Anda di halaman 1dari 10

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA 2 : BATUAN BEKU ASAM

LAPORAN

OLEH:

RAHAYU UTAMI WOLOLI


F 121 19 030

PALU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma
atau lava atau hasil kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang
saling Interlooking. Magma merupakan larutan silika pijar yang umumnya terdiri
dari senyawa-senyawa silika yang terdapat di dalam perut bumi sedangkan
magma yang keluar ke atas permukaan bumi disebut lava.

Magma yang naik ke permukaan bumi biasanya mengalami berbagai


ubahan kimia dan mineralogi melalui proses-proses yang disebut diferensiasi,
Yang mengahasilkan bermacam-macam batuan beku dengan komposisi kimia
yang berbeda-beda. Komposisi asal magma induk atau Parental Magma" atau
Primitive Magma. Secara umum diferensiasi dianggap terjadi dalam reservoir
magma di dalam kerak bumi kedalaman <10 km, dimana magma berada dalam
posisi stagnam yang mendingin secara perlahan dan mengkristal.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa
dapat mengenali lebih dalam berbagai macam batuan beku asam dan dapat
mendeskripsikannya dengan baik.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Batuan Beku Asam

Batuan beku asam adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma
secara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses
pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi), proses pembekuan
sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada
batuan beku basa lebih halus dan berwarna terang (felsik) dengan indeks color
<20%. Batuan beku asam memiliki kandungan silica >65%.

Contoh yang digunakan pada batuan beku asam adalah granite dan
granodiorite. Keduanya merupakan batuan beku intrusif. Tekstur pada kedua
batuan tersebut adalah coarse-grained.

Mineral penyusunnya adalah kuarsa, potassium feldspar, plagioclase feldspar,


sodium, biotite,muscovite, dan amphibole. Warna batuan ini tidak begitu gelap,
cenderung terang dengan presentase 0-25%. Berat jenis granit 2,67 dan berat jenis
granodiorite 2,72.

2.2 Deskripsi Batuan

1. Warna Batuan, dibagi menjadi dua yaitu:


a. Warna segar merupakan warna dari batuan yang belum tercampur
dengan lingkungan sekitarnya. Warna segar ini warna di dalam batuan
yang tidak terkena udara luar, biasanya saya harus memecahkannya
terlebih dahulu dengan palu geologi.
b. Warna lapuk, merupakan warna dari batuan yang sudah tercampur
dengan lingkungan sekitarnya. Warna lapuk ini warna batuan yang
tersingkap, warna luarnya.
2. Tekstur
Granularitas atau grain size merupakan besar butir pada batuan tersebut.
Granularitas ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Afanitik: Batuan beku yang berbutir halus dengan besar butirannya
<1mm dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
 Porfiritik: Batuan beku yang berbutir sedang dengan besar
butirannya 1-5mm dan dapat dilihat dengan batuan lup.
 Faneritik: Batuan beku yang berbutir kasar dengan besar butirannya
>5mm dan dapat dilihat dengan mata telanjang.

Derajat Kristalisasi merupakan kecepatan pendinginan magma dimana


terbagi menjadi tiga, yaitu:

 Holohialin: Batuan beku yang keseluruhannya tersusun atas


gelas/massa dasar dikarenakan pendinginannya yang sangat cepat.
 Hipokristalin: Batuan beku yang keseluruhannya tersusun atas
kristas dan gelas. Kristal disini merupakan fenokris dan gelas
merupakan groundmass. Kecepatan pendinginannya menengah.
 Holokristalin: Batuan beku yang tersusun atas kristal dikarenakan
pendinginannya yang lambat.

3. Bentuk Kristal
Merupakan bentuk dari kristal-kristal penyusun batuan itu sendiri, terbagi
menjadi tiga yaitu:
 Euhedral merupakan bentuk kristal yang sempurna.
 Subheral merupakan bentuk kristal sebagian tidak utuh.
 Anhedral merupakan bentuk kristal yang sudah tidak utuh.

4. Keseragaman Butir
Termasuk dalam kemas dimana dilihat pada keseragaman butirannya
yang dibagi menjadi dua yaitu:
 Equigranular dimana ukuran butir pada batuan beku hampir sama.
 Inquigranular dimana ukuran butir pada batuan beku tidak sama.

5. Struktur Batuan Beku


Merupakan proses yang terjadi dari akibat gaya-gaya yang bekerja pada
tubuh batuan.
 Masif: Struktur batuan beku yang memperlihatkan suatu masa
batuan yang terlihat seragam atau monoton.
 Heeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai
lapisan
 Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
polygonal seperti batang pensil.
 Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal, ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan
air.
 Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku.
 Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh
mineral lainseperti kalsit, kuarsa atau zeolite.
 Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.

