Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN TAMBANG (PTP136)

Tanggal : Pertemuan 2
Mata Kuliah : Manajemen Tambang
Semester : Gasal 2014/2015
Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
Pokok Bahasan : Dasar dan Perkembangan Manajemen
Sub Pokok Bahasan : 1.Pengertian Manajemen
2. Unsur unsur Manajemen
3. Tingkatan Manajemen
4. Perkembangan ilmu manajemen
Dosen : Widowati ST.,MT
1. Stoner & Wankel
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses
penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi yang sudah ditetapkan.

2. Terry
Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia
dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dilihat dari pengertian paling mendasar dari organisasi, maka dapat
dikatakan bahwa untuk menjalankan suatu organisasi, apapun bentuk
organisasi tersebut, dibutuhkan

Pada dasarnya manajemen tambang diperlukan untuk mengatur sumber


daya mineral & sumber daya manusia agar suatu perusahaan dapat
terorganisir dengan sempurna dan mendapatkan hasil yang optimal
1. Manusia (man).
2. Bahan (materials).
3. Mesin (machines).
4. Metode/cara kerja (methods).
5. Modal uang (money).
3 TINGKATAN MANAJEMEN

TOP

MIDDLE

FIRST LINE MANAGEMENT


3 TINGKATAN MANAJEMEN
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management)
Tingkatan manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada
tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional.
Jika dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka jangkauan
perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka waktu harian.
Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.

2. Manajemen tingkat menengah (middle management)


Tingkatan manajemen yang berfungsi
mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah. jangkauan
waktu Perencanaan yang dibuat bersifat menengah.

3. Manajemen tingkat atas (top management)


Tingkatan paling tinggi dari manajemen yang
biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan
perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan
meliputi kurun waktu rencana jangka panjang.
Secara kronologis, perkembangan ilmu manajemen dan sebab-
sebab yang melatar belakanginya dapat dikemukakan sebagai
berikut :

A. Manajemen Ilmiah (Scientific Management)


B. Teori administrasi
C. Pendekatan Hubungan Manusia (Human Relation
Behavioral Approach)
D. Penyelidikan Operasional (Management Science)
E. Manajemen Dengan Pendekatan Sistem
F. Manajemen Dengan Pendekatan Situasional (Contingency
Approach)
A. Manajemen Ilmiah (Scientific
Management)
Diperkenalkan oleh F.W. Taylor, pada dasarnya menekankan
pada perencanaan, standarisasi dan memperbaiki
Usaha manusia pada tingkat operator dalam upaya
memaksimumkan output dengan input yang minimum.

Kelemahan dari manajemen ilmiah adalah memandang pekerja semata-


mata hanya sebagai obyek kerja saja. Pendapat yang menyatakan bahwa
bonus dapat mendorong produktivitas kerja ternyata tidak selamanya
benar sehingga mendorong timbulnya pemikiran-pemikiran baru di
kalangan ilmuwan manajemen.
B. Teori administrasi
Diperkenalkan oleh Henri Fayol pada tahun 1916 dengan
mengemukakan prinsip-prinsip yang terdiri dari :

a. Division of work, yaitu asas pembagian kerja atau spesialisasi untuk


meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

b. Autority and responsibility, yaitu asas kekuasaan (wewenang), harus


ada kekuasaan untuk membuat dirinya ditaati. Adanya kekuasaan harus diikuti
oleh tanggung jawab.

c. Dicipline, harus ada penghargaan dan ketaatan terhadap peraturan, tata


tertib dan tujuan organisasi.
d. Unity of command, asas kesatuan komando/pimpinan yaitu seorang
pekerja hanya menerima perintah dari satu orang atasannya.

e. Unity of direction, asas kesamaan arah gerak, satu kepala dan satu rencana
untuk seluruh gerak operasi menuju satu tujuan.

f. Subordination of individual interest to general interest, asas


bahwa kepentingan pribadi di dalam organisasi harus di bawah dan mengalah kepada
kepentingan umum organisasi.

g. Remuneration of personnel, asas bahwa personil itu harus dapat


penghargaan yang setimpal dengan jasa-jasa mereka kepada organisasi.
Penghargaan itu harus adil, dan sedapat-dapatnya mendapatkan
kepuasan baik kepada personil maupun badan usaha/organisasi.

h. Centralization, asas yang menyatakan bahwa semua


organisasi harus terpusat.
i. Scaler of chain, asas yang menyatakan adanya rangkaian dari kekuasaan yang
paling tinggi sampai tingkat terendah.

j. asas ketertiban, yaitu satu tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada
tempatnya. Dalam organisasi harus disediakan satu tempat (jabatan) untuk setiap
pegawainya dan setiap orang (pegawai) harus berada di tempat yang telah
ditentukan kepadanya.
Jadi di sini berlaku asas The right man in the right place.

k. Equity, asas kewajaran dan keadilan, didasarkan kepada perjanjian dan


kesepakatan organisasi.

l. Stability of tenure of personnel, asas yang


menyatakan bahwa diperlukan waktu bagi pegawai baru untuk
menyesuaikan diri pada jabatannya sehingga bisa menunaikan
tugasnya dengan cukup baik. Jadi jika seorang pegawai
sebelum mencapai tingkat penyesuaian diri yang cukup
dalam suatu jabatan, lalu dipindahkan, maka ia tidak mendapatkan kesempatan
untuk menunjukkan karyanya dengan baik dan dia tidak mendapatkan kepuasan dari
kariernya/ kerjanya.
m. Initiative, asas inisiatif, yaitu kesempatan untuk berinisiatif pada semua
tingkat jabatan, kesempatan untuk memikirkan dan merencanakan sendiri
suatu karya, mengusulkannya pada atasannya dan melaksanakannya sendiri.

