Anda di halaman 1dari 7

Batuan Beku Asam dan Intermediet

Dwi Nurul Annisa

ABSTRAK

Batuan merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang telah mengalami pembekuan. Batuan beru
merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma/lava atau hasil kristalisasi dari
mineral-mineral dalam bentuk agregasi dan interlocking. Tujuan dari praktikum ini yaitu
menentukan tekstur batuan, struktur batuan, nama mineral hingga nama batuan. Pada percobaan
praktikum ini,penentuan nama batuan dapat ditentukan dengan menggunakan klasifikasi Fenton.
Pada klasifikasi Fenton, penentuan nama batuan dapat diidentifikasi dengan melihat warna,
komposisi mineral dominannya, tekstur batuannya serta letak kedalaman saat batuan membeku.
Kata kunci : Batuan beku, Klasifikasi Fenton

PENDAHULUAN batuannya serta letak kedalaman saat batuan

1.1 Ltar Belakang membeku.

Batuan beku asam mengandung silikat lebih TINJAUAN PUSTAKA


besar dari 66% serta kaya akan alkali dan Batuan adalah kumpulan dari mineral-
kurang akan Calsium dan mineral mineral yang melalui proses pemadatan
Ferromagnesium. Batuan beku asam hingga mengalami proses pembekuan.
umumnya berwarna muda atau terang. Batuan terdiri dari mineral yang merupakan
Contohnya : Granit. Batuan beku intermediet padatan homogen yang dibentuk oleh
mengandung mineral silikat antara 52 – 66% senyawa kimia yang teratur.
perbandingan antara mineral-mineral yang
Pada batuan beku disusun oleh enam
kaya akan alkali, kapur dan mineral
kelompok mineral seperti Olivin, Pyroxene,
ferromagnesian sudah mulai terlihat. Batuan
Amphibole, Mika, Feldspar dan Kuarsa.
ini biasanya berwarna terang hingga gelap.
Unsur penyusun batuan beku, yaitu : Si, Al,
1.2 Tujuan Ca, Na, K, Fe, Mg dan O₂. Pernyataan Flint

Tujuan dari praktikum ini yaitu menentukan (1997) yang mengatakan bahwa komposisi

tekstur batuan, struktur batuan, nama magma hasil analisis kimia menunjukkan

mineral hingga nama batuan. Pada kisaran 45% - 75% SiO₂. Batuan dengan

percobaan praktikum ini,penentuan nama kandungan SiO₂ sekitar 50% membentuk

batuan dapat ditentukan dengan batuan basal dan gabro. Batuan dengan

menggunakan klasifikasi Fenton. Pada kandungan SiO₂ sekitar 60% membentuk

klasifikasi Fenton, penentuan nama batuan batuan beku andesit dan diorite. Batuan

dapat diidentifikasi dengan melihat warna, dengan kandungan SiO₂ sekitar 70%

komposisi mineral dominannya, tekstur membentuk batuan riolit dan granit.


Batuan beku memiliki ciri khas memberikan Batuan beku yang terbentuk pada atau dekat
informasi karakteristik lingkungan tektonik dengan permukaan bumi akan menunjukkan
tertentu, memungkinkan rekontruksi tekstur yang berbutir halus yang disebut
tektonik. dengan afanitik. Butiran mineral pada batuan
beku afanitik sangat kecil, sehingga sangat
sulit dibedakan jenis mineralnya dengan
biasa.