6. Komposisi Mineral, dimana mendeskripsikan mineral-mineral yang ada


pada batuan tersebut beserta presentasenya.
7. Jenis dan nama batuan, menentukan nama batuan dan juga jenis dari
batuan berdasarkan data-data yang sudah didapat sebelumnya.
8. Genesa merupakan merupakan tempat atau lingkungan dimana suatu
mineral atau batuan terbentuk.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

 ATK.
 Lembar Deskripsi.
 Referensi.

3.2 Langkah Kerja

1. Mencari batuan/sampel yang akan di deskripsi.


2. Mendeskripsi batuan, dan membaginya sesuai dengan jenis batuannya
(batuan beku asam atau batuan beku intermediet).
3. Mencari referensi mengenai batuan (genesa).
4. Menuliskan keterangan pada lembar deskripsi.
BAB IV
PEMBAHASAN

1.Batu Granodiorit

Batu granodiorit merupakan batuan beku asam yang memiliki warna lapuk
Putih Kuning keabu-abuan, warna segar abu-abu, kristalinitas holokristalin,
granularitas afanitik, bentuk anhedral, relasi equigranular, dengan komposisi
mineral yaitu hornblende biotit, ortoklas, dan kuarsa.

Batuan ekstrusif yang ekuivalen dengannya adalah dasit. Granodiorit


mengandung sejumlah besar Natrium (Na) dan kalsium (Ca) yang
kaya plagioklas, K-felspar, kuarsa, dan sejumlah kecil mika muskovit juga
mineral-mineral lebih terang lainnya. Biotit dan amfibol dalam
bentuk hornblende juga lebih melimpah di granodiorit daripada granit, sehingga
dapat dengan mudah dibedakan karena granodiorit menjadi lebih gelap

Granodiorit paling sering digunakan sebagai bahan untuk membangun jalan


raya. Granodiorit juga digunakan untuk material konstruksi, terutama untuk muka
bangunan, trotoar, dan batuan ornamen. Batu rosetta dibuat dari granodiorit

2. Granit

Granit merupakan batuan beku asam yang memiliki warna lapuk kuning,
warna segar abu-abu, kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, bentuk
subhedral, bentuk subhedral, relasi ineqiugranular, struktur masif , dan komposisi
mineral Hornblende, biotit, kuarsa, ortoklas.

Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral
kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Kegunaan Granit sebagai
bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk jalan, jembatan, dll.

3. Monzonit

Merupakan batuan beku asam yang memiliki warna lapuk hitam keabu-abuan,
warna segar jingga, kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, bentuk
subhedral, bentuk subhedral, relasi ineqiugranular, struktur masif, dengan
komposisi mineral Biotit, kuarsa, ortoklas. Merupakan batuan beku yang
membeku lebih lambat. Di gunakan sebagai batu dimensi, pembuatan semen,
konstruksi, untuk pembuatan jalan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Batuan asam tersusun atas biotit, muskovit, plagioklas kaya natrium, feldspar,
potassium feldspar dan kuarsa. Magma asam atau felsik jauh lebih kental
dibanding magma intermediete. Selain itu magma felsik punya kandungan gas
sangat tinggi. Granit adalah contoh batuan batuan intrusif, riolit adalah batuan
felsik ekstrusif. Batuan asam banyak dibentuk di batas konvergen lempeng
samudera ke dalam samudera. Karena viskositasnya tinggi maka magma asam
jarang sampai ke atas permukaan bumi. Namun karena kadar gas tinggi, maka
erupsi magma ini sangat eksplosif menyebabkan muntahan tuffa dan breksi
vulkanik. Viskositas magma asam menghambat pertumbuhan kristal seperti
obsidian yang merupakan pendingan lava asam.

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya di mohon agar praktikan dapat memperhatikan


materi dengan baik agar lebih paham mengenai deskripsi mineral atau batuan.
untuk asisten agar bisa menerangkan materi dengan jelas dan sabar, mengingat
praktikum kali ini di lakukan secara daring yang mana bergantung pada koneksi
jaringan internet dari masing-masing praktikan, sehingga praktikum dapat
berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bonewitz, Ronald Louis. 2005. Rocks & Minerals. London : Smithsonian Project
Coordinators

Clarke, D.B. 1992. Granitoid Rocks. Canada : CHAPMAN AND HALL

Clarke, D.B. 1981. The Mineralogy of Peraluminous Granites. Canada :


Canadian Mineralogist

Grapes, Rodney et al. 2007. Granite Genesis : In situ Melting and Crustal
Evolution. Netherlands : Springer

Hess, Frank. 1917. Tungsten Minerals & Deposits. Washington : United States
Geological Survey

Hurley, Bruce. 2009. Natural Radioactivity in the Geologic Environment. Nevada


: Natural Nuclear Security Administration

Hyndman, Donald. 1972. Petrology of Igneous And Metamorphic Rocks. New


York : Mc Graw Hill Book Company

Anda mungkin juga menyukai