Dari sini dapat diharapkan kegembiraan kerja, kepuasan kerja dan kebanggaan
bagi si karyawan, yang akan menguntungkan organisasi.

Manajer yang baik adalah manajer yang pandai memberikan inisiatif kepada
bawahan.

n. Esprit de corps, asas semangat kebersamaan, yaitu


perlunya kekompakan dalam bekerja di antara seluruh personil
dan perlunya dibina kerukunan secara terus menerus di antara
personil, karena hal ini merupakan kekuatan yang besar bagi
suatu organisasi atau badan usaha.
C. Pendekatan Hubungan Manusia (Human
Relation Behavioral Approach)

a. Perangsang finansial atau bonus yang tidak selamanya akan


meningkatkan produktivitas pekerja.

b. Perilaku manajemen, dalam hal ini manajer atau pengawas, juga


mempengaruhi produktivitas pekerja. Perhatian pengawas pada
bawahannya bisa memberi pengaruh baik pada produktivitas kerja.

c. Kelompok informal dalam lingkungan pekerja yang berfungsi sebagai


lingkungan sosial pekerja juga mempengaruhi produktivitas pekerja.
C. Pendekatan Hubungan Manusia (Human
Relation Behavioral Approach)

Kelemahan-kelemahan ternyata juga ada dalam pendekatan manajemen


ini. Hasil-hasil penelitian dengan ilmu perilaku (behavioral science) ini
seringkali sulit diterapkan dengan praktis.

Lebih dari itu tingkah laku manusia itu sendiri sangat rumit, sehingga sangat
sulit untuk dipelajari.
D. Penyelidikan Operasional (Management
Science)

Penyelidikan operasional dikenal juga sebagai aliran kuantitatif dalam


manajemen. Berbeda dengan aliran-aliran sebelumnya, aliran ini
memanfaatkan matematika sebagai alat untuk memecahkan
persoalan-persoalan manajemen.

Aliran ini memandang manajemen sebagai suatu kesatuan logis dari


tindakan-tindakan yang dapat dinyatakan secara matematis dan dapat
diukur.
D. Penyelidikan Operasional (Management
Science)

Menurut aliran ini persoalan dalam manajemen adalah :

a. Optimasi masukan-keluaran.
b. Permodelan persoalan secara matematis.
D. Penyelidikan Operasional (Management
Science)

Sebagai contoh,
misalkan ingin dicapai penghematan biaya produksi tanpa mengurangi
mutu produk tersebut.

Dengan mengadakan optimasi variabel-variabel yang mempengaruhi biaya


produksi (masukan) seperti biaya untuk bahan, biaya untuk tenaga kerja,
yang dengan sendirinya mempengaruhi mutu produk, maka tujuan yang
diinginkan dapat dicapai.
E. Manajemen Dengan Pendekatan Sistem

Perkembangan teknologi menyebabkan semakin rumitnya sistem produksi


dan semakin pendeknya umur suatu produk.

Selain itu penyebaran teknologi yang begitu cepat, ditambah dengan


adanya perdagangan yang bebas menyebabkan makin ketatnya persaingan,
tidak lagi antar perusahaan dalam satu negara melainkan sudah mencapai
tingkatan antar negara.

Hal ini menuntut pengelolaan usaha yang makin baik, yang dengan
perkataan lain makin mendorong perkembangan ilmu manajemen.
E. Manajemen Dengan Pendekatan Sistem

Dengan kata lain, pendekatan ini berusaha melihat persoalan-persoalan


manajemen dalam perspektif kesatuan sebab-akibat yang bersifat
menyeluruh, bukan sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah.

Dalam prakteknya pendekatan-pendekatan kuantitatif dalam penyelidikan


operasional banyak dipakai dalam pendekatan sistem ini.

Dapat dibayangkan betapa rumitnya penyelesaian yang harus dilakukan


mengingat persoalan dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga komputer
banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan pendekatan sistem
ini.
F. Manajemen Dengan Pendekatan Situasional
(Contingency Approach

Pendekatan situasional ini dikembangkan berdasarkan kenyataan bahwa


banyak pemecahan masalah manajemen yang efektif di suatu tempat
belum tentu berhasil di tempat lain.

Timbul pendapat bahwa faktor-faktor keadaanlah (situasional factor) yang


menyebabkan hal-hal tersebut terjadi
F. Manajemen Dengan Pendekatan Situasional
(Contingency Approach
F. Manajemen Dengan Pendekatan Situasional
(Contingency Approach

Manajerlah yang harus berperan aktif dalam menentukan apa


yang baik bagi situasi yang dihadapinya
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai