INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA 2 : BATUAN BEKU ASAM
LAPORAN
OLEH:
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma
atau lava atau hasil kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang
saling Interlooking. Magma merupakan larutan silika pijar yang umumnya terdiri
dari senyawa-senyawa silika yang terdapat di dalam perut bumi sedangkan
magma yang keluar ke atas permukaan bumi disebut lava.
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa
dapat mengenali lebih dalam berbagai macam batuan beku asam dan dapat
mendeskripsikannya dengan baik.
BAB II
DASAR TEORI
Batuan beku asam adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma
secara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses
pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi), proses pembekuan
sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada
batuan beku basa lebih halus dan berwarna terang (felsik) dengan indeks color
<20%. Batuan beku asam memiliki kandungan silica >65%.
Contoh yang digunakan pada batuan beku asam adalah granite dan
granodiorite. Keduanya merupakan batuan beku intrusif. Tekstur pada kedua
batuan tersebut adalah coarse-grained.
3. Bentuk Kristal
Merupakan bentuk dari kristal-kristal penyusun batuan itu sendiri, terbagi
menjadi tiga yaitu:
Euhedral merupakan bentuk kristal yang sempurna.
Subheral merupakan bentuk kristal sebagian tidak utuh.
Anhedral merupakan bentuk kristal yang sudah tidak utuh.
4. Keseragaman Butir
Termasuk dalam kemas dimana dilihat pada keseragaman butirannya
yang dibagi menjadi dua yaitu:
Equigranular dimana ukuran butir pada batuan beku hampir sama.
Inquigranular dimana ukuran butir pada batuan beku tidak sama.
ATK.
Lembar Deskripsi.
Referensi.
1.Batu Granodiorit
Batu granodiorit merupakan batuan beku asam yang memiliki warna lapuk
Putih Kuning keabu-abuan, warna segar abu-abu, kristalinitas holokristalin,
granularitas afanitik, bentuk anhedral, relasi equigranular, dengan komposisi
mineral yaitu hornblende biotit, ortoklas, dan kuarsa.
2. Granit
Granit merupakan batuan beku asam yang memiliki warna lapuk kuning,
warna segar abu-abu, kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, bentuk
subhedral, bentuk subhedral, relasi ineqiugranular, struktur masif , dan komposisi
mineral Hornblende, biotit, kuarsa, ortoklas.
Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral
kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Kegunaan Granit sebagai
bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk jalan, jembatan, dll.
3. Monzonit
Merupakan batuan beku asam yang memiliki warna lapuk hitam keabu-abuan,
warna segar jingga, kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, bentuk
subhedral, bentuk subhedral, relasi ineqiugranular, struktur masif, dengan
komposisi mineral Biotit, kuarsa, ortoklas. Merupakan batuan beku yang
membeku lebih lambat. Di gunakan sebagai batu dimensi, pembuatan semen,
konstruksi, untuk pembuatan jalan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Batuan asam tersusun atas biotit, muskovit, plagioklas kaya natrium, feldspar,
potassium feldspar dan kuarsa. Magma asam atau felsik jauh lebih kental
dibanding magma intermediete. Selain itu magma felsik punya kandungan gas
sangat tinggi. Granit adalah contoh batuan batuan intrusif, riolit adalah batuan
felsik ekstrusif. Batuan asam banyak dibentuk di batas konvergen lempeng
samudera ke dalam samudera. Karena viskositasnya tinggi maka magma asam
jarang sampai ke atas permukaan bumi. Namun karena kadar gas tinggi, maka
erupsi magma ini sangat eksplosif menyebabkan muntahan tuffa dan breksi
vulkanik. Viskositas magma asam menghambat pertumbuhan kristal seperti
obsidian yang merupakan pendingan lava asam.
5.2 Saran
Bonewitz, Ronald Louis. 2005. Rocks & Minerals. London : Smithsonian Project
Coordinators
Grapes, Rodney et al. 2007. Granite Genesis : In situ Melting and Crustal
Evolution. Netherlands : Springer
Hess, Frank. 1917. Tungsten Minerals & Deposits. Washington : United States
Geological Survey