Kenampakan yang umum pada batuan beku


afanitik adalah adanya lubang-lubang bekas
keluarnya gas yang bentuknya membundar
atau memanjang yang disebut vesikuler, dan
biasanya terdapat pada bagian luar dari
Gambar 1.1 Batuan Beku aliran lava.
Sumber : www.gurupendidikan.co.id/batuan-
beku/ Batuan beku yang terbentuk jauh di bawah
permukaan akan menghasilkan tekstur
2.1 Batuan Beku Asam
butiran yang kasar dan disebut feneritik.
Batuan yang tergolong dalam batuan beku
Magma yang mengandung beberapa kristal
asam adalah batuan yang mengandung silika
besar mengalami perubahan kondisi
(SiO₂) lebih dari 66%, berwarna terang
lingkungannya, maka sisa dari magma akan
(cerah) karena (SiO₂) yang kaya akan
mengalami pembekuan yang sangat cepat
menghasilkan batuan dengan kandungan
sehingga menghasilkan butiran kristal yang
kuarsa dan alkali feldspar dengan atau tanpa
halus. Batuan yang dihasilkan akan
batuan muskovit. Contohnya Granit dan
menunjukkan kristal-kristal kasar dikelilingi
Ryolit.
atau tertanam pada matrik dari kristal-kristal
2.2 Batuan Beku Intermediet yang membutir halus. Kristal-kristal yang

Batuan intermediet mengandung 52 – 66% besar disebut fenokris, sedangkan matrik

silikat, berwarna gelap karena kaya akan kristal-kristal yang kecil disebut massa

mineral ferromagnesia. Contoh : Diorit dan dasar. Batuan beku yang memiliki tekstur

Andesit. seperti ini disebut dengan batuan beku


porfiritik.
2.3 Tekstur Batuan Beku
Pada beberapa aktivitas gunung api, magma
Tekstur batuan beku digunakan untuk yang setengah pada di lemparkan ke
menggambarkan kenampakan batuan yang atmosfer dan akan mengalami pembekuan
didasarkan pada ukuran (sifat) dan susunan yang sangat cepat. Pembekuan ini akan
kristal-kristal penyusun batuan beku. menghasilkan tekstur gelas. Batuan yang
memiliki tekstur yang seperti ini disebut Praktikum acara 1 dilaksanakan pada hari
dengan obsidian. Kamis, 17 Meret 2022, pukul 09.30 WITA.
Bertempat di Laboratorium Oceanografi,
Beberapa batuan beku dibentuk dari
Jurusan Geografi, Fakultas Matematika dan
konsolidasi fragmen batuan yang berasal
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
dari erupsi gunung api. Material yang
Makassar.
dikeluarkan biasanya berupa debu vulkanik
yang sangat halus. Batuan beku yang 3.4 Alat dan Bahan
disusun oleh fragmen batuan yang seperti ini
Alat :
disebut piroklastik,
 Loup
METODE PENELITAN
 Pensil
3.1 Metode  Pulpen

Metode penelitian yang digunakan adalah  Pensil warna

penelitian analisis dimana pada metode ini Bahan :


studi pustaka dengan mencari sumber jurnal.
 Sampel batuan
Kemudian pengamatan dilakukan pada
sampel batuan beku asam dan intermediet
baik secara penglihatan mata biasa maupun
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan alat bantu loup. Setelah
dilakukan pengamatan, batuan tersebut Sampel 1
dideskripsikan berdasarkan warna, tekstur,
Peraga dengan nomor 2 dalam keaadaan
struktur dan komposisi mineralnya.
segar berwarna abu-abu kekuningan dan
Penentuan nama batuan dengan
dalam keadaan lapuk berwarna kuning
menggunakan klasifikasi Fenton (1940).
kecoklatan. Batuan ini memiliki tekstur
3.2 Diagram Alir kritalinitas yang hipokristalin dan
granularitas yang porfiritik, Fabrik dengan
bentuk euhedral subhedral dan relasinya
inequigranular. Mineral yang terkandung
pada sampel dengan nomor peraga 2, yaitu :
(1) kuarsa dengan warna yang jernih, putih
suram yang bentuknya anhedral, (2) ortoklas
dengan warna putih kepink-pink-an dengan
bentuk euhedral, (3) ampibol, berwarna
hitam dan bentuknya euhedral, (4)
3.3 Waktu dan Tempat plagioklas, berwarna putih tulang dengan
bentuk subhedral. Berdasarkan ciri di atas,
menurut klasifikasi Fenton (1940), batuan subhedral, (3) plagioklas, berwarna putih
ini bernama Granodiorite Porphyri. tulang dan bentuknya euhedral.
Berdasarkann ciri fisik diatas, menurut
klasifikasi Fenton (1940), batuan ini
bernama Quartz Diorite.

Quartz Diorite ini merupakan batu hasil


terobosan batuan beku (intruksi) yang
Granodiorit terjadi dari proses pembekuan
terbentuk dari hasil peleburan lantai
magma yang bersifat asam, sedangkan
samudera yang bersifat mafic pada suatu
bentuk intrusinya berupa sill, korok atau
subduction zone. Biasanya diproduksi pada
batholith. Mineralnya berbutir kasar hingga
busur lingkaran vulkanis dan membentuk
sedang dan berwarna terang menyerupai
suatu gunung didalam cordilleran
granit.
(bersubduksi sepanjang tepi benua, seperti
Granodiorite dapat digunakan tidak pada deretan pegunungan.
hanya sebagai sebagai dekorasi taman, Dan
Berdasarkan penjelasan beberapa sumber,
untuk granit sendiri bisa dipakai sebagai
batuan Quartz Diorite ini digunakan sebagai
bidang acuan dalam berbagai pengukuran
gamestone.
Sampel 2
Sampel 3
Peraga dengan nomor 5 dalam keadaan
Pada peraga nomor 9 dalam keadaan segar
segar berwarna kuning kecoklatan dan
berwarna putih keabu-abuan dan dalam
dalam keadaan lapuk berwarna putih keabu-
keadaan lapuk berwarna kuning kehitaman.
abuan . Batuan ini memiliki tekstur
Batuan ini memiliki tekstur kritanilitas yang
kritalinitas yang holokristalin dan
hipokristalin dan granularitas yang faneritik.
granularitas yang faneritik. Fabrik dengan
Fabrik dengan bentuk subhedral dan
bentuk euhedral dan relasinya
relasinya equigranular. Struktur batuan ini
inequigranular. Struktur batuan ini adalah
ialah masif dengan komposisi mineralnya
masif dengan komposisi mineralnya
antaralain : (1) orthoklas, berwarna putih
antaralain : (1) kuarsa, berwarna jernih,
pink dan bentuknya subhedral, (2) ampibol,
putih dan bentuknya euhedral, (2)
berwarna hitam dan bentuknya euhedral, (3)
amphibole¸berwarna hitam dan bentuknya
plagioklas, berwarna putih keabu-abuan dan plagioklas, berwarna putih tulang dan
bentuknya subhedral. Berdasarkan ciri fisik bentuknya euhedral. Berdasarkan ciri fisik
diatas, menurut klasifikasi Fenton (1940), diatas, menurut klasifikasi Fenton (1940),
batuan ini bernama Monzonite. batuan ini bernama Quartz Dionite
Porphyri.

Quartz Dionite Porphyri terbentuk setelah


magma membeku yang bercampur dengan
Monzonit merupakan batuan beku granular
sedimen hasil pelapukan batuan beku lain.
dengan komposisi antara syenit dan diorite
serta mengandung jumlah kira-kira sama Sampel 5
dari ortoklas dan plagioklas. Batuan ini
Pada peraga nomor 6 dalam keadaan segar
terbentuk oleh pendinginan lambat magma
berwarna putih keabu-abuan dan dalam
bawah tanah yang mengandung silika
keadaan lapuk berwarna abu-abu kehitaman.
sedang dan diperkaya dengan osida logam
Batuan ini memiliki tekstur kritanilitas yang
alkali.
holokrostalin dan granularitas yang faneritik.
Dalam beberapa sumber, monzonite ini Fabrik dengan bentuk euhedral - anhedral
digunakan sebagai batu dimensi, artefak, dan dan relasinya equigranular. Struktur batuan
patung. ini ialah amigdaoidal dengan komposisi
mineralnya antaralain : (1) ampibol,
Sampel 4
berwarna hitam dan bentuknya euhedral, (2)
Pada peraga nomor 7 dalam keadaan segar kuarsa, berwarna putih abu-abu dan
berwarna abu-abu dan dalam keadaan lapuk bentuknya anhedral, (3) muskofit, berwarna
berwarna kuning kecoklatan. Batuan ini kuning kecoklatan dan bentuknya subhedral,
memiliki tekstur kritanilitas yang (4) plagioklas, berwarna putih tulang dan
holokrostalin dan granularitas yang bentuknya euhedral. Berdasarkan ciri fisik
porfiritik. Fabrik dengan bentuk subhedral diatas, menurut klasifikasi Fenton (1940),
dan relasinya equigranular. Struktur batuan batuan ini bernama Quartz Diorite.
ini ialah masif dengan komposisi mineralnya
antaralain : (1) ampibol, berwarna hitam dan
bentuknya euhedral, (2) kuarsa, berwarna
putih dan bentuknya anhedral, (3)
Batu Quartz Diorite ini merupakan batu
hasil terobosan batuan beku (intruksi) yang
terbentuk dari hasil peleburan lantai Granite Pegmatite terbentuk dari hasil
samudera yang bersifat mafic pada suatu pembekuan magma berkomposisi secara
subduction zone. Biasanya diproduksi pada pegmatik yang membeku di dalam dapur
busur lingkaran vulkanis dan membentuk magma dan masuk kedalam jenis batuan
suatu gunung didalam cordilleran beku dalam.
(bersubduksi sepanjang tepi benua, seperti
KESIMPULAN
pada deretan pegunungan.
Berdasarkan hasil praktikum, identifikasi
Berdasarkan penjelasan beberapa sumber,
batuan ini dapat ditentukan dengan
batuan Quartz Diorite ini digunakan sebagai
mengamati warna, tekstur, struktur serta
gamestone
nama mineral untuk menentukan nama
Sampel 6 batuan dari sampel yang telah diamati.

Pada peraga nomor 1 dalam keadaan segar Pada percobaan praktikum ini,penentuan
berwarna abu-abu kehitaman dan dalam nama batuan dapat ditentukan dengan
keadaan lapuk berwarna kuning kecoklatan. menggunakan klasifikasi Fenton. Pada
Batuan ini memiliki tekstur kritanilitas yang klasifikasi Fenton, penentuan nama batuan
holokrostalin dan granularitas yang faneritik. dapat diidentifikasi dengan melihat warna,
Fabrik dengan bentuk subhedral - anhedral komposisi mineral dominannya, tekstur
dan relasinya equigranular. Struktur batuan batuannya serta letak kedalaman saat batuan
ini ialah masif dengan komposisi mineralnya membeku.
antaralain : (1) ampibol, berwarna hitam dan
DAFTAR PUSTAKA
bentuknya subhedral, (2) kuarsa, berwarna
putih dan bentuknya anhedral, (3) ortoklas, Alexandros Andreas, Ardian Putra (2018).
berwarna putih, pink dan bentuknya Perbandingan Karakteristik Batuan
subhedral. Berdasarkan ciri fisik diatas, Beku Erupsi Gunung Gamalama dan
menurut klasifikasi Fenton (1940), batuan Gunung Talang. Jurnal Fisika
ini bernama Granite Pegmatite. Unand Vol. 7, No. 4, Oktober 2018,
293-294
Marlina K. (2019). Analisis Pengaruh
Batuan Dasar Sebagai Pembentuk
Keasaman Di Sekitar Lokasi
Penambangan Batu Bara Di PT BNJM
SITE Bahalang Desa Lalap Kabupaten
Barito Timur. Jurnal INTEKNA,
Volume 19, No. 2, Nov 2019: 69 – 133
Muhammad Irvan Sultoni, Bambang
Hidayat & Andri Slamet Subandrio.
(2019). Klasifikasi Jenis Batuan Beku
Melalui Citra Berwarna Dengan
Menggunakan Metode Local Binnary
Pattern dan K-Nearst Neighbor. Jurnal
TEKTRIKA, Vol.4, No.1, Januari 2019
Dewi Sartika, Reza Gunawan, Akmal Muhni
& Fahri Adrian. (2022). Petrogenesis
Batuan Beku di daerah Siron Krueng
dan sekitarnya, Kecamatan Kuto Cot
Glie, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi
Aceh. J.Aceh Phys. Soc 11 (1) 8-16
2022

Anda mungkin juga menyukai