan karena
waktu yang telah disediakan dimanfaatkan lebih besar untuk bekerja atau persen waktu
yang dimanfaatkan oleh alat untuk bekerja dari jumlah waktu yang tersedia lebih besar
dibandingkan saat belum dilakukan upaya optimasi waktu kerja efektif.

Berikut merupakan hasil perhitungan secara teoritis ketercapaian produksi


batubara di PT Nan Riang yaitu 2470,11 ton/hari.

Waktu siklus (Cms) = 25,9 detik (Tabel.4)


Kapasitas bucket teoritis (ql) = 3,2 m3 (Handbook Komatsu Edisi 30, 2009)
Factor bucket (K) = 0,82 (Tabel.1)
Efisiensi kerja (E) = 0,84 (tabel 8)
Density Loose = 1,1 ton/m3

 Kapasitas Persiklus
q = q1 x K
q = 3,2 x 0,82
q = 2,62 m3
 Produksi Perjam

𝑞 × 3600 × 𝐸
𝑄= × 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒
𝐶𝑡𝑚

2,62 × 3600 × 0,84


𝑄= × 1,1
25,9

𝑄 = 335,88 ton/jam

 Produksi Perhari
Hasil perhitungan kemampuan produksi perjam dikalikan dengan rata-rata
waktu kerja efektif perhari setelah dilakukan optimasi. (Tabel 8)

𝑄 = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖

𝑄 = 335,88 × 7,35

𝑄 = 2470,11 ton/hari

Tabel 9. Ketercapaian target produksi setelah optimasi terhadap waktu kerja efektif.

E q1 K q Ctm Densitas Ton/Jam W (Jam) Ton/Hari


0,84 3,2 0,82 2,62 25,9 1,1 335,88 7,35 2470,11
Sehingga menerapkan upaya optimasi terhadap waktu kerja efektif ini sangatlah
diperlukan untuk dapat meningkatkan produksi, sehingga rencana untuk meningkatkan
target produksi perhari mendatang dapat diwujudkan. Disamping itu, upaya ini juga dapat
membantu perusahaan untuk mencapai target yang telah direncanakan oleh perusahaan.

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Optimasi dalam peningkatan waktu kerja efektif dengan cara menghilangkan
beberapa waktu hambatan yang dapat dihindari sehingga efisiensi kerja meningkat
dari 39% atau 0,39 menjadi 84% atau 0,84.
2. Pengurangan waktu di beberapa aspek pada waktu hambatan seperti ; waktu
merapikan loading point diatasi dengan bantuan bulldozer, waktu membuat tanggul
air atau membuang air di dalam pit bisa diatasi dengan menggunakan pompa air,
waktu keperluan operator dilakukan pada saat jam istirahat, waktu batubara habis
bisa diatasi dengan cara mengupas overburden terlebih dahulu saat sebelum
dilakukan produksi batubara (coal getting) dihari sebelumnya dengan cakupan yang
lebih luas dan jumlah batubara yang dihitung cukup untuk produksi beberapa hari
kedepan agar tidak ada waktu kerja efektif yang terbuang setiap harinya. Sedangkan
pada aspek terlambat mulai bekerja dan berhenti kerja lebih awal ditiadakan,
karena hambatan ini ditimbulkan oleh ketidakdisiplinan operator dalam
melaksanakan tugasnya.
3. Kemampuan produksi aktual alat gali-muat berdasarkan pengolahan data dan
perhitungan adalah 540,88 ton/hari, angka tersebut jauh dari target yang sudah
direncanakan oleh PT Nan riang, yaitu 2.000 ton/hari.
4. Setelah dilakukannya upaya optimasi dengan cara meningkatkan efisiensi kerja,
ketercapaian produksi mengalami peningkatan yang cukup besar dan mencapai
target yang direncanakan yaitu 2470,11 ton/hari atau dengan selisih 1929,23 ton
dari pencapaian aktual sebelum dilakukan optimasi.

4.2 Saran
1. Menjaga kolaborasi antara operator alat gali-muat dengan alat angkut terhadap
keseimbangan antara waktu pengisian dengan waktu hauling dan menerapkan pola
pemuatan Double Back Up, yaitu dengan memposisikan alat angkut pada dua
tempat agar mengurangi waktu tunggu alat angkut.
2. Meningkatkan koordinasi antara alat gali-muat dengan bulldozer agar selalu
membersihkan area loading point.
3. Meningkatkan pengawasan yang lebih intensif terhadap kondisi lapangan dan
kedisiplinan operator alat mekanis.
4. Memberikan wawasan, semangat dan motivasi kepada operator terhadap
pentingnya waktu kerja efektif agar target pencapaian yang sudah ditetapkan
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai